15 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

advertisement
15
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Media Advertising
2.1.1.1 Media Advertising Bagian dari Pemasaran Jasa
Pemasaran merupakan salah satu fungsi utama dari kegiatan industri
pariwisata. Pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan
dimana strategi pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan dari sebuah
perusahaan. Tabel 2.1 berikut menjelaskan definisi pemasaran menurut para ahli:
No.
TABEL 2.1
DEFINISI PEMASARAN MENURUT PARA AHLI
Nama
Definisi
1.
Doyle dalam Fandy
Tjiptono (2005:2)
2.
Kurtz (2008:7)
3.
Asosiasi Pemasaran
Amerika dalam Philip
Kotler & Kevin Lane
Keller (2009:6)
Philip Kotler & Kevin
Lane Keller (2009:45)
4.
5.
6.
Lovelock et al.
(2010:39)
Philip Kotler, John T.
Bowen, James C.
Makens (2010:11)
Pemasaran merupakan proses manajemen yang berupaya
memaksimumkan laba (returns) bagi pemegang saham
dengan jalan menjalin relasi dengan pelanggan utama
(valued customer) dan menciptakan keunggulan
kompetitif.
Organizational function and a set of processes for
creating, communicating, and delivering value to
costumers and for managing customer relationships in
ways the benefit the organization and its stakeholder.
Pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat
proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan
menyerahkan nilai kepada pelanggan dengan cara yang
menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya.
Marketing is societal process by which individual and
group obtain that what they need and want through
creating, offering, and freely exchanging product and
services of value and other.
Marketing embrace all points of contact with customer,
including adversiting, billing, and market research.
Marketing is the art and science of finding, retaining,
and growing profitable customers.
Sumber: Pengolahan dari berbagai literatur dan buku yang berkaitan, 2010
16
Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli, dapat diketahui
bahwa terdapat kesamaan konsep yang dikemukakan para ahli tentang pemasaran,
yaitu pemasaran merupakan proses sosial dimana terdapat individu atau kelompok
untuk mendapatkan apa yang dibutuhkan dengan menciptakan dan menawarkan
produk atau jasa.
Pemasaran merupakan fungsi manajemen yang memiliki hubungan yang
tinggi dengan lingkungan eksternal. Perusahaan harus efektif dalam menciptakan
nilai pelanggan kepada pasar sasaran dibandingkan dengan pesaing. McCarthy
dalam Kotler & Keller (2009:62) mengklasifikasi alat bauran pemasaran ke dalam
empat kelompok, yang biasa disebut the four Ps yaitu product, price, place, dan
promotion. Selanjutnya Kotler & Keller (2009:62) menjelaskan mengenai
pengertian komponen dalam 4 Ps, sebagai berikut:
1. Product (produk) adalah sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar yang
dapat memuaskan kebutuhan atau keinginan konsumen. Apapun yang
dapat memuaskan konsumen dapat disebut juga sebagai produk.
2. Price (harga) merupakan sejumlah uang yang diperlukan untuk membayar
produk atau jasa. Secara lebih luas dapat dikatakan bahwa harga adalah
sejumlah nilai konsumen yang dipertukarkan untuk memiliki atau
menggunakan suatu produk atau jasa. Harga adalah satu-satunya elemen
marketing mix yang menghasilkan revenue.
3. Place (tempat), yaitu berbagai kegiatan perusahaan untuk membuat produk
yang dihasilkan/dijual terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran.
Bertujuan untuk menjamin ketersediaan produk, sehingga mudah dalam
17
mendapatkan produk yang meliputi channels, coverage, assortments,
locations, inventory, dan transport.
4. Promotion (promosi), yaitu cara perusahaan untuk melakukan komunikasi
marketing. Marketing communication mix terdiri dari 4 komponen utama
yang saling berkaitan yaitu: advertising (periklanan), promosi penjualan,
public relations, dan personal selling.
Jasa menurut Zeithaml dan Bitner dalam Ratih Hurriyati (2010:28)
diartikan sebagai:
Include all economics activities whose output is not a physical product or
construction is generally consumed at the time it is produced, and provides
added value in forms (such as convenience, amusement, timelines, comfort
or health) that are essentially intangible concerns of it’s first purchaser.
Konsep hospitality marketing mix diperluas menjadi 8P, dengan
penambahan people, packaging, partnership dan programming, menurut Morrison
(2006:219) terdiri dari 8P, yaitu:
1. Place
Place merupakan hal pokok dalam industri pariwisata karena
wisatawan harus melakukan perjalanan menuju destinasi untuk
mengkonsumsi produk wisata.
2. Product
Product merupakan komponen yang meliputi hasil suatu barang dan jasa
yang disediakan untuk wisatawan.
3. People
People dalam jasa pariwisata merupakan penyedia jasa yang
melayani wisatawan. People sedikitnya memiliki tiga hal yaitu service
personnel, the tourist themselves, dan local resident.
4. Price
Harga merupakan elemen penting dalam marketing mix karena harga
merupakan faktor yang dapat menarik wisatawan berkunjung ke suatu
destinasi
5. Packaging
Packaging berarti mengelompokkan dua elemen atau lebih dari
tourism experience ke dalam satu produk.
6. Programming
18
Programming memiliki kaitan dengan packaging yang melibatkan event
special, aktivitas atau program suatu produk untuk membuatnya lebih
beranekaragam dan lebih menarik.
7. Promotion
Promosi merupakan upaya untuk meningkatkan permintaan
melalui pertimbangan kebutuhan, nilai dan sikap pasar atau segmen target
pasar.
8. Partnership
Suatu hubungan yang dijalin oleh bisnis sejenis maupun tidak sejenis yang
menciptakan benefit bagi pihak-pihak tersebut.
Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani (2008:63) menyatakan bahwa bauran
pemasaran jasa terdiri dari tujuh faktor sebagai berikut:
1. Products, produk merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang
ditunjukan untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemuasan kebutuhan dan
keinginan pelanggan..
2. Price, keputusan bauran harga berkenaan dengan kebijakan strategis dan
taktis, seperti tingkat harga, struktur diskon, syarat pembayaran, dan tingkat
diskriminasi harga di antara berbagai kelompok pelanggan.
3. Promotion, bauran promosi tradisional meliputi berbagai metode untuk
mengkomunikasikan manfaat jasa kepada pelanggan potensial dan aktual.
Metode-metode tersebut terdiri atas periklanan, promosi penjualan, direct
marketing, personal selling, dan public relations.
4. Place, keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi
para pelanggan potensial. Keputusan ini meliputi keputusan lokasi fisik
(misalnya keputusan mengenai di mana sebuah hotel atau restoran harus
didirikan).
5. People, bagi sebagian besar jasa, orang merupakan unsur vital dalam bauran
pemasaran. Bila produksi dapat dipisahkan dengan konsumsi, sebagaimana
dijumpai dalam kebanyakan kasus pemasaran barang manufaktur, pihak
manajemen biasanya dapat mengurangi pengaruh langsung sumber daya
manusia terhadap output akhir yang diterima pelanggan.
6. Process, proses produksi atau operasi meruapakn faktor penting bagi
konsumen high-contact services, yang seringkali juga berperan sebagai coproducer jasa bersangkutan.
7. Customer Service, makna layanan pelanggan berbeda antar organisasi. Dalam
sektor jasa, layanan pelanggan dapat diartikan sebagai kualitas total jasa yang
dipersepsikan oleh pelanggan.
Kegiatan media advertising pada suatu destinasi wisata merupakan
penyampaian informasi kepada khalayak dengan menggunakan media massa
19
sebagai alat perantaranya, sehingga media advertising dapat memenuhi kebutuhan
informasi pariwisata bagi pasar.
