BAB 2 - Library Binus

advertisement
7
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1
State of the Art
Berikut merupakan landasan dan sumber informasi yang digunakan
dalam melakukan penelitian mengenai Analisis Komunikasi Dalam Tim Pada
Event
Perlombaan
Commmunication
in
Media
Now
Marketing
Communication Binus University yang terdiri dari 3 (tiga) jurnal internasional
dan 2 (dua) jurnal nasional :
Tabel 2.1 State of The Art (Jurnal Nasional dan Internasional)
No.
Nama Peneliti
Tahun
1.
Poppy Lauretta
2013
Judul
Hasil
Perbandingan
Distributed
Penelitian ini
Penelitian yang
McLeod,
People and
berfokus pada
dilakukan Poppy
Department of
Distributed
pertukaran
Lauretta
Communication
Information
informasi dan
berfokus pada
Cornell
(Vigilant
pengambilan
virtual team
University, 325
Decision-
keputusan dan
dalam
Kennedy Hall,
Making in
kinerja yang
melakukan
Ithaca, NY
Virtual
terdapat pada
pertukaran
14853, USA.
Team)
virtual team
imformasi dan
berdasarkan
pembagiaan
geografis sub
tugas sedangkan
anggota tim.
penelitia ini
Tidak
berfokus
ditemukan
mengenai
adanya
bagaimana
kesulitan
proses
dalam
komunikasi yang
pembagian
terjadi dalam tim
tugas dan
pada sebuah
interaksi antar
event
(SAGE
JournalsSmall Group
Research)
7
8
anggota tim.
perlombaan.
Interaksi dan
pembagiaan
tugas
berdasarkan
distribusi
kelompok fisik
untuk
mengetahui
seperti apa
komunikasi
dalam tim yang
terjadi pada
sebuah event
perlombaan.
2.
Rebekka
2013
Analisis
Penelitian ini
Penelitian yang
Rismayanti, S.
Dinamika
menggunakan
dilakukan
I. Kom,
Komunikasi
studi
Rebekka
Fakultas Ilmu
Tim Kerja
deskriptif
berfokus pada
Sosial dan Ilmu
Public
kualitatif
studi deskriptif
Politik
Relations
terhadap kerja
tim kerja public
Universitas
Berdasarkan
tim Public
relations dengan
Atmajaya,
GroupthinkT
Relations
menggunakan
Yogyakarta
heory. Studi
dengan
group think
Deskriptif
menggunakan
theory dalam
Kualitatif
group think
perencanaan
terhadap
theory. Hasil
event. Penelitian
Kerja Tim
penelitian
ini juga
Public
menunjukkan
menggunakan
Relations
bahwa
studi deskriptif
dalam
komunikasi
dalam sebuah
Perencanaan
tim sebagaian
event tetapi
Event Malam
besar
menggunakan
9
Pergantian
mengalami
teori hubungan
Tahun Baru
gejala group
manusiawi
2013 di Hotel
think tetapi
dalam
Jayakarta
tetap terjaga
komunikasi tim.
Lombok)
keutuhan dan
(E-Journals
Fakultas Ilmu
Komunikasi-
tugas dapat
dilaksanakan
dengan baik.
Universitas
Atma Jaya,
Yogyakarta)
3.
H. Frank
Effective
Penelitian ini
Penelitian yang
Cervone,
Communicati
berfokus pada
dilakukan oleh
Cervone
on for
keefektifan
Frank
and
Project
komunikasi
menitikberatkan
Associates,
Success
dalam sebuah
pada kegagalan
projectserta
yang terjadi
mengkaji
dalam
kegagalan
membangun
yang muncul
komunikasi
dari berbagai
dalam tim yang
faktor agar
efektif
dapat
sedangkan
dihindari.
penelitian ini
Hasil
berfokus
penelitian ini
mengenai
menunjukkan
bagaimana
tim project
proses
dapat
komunikasi dan
menghindari
strategi
kesalahpaham
komunikasi yang
Chicago,
Illinois,
USA.
2014
(JurnalEmera
ld
Insight-
Group
Publishing
Limited)
10
4.
an yang
digunakan dalam
sederhana.
tim
Pelatihan
Penelitian ini
Penelitian yang
Fakultas
Pembentukan
berfokus pada
dilakukan M.
Psikologi,
Tim untuk
kekompakkan
Bachroni
Universitas
Meingkatkan
yang menjadi
menitikberatkana
Gajah Mada,
Kohesivitas
faktor
da kohesivitas
Yogyakarta
Tim pada
efektivitas
sebuah tim
Kopertis V
kerja sebuah
melalui peran
Yogyakarta
tim dalam
pelatihan,
institusi.
sedangkan
Tujuan dari
penelitian ini
penelitian ini
berfokus pada
adalah
bagaimana
mengetahui
komunikasi yang
peran
terjadi dalam tim
pelatihan
khusunya dalam
dalam
sebuah event.
membangun
Metode yang
dan
digunakan oleh
meningkatkan
penelitian M.
kekompakkan
Bachroni adalah
karyawan.
kuantitatif
Metode yang
dengan analisis
digunakan
statistik,
yaitu
sedangkan
kuantitatif
penelitian ini
melalui
menggunakan
analisis
metode kualitatif
statistik.
deskriptif.
