BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Komunikasi Komunikasi merupakan suatu interaksi antar pribadi, antar kelompok yang dilakukan baik secara verbal maupun non verbal, langsung maupun tidak langsung. Komunikasi adalah proses di mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka (Mulyana, 2006: 8). Mengutip dari Harold D. Lasswel (Ruslan, 2004: 100), komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang dapat menimbulkan efek tertentu. Dari definisi di atas, kesimpulan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian informasi atau pesan yang bersinergi dengan menggunakan media tertentu dengan maksud agar si komunikan mengerti pesan atau informasi yang disampaikan pengirim. Paradigma Laswell menyatakan (Ruslan, 2004: 100), Who, What, in Which channel, to Whom, with What effect, (siapa, apa, melalui saluran apa, kepada siapa, dengan efek apa). Menunjukkan bahwa komunikasi 7 8 meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni : Gambar 2.1 Model Komunikasi Laswell Sumber : (Ruslan, 2004: 100) 1. Komunikator Komunikator dapat berupa individu yang sedang berbicara, menulis, kelompok orang, organisasi komunikasi seperti surat kabar, radio, televisi, film. 2. Pesan Pesan adalah keseluruhan daripada apa yang disampaikan oleh komunikator. 3. Media Saluran komunikasi selalu menyampaikan pesan yang dapat diterima melalui panca indera atau menggunakan media. 9 4. Komunikan Komunikan atau penerima pesan terdapat 3 golongan yaitu : a. Komunikasi personal b. Komunikasi kelompok c. Komunikasi massa 5. Efek Adalah hasil dari suatu komunikasi yakni sikap dan tingkah laku orang, sesuai atau tidak dengan yang kita inginkan. 6. Komunikator Komunikator dapat berupa individu yang sedang berbicara, menulis, kelompok orang, organisasi komunikasi seperti surat kabar, radio, televisi, film. 7. Pesan Pesan adalah keseluruhan daripada apa yang disampaikan oleh komunikator. 8. Media Saluran komunikasi selalu menyampaikan pesan yang dapat diterima melalui panca indera atau menggunakan media. 10 9. Komunikan Komunikan atau penerima pesan terdapat 3 golongan yaitu : a. Komunikasi personal komunikasi yang tertunjukan kepada sasaran yang tunggal seperti tunggal pikiran. b. Komunikasi kelompok Komunikasi yang ditunjukan kepada kelompok tertentu c. Komunikasi massa Kommunikasi yang ditunjukan kepada massa atau komunikasi yang menggunakan media masa. 10. Efek Adalah hasil dari suatu komunikasi yakni sikap dan tingkah laku orang, sesuai atau tidak dengan yang kita inginkan. Melihat dari proses terjadinya komunikasi, dalam kaitannya dengan penelitian ini Divisi Business Service menentukan tiap – tiap komponen apa yang akan digunakan dalam mengkomunikasikan INDISchool ini. Jika komunikasi berjalan dengan lancar dan sesuai yang diharapkan maka respon dari publik itu akan menjadi bahan evaluasi. Dengan evaluasi tersebut dapat menghasilkan sesuatu yang lebih baik untuk mengelola citra perusahaan dimata publik. 11 2.1.2 Citra Citra mencerminkan pemikiran, emosi dan persepsi individu atas apa yang mereka ketahui. Untuk itu, diperlukan peningkatan dan pemasaran citra yang bukan sekedar bisa tampil elegan melainkan mengupayakan agar nama dan reputasi perusahaan/produk serta persepsi semakin positif. Menurut Canton yang dikutip dalam buku metode penelitian untuk Public Relations, Citra adalah kesan, perasaan, gambaran diri publik terhadap perusahaan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau organisasi (Ardianto, 2010: 99). Bernstein dalam Gronroos yang dikutip dalam buku Metode Penelitian untuk Public Relations (Sutisna, 2003: 99), Image adalah realitas, oleh karena itu, program pengembangan citra harus didasarkan pada realitas. Jika citra tidak sesuai dengan realitas dan kinerja tidak baik, itu adalah kesalahan dalam berkomunikasi. Jika citra sesuai dengan realitas dan merefleksikan kinerja yang buruk, itu berarti kesalahan dalam mengelola organisasi. Dapat disimpulkan bahwa, citra yaitu tampilan yang dilihat oleh publik tentang sebuah organisasi maupun perusahaan. Dengan kinerja yang baik dari suatu organisasi, maka citra mempunyai dampak pada persepsi publik dari komunikasi dan operasi organisasi dalam berbagai hal. 12 2.1.2.1 Proses Pembentukan Citra Menurut John Nimpoeno yang dikutip dalam buku penelitian untuk Public Relations (Ardianto, 2010: 101), pembentukan citra dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 2.2 Model Pembentukan Citra Sumber : (Ardianto, 2010: 101) Penjelasan : 1. Stimulus : kesan lembaga yang diterima dari luar untuk membentuk persepsi. 