2.1.1.2 Media Advertising Bagian dari Promosi
Promosi merupakan kunci dari keberhasilan suatu organisasi atau
perusahaan. Promosi dilakukan dalam oleh pengelola destinasi wisata agar
menghasilkan sebuah perbedaan kondisi dari sebelumnya. Promosi merupakan
salah satu bagian dari kegiatan pemasaran. Walaupun promosi sering
dihubungkan dengan penjualan tetapi kenyataannya promosi mempunyai arti yang
lebih luas dari penjualan karena penjualan hanya berhubungan dengan pertukaran
hak milik yang dilakukan oleh tenaga penjual, sedangkan promosi adalah setiap
aktivitas
yang
ditujukan
untuk
menginformasikan,
mempengaruhi,
dan
mengingatkan konsumen untuk tetap menggunakan produk yang dihasilkan
perusahaan.
Menurut Terence A.Shimp (2003:596) menyatakan “Aspek pemasaran
umum bahwa menajemen promosi berhubungan dengan eksplesitas. Promosi
meliputi: praktek periklanan, penjualan perorangan, promosi penjualan dan point
of purchase communication.” Sedangkan Menurut Kotler & Keller (2009:510)
“Marketing communications are the means by which firm attempt to inform,
persuade, and remaind consumers directly or indirectly about the product and
brands they sell.”
Kegiatan promosi memerlukan alat komunikasi untuk menginformasikan
kepada pasar. Kombinasi dari alat-alat promosi biasa disebut dengan bauran
20
promosi (promotion mix/marketing communications mix). Menurut Kotler &
Keller (2009:512) pada kegiatan komunikasi pemasaran terdapat marketing
communication mix yang terdiri dari:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Advertising
Any paid form of nonpersonal presentation and promotion of ideas, good,
or service by an identified sponsor.
Sales promotion
A variety of short term incentives to encourage trial or purchase of a
product or service.
Event and experiences
Company sponsored activities and programs designed to create daily or
special brand related interactions.
Public relations and publicity
A variety of programs designed to promote or protect a company’s image
or its individual product.
Direct marketing
Use of mail, telephone, fax, e-mail, or internet to communicate directly
with or solicit response or dialogue from specific customers and
prospects.
Interactive marketing
Online activities or programs designed to engage customers or prospect
and directly or indirectly raise awareness, improve image, or elicit sales
of products and services.
Word-of-mouth marketing
People to people oral, written, or electronic communications that relat to
merits or experiences of purchasing or using products or services.
Personal selling
Face to face interaction with one or more prospective purchasers for the
purpose of making presentations, answering questions, and procuring
order.
Kotler & Keller (2009:513) menjelaskan kegiatan dalam marketing
communications mix sebagai berikut:
1. Advertising : print and broadcast ads, packaging outer, packaging insert,
motion pictures, brochures and booklets, dan billboard.
2. Sales promotions: contests, games, sweepstakes, lotteries, premium and
gifts, sampling, dan fairs and trade.
3. Event & Experiences: sports, entertainment, festivals, arts, causes, factory
tours, dan street activities.
21
4. Public relations & publicity: press kitt, speeches, seminars, annual report,
charitable donations, publications, community relations, lobbying, identity
media, dan company magazines.
5. Direct & interactive marketing: catalog, mailing, telemarketing, electronic
shopping, dan website.
6. Word of mouth: person to person, chat rooms, dan blogs.
7. Personal selling: sales presentations, sales meetings, incentive programs,
samples, dan fairs and trade shows.
Berdasarkan bauran promosi di atas, penulis hanya akan membahas satu
unsur bauran promosi yaitu advertising, khususnya mengenai media. Media massa
merupakan alat, pendukung, dan media kerja sama untuk kepentingan proses
publikasi berbagai kegiatan program kerja atau untuk kelancaran komunikasi
berbagai aktivitas organisasi.
2.1.1.3 Definisi Advertising
Advertising (periklanan) merupakan salah satu bentuk promosi yang paling
banyak digunakan oleh perusahaan. Definisi advertising menurut beberapa ahli
dijelaskan pada tabel berikut:
No.
1.
2.
3.
4.
TABEL 2.2
DEFINISI ADVERTISING MENURUT BEBERAPA AHLI
Nama
Definisi
Fandy Tjiptono
Iklan merupakan satu bentuk promosi yang
(2008:225)
paling banyak digunakan perusahaan dalam
mempromosikan produknya.
Philip Kotler & Gary Semua bentuk terbayar dari presentasi nonpribadi
Armstrong
dan promosi ide, barang atau jasa oleh sponsor
(2008:150)
terpadu.
Cravens dan Piercy
Advertising consists of any form of non-personal
(2009:373)
communication concerning an organization,
product, or idea that is paid for by a specific
sponsor.
Kotler dan Keller
Advertising any paid form of nonpersonal
(2009:512)
presentation and promotion of ideas, goods, or
services by an identified sponsor.
22
Lanjutan Tabel 2.2
No.
Nama
Definisi
4.
American Marketing Iklan sebagai semua bentuk pembayaran untuk
Association (AMA)
mempresentasikan dan mempromosikan ide,
dalam Ratih Hurriyati barang, atau jasa secara non-personal oleh
(2010:59)
sponsor yang jelas.
Sumber: Pengolahan dari berbagai literatur, 2010
Berdasarkan definisi advertising menurut beberapa ahli di atas dapat
disimpulkan bahwa advertising merupakan usaha komunikasi pemasaran yang
dilakukan oleh organisasi atau perusahaan untuk memberikan informasi melalui
berbagai media.
2.1.1.4 Tujuan Periklanan
Tujuan periklanan merupakan komunikasi yang dilakukan kepada pemirsa
sasaran pada periode waktu tertentu. Adapun tujuan periklanan menurut Philip
Kotler & Gary Armstrong (2008:151) adalah sebagai berikut:
TABEL 2.3
TUJUAN PERIKLANAN
No.
1.
Tujuan
Periklanan informatif
2.
Periklanan persuasif
Keterangan
Mengomunikasikan
nilai
pelanggan,
memberitahukan produk baru ke pasar,
menjelaskan
cara
kerja
produk,
menyarankan penggunaan baru untuk suatu
produk, menginformasikan perubahan
harga ke pasar, menggambarkan layanan
yang tersedia, memperbaiki kesan yang
salah, dan membangun merek dengan citra
perusahaan.
Membangun preferensi merek, mendorong
penukaran ke merek Anda, mengubah
persepsi pelanggan terhadap atribut
produk, membujuk pelanggan untuk
membeli sekarang, membujuk pelanggan
untuk menerima panggilan penjualan, dan
meyakinkan pelanggan agar memberiyahu
orang lain mengenai merek.
23
Lanjutan Tabel 2.3
No.
Tujuan
4.
Periklanan pengingat
Keterangan
Memelihara
hubungan
pelanggan,
mengingatkan konsumen bahwa produk itu
mungkin dibutuhkan dalam waktu dekat,
mengingatkan konsumen dimana harus
membeli produk, menjaga merek dalam
pikiran pelanggan selama musim sepi.
Sumber: Philip Kotler & Gary Armstrong (2008:151)
Menurut Renald Kasali (2008:45) tujuan iklan adalah:
1. Sebagai alat komunikasi dan koordinasi.
Tujuan dengan memberikan tuntunan bagi pihak yang terlibat, yaitu
pengiklan, account executive, dan tim kreatif untuk saling
berkomunikasi.
2. Memberikan kriteria dalam pengambilan keputusan
Jika terdapat dua alternatif dalam kampanye iklan, salah satu di
antaranya harus dipilih beberapa keputusan yang dilakukan
berdasarkan selera eksekutif.
3. Sebagai alat bagi evaluasi
Tujuan digunakan untuk evaluasi terhadap hasil suatu kampanye
periklanan. Oleh karena itu, timbul kebutuhan untuk mengaitkan
beberapa ukuran seperti pangsa pasar atau kesadaran merek dengan
tujuan periklanan.