M. Bachroni,
2011
(JurnalPsikol
ogi,
Universitas
Gajah Mada)
11
5.
Katayanagi
2011
Efficient
Penelitian ini
Penelitian yang
R., Dept.
Team
berfokus pada
dilakukan
Of
Formation
pembentukan
Katayanagi
Comput.
Based on
tim melalui
berfokus pada
Sci & Eng.,
Learning and
reorganisasi
bagaimana
Waseda
Reorganizati
yang dinamis
pembentukan tim
University
on and
dengan
yang efektif
Tokyo,
Influence of
mempertimba
melalui
Japan
Communicati
ngkan
reorganisasi
on Delay
keterlambatan
sedangakan
komunikasi
penelitian ini
dalam sistem
berfokus
multi-agent.
mengenai
Hasil
komunikasi
penelitian ini
dalam tim yang
menunjukkan
terjadi para
bahwa
sebuah event.
reorganisasi
Penelitian ini
melalui pola
ingin
generasi tugas
menggambarkan
dapat
proses
meningkatkan
pengembangan
kinerjadan
dan mengetahui
meningkatkan
strategi
tingkat
komunikasi
keberhasilan
dalam tim yang
pembentukan
digunakan.
(IEEE
XploreDigital
Library)
tim dalam
lingkungan
yang dinamis.
12
2.2
Landasan Konseptual
2.2.1
Komunikasi Organisasi
2.2.1.1 Definisi Komunikasi Organisasi
R. Wayne dan Don F. Faules yang dialihbahasakan oleh
Mulyana
dalam
Komunikasi
Organisasi
(Ruliana,
2014)
mengemukakan definisi fungsional komunikasi organisasi sebagai
suatu pertunjukkan dan penafsiran pesan di dalam unit-unit
komunikasi yang bersifat hierarkis antara satu dengan yang lainnya.
Unit-unit komunikasi ini merupakan bagian dari suatu organisasi yang
dapat saling berhubungan dan berfungsi dalam lingkungan organisasi.
Bagian-bagian dalam organisasi ini dapat menciptakan pesan untuk
kemudian ditafsirkan oleh individu lainnya dan menciptakan sebuah
pesan yang baru. Posisi dalam jabatan dapat menentukan komunikasi
yang digunakan.
Goldhaber dalam Komunikasi Organisasi (Ruliana, 2014)
mengemukakan berbagai perspektif definisi komunikasi organisasi,
yaitu :
1.
Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem yang terbuka
di mana setiap bagian-bagiannya dapat dipengaruhi oleh
lingkungannya baik internal maupun eksternal. Lingkungan yang
mempengaruhi organisasi dapat berasal dari internal seperti
budaya yang ada dalam organisasi, sedangkan yang berasal dari
eksternal seperti faktor ekonomi, media, pemerintahan, politik
dan pihak-pihak luar yang bekerjasama dengan organisasi.
2.
Komunikasi organisasi melibatkan orang-orang dengan sikap,
perasaan, hubungan, dan kemampuan mereka. Organisasi yang
terdiri dari orang-orang yang berbeda-beda dan melakukan
pekerjaan secara bersama-sama melibatkan sikap mereka satu
sama lain, perasaan, hubungan satu sama lain, dan keahlian
mereka masing-masing baik dalam melakukan pekerjaan individu
maupun bekerjasama dengan bagian-bagian dalam organisasi.
13
3.
Komunikasi melibatkan pesan, saluran, tujuan, arah dan media.
Setiap organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai, dan arah
yang harus diikuti untuk menjalankan tugas dalam setiap
bagiannya melalui pesan, saluran komunikasi yang ada dan media
yang digunakan untuk berkomunikasi antara setiap bagian.
4.
Komunikasi organisasi adalah proses penciptaan dan pertukaran
pesan yang terjadi dalam satu jaringan hubungan yang saling
mempengaruhi satu sama lain. Hubungan ini terjadi untuk
mengatasi lingkungan yang tidak stabil dan selalu berubah-ubah.
Kesimpulan dari perspektif yang dikemukakan Goldhaber
menyatakan bahwa komunikasi organisasi sebagai sistem terbuka,
setiap bagian didalamnya saling berhubungan satu sama lain. Setiap
bagian tersebut mempunyai hubungan saling ketergantungan dan
dipengaruhi oleh lingkungan baik secara fisik maupun faktor sosial.