2. Persepsi : hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan yang langsung dikaitkan dengan suatu pemahaman, pembentukan makna pasa stimulus indrawi. 3. Kognisi : aspek pengetahuan kepercayaan, ide dan konsep. yang berhubungan dengan 13 4. Motivasi : kecenderungan yang menetap untuk mencapai tujuantujuan tertentu, dan sedapat mungkin menjadi kondisi kepuasan maksimal bagi individu setiap saat. 5. Sikap : hasil evaluasi negatif atau positif terhadap konsekuensikonsekuensi penggunaan suatu objek. 6. Tindakan : akibat atau respon individu sebagai organisme terhadap rangsangan-rangsangan yang berasal dari dalam dirinya maupun lingkungannya. 7. Respons/ tingkah laku : tindakan-tindakan seseorang sebagai reaksi terhadap rangsangan atau stimulus. Citra digambarkan melalui persepsi – kognisi – motivasi – sikap. Stimulus yang diberikan kepada individu dapat diterima atau ditolak. Stimulus dalam Divisi Business Service adalah seberapa banyak informasi yang didapatkan atau peristiwa yang diterima atau dialami publik dan semua itu akan membentuk persepsi mereka terhadap citra perusahaan. 2.1.2.2 Jenis Citra Ada beberapa jenis citra (image) yang dikenal di dunia aktivitas hubungan masyarakat (Public Relations) (Jefkins, 2004: 20-23) : 1. Citra Bayangan (mirror image) Bahwa citra di masyarakat ternyata terjadi perbedaan antara yang diharapkan dengan kenyataan citra dilapangan, bisa terjadi justru mencerminkan citra negatif. 14 2. Citra Kini (current image) Merupakan kesan yang baik diperoleh dari orang lain tentang perusahaan/organisasi yang berkaitan dengan produknya. Jika pengalaman dan informasi yang diterima kurang baik sehingga muncul kesalahpahaman yang menyebabkan citra kini yang ditanggapi secara tidak adil atau bahkan kesan yang negatif diperoleh. 3. Citra yang diinginkan (wish image) Adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen, supaya produk yang ditampilkan tersebut lebih dikenal (good awareness), menyenangkan, dan diterima dengan kesan selalu positif diberikan oleh publiknya atau masyarakat umum. 4. Citra perusahaan (corporate image) Citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan sekedar citra atas produk dan pelayanannya. Citra perusahaan ini terbentuk dari banyak hal, tentang sejarahnya, kualitas, keberhasilan dalam marketing dan hingga berkaitan dengan tanggung jawab sosial sebagainya. 5. Citra Majemuk (multiple image) Banyaknya jumlah pegawai, cabang, atau perwakilan dari sebuah perusahaan dapat memunculkan suatu citra yang belum tentu sama dengan citra organisasi secara keseluruhan. Untuk 15 menghindari berbagai hal yang tidak diinginkan, variasi citra harus ditegakkan seminimal mungkin dan citra perusahaan secara keseluruhan harus ditegakkan. 6. Citra Penampilan (performance image) Lebih ditunjukan kepada subyeknya, bagaimana kinerja atau penampilan diri para profesional pada perusahaan bersangkutan. Dari beberapa jenis citra yang ada, Divisi Business service melalui INDISchool ingin terbentuknya citra yang diinginkan. Hal tersebut dikarenakan PT Telkom sendiri sudah memiliki citra perusahaan, dengan membuat suatu produk baru yakni INDISchool PT Telkom mengharapkan dengan adanya produk tersebut masyarakat beranggapan bahwa perusahaan memiliki kepedulian terhadap dunia pendidikan di Indonesia. 