BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Secara garis besar, investasi dibagi dalam dua golongan, yaitu : 1. Investasi langsung Investasi seperti ini dilakukan dengan cara menanam uang secara langsung pada jenis bidang usaha tertentu seperti mendirikan pabrik, mendirikan bank, mendirikan toko termasuk juga membeli tanah. Investasi langsung sering disebut juga sebagai investasi nyata (real investment). 2. Investasi tidak langsung Investasi seperti ini dilakukan dengan cara menanam uang secara tidak langsung melalui suatu jenis usaha tertentu seperti membeli saham, obligasi, menanam uang pada deposito di bank dan sebagainya. Investasi tidak langsung disebut juga sebagai investasi keuangan (financial investment). Seiring dengan perkembangan zaman, kegiatan investasi ditujukan untuk mendapatkan dana yang besar dalam waktu singkat. Salah satu contoh investasi ini adalah pada aset yang fluktuatif, misalnya saham. Nilai saham mungkin saja tiba-tiba melonjak naik atau bahkan merosot tajam. Fluktuasi nilai saham merupakan suatu risiko investasi yang harus dihadapi. Berdasarkan hal ini, muncul sekuritas derivatif yang berfungsi untuk mengurangi risiko akibat fluktuasi harga aset keuangan. Sekuritas derivatif merupakan keuangan yang nilainya bergantung pada alat keuangan lain yang tercantum di dalamnya. Salah satu contoh sekuritas derivatif adalah opsi. Opsi (yang merupakan pengindonesian kata option) menunjukkan hak untuk melakukan sesuatu. Dimana sesungguhnya opsi merupakan kontrak yang memberikan hak kepada pemegangnya (Option buyer, Option holders) untuk membeli (call) atau menjual (put) sejumlah aset dasar (saham, kurs, indeks, 1 2 komoditas, lainnya) dengan harga tertentu (exercise price, contract price, striking price) dan dalam waktu yang telah ditentukan (Expiration date). Karena merupakan hak, maka pemegang opsi dapat menggunakannya atau tidak. Berdasarkan periode waktu penggunaannya, opsi dibedakan menjadi dua, Opsi tipe Eropa (European Option), yaitu opsi yang bisa dipergunakan hanya pada waktu jatuh tempo dan Opsi tipe Amerika (American Option) yaitu opsi yang bisa dipergunakan sebelum atau pada waktu jatuh tempo. Beberapa karakteristik dari opsi adalah, dengan membayar nilai opsi, pemegang opsi praktis akan mempunyai hak untuk membeli saham yang harganya lebih murah dari harga pasar atau menjual saham yang harganya lebih mahal dari harga pasar. Ciri lainnya, potensi untung rugi yang tidak simetris bagi pemegang opsi call atau opsi put, artinya jika harga aset naik drastis, pemegang kontrak opsi call akan untung besar dan jika harga aset turun di bawah harga patokan, pemegang opsi call akan rugi hanya sebesar nilai opsi yang dibayarkan. Sebaliknya, jika harga aset turun drastis, pemegang opsi put akan untung besar dan jika harga aset naik di atas harga patokan, pemegang opsi put akan rugi hanya sebesar nilai opsi yang dibayarkan. Selain itu, ada juga jenis opsi yang menggunakan nilai barrier. Salah satu model opsi jenis barrier yang telah dikenal adalah Up and out barrier option, yaitu opsi yang dinon-aktifkan jika harga pasar saham yang bersangkutan mencapai suatu level harga tertentu atau di atas nilai barrier. Dengan kata lain, kontrak opsi tidak berlaku lagi jika harga pasar saham menembus nilai barrier. Dalam transaksi opsi, individu dapat menghubungi broker (pialang) atau melakukan transaksi langsung di pasar opsi. Pasar opsi terbesar di dunia saat ini berada di Chicago Board Options Exchange (CBOE) yang dibuka sejak 26 April 1973. Di Indonesia pasar opsi ini masih belum terbentuk karena masih sedikitnya pelaku pasar sekuritas dan masih lemahnya pasar modal di Indonesia. Globalisasi pasar modal dunia memaksa para pelaku pasar modal untuk memahami mekanisme pasar opsi sehingga memungkinkan untuk melakukan transaksi keuangan di pasar modal internasional. 