2.1.1.5 Hal-hal Penting dalam Periklanan
Manajemen pemasaran pada sebuah organisasi harus membuat keputusan
mengenai program periklanan. Menurut Philip Kotler & Gary Armstrong
(2008:151) keputusan periklanan utama adalah:
1. Mission (misi)
: Menetapkan tujuan periklanan
2. Money (uang)
: Menetapkan anggaran periklanan
3. Message (pesan)
: Pesan apa yang harus disampaikan
4. Media (media)
: Media yang akan digunakan
5. Measurement (pengukuran)
: Mengevaluasi kampanye periklanan
24
Menurut Fandy Tjiptono (2008:226) iklan memiliki sifat-sifat sebagai
berikut:
1. Public presentation, iklan memungkinkan setiap orang menerima
pesan yang sama tentang produk yang diiklankan.
2. Pervasiveness, pesan iklan yang sama dapat diulang-ulang untuk
memantapkan penerimaan informasi.
3. Amplified expressiveness, iklan mampu mendramatisasi perusahaan
dan produknya melalui gambar dan suara untuk menggugah dan
mempengaruhi perasaan khalayak.
4. Impersonality, iklan tidak bersifat memaksa khalayak untuk
memperhatikan dan menaggapinya karena merupakan komunikasi
yang monolog (satu arah).
Menurut Adhyzal (2010:2) menyatakan bahwa sifat-sifat iklan yaitu:
1. Abstrak, esensi dari iklan adalah pesan atau informasi yang dibuat oleh
perusahaan tertentu.
2. Penyajian publik, iklan yang baik adalah iklan yang memiliki
kemampuan untuk meresap makna yang sesuai dengan keinginan
pengiklan.
3. Ekspresi, iklan harus memperkuat ekspresi dari produk atau jasa
bahkan citra yang diiklankan.
4. Tidak mengenai orang tertentu.
Gifel (2010:2) menyatakan bahwa sifat-sifat iklan adalah “Informasi
persuasi, pengontrol informasi, dan media komunikasi massa.”
2.1.1.6 Tipe-tipe Periklanan
Buchari Alma (2008:182) mengemukakan advertising memiliki beberapa
tipe, yaitu:
1. Price advertising, yaitu menonjolkan harga yang menarik.
2. Brand advertising, memberikan impressi tentang nama brand kepada
pembaca atau pendengarnya.
3. Quality advertising, mencoba menciptakan impressi bahwa produk yang
direklamekan mempunyai mutu yang tinggi.
4. Product advertising, berusaha mempengaruhi konsumen dengan faedahfaedah dari pemakaian suatu produk.
25
5. Prestige advertising, berusaha memberikan fashion pada suatu produk
atau mendorong masyarakat mengasosiasikan produk tersebut dengan
kekayaan atau kedudukan.
6. Institusional advertising, yaitu menonjolkan nama dari perusahaan dengan
harapan konsumen mempunyai kesan mendalam tentang nama perusahaan.
Menurut Gifel (2010:7) terdapat dua tipe iklan yaitu “iklan komersial dan
iklan nonkomersial.” Sedangkan menurut Aulia Andri (2007:1) mengelompokkan
iklan menjadi sembilan kelompok, yaitu:
1. Periklanan produk
Iklan ini biasanya termasuk ke dalam kategori konvensional. Berbagai
perusahaan mengiklankan produknya kepada konsumen. Iklan produk ini
merupakan upaya untuk memberi tahu pada konsumen terhadap produk
baru.
2. Periklanan eceran
Periklanan ini bersifat lokal dan berfokus terhadap toko. Iklan eceran
berfokus kepada tempat, harga, jam, dan ketersediaan barang.
3. Periklanan korporasi
Periklanan ini berfokus untuk membangun identitas perusahaan agar
memunculkan karakteristik korporasi.
4. Periklanan bisnis ke bisnis
Periklanan ini termasuk pada jenis periklanan baru. Periklanan ditujukan
untuk perusahaan lain.
5. Periklanan politik
Iklan ini digunakan pada usaha-usaha politik agar meningkatkan reputasi
pengiklan.
6. Periklanan direktori
Periklanan ini biasanya digunakan pada suatu bentuk direktori.
7. Periklanan respon langsung
Periklanan ini melibatkan komunikasi dua arah antara pengiklan dan
konsumen dengan bantuan media.
8. Periklanan pelayanan masyarakat
Iklan ini dirancang beroperasi untuk kepentingan masyarakat dan
mempromosikan kesejahteraan masyarakat. Iklan ini diciptakan bebas
biaya oleh para professional periklanan pada suatu masalah sosial.
9. Periklanan advokasi
Periklanan ini berkaitan dengan penyebaran gagasan dan klarifikasi isu
sosial yang kontroversial dan menjadi kepentingan masyarakat.
26
2.1.1.7 Definisi Media Advertising
Media dalam aktivitas pemasaran memiliki peranan yang sangat penting.
Definisi media menurut beberapa ahli dijelaskan pada Tabel 2.4 berikut:
TABEL 2.4
DEFINISI MEDIA MENURUT BEBERAPA AHLI
No.
1.
Nama
Undang-undang Pers No.40
tahun 1999
2.
Rosady Ruslan
(2006:195)
3.
Philip Kotler & Gary Armstrong
(2008:161)
Definisi
Lembaga sosial dan wahana komunikasi massa
yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi
mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan,
mengolah, dan menyampaikan informasi baik
dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan
gambar, data serta grafik maupun dalam bentuk
lainnya dengan menggunakan media cetak,
media elektronik, dan segala jenis saluran yang
tersedia.
Prioritas utama sebagai alat untuk tujuan
publikasi dan sebagai upaya pesan-pesan
atau informasi secara luas mengenai
aktivitas organisasi kepada publik sasaran
Wahana
yang
digunakan
untuk
menghantarkan pesan iklan kepada pemirsa
yang dituju.
Sumber: Pengolahan dari berbagai literatur, 2011
Berdasarkan definisi para ahli di atas dapat diketahui bahwa media
merupakan wahana atau alat yang digunakan oleh organisasi atau perusahaan
untuk menyampaikan pesan kepada khalayak. Pada penelitian ini teori media yang
digunakan adalah teori media menurut Philip Kotler & Gary Armstrong.
2.1.1.8 Jenis-Jenis Media Advertising
Media advertising terdiri dari berbagai jenis yang memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing. Perencanaan media mempertimbangkan faktor
kelebihan dan kekurangan dari media tersebut. Philip Kotler & Gary Armstrong
menjelaskan jenis media sebagai berikut:
27
TABEL 2.5
PROFIL TIPE-TIPE MEDIA UTAMA
Media
Surat Kabar
Televisi
Radio
Kelebihan
Fleksibilitas; ketepatan waktu; liputan pasar
lokal yang baik, penerimaan luas; dipercayai.
Liputan pemasaran missal yang baik, biaya
rendah per paparan, menggabungkan pandangan,
suara dan gerakan, menarik terhadap indra.
Penerimaan lokal baik; selektifitas geografis dan
Keterbatasan
Jangka waktu pendek; kualitas reproduksi
buruk; ”penerusan” audiens kecil.
Biaya absolut; pengelompokkan tinggi;
paparan tidak terlihat; pilihan audiens
kurang.
Hanya penyajian audio; perhatian lebih
demografis tinggi, biaya rendah.
rendah daripada televisi; struktur harga
tidak standar; paparan sia-sia.
Majalah
Pilihan
geografis
tinggi;
Tenggang waktu pembelian iklan panjang;
kredibilitas dan gengsi; kualitas reproduksi
peredaran yang sia-sia; tidak ada jaminan
tinggi;
posisi.
jangka
dan
waktu
demografis
panjang;
penerusan
pembacaan baik.
Luar Ruang/
Biilboard
Internet
Fleksibilitas; pengulangan paparan tinggi; biaya
Tidak ada pilihan audiens; kreativitas
rendah; persaingan rendah
terbatas.