2.2.1.2 Komponen Komunikasi Organisasi
Dalam komunikasi organisasi, terdapat beberapa komponen
yang penting untuk diperhatikan (Ruliana, 2014), diantaranya :
1.
Jalur komunikasi internal yang melibatkan seluruh bagian
organisasi; komunikasi eksternal yang melibatkan pihak luar
organisasi seperti pemegang saham, konsumen supplier, media,
pemerintahaan, dan lain-lain.
2.
Jalur komunikasi atas-bawah dan bawah-atas yang melibatkan
struktur organisasi antara atasan dan bawahan; komunikasi
horizontal yang melibatkan hubungan antara bagian organisasi
yang memilki posisi atau level yang sama;dan komunikasi
diagonal yang melibatkan hubungan antara bagian organisasi
yang berasal dari unit kerja yang berbeda dan mempunyai posisi
atau level yang berbeda pula. Komunikasi diagonal dapat
mengakomodasi hubungan secara fungsional yang memerlukan
koordinasi.
14
3.
Induksi, melibatkan berbagai kebijakan dan prosedur yang ada
dalam perusahaan, orientasi tersembunyi dari para karyawan,
serta keuntungan para karyawan.
4.
Saluran, meliputi media elektronik (e-mail, internet), media
cetak (memo, surat, buletin) dan tatap muka.
5.
Rapat, antara lain briefing, rapat para staff, rapat proyek, dan
dengar pendapat umum.
6.
Wawancara, meliputi seleksi karyawan, penampilan kerja dan
promosi karir.
Jadi, dalam sebuah organisasi terdapat berbagai komponen yang
harus diperhatikan dalam membina komunikasi agar berjalan dengan
baik antara setiap bagian-bagian organisasi yang saling bekerjasama
untuk mencapai tujuan perusahaan. Setiap anggota harus menyadari
komponen tersebut seperti komunikasi internal yang melibatkan
bagian-bagian dalam organisasi dan komunikasi eksternal yang
melibatkan pihak luar dalam organisasi yang bekerjasama dengan
organisasi. Komunikasi yang terjadi dalam organisasi dipengaruhi
oleh jabatan dan pekerjaan yang dijalankan masing-masing bagian
seperti komunikasi ke bawah yang melibatkan atasan dengan
bawahannya. Sebaliknya komunikasi ke atas melibatkan komunikasi
bawahan dan atasan yang mempunyai pesan dan komunikasi yang
berbeda.
2.2.1.3 Tujuan Komunikasi Organisasi
Menurut Koontz (dalam Moekijat, 1993) dalam Komunikasi
Organisasi
(Ruliana,
2014)
menyebutkan
tujuan
komunikasi
organisasi adalah mengadakan perubahan dan mempengaruhi
tindakan yang mengarah pada kesejahteraan perusahaan. Komunikasi
merupakan komponen penting dalam menjalankan fungsi internal
perusahaan seperti menyatukan fungsi-fungsi manajerial seperti
perencanaan (planning), perorganisasian (organizing), penyusunan
karyawan
(staffing),
pengarahan
(directing),
dan
melakukan
15
pengawasan (controlling). Selain itu, komunikasi organisasi juga
dapat menghubungkan perusahaan dengan lingkungan ekternalnya
melalui pertukaran informasi. Komunikasi tersebut dapat membuat
para manajer mengetahui kebutuhan pelanggan, tersedianya leveransir
tuntutan dari pemegang saham, asosiasi bisnis untuk mengadakan
kerjasama, peraturan pemerintah dan perhatian masyarakat luas.
Proses manajemen yang telah dijelaskan seperti gambar dibawah ini.
Planning
Organizing
Staffing
Directing
Controlling
Communication
Eksternal Environment :





Government
Consumen/Customer
Purveyor
Society
Business Association
Gambar 2.1 Proses Manejemen dalam Komunikasi Organisasi
MANAGEMENT PROCESS
Sumber : Komunikasi Organisasi (Ruliana, 2014)
Gambar diatas memperlihatkan bahwa komunikasi merupakan
komponen penting dalam organisasi. Tanpa adanya komunikasi,
organisasi tidak akan berfungsi dan berjalan dengan baik. Fungsi
manajerial
yang
telah
ditentukan
oleh
perusahaan
harus
dikomunikasikan kepada seluruh karyawan dan terdapat berbagai cara
untuk berkomunikasi baik dengan publik internal dan eksternal untuk
menciptakan hubungan yang baik.
16
2.2.1.4 Fungsi Komunikasi Organisasi
Terdapat 2 (dua) fungsi komunikasi organisasi (Ruliana,
2014), diantaranya :
A. Fungsi umum
1.
Menyampaikan atau memberikan informasi kepada individu
atau kelompok mengenai bagaimana cara melakukan suatu
pekerjaan sesuai dengan kompetensi yang dimliki. Pekerjaan
sesuai dengan diskusi yang dijalankan seperti ada yang telah
diberikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2.