2.2 Teori Khusus 2.2.1 Strategi Menurut Cultip dalam buku Effective Public Relations (Cutlip, 2007: 352), Strategi sebagai penentuan tujuan dan sasaran usaha jangka panjang, dan adopsi upaya pelaksanaan dan alokasi sumber daya yang diperlukan untuk memcapai tujuan organisasi. Strategi adalah cara untuk mencapai tujuan – tujuan jangka panjang dan merupakan tindakan yang menuntut keputusan manajemen puncak dan sumber daya perusahaan yang banyak untuk merealisasikannya. Strategi juga 16 mempengaruhi kehidupan organisasi jangka panjang paling tidak selama 5 tahun, oleh karena itu sifat strategi berorientasi ke masa depan (David, 2004: 15). Jadi dapat disimpulkan strategi adalah aktivitas yang dilakukan oleh sebuah perusahaan atau seseorang dalam mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan untuk memperoleh keunggulan selama berkompetisi di dalam pasar agar lebih baik dari pada pesaingnya. 2.2.1.1 Strategi Public Relations Mengacu pada pola strategi diatas, maka menurut Ahmad S. Adnanputra, M.A., M.S., (Ruslan, 2010: 134) batasan pengertian tentang Strategi Public Relations, ialah alternatif optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan public relations dalam kerangka suatu rencana public relations”. Oleh karena itu dengan adanya strategi dari praktisi Public Relations maka akan meunjukan peningkatan dari rencana kerja sesuai dengan visi manajemen yang berlaku. Keterkaitan dengan penelitian ini ialah Divisi Business Service melakukan strategi Public Relations guna meningkatkan persepsi publik eksternal. Strategi Public Relations (Kriyantono, 2008: 23-25) dapat dijabarkan sebagai berikut : 17 1. Publications Yakni menyelenggarakan publikasi dan menyebarluaskan informasi melalui berbagai media tentang aktifitas perusahaan yang pantas untuk diketahui oleh publik. 2. Event Merancang event yang tujuan memperkenalkan produk dan perusahaan, serta mendekatkan diri ke publik dan lebih jauh lagi dapat mempengaruhi opini publik. 3. News Menciptakan berita dan menyampaikan informasi kepada publik melalui press release, newsletter, berita, buletin dan lain-lain. 4. Community Involvement Mengadakan kontak sosial dengan kelompok masyarakat tertentu guna menjaga hubungan baik dengan pihak organisasi dan lembaga yang diwakilinya. Public Relations harus membuat program yang ditunjukkan untuk menciptakan keterlibatan komunitas dan masyarakat sekitarnya. 5. Inform or Image Informasi yang diberikan harus menarik perhatian diharapkan memperoleh tanggapan berupa citra positif. dan 18 6. Lobbying and Negotiating Bertujuan mencapai kesepakatan atau memperoleh dukungan dari individu atau lembaga yang berpengaruh dalam kelangsungan bisnis perusahaan. 7. Social Responsibility Memiliki tanggung jawab sosial dan kepedulian terhadap masyarakat yang akan meningkatkan citra perusahan dimata publik. 2.2.2 Special Event Pengertian special events menurut kalangan pakar komunikasi atau humas adalah suatu kegiatan Public Relations, yang cukup penting dalam upaya memuaskan banyak orang untuk ikut serta dalam suatu kesempatan memenuhi selera/kesenangan, serta upaya menarik perhatian bagi publiknya (Ardianto, 2008: 104). Menurut Yaverbaum mengemukakan bahwa ajang khusus adalah media publisitas yang efektif karena dapat membantu dalam memasarkan perusahaan dan produk jasa kepada publik, sangat bersifat promosi, serta mampu mendapatkan publisitas yang banyak dari pihak media massa (Pudjiastuti, 2010: xvii). Special sasaran events baik sangat dalam efektif dalam mempengaruhi pengunjung aspek kognitif (awareness dan pengetahuan pengunjung terhadap perusahaan, merek, atau produk), aspek afektif 19 (mengatasi kesalahpahaman dan prasangka serta mengasosiasikan merek dengan suatu gaya hidup, kegiatan atau individu tertentu), maupun aspek konatif (mempertahankan penerimaan masyarakat akan produk, merek atau perusahaan) (Pudjiastuti, 2010: xxvi). Dari definisi dapat disimpulkan bahwa humas mempunyai peran serta dalam acara khusus untuk menarik simpati sehingga mampu menumbuhkan saling pengertian bagi kedua belah pihak. Pada akhirnya pada kegiatan ini dapat menciptakan citra positif dari masyarakat atau publik sebagai target sasarannya. Events yang dikenal dalam aktivitas kehumasan. Misalnya : 1. Calendar of events, yaitu acara rutin yang dilaksanakan pada hari, bulan, tahun tertentu secara periodik dan berulang-ulang diselenggarakan sepanjang tahun kalender. 