Selektivitas
tinggi,
kemungkinan
interaktif,
Media yang relatif baru dengan jumlah
biaya relatif rendah.
pengguna yang rendah di beberapa negara.
Surat
Selektivitas pemirsa tinggi, fleksibilitas, tidak
Biaya perpaparan relatif tinggi, citra ”surat
Langsung
ada kompetisi iklan dalam media yang sama,
sampah”.
memungkinkan personalisasi.
Sumber : Kotler dan Armstrong (2008:162)
Menurut Aceng (2004:9) media massa yang dikenal adalah:
1. Media cetak (surat kabar, tabloid, majalah, buku),
2. Media elektronik (radio, televisi).
Rosady Ruslan (2006:194) menyatakan bahwa terdapat dua jenis media yang
digunakan dalam aktivitas publikasi, yaitu:
1. Media cetak yang bersifat komersial
Misalnya, surat kabar, tabloid, majalah yang tersebar secara luas dan
dibaca oleh masyarakat umum.
2. Media elektronik (broadcast media)
Seperti Stasiun Radio dan TV, baik milik pemerintah maupun stasiun
TV swasta komersial.
28
Menurut Diah Wardhani (2008:30) “media massa terdiri dari media massa
cetak dan elektronik.” Keterangan mengenai media secara rinci dijelaskan sebagai
berikut:
1. Surat Kabar
Surat kabar merupakan media cetak yang terbit setiap hari secara
teratur. Tulisannya dalam bentuk berita, artikel, feature, dan tajuk.
Informasi yang disampaikan lengkap dengan menjawab rumusan 5W
dan 1H (What, Who, When, Where, Why, dan How). Kelebihannya
ialah harga murah, informasi lengkap, selalu aktual, cepat menjangkau
khalayak, mudah dibawa dan disimpan. Sedangkan kekurangannya
adalah isi pesan singkat, penyajian gambar kurang menarik, pesan
hanya bisa disampaikan kepada khalayak yang dapat membaca.
2. Majalah
Majalah merupakan media yang digunakan untuk menghasilkan
gagasan feature dan publisitas bergambar untuk bahan referensi di
masa mendatang. Kelebihannya adalah majalah menyajikan informasi
yang tidak hanya menjawab lengkap 5W dan 1H, tetapi juga secara
tuntas dengan bahasan berbagai isi, dicetak dengan kertas yang
menarik dan berkualitas sehingga mampu menampilkan gambargambar yang lebih menarik. Sedangkan kekurangannya adalah pesan
tidak dengan segera diperoleh khalayak, harganya mahal, dan biaya
produksi lebih mahal daripada surat kabar.
29
3. Radio
Media elektronik ini dapat menyampaikan pesan melalui indera
pendengaran. Kelebihannnya adalah isi pesan cepat diterima khalayak,
pesan mempunyai kekuatan membujuk secara emosional, harganya
tidak terlalu mahal, bisa menjangkau wilayah yang sulit, dan proses
produksinya sederhana. Sedangkan kekurangannya adalah isi pesan
cepat berlalu, harus dibuat semenarik mungkin agar pendengar tertarik
untuk mendengarkannya, dan umpan balik membutuhkan waktu yang
lama.
4. Televisi
Ini merupakan media yang mampu menyajikan pesan dalam
bentuk suara, gerak, pandangan, dan warna secara bersamaan sehingga
mampu
menstimulus
indera
pendengaran
dan
penglihatan.
Kelebihannya media ini mampu menampilkan hal menarik yang
ditangkap oleh indera pendengaran dan
penglihatan, mampu
menampilkan suatu kejadian secara rinci, memiliki efek persuasi yang
sangat kuat, dan jumlah pemirsanya lebih banyak. Kekurangannya
adalah biaya produksi mahal, waktu yang dibutuhkan untuk proses
produksi sampai selesai sangat lama, khalayak heterogen, dan
peralatan peliputan mahal.
Terdapat media baru yaitu internet yang sifat komunikasinya dua arah,
isinya lebih personal dan informasi yang diterima oleh khalayak tidak serentak.
30
Media internet dimanfaatkan oleh perusahaan dalam menyampaikan pesan dan
memperoleh umpan balik dari khalayak.
Natalia
Angheli
(2008:16)
menyebutkan
tipe-tipe
media
yaitu,
“newspapers, magazines, radio stations, TV channels, cable TV operators, and
news agencies.” Menurut David Silva (2009:1) jenis media yang sering
digunakan adalah print media dan electronic media. Print media terdiri dari
”newspaper, magazine, Other types of print media like flyers or brochures can
either inform or educate a targeted group of people.” Sedangkan Electronic
media terdiri dari television, radio, dan internet.
Adapun jenis media menurut Scott M. Cutlip, Aleen H. Center, dan Glen
M.Broom (2009:287) adalah sebagai berikut:
1. Media baru: internet
2. Media tradisional: koran, majalah, radio, televisi, TV kabel, buku, dan
sebaigainya.
Berdasarkan definisi para ahli mengenai jenis-jenis media massa, maka
penelitian ini menggunakan teori yang dikemukakan oleh Diah Wardhani. Hal ini
sesuai jenis media massa yang digunakan oleh Taman Pintar Yogyakarta dalam
memuat berita mengenai citra adalah surat kabar, majalah, radio, dan televisi.
2.1.1.7 Fungsi Media
Organisasi perlu memahami peranan media bagi target yang dituju. Hal ini
perlu untuk dapat menyesuaikan isi dan format pesan dengan fungsi media.
Pemahaman tentang fungsi media akan memudahkan untuk menentukan informasi
31
yang layak bagi khalayak. Menurut Diah Wardhani (2008:25) pada umumnya
fungsi media adalah:
1. Fungsi menyiarkan informasi (to inform), yaitu menyampaikan informasi
yang berkaitan dengan peristiwa, gagasan atau pikiran orang lain, apa yang
dilakukan orang lain, dan apa yang dikatakan orang lain. Pesan yang
disiarkan adalah pesan yang bersifat baru berupa data, fakta, opini, dan
komentar yang memberikan pemahaman baru atau penambahan wawasan
terhadap sesuatu.
2. Fungsi mendidik (to educate): hal ini berfungsi mendidik dengan
menyampaikan pengetahuan dalam bentuk tajuk, artikel, laporan khusus,
atau cerita yang memiliki misi pendidikan. Berfungsi untuk mendidik
apabila
pesannya
dapat
menambah
pengembangan
intelektual,
pembentukan watak, dan penambahan keterampilan bagi khalayak serta
mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi masyarakat.
3. Fungsi menghibur (to entertain): memberikan pesan
yang bisa
menghilangkan ketegangan pikiran masyarakat dalam bentuk berita, cerita
pendek, cerita bersambung, cerita bergambar, sinetron, drama, dan tari.
Berfungsi menghibur apabila khalayak bisa terhibur atau dapat
mengurangi ketegangan, kelelahan, dan bisa lebih santai.
4. Fungsi mempengaruhi (to influence): fungsi mempengaruhi pendapat,
pikiran, dan bahkan perilaku masyarakat.
Selain itu, menurut Undang-undang Pers No. 40 tahun 1999 pasal 3, fungsi
pers di Indonesia adalah:
32
1. Pers Nasional mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan,
hiburan, dan kontrol sosial.
2. Di samping fungsi-fungsi tersebut ayat (1), pers nasional dapat berfungsi
sebagai lembaga ekonomi.
Hal di atas menunjukan bahwa dalam pelaksanaan periklanan perusahaan
harus memberikan informasi yang penting dan menarik perhatian kepada
khalayak. Dengan demikian, informasi perusahaan harus mampu meningkatkan
fungsi media di mata khalayak.