Menentukan
pekerjaan
apa
saja,
bagaimana
membagi
pekerjaan tersebut, siapa yang mempunyai wewenang serta
menentukan
bagaimana
cara
dalam
menangani
dan
memanfaatkan sumber daya manusia. Pembagian kerja
didasarkan pada kemauan dan kesempatan waktu yang
dimiliki.
3.
Menjual gagasan, ide, fakta, pendapat dan sikap organisasi
terhadap sesuatu yang merupakan subjek layanan. Individu
dapat saling memberikan ide atau tanggapan terkait proses
pelaksanaan tugas.
4.
Meningkatkan kompetensi karyawan dan kemampuan mereka
tentang bagaimana menceritakan informasi yang didapat
melalui interaksi mereka dengan bagian-bagian lain dalam
organisasi. Melalui interaksi yang terjadi antara individu dapat
membantu mempermudah jalannya pekerjaan untuk mencapai
tujuan bersama.
B. Fungsi khusus
1.
Membuat para karyawan menciptakan dan
menangani
hubungan satu sama lain dalam meningkatkan produk
organisasi. Melalui hubungan yang baik diantara para anggota
dalam organisasi dapat terjalin koordinasi yang baik.
17
2.
Membuat para karyawan melibatkan diri ke dalam isu-isu
organisasi dan menafsirkannya menjadi tindakan tertentu
dibawah perintah.
3.
Membuat para karyawan memiliki
kemampuan dalam
menangani dan mengambil keputusan dalam sebuah keadaan
yang tidak pasti.
2.2.2
Teori Hubungan Manusiawi
Teori hubungan manusiawi ini diperkenalkan oleh Elton Mayo dengan
sebutan studi Hawthone (Pace dan Faules, 2006) dalam Komunkasi
Organisasi (Ruliana, 2014) yang mengidentifikasikan beberapa isu yang
berkaitan dengan kemanusiaan yang penting dalam komunikasi organisasi.
Studi ini mempunyai 3 (tiga) implikasi kunci
yang memberikan
pengembangan pada teori hubungan manusia yang dipelajari dalam
komunikasi organisasi.
1. Hal terpenting dalam komunikasi organisasi adalah bagaimana komunikasi
mempunyai pengaruh terhadap perilaku setiap anggota organisasi;
2. Pengaruh positif wawancara pada komunikasi ke atas (upward) atau
komunikasi ke bawah (downward) dan sebaliknya yang dilakukan para
pekerja ke atasan sebagai bagian dari aktivitas organisasi yang berguna;
3. Norma-norma sosial pekerja yang mengarahkan pada identifikasi adanya
pengaruhi saluran informal dari komunikasi pada anggota-anggota
organisasi. Teori hubungan manusiawi melihat komunikasi informal yang
terdapat dalam komunikasi organisasi.
Terdapat dua kesimpulan umum dari studi Hawthorne atau efek
Hawthorne (the hawthorne effect). Pertama, perhatian terhadap orang-orang
yang mengubah sikap dan perilaku mereka. Kedua, moral dan produktivitas
kerja dapat meningkat jika karyawan mempunyai kesempatan untuk saling
berinteraksi satu sama lain (Ruliana, 2014).
Dalam Dasar-Dasar Ilmu Organisasi, Wursanto (2005) menjelaskan
bahwa hubungan kemanusiaan ini bersifat psikologis. Artinya hubungan
18
antara seseorang dengan orang lain dalam suatu organisasi bertujuan untuk
memberikan kepuasan hati para anggota atau pegawai sehingga mereka
mempunyai motivasi dan semangat kerja dan disiplin yang tinggi. Hubungan
yang saling dibentuk oleh individu yang ada dalam organisasi ini dapat
menimbulkan kepuasan psikologis, moral, motivasi sehingga dapat
mendukung jalannya organisasi untuk mencapai tujuannya.
Studi hubungan manusiawi yang dijelaskan diatas menggambarkan
bagaimana sebuah organisasi yang terdiri dari bagian dan unit-unit tersendiri
saling berhubungan satu sama lain. Hubungan tersebut didasari oleh nilainilai yang dimiliki manusia seperti rasa kepedulian, perhatiaan dan
menekankan perasaan ketika bertingkah laku baik formal maupun informal
kepada atasan, bawahan, maupun sesama rekan kerja.
2.2.3
Komunikasi Kelompok
Komunikasi adalah proses melalui mana individu dalam hubungan,
kelompok,
organisasi,
dan
masyarakat
dengan
menciptakan
dan
menggunakan informasi untuk berhubungan satu sama lain (Brent, 2006).