2. Momentum events yaitu acara yang sifatnya khusus yang dilaksanakan pada momen-momen tertentu diluar acara rutin tersebut. Adapun tujuan dari ajang khusus menurut Tom Duncan (Pudjiastuti, 2010: vvx) yaitu : 1. Mempengaruhi khalayak sasaran; 2. Mengasosiasikan sebuah merek dengan suatu kegiatan, gaya hidup atau individu tertentu; 3. Menjangkau target sasaran yang lebih luas; 20 4. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap merek, produk atau perusahaan; 5. Memublikasikan sebuah merek, produk atau perusahaan yang nantinya akan meningkatkan pengetahuan khalayak. Ajang khusus memungkinkan terjadinya komunikasi interaktif antara penyelenggara dan konsumen atau khalayaknya. Komunikasi yang terjadi sangat efektif untuk meyakinkan khalayak dibandingkan dengan bila dikomunikasikan melalui media massa. Khalayak yang hadir memang terbatas, tetapi ketika ajang khusus mendapat liputan dari media massa, terpaannya bisa menjangkau target penerima dalam jumlah yang banyak dan secara tidak langsung akan menciptakan citra positif bagi penyelenggara. 2.2.3 Wish Image (citra yang diharapkan) Menurut Jefkins (Ruslan, 2010: 77-79) menyatakan bahwa citra keinginan adalah seperti apa yang inggin dicapai oleh manajemen terhadap lembaga atau perusahaan atau produk yang ditampilkan tersebut lebih dikenal (good awareness), menyenangkan dan dapat diterima dengan kesan yang selalu positif diberikan (take and give) oleh publiknya atau masyarakat umum. Wish image merupakan citra yang diharapkan oleh pihak manajemen. Pihak perusahaan mempunyai strategi untuk melakukan kegiatan – kegiatan dan upaya untuk selalu menjalin hubungan yang harmonis dengan publiknya. Hal tersebut karena pihak perusahaan mengharapkan citra yang postif dimata publiknya. Jadi kegiatan – kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan 21 diharapkan berperan dalam menciptakan citra positif seperti yang diharapkan oleh pihak manajemen. 2.3 Penelitian terdahulu (state of the art) 2.3.1 Jurnal Nasional Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Jurnal Nasional 1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Agnes Datuela tahun 2013 dengan judul Strategi Public Relations PT Telkomsel Branch Manado dalam mempertahankan citra perusahaan. Dijelaskan bahwa strategi utama yang dilakukan dalam mempertahankan citra perusahaan dimata masyarakat ialah dengan mengkoordinasi masalah yang ada dengan pihak pusat (Jakarta) dan pihak area (Manado), karena divisi Public Relations itu sendiri berada di pusat. Oleh karena itu dalam mempertahankan citra perusahaan, Public Relations menggunakan 3 strategi yaitu pull strategi, push strategi dan pass strategi. Pull strategi ialah straegi yang dilakukan PR agar dapat kembali menarik perhatian publik yakni dengan melalui iklan-iklan yang ada agar dapat menimbulkan kesadaran publik terhadap perusahaan kembali. Sedangkan push strategi ialah strategi PR melalui event-event dalam mendorong kembali publik mengenai citra perusahaan yang telah rusak. Sedangka pass strategi ialah kekuatan untuk mempengaruhi dan menciptakan opini publik yang positif melalui kegiatan – kegiatan yang bersifat partisipasi seperti menjadi sponsorship, juga melakukan kegiatan CSR. Strategi – strategi ini dilakukan untuk 22 mempengaruhi khalayak dan menciptakan kembali opini dan citra publik yang positif. Penelitian sebelumnya memiliki persamaan dengan penelitian ini dalam hal perusahaan. Jenis perusahaan tergolong sama karena merupakan PT Telkomsel sendiri dibawah naungan PT Telkom. PT Telkomsen Branch Manado yang merupakan perusahaan daerah semua kegiatan atau strategi yang digunakan dalam mengelola citra perusahaan harus berkoordinasi dengan kantor pusat. Sama halnya dengan Divisi Business Service PT Telkom yang merupakan unit kerja dari perusahaan yang mejalankan strategi mengelola citra harus berkoordinasi dengan PR pusat. Hal ini dikarenakan strategi yang akan dilakukan akan berimbas langsung dengan perusahaan. Dari penelitian sebelumnya memiliki perbedaan dengan penelitian ini dalam hal strategi yang digunakan merupakan bagian dari kegiatan yang sudah berjalan dan memiliki target dalam pelaksanaannya oleh karena itu dalam penelitian ini mengetahui strategi, hambatan dan solusi dalam mengelola citra perusahaan sedangkan oleh peneliti sebelumnya hanya menganalisa strategi yang harus dilakukan dalam mengelola citra perusahaan. Sumber : Jurnal Acta Diurna. Vol 11 No. 1 hal. 1-15 Tabel 2.2 Penelitian terdahulu jurnal nasional 2. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Susetyarsi tahun 2012 dengan judul Membangun Brand Image Produk Melalui Promosi Event Sponsorship dan Publisitas. Dijelaskan bahwa perusahaan untuk membangun citra produk tidak lepas dari promosi yang dilakukannya. 23 Promosi yang dilakukannya biasanya tidak hanya satu macam tetapi mengkombinasikan dari berbagai macam promosi seperti penggunaan event sponsorship dengan publisitas. Cara ini banyak ditempuh perusahaan untuk membangun brand image perusahaan. hal ini dikarenakan banyak manfaat diperoleh dengan adanya event sponsorship dan publisitas yang membangun bran image produk suatu perusahaan. Event sponsorship bisa dilakukan dengan cara mensponsori berbagai kegiatan sedangkan publisitas memanfaatkan media massa sekaligus sebagai berita. Publisitas ini dapat dipercaya oleh masyarakat hal ini akan sangat membangun bran image suatu produk maupun perusahaan yang mengeluarkannya. Dengan demikian kedua promosi ini akan sangat mendukung dalam membangun brand image suatu produk. Penelitian sebelumnya memiliki persamaan dengan penelitian ini dalam hal faktor meningkatkan citra sebuah produk antara lain dengan menggunakan publisitas dan keikutsertaan dalam sebuah event dengan hal tersebut dapat mempengaruhi khalayak dengan lebih cepat. Dari penelitian sebelumnya memiliki perbedaan dengan penelitian ini dalam hal penggunaan strategi untuk mengelola citra. Divisi Business Service memiliki beberapa strategi yaitu berupa strategi dari Public Relations yaitu berupa Publikasi, penyelenggaraan Event, pembuatan News dan image. Penyelenggaraan event bukan berupa sponsorship melainkan sebagai penyelenggara event itu sendiri dan tidak hanya berfokus untuk tahap promosi saja melainkan untuk mengkomunikasi serta mengedukasi. Sedangkan penelitian sebelumnya berfokus kepada bagaimana cara untuk 24 meningkatkan penjualan melalui upaya peningkatan citra merek. Sumber : Jurnal STIE Semarang. Vol 4 No. 1 hal 1-8 2.3.2 Jurnal Internasional Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu Jurnal Internasional 3. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti Richard R. Dolphin dengan judul a value creating strategy lebih membahas tentang citra perusahaan. Dijelaskan bahwa reputasi didefinisikan sebagai pengantar pendapat atau sebagai interaksi antara publik langsung maupun tidak. Reputasi yang diberikan kepada perusahaan dari publiknya dan dibentuk atas dasar pengalaman langsung maupun tidak dari publiknya. Perusahaan dan publiknya tidak selalu melihat masalah atau melakukan tindakan yang sama. Sebuah perusahaan/organisasi selalu menganggap reputasi atau citranya baik sedangkan belum tentu publik mengangapnya sama. Penelitian ini menunjukan bahwa reputasi positif tidak selalu memberikan citra yang baik bagi perusahaan, karena citra dapat dibentuk melalui opini publik. Penelitian sebelumnya memiliki persamaan dalam hal bagaimana opini publik dapat mempengaruhi citra perusahaan. Walaupun perusahaan tersebut sudah memiliki reputasi yang besar, jika tidak memperhatikan publiknya maka reputasi bisa menurun sehingga kepercayaan publik terhadap perusahaan juga menurun. 25 Dari penelitian meningkatkan sebelumnya reputasi memiliki perusahaan. perbedaan penelitian mengenai sebelumnya cara lebih menggunakan komunikasi yang mendalam dengan stakeholder, dikarenakan mereka mempunyai peran penting demi kemajuan perusahaan. Sedangkan dalam penelitian ini peningkatan citra dilakukan dengan membuat program yang berkonsentrasi dengan publiknya serta menggunakan media massa untuk perluasan komunikasi. Sumber : Corporate Governance journal Vol.4 No 3 Page 77-92 Tabel 2.4 Tabel Penelitian Terdahulu Jurnal Internasional 4. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Richard R. Dolphin dan Ying Fan dengan judul Is corporate communications a strategic functions ? hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa strategi public relations bisa dengan dampak meluas. Ketika membentuk strategi harus dipertimbangkan sesuai dengan visi, misi perusahaan dan khalayak utamanya. Strategi utama yang dilakukan yaitu komunikasi untuk setiap organisasi. Dengan komunikasi yang baik, internal maupun eksternal. Oleh karena itu departemen komunikasi atau yang sekarang bisa disebut dengan public relations.Hubungan masyarakat (PR) menjadi fungsi yang penting dalam organisasi dalam berbisnis. Public relations mempunyai peran penting dalam komunikasi perusahaan, baik ke dalam mapun ke luar struktur organisasi dan mengatasi masalah dengan merumuskan strategi perusahaan untuk dikomunikasikan kepada publiknya. 26 Penelitian sebelumnya memiliki persamaan dengan penelitian ini dalam hal pern dari strategi Public relations yang dilaksanakan. Jika seorang public relations merumuskan atau merencanakan sebuah strategi maka komunikasi adalah yang utama. Seperti halnya Divisi Business Service menggunakan strategi public relations dengan mengacu kepada visi, misi perusahaan dan publiknya. Pengaruh komunikasi yang baik akan berdampak baik dengan perusahaan. Dari penelitian sebelumnya memiliki perbedaan dengan penelitian ini dalam hal penggunaan strategi. Penelitian sebelumnya berfokus kepada bagaimana komunikasi organisasi yang baik akan berdampak pada perusahaan. penelitian ini menggunakan strategi komunikasi yang didukung dengan strategi public relations seperti melalui event untuk mendapatkan respon positif dari publiknya. Sumber : Management Decision journal Vol. 38 No 2 hal. 99-106 Tabel 2.5 Penelitian Terdahulu Jurnal Internasional 5. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Anne Hede dan Pamm Kellet dengan judul penelitian Marketing Communications for Special Events. Analysing managerial practice, consumer perceptions and preferences. Dalam pelaksanaan special event, strategi komunikasi pemasaran pusatkan untuk menyampaikan pesan secara konsisten tentang tujuan dari sebuah perusahaan melaksanakan event tersebut pendekatan tersebut sama dengan penerapan strategi IMC. Selanjutnya dengan menggunakan world-of-mouth, walaupun kurang dihargai oleh sebagian 27 organisasi. Special event digabungkan dengan informasi yang didapatkan dari kelompok fokus akan lebih cepat efektif. Yang terakhir penggunaan media sosial mungkin terbukti efektif untuk penyebaran komunikasi pemasaran tentang special event yang akan dilaksanakan. Dalam penelitian sebelumnya memiliki persamaan dengan penelitian ini dalam hal bagaimana cara mengkomunikasikan event agar lebih efektif dalam pelaksanaanya. Divisi Business Service menggunakan media sosial karena jangkauannya sangat luas dan cepat. Dari penelitian sebelumnya memiliki perbedaan dalam hal fokus utama dalam sebelum melaksanakan event yang akan dibuat. Dalam penelitian melihat bagaimana cara efektif untuk publik menghadiri event, sedangkan penelitian ini hanya berfokus pada strategi mengelola citra menggunakan event. Sumber : European Journal of Marketing Vol. 45 No. 6 Hal.987-1004 2.4 Asumsi Bahwa Strategi mengelola citra perusahaan yang dilakukan oleh Divisi Business Service untuk produk INDISchool ini menggunakan event dalam mempromosi dan mengkomunikasikannya. Event yang dilaksanakan memiliki beberapa kendala oleh karena itu diperlukan solusi untuk mengatasi hambatan yang ada. 28 2.5 Kerangka Teori Teori Umum Teori Khusus 1. Komunikasi 1. Strategi Public Relations a. Komunikasi massa 2. Special event 2. Citra a. Pembentukan citra b. Jenis citra Citra yang diinginkan Tabel 2.6 Kerangka Teori 29 2.6 Kerangka Pikir Komunikasi Citra Unsur komunikasi Pembentukan citra Strategi Public Relations 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Wish Image Tabel 2.7 Kerangka Pikir Publikasi Event News Community Involvement inform or image Lobbying Social Responsibility. Special Event