2.1.1.8 Hal-hal Pokok mengenai Media Advertising
Menurut Yosal (2008:157) merumuskan prinsip-prinsip dasar publisitas
media sebagai berikut:
1. Kreativitas
Kreativitas merupakan proses pendorongan antusiasme dan perhatian
khalayak melalui metode kegiatan yang cerdas, unik, dan segar.
2. Beragam
Apabila publisitas hanya menggunakan satu media saja dipandang belum
memadai, maka harus menggunakan berbagai media.
3. Kuantitas
Pada dasarnya publisitas media menggunakan prinsip repetisi untuk
menyampaikan pesan secara berulang-ulang.
4. Visibilitas
Materi publisitas dapat dengan mudah dilihat oleh khalayak atau
perhatian khalayak bisa tertuju pada publisitas itu.
5. Legibilitas
Bentuk tulisan yang dibuat untuk menyampaikan pesan cukup jelas
diikuti oleh khalayak untuk publisitas dalam bentuk cetak, jelas didengar,
dan jelas dilihat untuk media audio visual.
6. Mudah dipahami
Rangkaian pesan yang terdapat dalam publisitas dapat mudah dipahami
maksudnya oleh khalayak.
33
2.1.2
Citra (Image)
2.1.2.1 Pengertian Citra (Image)
Citra merupakan gambaran mental secara selektif karena keseluruhan
kesan tentang karakteristik sesuatu akan membentuk citra dibenak masyarakat.
Berbagai pendapat dari para ahli mengenai citra, sebagai berikut:
TABEL 2.6
PENGERTIAN CITRA MENURUT PARA AHLI
Nama
Pengertian
Aaker
is the total impression of what person or group people think
(2001: 77)
and know about and object.
Temporal dan Lee Citra mewujudkan nilai yang besar. Citra merupakan persepsi
(2002: 77)
mengenai apa dan bagaimana mereka memandang.
Kotler
Image is the set of beliefs, ideas and impressions that are
(2007: 607)
person holds regarding an object. Peoples attitude and
actions towards an object are highly conditioned by that
object’s image.
Soleh Soemirat & Citra adalah cara bagaimana pihak lain memandang sebuah
Elvinaro Ardianto perusahaan, seseorang, suatu komite, atau suatu aktivitas.
(2007: 113)
Elvinaro Ardianto Nilai-nilai kepercayaan yang kongkretnya diberikan secara
(2009:132)
individual, dan merupakan pandangan atau persepsi, serta
terjadinya proses akumulasi dari amanah kepercayaan yang
telah diberikan oleh individu-individu tersebut akan
mengalami proses, yang cepat atau lambat membentuk suatu
opini publik yang lebih luas dan abstrak.
Arturo Molina
Image is commonly accepted as an important aspect in
(2010:1)
successful tourism management and destination marketing.
The information about a specific destination is an important
means of promotion for the tourism industry and influences
destination image.
Malcolm Tatum Image is the perception that the general public holds about a
(2010:1)
particular business. Many companies invest a great deal of
time and other resources in an effort to influence the opinion
that consumers hold about the products offered by the
business, as well as the business itself.
Sumber: Pengolahan dari berbagai literatur dan buku yang berkaitan, 2010
Berdasarkan pendapat para ahli mengenai citra dapat diketahui bahwa
pengertian mengenai citra atau image merupakan penilaian individu mengenai
34
kualitas pelayanan, nilai kepercayaan, dan kemauan baik yang ditampilkan oleh
organisasi. Penelitian ini menggunakan citra yang dikemukakan oleh Soleh
Soemirat dan Elvinaro Ardianto dimana citra didefinisikan sebagai cara
bagaimana pihak lain memandang sebuah perusahaan, seseorang, suatu komite,
atau suatu aktivitas. Hal ini sesuai dengan tujuan pembentukan citra Taman Pintar
Yogyakarta agar dapat mengukur pendapat, kesan, atau respon wisatawan dengan
tujuan untuk mengetahui secara pasti apa yang ada dalam pikiran setiap
wisatawan mengenai Taman Pintar Yogyakarta.
2.1.2.2 Jenis-jenis Citra (Image)
Menurut Frank Jefkin (2004:20) ada beberapa jenis citra (image), yaitu:
1. Citra bayangan (mirror image)
Citra ini melekat pada orang dalam atau anggota-anggota organisasi,
biasanya adalah pemimpinnya mengenai anggapan pihak luar tentang organisasi.
Artinya, citra bayangan adalah citra yng dianut oleh orang dalam mengenai
pandangan luar terhadap organisasi. Citra ini seringkali tidak tepat, bahkan hanya
sekedar ilusi, sebagai akibat dari tidak memadainya informasi, pengetahuan, dan
pemahaman yang dimiliki oleh kalangan dalam organisasi mengenai pendapat
atau pendangan pihak-pihak luar. Dalam situasi yang biasa sering muncul fantasi
bahwa semua orang menyukai kita. Hal ini merupakan suatu kecenderungan yang
wajar, karena semua orang memang menyukai fantasi. Namun, melalui penelitian
mendalam mengenai citra akan segera terungkap bahwa citra bayangan itu selalu
tidak tepat, atau tidak sesuai dengan kenyataan.
35
2. Citra yang berlaku (current image)
Kebalikan dari citra bayangan, citra yang berlaku ini adalah suatu citra
atau pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi.
Namun sama halnya dengan citra bayangan, citra yang berlaku ini tidak
selamanya sesuai dengan kenyataan karena semata-mata terbentuk dari
pengalaman atau pengetahuan orang-orang luar yang terbatas. Dalam kehidupan
seperti ini, sulit diharapkan khalayak akan memiliki informasi yang memadai dan
benar mengenai suatu organisasi.
3. Citra yang diharapkan (wish image)
Citra yang diharapkan ialah suatu citra yang diinginkan oleh pihak
manajemen. Citra ini tidak sama dengan citra yang sebenarnya. Biasanya citra
yang diharapkan itu lebih baik daripada citra yang ada. Namun, secara umum citra
yang diharapkan itu memang berkonotasi lebih baik. Citra yang diharapkan itu
biasanya diterapkan untuk sesuatu yang tergolong baru, ketika khalayak memiliki
informasi memadai.
4. Citra perusahaan (corporate image)
Citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi
bukan sekedar atas citra produk dan pelayanan. Citra perusahaan ini terbentuk
oleh berbagai hal, seperti sejarah, keberhasilan dan stabilitas keuangan, kualitas
produk, hubungan industri, dan reputasi.
5. Citra majemuk (multiple image)
Banyaknya jumlah pegawai, cabang dari sebuah organisasi dapat
memunculkan citra yang belum tentu sama dengan citra organisasi secara
36
keseluruhan. Jumlah citra yang dimiliki oleh sebuah perusahaan, sama halnya
dengan jumlah pegawai perusahaan itu. Untuk menghindari berbagai hal yang
tidak diinginkan, variasi citra harus ditekan seminimal mungkin dan citra
perusahaan secara keseluruhan harus ditegakkan.
Menurut Alexande L. Biels dalam Awad (2008:1), jenis citra (image)
terdiri dari:
1. Citra pembuat (corporate image): sekumpulan asosiasi yang
dipersepsikan konsumen terhadap perusahaan yang membuat suatu
produk atau jasa.
2. Citra pemakai (user image): sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan
konsumen terhadap pemakai yang menggunakan suatu barang atau jasa.
3. Citra produk (product image): sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan
konsumen terhadap suatu produk.
2.1.2.3 Faktor-Faktor Penting dalam Pembentukan Citra
Citra diperoleh seseorang berdasarkan pengetahuan dan pengertiannya
tentang fakta. Menurut Sri Raharso (2006:2) terdapat dua komponen pembentuk
citra sebuah destinasi wisata, yaitu fungsional dan emosional.