3 Model revolusioner tentang penilaian opsi tersebut dikenal dengan nama formula Black-Scholes. Formula Black-Scholes ini mengasumsikan bahwa opsi yang digunakan adalah opsi Eropa. Asumsi-asumsi lainnya, tidak ada biaya transaksi atau pajak, tidak ada pembayaran deviden selama periode opsi, tidak ada kesempatan bagi arbitrase, dan perdagangan asset berlangsung secara kontinu. Untuk menghitung nilai opsi dengan menggunakan formula Black-Scholes diperlukan lima masukan, yaitu : harga asset awal (S0), harga patokan opsi (K), waktu jatuh tempo opsi (T), suku bunga bebas risiko ( r ), dan volatilitas harga aset dasar (σ). Semua parameter dalam formula Black-Scholes dapat diketahui secara langsung, kecuali volatilitas (σ). Volatilitas menggambarkan fluktuasi perubahan harga dari aset dasar (saham). Volatilitas ini dapat mempengaruhi nilai opsi. Dengan meningkatnya volatilitas, probabilitas untuk memperoleh harga aset dasar yang lebih tinggi atau lebih rendah pada saat opsi jatuh tempo juga akan meningkat. Bagi pembeli opsi call, semakin tinggi volatilitas berarti semakin besar kemungkinan harga aset dasar yang tinggi pada saat jatuh tempo, sehingga besar kemungkinan pembeli opsi call menggunakan haknya dan menikmati keuntungan, karena pembeli tersebut dapat membeli aset dasar yang harganya lebih murah dari aset dasar yang ada di pasaran. Volatilitas yang tinggi tidak hanya membawa konsekuensi harga aset dasar bisa naik cukup tinggi, tetapi juga harga aset dasar bisa turun tajam. Tetapi jika harga aset dasar turun tajam, pembeli opsi call hanya rugi sebesar nilai opsi yang dibayar. Dengan kata lain, keuntungan yang diperoleh pembeli opsi call dari naiknya harga aset dasar tidak proporsional dengan kerugian jika harga aset dasar turun. Hal yang sama juga terjadi pada pembeli opsi put. Bagi pembeli opsi put, semakin tinggi volatilitas berarti semakin besar kemungkinan harga aset dasar akan turun cukup rendah pada saat jatuh tempo, sehingga pembeli opsi put bisa menggunakan haknya dan menikmati keuntungan, Karena pembeli tersebut dapat menjual aset dasar yang harganya lebih mahal dari aset yang ada di pasaran. Pada saat ingin menetukan nilai opsi, maka semua parameter dalam formula Black-Scholes termasuk volatilitas harus diketahui secara pasti. Karena volatilitas tidak mudah untuk ditentukan, maka dilakukan estimasi. Antara lain dengan volatility forecasting. Penghitungan volatilitas dengan model ini memiliki beberapa metode, diantaranya metode historical variance atau historical volatility dan metode Exponential Weighted Moving Average (EWMA). 4 Historical variance atau historical volatility adalah volatilitas yang dihitung berdasarkan pada harga-harga saham di masa lalu, dengan anggapan bahwa perilaku harga saham di masa lalu dapat mencerminkan perilaku harga saham di masa mendatang. Sedangkan metode Exponential Weighted Moving Average (EWMA) bergantung pada factor decay (λ). Sistem RiskMetrics mengaplikasikan metode kondisional yaitu EWMA untuk mengestimasi distribusi faktor pasar/ market factor distribution (Morgan, 1996). Metode ini dapat digunakan dengan baik jika asumsi normalitas terpenuhi. Pendekatan EWMA memiliki beberapa kelebihan. Pertama, dengan menggunakan factor decay yang optimal maka akan diperoleh hasil yang relatif tepat. Kedua, pendekatan metode ini tidak membutuhkan banyak data dalam mengestimasi suatu variansi. Setelah nilai volatilitas ini diketahui, maka formula Black-Scholes dapat digunakan untuk menghitung nilai opsi yang lain pada aset data yang sama untuk satu periode selanjutnya. 1.2 Pembatasan Masalah Dalam penelitian in, batasan masalah sangat diperlukan untuk menjamin keabsahan dalam kesimpulan yang diperoleh. Agar tidak terjadi penyimpangan dari tujuan semula dan pemecahan masalah lebih terkonsentrasi, maka pembahasan akan difokuskan pada penentuan harga opsi call barrier option tipe eropa model up and out barrier option yang mendekati harga pasar menggunakan metode Black-Scholes satu periode selanjutnya dengan terlebih dahulu menentukan nilai volatilitas dengan menggunakan metode Historical Variance dan Exponential Weighted Moving Average (EWMA). 1.3 Maksud dan Tujuan Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas maka penelitian dan penulisan skripsi ini dilaksanakan dengan tujuan : 1. Memahami pengaruh volatilitas terhadap nilai opsi. 5 2. Memahami cara menentukan nilai volatility opsi call up and out barrier option tipe Eropa dengan menggunakan metode Historical Variance dan metode Exponential Weighted Moving Average (EWMA). 3. Mempelajari lebih jauh tentang Model Black-Scholes dalam kaitannya dalam penentuan nilai opsi call up and out barrier option tipe Eropa dengan menggunakan metode Historical Variance dan Exponential Weighted Moving Average (EWMA). 