Komunikasi kelompok yaitu komunikasi yang berlangsung diantara anggota
suatu kelompok yang memiliki tujuan yang sama (Ruliana, 2014). Kelompok
yang terdiri dari individu-individu tersebut saling berinteraksi dan bergantung
satu sama lain demi mencapai tujuan bersama. Dalam komunikasi kelompok
itu sendiri melibatkan komunikasi antarpribadi yang mencakup sikap
personal yang dimiliki tiap individu dalam kelompok.
West and Turner (2009) menyebutkan bahwa terdapat 2 (dua) jenis
kelompok yaitu kelompok pemecahaan masalah dan kelompok yang
berorientasi pada tugas. Kelompok pemecahan masalah merupakan
sekelompok orang yang tugas utamanya adlaah mengambil keputusan dan
memberikan rekomendasi kebijakan. Sedangkan kelompok yang berorientasi
pada tugas yaitu sekelompok orang yang tujuan utamanya adalah
menyelesaikan tugas.
Sunyoto dan kawan-kawan (2015) mendefinisikan bahwa kelompok
yang sudah matang dan terdiri dari orang-orang yang saling bergantung dan
19
memiliki motivasi untuk mencapai tujuan tertentu merupakan tim. Sedangkan
menurut Rothwell (2010) tim merupakan kelompok yang dibuat khusus untuk
mencapai tujuan tertentu. Kedua pernyataan diatas memiliki arti yang sama
bahwa individu yang ada didalam tim adalah individu yang dipilih secara
khusus dan memiliki kematangan dengan saling bergantung untuk mencapai
tujuan.
Tim terdiri dari orang-orang yang saling bergantung dan memiliki
motivasi untuk mencapai tujuan tertentu. terdiri dari anggota yang
mempunyai satu tujuan dengan pengetahuan, ragam pengalaman, dan
kolaborasi energi yang dimiliki anggota tim (Goodall and Schiefelbein,
2010). Tiap anggota harus menyadari bahwa keberhasilan individu mereka
tergantung pada sinergi yang diberikan dalam tim ini. Sinergi berarti proses
dimana berbagai sudut pandang dapat diberikan dalam menghadapi suatu
permasalahan (West and Turner, 2009). Komunikasi dalam tim dapat
digambarkan melalui penjelasan diatas. Komunikasi terjadi ketika tim dapat
menyadari bahwa pengetahuan bersama, keragaman pengalaman, dan energi
kolaboratif dapat mengakomodasi tim dengan sumber daya yang kuat
(Goodall and Schiefelbein, 2010).
Sunyoto dan kawan-kawan (2015) mendefinisikan tim adalah
kelompok yang sudah matang, terdiri dari orang-orang yang saling
bergantung dan memiliki motivasi untuk mencapai tujuan tertentu.
Sedangkan menurut Rothwell (2010) Tim adalah kelompok yang dibuat
khusus untuk mencapai tujuan tertentu. Kedua pernyataan diatas memiliki arti
yang sama bahwa individu yang ada didalam tim adalah individu yang dipilih
secara khusus dan memiliki kematangan dengan saling bergantung untuk
mencapai tujuan.
2.2.3.1 Groupthink
Groupthink merupakan teori yang diasosiasikan dengan komunikasi
kelompok. Jenis kelompok baik itu kelompok pemecahan masalah dan
kelompok orientasi tugas memiliki tujuan utama yaitu mengambil keputusan
dan memberikan kebijakan (Wesst and Turner, 2009).
20
Terdapat 3 (tiga) asumsi penting dalam teori ini (West and Turner,
2009) yaitu:
1. Teori ini berhubungan dengan kohevitas kelompok. Kohevitas sendiri
merupakan batasan dimana anggota-anggota kelompok bersedia untuk
bekerjasama. Hal tersebut menggambarkan bahwa dalam sebuah kelompok
baik kecil maupun besar mengandung rasa emosional yang tinggi.
2. Pemecahan masalah pada intinya merupakan proses penyatuan. Proses
pemecahan yang terjadi dalam kelompok dapat mendukung pemeliharaan
kelompok dengan mempertimbangkan pemikiran yang dapat menjadi
sumber informasi.
3. Pengambilan keputusan oleh kelompok bersifat kompleks. Asumsi ini
menggarisbawahi
mengenai
sifat
dasar
sebuah
kelompok
dalam
mengambil keputusan dengan berorientasi pada pendapat masing-masing
anggota yang tergabung dalam forum atau diskusi kelompok.
2.2.3.2 Tahapan PengembanganTim
Kinerja sebuah tim tergantung pada pembelajaran masing-masing
anggota tim dan bagaimana mereka bekerjasama dan berkomunikasi satu
sama lain. Tahapan pengembangan komunikasi dalam tim menurut BW
Tuckman (Elearn, 2005) ada 4 (empat) tahap, yaitu :
1.
Forming
Tahap forming merupakan tahap awal bagi anggota tim. Tahap
ini adalah tahap anggota tim mulai mengenali tim secara keseluruhan.