1. Komponen Fungsional
Komponen fungsional berhubungan dengan karakteristik kasat mata
(tangible) yang mudah diukur oleh wisatawan
2. Komponen emosional
Komponen emosional berhubungan dengan dimensi-dimensi psikologis
yang terwujud dalam perasaan dan sikap terhadap sebuah destinasi.
Perasaan tersebut diturunkan dari pengalaman individual wisatawan
terhadap destinasi dan dari pemrosesan informasi terhadap atribut-atribut yang
menjadi dasar dari indikator fungsional citra. Dengan demikian, citra terhadap
37
sebuah destinasi merupakan hasil dari kumpulan proses yang dibuat wisatawan
dalam membandingkan dan mengkontraskan atribut-atribut destinasi.
Menurut John S. Nimpoeno dalam Soleh Soemirat & Elvinaro Ardianto
(2007: 114) menjelaskan proses pembentukan citra yang sesuai dengan sistem
komunikasi. Aktivitas Public Relations merupakan input dan output proses intern
yang terjadi adalah pembentukan citra. Input dalam pembentukan citra adalah
stimulus yang diberikan, sedangkan output adalah respon perilaku.
Model pembentukan citra menunjukkan cara kerja stimulus yang berasal
dari luar dikelola dan mempengaruhi respon. Stimulus yang diberikan dapat
diterima atau ditolak. Apabila stimulus ditolak proses selanjutnya tidak akan
terjadi. Hal ini menunjukkan
bahwa stimulus tersebut tidak efektif dalam
mempengaruhi individu karena tidak ada perhatian dari inidividu. Begitu juga
sebaliknya, apabila stimulus diterima berarti terdapat komunikasi dan terdapat
perhatian. Komponen persepsi, kognisi, motivasi, dan sikap disebut sebagai
picture in our head. Citra dapat dijelaskan melalui persepsi, kognisi, motivasi, dan
sikap sebagai berikut:
Pengalaman mengenai Stimulus
Kognisi
Stimulus
Rangsang
Persepsi
Sikap
Respon
Perilaku
Motivasi
Sumber: Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto (2007: 115)
GAMBAR 2.1
MODEL PEMBENTUKAN CITRA
38
Menurut Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto (2007: 116) komponen
citra diartikan sebagai berikut:
1. Persepsi merupakan hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan yang
dikaitkan dengan suatu pemaknaan.
2. Kognisi yaitu suatu keyakinan diri dari individu terhadap stimulus.
3. Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong
keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna
mencapai suatu tujuan.
4. Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa
dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai.
Adapun pembentukan citra melalui komunikasi public relations dapat
dilihat pada Gambar 2.2 berikut:
Sumber
Komunikator
Pesan
Komunikan
Perusahaan
Lembaga
Organisasi
Bidang
Public
Relations
Kegiatankegiatan
Publik
PR
Efek
Citra publik
terhadap
perusahaan
Sumber: Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto (2007: 118)
GAMBAR 2.2
MODEL KOMUNIKASI DALAM PUBLIC RELATIONS
Menurut Witt dan Moutinho dalam Sri Raharso (2006:2) menyatakan
bahwa komponen pembentuk citra yaitu: harga, accessibility, destination
attractions, dan destination facilities. Hal ini menjadikan citra sebagai komponen
39
penting dari suatu produk wisata. Citra merupakan faktor yang menentukan
(decisive factor) dalam mempengaruhi pilihan tempat berlibur. Sedangkan
Malcolm Tatum (2010:2) menyatakan:
One of the most basic ways of shaping a corporate image is establishing
and maintaining positive relationships with the general public. This effort
usually begins by offering products that successfully meet the needs of
customers, thus generating goodwill. As consumers come to know and
trust the product lines offered by the business, they begin to share their
opinions with others. This positive word of mouth helps to introduce other
consumers to the products offered by the business, and makes it easier to
establish a favorable perception in the minds of more people.
Menurut
Wilson Arafat
(2006:111) faktor
yang penting dalam
mengkomunikasikan citra meliputi:
1. Berorientasi kepada manfaat kelompok sasaran. Bagaimanapun hebatnya
perusahaan dalam mengangkat citranya, namun jika segmen pasar tidak
melihat manfaatnya maka sulit mengharapkan powerfull image dapat
tercipta.
2. Manfaat realistis. Citra yang ditonjolkan harus bermanfaat sehingga dapat
dipercaya kelompok sasaran.
3. Sesuai
dengan
kemampuan
organisasi.
Setiap
perusahaan
harus
mengomunikasikan citra yang tepat.
4. Mudah dimengerti, mengomunikasikan citra harus secara singkat, padat,
dan mudah diingat dengan baik oleh segmen pasar.
5. Citra merupakan sarana bukan tujuan. Kesadaran bahwa citra merupakan
sarana untuk mencapai tujuan, bukan tujuan akhir. Oleh karena itu, semua
harus mengacu kepada rencana jangka panjang perusahaan.
40
2.1.3
Pengaruh Media Advertising terhadap Citra
Industri
pariwisata
mengalami
perkembangan
sehingga
menuntut
perusahaan atau organisasi untuk melakukan kegiatan pemasaran guna
meningkatkan jumlah kunjungan. Oleh karena itu, diperlukan media yang dapat
membantu pembentukan citra positif. Menurut Philip Kotler & Gary Armstrong
(2008:161) menyatakan bahwa media iklan merupakan “Wahana yang digunakan
untuk menghantarkan pesan iklan kepada pemirsa yang dituju”. Media advertising
merupakan bagian dari fungsi kegiatan pemasaran sehingga salah satu fungsi
media advertising adalah melindungi citra.
Menurut Edruard Depari dalam Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto
(2007: 125) menyatakan bahwa “Dalam operasionalnya baik organisasi maupun
pers senantiasa berhasrat untuk menjaga citra (image) yang baik. Kedua institusi
menyadari benar bahwa citra yang baik terkait dengan kredibilitas masing-masing
sebagai sumber informasi”. Menurut Diah Wardhani (2008:151) menyatakan
“Tujuan perencanaan hubungan media adalah untuk membangun image dan
reputasi positif perusahaan”.
Jurnal hasil penelitian Jesus Martin (2003:4) menyatakan ”The
majoritarian conception is corroborated when we thematize the other side of the
question: that which concerns the spheres of life that, in the images of the media,
are being affected most profoundly by contemporary transformations.” Jenkins
dalam Media School Bournemouth University (2007:3) “tourism destinations are
very dependent on media images and when the reader has no experience of
41
destination, the importance of media representation increases.” Selain itu,
Sharmini (2007:2) menyatakan “20th century public relations got its start as an
adjunct to journalism, with former journalists hired to refine the image of well to
do clients.”
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengaruh media
dapat membantu perusahaan dalam proses pembentukan citra melalui publisitas
yang dihasilkan oleh media. Berbagai bentuk kinerja media advertising dapat
dijadikan sarana publikasi dari perusahaan mengenai produknya maupun
informasi lain yang dapat mempengaruhi pandangan individu terhadap
perusahaan.
2.1.4 Resume Hasil Penelitian Terdahulu
Kejelasan arah, orisinalitas, dan kemanfaatan dari suatu penelitian yang
dilakukan oleh seorang peneliti akan terlihat dengan jelas apabila peneliti mampu
menelusuri secara mendalam beberapa temuan penelitian terdahulu yang terkait
dan memposisikan keberadaan penelitian yang dilakukan sekarang. Adapun
temuan hasil penelitian yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini, adalah
advertising khususnya penelitian yang membahas mengenai media advertising
dan citra. Beberapa temuan hasil penelitian mengenai aktivitas advertising dan
citra adalah sebagai berikut:
42
TABEL 2.5
RESUME PENELITIAN TERDAHULU
Nama
Jesus Martin
Barbero dalam (The
Hemisferic Institute
of Performance and
Politics)
Tahun
2003
Judul
Cultural Change; The Perception of the Media and
the Mediation of its Image.