4. Membandingkan nilai opsi call up and out barrier option yang diperoleh dari kedua metode tersebut (Historical Variance dan Exponential Weighted Moving Average), terhadap harga opsi call di pasaran. 1.4 Tinjauan Pustaka Black dan Scholes (1973) melakukan penelitian tentang penentuan harga opsi yang harus dibayarkan. Dalam penelitiannya Black dan Scholes menemukan formula yang disebut dengan formula Black-Scholes. Dalam formula Black-Scholes tersebut mempunyai beberapa asumsi yaitu opsi yang digunakan adalah opsi eropa, tidak ada biaya transaksi atau pajak, tidak ada pembayaran deviden selama periode opsi, tidak ada kesempatan bagi arbitrase, dan perdagangan aset berlangsung secara kontinu. Untuk melakukan penghitungan nilai opsi dengan formula Black-Scholes diperlukan lima input, yaitu : harga aset saat awal (S0), harga patokan opsi (K), waktu jatuh tempo opsi (T), suku bunga bebas risiko ( r ) dan volatilitas harga aset dasar (σ). Semua parameter tersebut dapat diketahui secara langsung kecuali nilai volatilitas (σ). Minkah (2007) dalam papernya menjelaskan bahwa untuk meramalkan nilai dari suatu volatilitas dapat digunakan dengan beberapa metode diantaranya historical variance dan Exponential Weighted Moving Average (EWMA). Metode Historical Variance merupakan penghitungan nilai volatilitas yang umum dilakukan, sedangkan metode Exponential Weighted Moving Average (EWMA) merupakan penghitungan dengan menggunakan nilai factor decay (faktor pengurang). Donni (2006) dalam skripsinya menjelaskan tentang penghitungan pengestimasian volatilitas dapat dilakukan dengan metode Exponential Weighted Moving Average (EWMA), yaitu pengestimasian volatilitas dengan menggunakan 6 pembobot, berupa λ sebagai factor decay atau faktor pengurang yaitu sebesar 0,94 untuk observasi harian dan 0,97 untuk observasi bulanan. Morgan (2001) dalam penelitiannya telah melakukan penghitungan untuk mendapatkan bobot factor decay (faktor pengurang) yang optimal untuk digunakan dalam penghitungan pengestimasian volatilitas menggunakan metode Exponential Weighted Moving Average (EWMA), yaitu sebesar 0,94 untuk observasi harian dan 0,97 untuk observasi bulanan. Yunita (2006) dalam skripsinya menjelaskan tentang opsi beli up and out barrier option sangat tepat dipilih oleh investor yang ingin membeli opsi beli jika diprediksikan harga pasar saham di masa yang akan datang cenderung naik dan tidak pernah menembus suatu level harga tertentu (barrier). Hal ini dikarenakan dengan adanya nilai barrier, maka harga opsi beli akan lebih murah jika dibandingkan dengan harga opsi beli standar. 1.5 Metodologi Penulisan Metode yang dipakai dalam penulisan skripsi ini, lebih kepada studi literatur. Baik itu diperoleh dari sumber-sumber resmi, seperti perpustakaan maupun diperoleh melalui situs-situs yang mendukung yang tersedia di internet. 1.6 Sistematika Penulisan Skripsi ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang dalam penulisan skripsi, pembatasan masalah, maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan, metode penulisan, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini meliputi Variabel Random, Maximum Likelihood Estimation, Proses Runtun waktu, Tingkat Pengembalian (Rate of Return), Rsiko 7 (Risk), Manajemen Risiko, Supremum dan Infimum, Gerak Brown, Investasi, Opsi, BAB III PENENTUAN HARGA UP AND OUT BARRIER CALL OPTION MODEL BLACK-SCHOLES TIPE EROPA DENGAN ESTIMASI VOLATILITAS METODE EXPONENTIAL WEIGHTED MOVING AVERAGE (EWMA) Bab ini membahas tentang estimasi volatilitas dengan menggunakan dua metode yaitu Historical Variance dan Exponential Weighted Moving Average (EWMA), serta penentuan harga opsi call up and out barrier option tipe eropa dengan model Black-Scholes. BAB IV PENENTUAN HARGA UP AND OUT BARRIER CALL OPTION MODEL BLACK-SCHOLES TIPE EROPA DENGAN ESTIMASI VOLATILITAS METODE EXPONENTIAL WEIGHTED MOVING AVERAGE (EWMA) PADA SAHAM FACEBOOK (FB) Bab ini membahas tentang aplikasi pengestimasian nilai volatilitas dengan metode Historical Variance dan Exponential Weighted Moving Average (EWMA) untuk selanjutnya menentukan nilai opsi call up and out barrier option tipe eropa dengan model Black-Scholes pada studi kasus harga saham Facebook (FB). BAB V PENUTUP Bab ini berisi Kesimpulan dan Saran.