BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Teori adalah sebuah sistem konsep abstrak yang mengindikasikan adanya hubungan di antara konsep-konsep tersebut yang membantu kita memahami sebuah fenomena (West & Turner 2008: 49). 2.1.1 Pengertian Komunikasi Pengertian komunikasi menurut Harold Lasswell pada buku Ilmu Komunikasi (Rosda, 2007: 69) yaitu (cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut) Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? Atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana? Berdasarkan definisi Laswell ini maka dapat digambarkan dalam bentuk model komunikasi: Siapa? Mengatakan Apa? Dengan Saluran Apa? Kepada Siapa? Dengan Efek Apa? Komunikator Pesan Saluran Penerima Efek Gambar 2.1.1: Model Komunikasi Harold Lasswell Sumber: (Hasfi, 2012: 21) 10 11 Dari tabel tersebut, peneliti dapat menjelaskan bahwa terdapat lima unsur komunikasi yang saling bergantung satu sama lain. Yang pertama adalah komunikator atau orang yang bertindak sebagai sumber informasi dan mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. Informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator disebut dengan pesan. Pesan yang merupakan unsur kedua ini dapat disampaikan dalam bentuk verbal atau melalui tulisan dan dapat dalam bentuk non-verbal atau menggunakan bahasa tubuh, simbol-simbol tertentu, ataupun mimik muka. Pesan yang disampaikan tersebut tentunya membutuhkan media atau saluran untuk penyampaiannya. Komunikator yang menentukan dengan saluran apa pesan tersebut dapat disampaikan secara efektif. Unsur yang keempat adalah penerima atau orang yang dituju penyampaian pesannya dari komunikator. Penerima pesan ini menterjemahkan atau menafsirkan pesan-pesan yang telah diterima agar selanjutnya dapat menjadi gagasan yang dapat dipahami. Setelah penerima pesan ini memahaminya, maka akan timbul efek yakni apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut. Efek yang timbul dapat berupa perubahan sikap, keyakinan, maupun perubahan perilaku. Komunikasi menurut David K. Berlo yang lebih dikenal dengan Model Berlo (Rosda, 2007: 162) menyebutkan bahwa komunikasi terdiri dari empat unsur utama yaitu SMCR, kepanjangan dari Source (sumber), Message (pesan), Channel (saluran), dan Receiver (penerima). Sumber adalah pihak yang menciptakan pesan, baik seseorang ataupun suatu kelompok. Pesan adalah terjemahan gagasan ke dalam kode simbolik, seperti bahasa atau isyarat; saluran 12 adalah medium yang membawa pesan; dan penerima adalah orang yang menjadi sasaran komunikasi. Dari dua teori komunikasi Laswell dan Berlo, peneliti menyimpulkan bahwa unsur penting dalam suatu komunikasi adalah pesan yang menghubungkan antara komunikator atau orang yang mempunyai informasi untuk hendak disampaikan kepada komunikan atau orang yang menerima informasi yang disampaikan. Tanpa ada unsur pesan, tentunya tidak akan terjadi komunikasi antara komunikator dan komunikan. 2.1.2 Tujuan Komunikasi Menurut Widjaja (2000: 66), komunikasi mempunyai beberapa tujuan, antara lain: 1. Supaya yang kita sampaikan dapat mengerti, sebagai komunikator kita harus menjelaskan kepada komunikan (penerima) sehingga mereka dapat mengerti dan mengikuti apa yang kita maksudkan. 2. Memahami orang lain. Kita sebagai komunikator harus mengerti pendapat dan masukan dari customer, seperti bagian pembelian rumah sakit dan dokter yang menjadi pemakai produk kita. 13 3. Supaya gagasan dapat diterima orang lain, kita harus berusaha agar gagasan dapat diterima oleh orang lain dengan pendekatan yang persuasif bukan memaksakan kehendak. 4. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu. Tujuan komunikasi menurut peneliti adalah komunikasi merupakan kegiatan untuk saling memahami antara komunikator dan komunikan agar pesan atau informasi yang disampaikan dapat diterima dengan efektif dan menghasilkan feedback atau umpan balik. 