Merkuria Mekasha
2008
THE ROLE OF THE MEDIA IN IMAGE BUILDING
OF ETHIOPIA IN THE NEW MILLENNIUM
Eka Mulia Utami
2009
PENGARUH PROGRAM PUBLIC RELATIONS
TERHADAP CITRA SAUNG ANGKLUNG UDJO
SEBAGAI SALAH SATU OBJEK WISATA
BUDAYA DI KOTA BANDUNG
Lova Oktavia Putri
2009
Dian-Yan
Liou
dalam Journal of
Vacation Marketing
2010
Fanny
Dau
Oramahi
2010
KINERJA MEDIA DALAM BAURAN PROMOSI
YANG DILAKUKAN DISBUDPAR BANGKA
DALAM
MEMPENGARUHI
PROSES
KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN
NUSANTARA DI SUNGAILIAT
BEYOND
TOKYO
RAINBOW
BRIDGE:
DESTINATIONS
IMAGES
PORTAYED
IN
JAPANESE DRAMA EFFECT TAIWANESE
TOURIST’S PERCEPTIONS
PENGARUH PROGRAM PUBLIC RELATIONS
YANG DILAKUKAN OLEH STAKEHOLDERS
EKSTERNAL TERHADAP PEMBENTUKAN
CITRA PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI
SEBAGAI DAERAH PELESTARIAN BUDAYA
K.
Penjelasan
Terdapat tiga tahapan pada
perubahan budaya, yaitu
modernisasi melalui persepsi
dari sasaran media, proses
transformasi adat menjadi
modernisasi,
dan
kecenderungan media dalam
membengun citra.
Kombinasi antara media
milik pemerintah dan swasta
berperan untuk merubah citra.
Hasil
penelitiannya
menyatakan
pengaruh
program public relations
paling tinggi adalah publikasi
dan terendah adalah berita.
Hasil
penelitiannya
menyatakan pengaruh media
terbesar yaitu website dan
terkecil adalah majalah.
Terdapat perubahan citra
wisatawan setelah menonton
drama di televisi.
Hasil
penelitiannya
menyatakan pengaruh public
relations terbesar melalui
publikasi dan terkecil melalui
event.
Sumber: Pengolahan beberapa sumber, 2010
Berdasarkan Tabel 2.5 hasil penelitian terdahulu, terdapat persamaan dan
perbedaan yang diteliti penulis dengan penelitian yang ada sebelumnya.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu variabel citra (image).
Penelitian ini memiliki perbedaan yang spesifik dibandingkan dengan penelitian
terdahulu, terutama mengenai objek yang diteliti. Adapun perbedaan penelitian ini
dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut:
1. Objek penelitian pada penelitian ini adalah Taman Pintar Yogyakarta,
pada penelitian sebelumnya tidak ada yang meneliti Taman Pintar
Yogyakarta.
43
2. Penelitian yang dilakukan oleh Eka Mulia Utami dan Fanny Dau Oramahi
variabel yang diteliti yaitu program public relations dan citra. Sedangkan
pada penelitian ini variabel X adalah kinerja media advertising dan
variabel Y adalah citra.
3. Penelitian Jesus Martin Barbero media yang diteliti adalah surat kabar,
radio, dan televisi sementara penelitian yang dilakukan oleh Dian-Yan
Liou meneliti kinerja media televisi sedangkan penelitian ini meneliti
kinerja surat kabar, majalah, radio, dan televisi yang berpengaruh terhadap
citra.
2.2 Kerangka Pemikiran
Pemasaran merupakan fungsi utama untuk mencapai tujuan organisasi atau
perusahaan.
Pemasaran
berperan
sebagai
manajemen
proses
untuk
memaksimalkan keuntungan dengan cara mengembangkan relasi dengan
pelanggan dan menciptakan keunggulan kompetitif. Pemasaran suatu destinasi
wisata memerlukan alat-alat yang dapat digunakan dalam kegiatan pemasaran
yang biasa disebut dengan bauran pemasaran. Kombinasi dari alat-alat pemasaran
ini dapat mempermudah proses pelayanan kepada wisatawan.
Menurut Morrison (2006:219) konsep hospitality marketing mix diperluas
menjadi 8P, yaitu place, product, people, price, packaging, programming,
promotion, dan partnership. Kegiatan pemasaran memiliki hubungan yang tinggi
dengan lingkungan eksternal sehingga perusahaan harus efektif dalam
menciptakan nilai pelanggan kepada pasar sasaran dibandingkan dengan pesaing.
44
Promosi adalah usaha-usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk
mempengaruhi konsumen agar membeli produk yang dihasilkan ataupun untuk
menyampaikan berita tentang produk tersebut dengan jalan mengadakan
komunikasi dengan para pendengar (audience) yang sifatnya membujuk. Menurut
Kotler & Keller (2009:510) “Marketing communications are the means by which
firm attempt to inform, persuade, and remaind consumers directly or indirectly
about the product and brands they sell.” Kegiatan komunikasi pemasaran
merupakan aktivitas yang ditujukan untuk menginformasikan, mempengaruhi, dan
mengingatkan konsumen untuk tetap menggunakan produk yang dihasilkan
perusahaan.
Kegiatan promosi memerlukan alat komunikasi untuk menginformasikan
kepada pasar. Kombinasi dari alat-alat promosi biasa disebut dengan bauran
promosi (promotion mix/marketing communications mix). Menurut Kotler &
Keller (2009:512) pada kegiatan komunikasi pemasaran terdapat marketing
communication mix meliputi advertising, sales promotion, event and experiences,
public relations and publicity, direct marketing, interactive marketing, word-ofmouth marketing, dan personal selling.
Menurut Kotler & Keller (2009:512) menyatakan “Advertising any paid
form of nonpersonal presentation and promotion of ideas, goods, or services by
an identified sponsor.” Menurut Philip Kotler & Gary Armstrong (2008:151)
keputusan periklanan utama adalah “Menetapkan tujuan periklanan, menetapkan
anggaran periklanan, pesan apa yang harus disampaikan, media yang akan
digunakan, dan mengevaluasi kampanye periklanan.”
45
.
Media advertising memerlukan media massa untuk menyampaikan
informasi dari perusahaan atau organisasi kepada khalayak. Jenis media massa
yang digunakan adalah surat kabar, majalah, radio, dan televisi. Pada kegiatan
media advertising Kantor Pengelolaan Taman Pintar Kota Yogyakarta
menggunakan surat kabar Harian Jogja, Kedaulatan Rakyat, dan Radar Jogja.
Surat kabar merupakan media cetak yang terbit setiap hari secara teratur.
Tulisannya dalam bentuk berita, artikel, feature, dan tajuk. Sedangkan majalah
merupakan media yang digunakan untuk menghasilkan gagasan feature dan
publisitas bergambar untuk bahan referensi di masa mendatang. Kantor
Pengelolaan Taman Pintar Kota Yogyakarta dalam kegiatan media advertising
menjalin hubungan baik dengan Garuda Magazine dan Kabare.
Radio merupakan media elektronik ini dapat menyampaikan pesan melalui
indera pendengaran. Radio yang digunakan oleh Kantor Pengelolaan Taman
Pintar Kota Yogyakarta dalam aktivitas media advertising adalah Radio Anak
Jogja (RAJ). Televisi merupakan media yang mampu menyajikan pesan dalam
bentuk suara, gerak, pandangan, dan warna secara bersamaan sehingga mampu
menstimulus indera pendengaran dan penglihatan. Adapun televisi lokal menjadi
sasaran Kantor Pengelolaan Taman Pintar Kota Yogyakarta, yaitu TAtv dan
JogjaTv.