Mereka akan cenderung berhati-hati, cemas dan menerima apa yang
diperintahkan oleh pimpinanan. Ivancevich, Konopaske, Matteson
(2008) mengungkapkan bahwa dalam tahap ini masing-masing
anggota tim diliputi rasa ketidakpastian mengenai tujuan, struktur, dan
kepemimpinan dalamtim. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini
berfokus pada bagaimana anggota tim mendefinisikan objektif, peran,
dan tugas masing-masing anggota dalam tim. Interaksi yang terjadi
berkaitan dengan proses adaptasi anggota tim. Semakin beragam
anggota tim, semakin membutuhkan waktu yang lama untuk melewati
21
tahap ini. Tahap ini akan dikatakan berhasil apabila masing-masing
anggota tim mulai mempunyai pandangan yang sama bahwa mereka
merupakan bagian dari sebuah tim. Anggota tim akan mulai mencari
identitas tim mereka dan mengenali lingkungan sekitarnya serta mulai
mendefinisikan tujuan yang akan dicapai baik tim maupun individu itu
sendiri.
2.
Storming
Tahap ini adalah tahap dimana anggota tim mulai memahami
peran dan tujuan mereka sehingga mereka lebih percaya diri.
Kepercayaan diri tersebut dapat membuat mereka melihat diri mereka
sendiri sebagai bagian dari tim. Mereka akan mulai mengerahkan
kemampuan dan keahlian yang dimiliki untuk dapat berkontribusi dan
bekerjasama dengan anggota tim lainnya. Tahap ini juga berkaitan
dengan berbagai konflik dan konfrontasi yang terjadi dalam tim.Tahap
ini mengikutsertakan tindakan setuju atau tidak setuju anggota ketika
membahas tugas dan tanggungjawab dalam tim.
Anggota tim masing-masing memutuskan tugas apa yang
mereka ingin kerjakan, beberapa diantaranya akan saling mengontrol
satu sama lain. Konflik yang terjadi dalam tahap ini harus dapat
diselesaikan dengan baik untuk menghindari pengaruh buruk yang
dapat mengakibatkan tim tidak dapat meneruskan ke tahap
selanjutnya. Selain peran dan tanggungjawab apa yang diambil oleh
masing-masing anggota tim, tahap ini juga menekankan pemecahan
masalah yang perlu dilakukan dengan mengumpulkan berbagai ide
dan pendapat anggota tim (Ivancevich, Konopaske, Matteson, 2008).
3.
Norming
Tahap ini meliputi komitmen yang telah dibentuk oleh anggota tim.
Proses diskusi pada tahap storming dapat memperkuat identitas yang
ada pada tim berdasarkan tanggungjawab yang harus dipenuhi.
Norma-norma kelompok mulai muncul dan kemudian menciptakan
identitas
budaya
tim
itu
sendiri.
Pada
tahap
ini
mulai
22
mengidentifikasikan adanya perkembangan yang signifikan dengan
adanya kerjasama dan kolaborasi antar anggota tim. Pertukaran
informasi, penerimaan setiap pendapat yang berbeda, berperan aktif
untuk mencapai tujuan tim. Tahap ini membentuk komitmen,
perhatian, dan perasaan pada identitas tim. Pembentukan aturan yang
telah disepakati bersama baik itu oleh pimpinan maupun anggota tim
(Ivancevich, Konopaske, Matteson, 2008).
4.
Performing
Tahap ini merupakan tahap ini anggota tim melaksanakan
seluruh fungsinya. Anggota tim telah berkomitmen penuh untuk
melakukannya dan bertanggungjawab terhadap kewajibannya yaitu
dengan melaksanakan tugas yang telah diberikan. Struktur tim telah
dibuat dan masing-masing anggota tim mempunyai peran yang sesuai.
Koordinasi dan komunikasi yang dilakukan akan lebih kuat pada
tahap ini. Tugas dan kegiatan yang telah menjadi tanggungjawab
masing-masing tim akan saling memperngaruhi satu sama lain.
Sehingga pada tahap ini tim fokus pada kekuatan, tindakan dan
komitmen untuk menyelesaikan tugas yang telah diberikan dengan
saling bekerjasama satu sama lain (Ivancevich, Konopaske, Matteson,
2008).
2.2.3.2 Strategi dalam mengatur sebuah Tim
Sebuah tim terdiri dari anggota yang saling berbagi tujuan bersama.
Keberhasilan sebuah tim dilakukan melalui pengetahuan, keberagamaan
pengalaman dan kolaborasi sinergi yang dibagi tiap anggota dalam tim.
Keberhasilan individu dalam tim tergantung pada sinergi tim tersebut.Sebuah
tim harus mempunyai tujuan yang jelas dan peran masing-masing anggota
dalam tim. Strategi yang digunakan untuk mengatur kegiatan dalam sebuah
tim (Goodall and Schiefelbein, 2010) :
A.