Citra atau image merupakan penilaian individu mengenai kualitas
pelayanan, nilai kepercayaan, dan kemauan baik yang ditampilkan oleh
organisasi. Citra dapat diukur melalui pendapat, kesan, atau respon seseorang
46
dengan tujuan untuk mengetahui secara pasti apa yang ada dalam pikiran setiap
individu mengenai suatu objek. Setiap perusahaan dapat memiliki lebih dari satu
citra tergantung dari kondisi interaksi yang dilakukan perusahaan dengan
kelompok-kelompok yang berbeda, seperti: wisatawan, karyawan, pemerintah,
dimana setiap kelompok tersebut mempunyai pengalaman dan hubungan yang
berbeda dengan perusahaan.
Komponen pembentuk citra yang dikemukakan oleh John S. Nimpoeno
dalam Soleh Soemirat & Elvinaro Ardianto (2007: 114), meliputi persepsi,
kognisi, motivasi, dan sikap. Komponen persepsi, kognisi, motivasi, dan sikap
disebut sebagai picture in our head.
Persepsi merupakan hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan yang
dikaitkan dengan suatu pemaknaan. Kemampuan mempersepsi itulah yang dapat
melanjutkan proses pembentukan citra. Wisatawan
akan memberikan makna
terhadap pengalamannya mengenai Taman Pintar Yogyakarta. Persepsi ini
meliputi
perhatian
wisatawan
mengenai
Taman
Pintar
Yogyakarta,
penginterpretasian informasi mengenai Taman Pintar Yogyakarta, pengingatan
wisatawan terhadap Taman Pintar Yogyakarta, dan kinerja pelayanan yang
dirasakan saat mengunjungi Taman Pintar Yogyakarta.
Kognisi yaitu suatu keyakinan diri dari individu terhadap stimulus.
Kognisi meliputi pengetahuan wisatawan mengenai Taman Pintar Yogyakarta,
pemahaman wisatawan mengenai informasi Taman Pintar Yogyakarta, keyakinan
akan manfaat kunjungan ke Taman Pintar Yogyakarta, dan opini mengenai Taman
Pintar Yogyakarta. Sedangkan aspek motivasi merupakan keadaan dalam pribadi
47
seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan
tertentu guna mencapai suatu tujuan. Motivasi ini meliputi daya tarik Taman Pintar
Yogyakarta, rekomendasi mengenai Taman Pintar Yogyakarta, minat untuk
mengunjungi Taman Pintar Yogyakarta, dan kesesuaian harapan wahana di Taman
Pintar Yogyakarta.
Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa
dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Sikap sering muncul dalam
bentuk pasangan, satu disadari sedang yang lainnya tidak disadari. Sikap ini
mencakup manfaat kunjungan di Taman Pintar Yogyakarta, kesesuaian tujuan
berkunjung ke Taman Pintar Yogyakarta, minat terhadap Taman Pintar
Yogyakarta, dan kepuasan kunjungan ke Taman Pintar Yogyakarta.
Peneliti dalam menyusun kerangka pemikiran didukung oleh beberapa
teori penghubung yang menyatakan bahwa media advertising berpengaruh
terhadap citra, menurut Edruard Depari
dalam Soleh Soemirat dan Elvinaro
Ardianto (2007: 125) menyatakan bahwa “Dalam operasionalnya baik organisasi
maupun pers senantiasa berhasrat untuk menjaga citra (image) yang baik. Media
advertising merupakan bagian dari fungsi kegiatan pemasaran sehingga salah satu
fungsinya adalah melindungi citra perusahaan.
Efektivitas
media
advertising
berpengaruh
terhadap
citra
juga
dikemukakan dalam beberapa jurnal, di antaranya menurut David Silva (2009:2)
“The image the public has of an organization is often shaped, at least in part, by
the publicity provided by the media.” Berdasarkan uraian di atas dapat
digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut:
48
Media
Advertising
Mission
s
Marketing
Place
Product
Marketing
Communications
Mix
Surat kabar
Money
Majalah
Radio
Advertising
People
Sales Promotion
Price
Event and Experiences
Packaging
Public Relations
and Publicity
Programming
Internet
Message
Interactive Marketing
Morrison
(2006:219)
Diah Wardhani
(2008:30)
Direct Marketing
Measurement
Promotion
Kotler & Keller
Partnership
(2009:62)
Televisi
Media
Word-of-mouth Marketing
Personal Selling
Philip Kotler & Gary
Armstrong
(2008:151)
1.
2.
3.
4.
Citra
Persepsi
Kognisi
Motivasi
Sikap
Feed Back
Kotler & Keller
(2009:512)
Keterangan:
= Variabel yang diteliti
= Variabel yang tidak diteliti
GAMBAR 2.3
KERANGKA PEMIKIRAN EFEKTIVITAS MEDIA ADVERTISING
DALAM MEMBENTUK CITRA TAMAN PINTAR YOGYAKARTA
SEBAGAI “WAHANA EKSPRESI, APRESIASI, DAN KREASI
SAINS DALAM SUASANA YANG MENYENANGKAN”
Soleh Soemirat & Elvinaro Ardianto
(2007:115)
49
Berdasarkan kerangka pemikiran, maka dapat dirumuskan paradigma
penelitian sebagai berikut:
Media Advertising
Surat kabar
Majalah
Radio
Citra
1.
2.
3.
4.
Persepsi
Kognisi
Motivasi
Sikap
Televisi
GAMBAR 2.4
PARADIGMA PENELITIAN EFEKTIVITAS MEDIA ADVERTISING
DALAM MEMBENTUK CITRA TAMAN PINTAR YOGYAKARTA
SEBAGAI “WAHANA EKSPRESI, APRESIASI, DAN KREASI SAINS
DALAM SUASANA YANG MENYENANGKAN”
2.3 Hipotesis
Hipotesis menurut Puspowarsito (2008: 57) yaitu “Proposisi yang
dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Fungsinya adalah menjadi
dasar untuk membuat kesimpulan dan menyatakan variabel penelitian.”
Berdasarkan kerangka pemikiran dan paradigma penelitian, maka penulis
merumuskan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara media advertising
yang terdiri dari surat kabar, majalah, radio, dan televisi terhadap citra Taman
Pintar Yogyakarta sebagai “wahana ekspresi, apresiasi, dan kreasi sains dalam
suasana yang menyenangkan.”
50
Perumusan hipotesis didukung oleh premis dari beberapa penelitian yang
menyebutkan bahwa terdapat pengaruh antara media advertising terhadap citra
sebagai berikut:
1. Jesus Martin (2003:4) menyatakan ”The majoritarian conception is
corroborated when we thematize the other side of the question: that which
concerns the spheres of life that, in the images of the media, are being affected
most profoundly by contemporary transformations.”
2.
Jenkins dalam Media School Bournemouth University (2007:3) “tourism
destinations are very dependent on media images and when the reader has
no experience of destination, the importance of media representation
increases.”
3.
Sharmini (2007:2) menyatakan “20th century public relations got its start as
an adjunct to journalism, with former journalists hired to refine the image of
well to do clients.”
4. Diah Wardhani (2008:151) menyatakan “Tujuan perencanaan hubungan media
adalah untuk membangun image dan reputasi positif perusahaan”.
5.
Mekuria Mekasha (2008:2) “strongly believe that journalist (media) have an
especially powerful influence in image building.”
6.
David Silva (2009:2) “The image the public has of an organization is often
shaped, at least in part, by the publicity provided by the media.”
7.
Dian Yang-Liou (2010:8) menyatakan “TV programs act as powerful tourism
destination brand-building vehicles because the mass media can develop a
new brand image or reinforce the already established brand image.”
51
Berdasarkan premis-premis di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini
adalah Terdapat pengaruh yang signifikan antara media advertising yang terdiri
dari kinerja surat kabar, majalah, radio, dan televisi terhadap citra Taman Pintar
Yogyakarta sebagai “wahana ekspresi, apresiasi, dan kreasi sains dalam suasana
yang menyenangkan” (didukung oleh premis nomor 1,2,3,4,5, 6 dan 7).
Download