Mengembangkan Strategi Kepemimpinan Efektif
Keberhasilan pemimpin tidak hanya bergantung ada tugas-tugas
manajerial tetapi juga pada bagaimana pemimpin mengatur jalannnya
komunikasi dalam tim, yang meliputi :
23
1. Memilih anggota tim;
Salah satu faktor kunci keberhasilan sebuah tim adalah
masing-masing anggota tim dapat memahami peran dan
kontribusi apa yang akan mereka berikan dalam tim. Pemimpin
harus dapat memastikan tiap peran dan tugas yang diberikan
kepada tiap anggota tim. Pembagian peran dan tugas yang sesuai
akan meningkatkan partisipasi tiap anggota tim.
2. Memastikan tujuan;
Pemimpin yang efektif harus menyadari bahwa anggota tim
harus dapat mengetahui prioritas dan tugas apa yang harus
dikerjakan. Hal ini merupakan tanggung jawab seorang pemimpin
dalam membantu setiap anggota tim untuk memastikan hal-hal
apa saja yang menjadi prioritas tim, tugas-tugas tiap anggota, dan
tujuan tim agar dapat terlaksana. Tujuan yang ditetapkan pada
awal pembentukan harus dapat didistribusikan kepada anggota
tim sehingga mereka mengetahui kewajiban yang harus mereka
penuhi.
3.
Memfasilitasi komunikasi;
Peran pemimpin tim adalah untuk membantu anggota tim
dalam memahami tujuan perusahaan, objektif, dan kegiatan yang
dilakukan. Dalam mengkomunikasikan tujuan, objektif, dan
kewajiban serta hak mereka adalah dengan menfasilitasi
komunikasi yang terjadi. Komunikasi tersebut dapat dibangun
dengan fasilitas komunikasi yang ada sehingga dapat melakukan
koordinasi dengan dua arah atau satu arah. Fasilitas komunikasi
yang disediakan dapat membantu para anggota tim dalam
memberi dan menerima informasi yang berguna bagi pencapaian
tujuan tim.
4.
Menyediakan informasi;
Keberhasilan kepemimipinan dalam tim yaitu
pemimpin
harus dapat menyalurkan informasi dan menyediakan informasi
agar dapat didapat setiap anggota tim baik itu internal maupun
ekternal tim. Penyaluran dan pemberian informasi ini dapat
meningkatkan keterbukaan dalam sebuah tim. Pemimpin juga
24
harus mengetahui berbagai bentuk percakapan anggota tim baik
dalam bentuk verbal atau melalui elektronik seperti handphone,
email, dan lain-lain. Informasi yang didapatkan dapat membantu
tim dalam membuat keputusan, mencapai tujuan, dan membangun
konsensus.
5.
Membangun konsensus;
Seorang pemimpin harus menyadari bahwa sebuah tim terdiri
dari individu-ndividu yang berbeda. Pemimpin juga harus
menggerakan individu-individu tersebut secara bersama-sama
untuk mencapai tujuan dan membangun pemahaman di antara
mereka. Jika terjadi sebuah konflik, pemimpin harus dapat :
a. Menempatkan konflik dengan segera untuk diatasi
sebelum menjadi besar;
b. Meminta persetujuan dari para anggota tim;
c. Meminta anggota tim untuk saling mendengarkan pendapat
masing-masing;
d. Membuat jadwal dan tugas untuk meredakan konflik.
6. Pembagian tugas;
Fungsi penting dari seorang pemimpin adalah harus dapat
membuat dan membagi tugas kepada para anggota tim. Pemimpin
harus dapat mengarahkan anggota tim untuk melakukan tugastugas tersebut berdasarkan kemampuan masing-masing untuk
mencapai tujuan bersama. Dengan membuat tugas yang jelas dan
membuat batas waktu tugas tersebut dapat membantu pemimpin
untuk mengevaluasi sejauh mana kontribusi dan pengaruh yang
diberikan tiap anggota kepada tim.
7.
Evaluasi, Meringkas, dan Melaporkan;
Sebuah tim tidak dapat berhasil tanpa adanya seorang yang
membantu
mengevaluasi,
menyimpulkan,
dan
melaporkan
kemajuan dalam tim. Pemimpin yang efektif secara rutin
mengevaluasi kemajuan tim baik formal maupun informal seperti
membaca laporan mingguan, mendengarkan input anggota tim
25
dalam rapat atau meninjau kembali kinerja yang telah dilakukan
anggota tim. Setelah evaluasi dilakukan, langkah selanjutnya
adalah melaporkannya kembali kepada anggota tim sehingga
mereka dapat mengetahui dan akan mengevaluasi kembali ketika
ada hal yang dirasa kurang tepat.
8.
Merayakan keberhasilan.
Pemimpin tim perlu mengenal dan memahami keberhasilan
individu dan tim serta merayakan keberhasilan tersebut.
Merayakan keberhasilan dapat melalui berbagai cara seperti
pengumuman dalam rapat organisasi atau tim, memberikan
bonus, kompensasi, atau mengadakan pesta atas terlaksananya
kerja tim. Pemberian reward ini akan dapat menambah motivasi
anggota tim dalam melakukan tugas-tugas yang diberikan.
B.
Membuat strategi outline partisipasi tim
Pembentukan outline strategi dalam melaksanakan kegiatan
dalam tim. Kegiatan ini akan meningkatkan partisipasi aktif masingmasing anggota tim baik secara internal maupun eksternal. Dalam
strategi internal yang dilakukan oleh anggota tim berdasarkan tugas
dan jobdesk yang diberikan sedangkan untuk eksternal dalam tim
untuk dapat memberikan gambaran sejauh mana kegiatan telah
berjalan dan untuk mengetahui hal apa saja yang dibutuhkan agar
mendukung terlaksananya kegiatan tim tersebut.
C.
Menetapkan kriteria anggota tim
Pemilihan anggota tim harus sesuai dengan tugas yang akan
dijalankan dalam sebuah proyek. Dalam menjalankan setiap tugas,
anggota tim mempunyai keahlian dan kemampuan masing-masing
dalam melakukan tugas tersebut. Itulah mengapa penting dalam
menentukan terlebih dahulu kriteria anggota tim yang dibutukan untuk
menjalankan tugas agar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
26
D.
Melatih keahlian berkomunikasi
Dalam bekerjasama dengan orang lain, komunikasi yang
baik adalah hal yang dibutuhkan untuk menjamin adanya saling
pengertian dan pemahaman yang baik akan pesan yang dikirim dan
diterima satu sama lain. Keahlian komunikasi yang dilatih dalam tim
seperti fleksibilitas dalam berperilaku. Tim terdiri dari orang-orang
yang berbeda dan setiap orang yang berbeda tersebut memerlukan
perlakuan yang berbeda-beda pula. Maka dari itu, setiap anggota tim
diharapkan
mampu
melatih
fleksibilitas
perilaku
agar
dapat
berkomunikasi dengan baik satu sama lain hingga akhirnya dapat
menciptakan hasil yang maksimal.
E.
Menciptakan tujuan dan objektif yang kolaboratif
Tujuan dan objektif yang ditetapkan menjadi arah anggota tim
dalam menentukan tindakan dan kegiatan yang akan dilakukan.
Objektif
yang
ditetapkan
harus
dapat
mewakili
tujuan
bersama.Anggota tim harus dapat mendefinisikan tujuan dan objektif
yang telah ditentukan pada pembentukan awal tim mengenai tujuan
yang akan dicapai. Sehingga dalam proses pelaksanaan, mereka dapat
merumuskan bagaimana cara yang digunakan untuk mencapai hal
tersebut.
27
2.3
Kerangka Konseptual
Komunikasi Kelompok Dalam Tim
Pada Event Perlombaan
Communication in Media Now Jurusan
Marketing Communication Binus
University
Tahap Pengembangan Tim :
Stategi dalam mengatur sebuah tim:
 Forming;
A. Mengembangkan Strategi
 Storming;
Kepemimpinan Efektif;
 Norming;
B. Membuat strategi outline
 Performing.
partisipasi tim;
C. Menetapkan kriteria anggota tim;
D. Melatih keahlian berkomunikasi;
(Elearn,Management Extra:
Leading Teams, 2005)
E. Menciptakan tujuan dan objektif
kolaboratif
(Goodall H.L, Sandra Goodall, Jill
Schiefelbein,
Business
And
Professinonal Communication In
The Global Workplace, Third
Edition, 2010)
Teori Hubungan
Manusisawi
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
Sumber : Hasil Olahan Pribadi
28
Seperti yang telah dijelaskan dalam landasan konseptual mengenai
komunikasi kelompok, penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan komunikasi
kelompok dalam tim yang terjadi pada event perlombaan Communication in Media
Now. Komunikasi kelompok dalam tim yang akan diteliti meliputi tahap
pengembangan tim yang terjadi dan strategi apa yang digunakan oleh tim untuk
mengatur jalannya tim agar sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Penelitian ini
akan
memberikan penjelasan mengenai komunikasi dalam tim yang menuntut
adanya sinergi positif tiap anggota tim dengan memberikan kontribusi bagi
kepentingan dan tujuan bersama. Proses jalannya tahap pengembangan dan strategi
dalam berkomunikasi, Penelitian ini juga ingin melihat bagaimana hubungan yang
dibangun antara anggota tim. Hubungan yang terjadi tidak hanya sebatas pekerjaan
tetapi juga meliputi hubungan anggota tim sebagai individu.
Download