2.1.3 Public Relations Public Relations adalah komunikasi eksternal dengan menggunakan simbol dan tindakan simbolis untuk menginformasikan atau mempengaruhi publik dengan menggunakan tulisan, pemasaran, periklanan, publisitas, promosi, dan event-event penting. Beberapa spesialis PR bekerja paruh waktu dalam perusahaan, politisi, organisasi nirlaba, atau pemerintah, sedangkan beberapa PR melakukan kontrak dengan organisasi mereka. (Liliweri, 2011: 654) Public relations menurut Rex Harlow (Wilcox,et.al., 2009: 3) mendefinisikannya sebagai fungsi manajemen yang khas yang dapat digunakan untuk membantu hubungan yang saling membangun dan mempertahankan antara organisasi dengan publiknya; melibatkan manajemen masalah atau isu, membantu memberikan informasi kepada manajemen dan merespon opini 14 publik; mendefinisikan dan menekankan tanggung jawab manajemen untuk melayani kepentingan umum; membantu manajemen tetap mengikuti dan efektif memanfaatkan perubahan, melayani sebagai sistem peringatan dini untuk membantu mengantisipasi tren, dan menggunakan teknik penelitian komunikasi etis sebagai alat utamanya. Dari dua definisi tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa public relations merupakan alat komunikasi bagi organisasi atau manajemen dengan masyarakat luas atau publik agar dapat terjalin hubungan yang baik dengan publik. Banyak alat atau tools yang dapat digunakan oleh public relations untuk menjangkau public lewat event-event penting atau dengan merespon opini publik. 2.1.4 Fungsi Public Relations Fungsi utama public relations (Nova, 2009: 38) adalah menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antar lembaga (organisasi) dengan publiknya, internal maupun eksternal dalam rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam upaya menciptakan iklim pendapat (opini publik) yang menguntungkan lembaga organisasi. 15 2.1.5 Peran Public Relations Peran public relations dalam buku “Kampanye Public Relations” (Ruslan, 2008: 10) dijabarkan sebagai berikut: 1. Sebagai communicator atau penghubung antara organisasi atau lembaga yang diwakili dengan publiknya. 2. Membina relationship, yaitu berupaya membina hubungan yang positif dan saling menguntungkan dengan pihak publiknya. 3. Peranan back-up management, yakni sebagai pendukung dalam fungsi manajemen organisasi atau perusahaan. 4. Membentuk corporate image, artinya peranan public relations berupaya menciptakan citra bagi organisasi atau lembaganya. Peran public relations (Suryadi, 2007: 84) berperan untuk menentukan strategi organisasi setelah melakukan analisis dan pengambilan keputusan. Setelah mengembangkan sebuah strategi, selanjutnya mengkomunikasikannya sehingga dapat diimplementasikan dan mendapat dukungan. Public relations berperan penting dalam membantu membangun strategi itu sendiri dan mengkomunikasikannya. 16 2.2 Teori Khusus Teori khusus atau teori sempit (narrow theory) “lebih menekankan kepada orang-orang tertentu pada situasti tertentu pula” (West & Turner 2008: 51). Pada teori khusus ini, peneliti akan memilih beberapa teori yang berkaitan dengan topik permasalahan, yaitu mengenai proses public relations, strategi public relations, dan juga mengenai media relations. 2.2.1 Proses Public Relations Public Relations sebagai proses (Wilcox & Cameron, 2009: 8) merupakan bagian dari aksi, perubahan, ataupun fungsi yang memberikan hasil akhir. Salah satu cara yang paling terkenal untuk menjelaskan sebuah proses, dan untuk mengingat komponen-komponennya adalah dengan menggunakan RACE, yang pertama dipelopori oleh John Marston dalam bukunya The Nature of Public Relations. RACE mengartikan diri sebagai aktivitas public relations yang meliputi empat elemen, yaitu: 1. Research. Apa permasalahan dan situasinya? 2. Action (program planning). Apa yang akan direncanakan? 3. Communication (execution). Bagaimana memberitahukan kepada publik? 4. Evaluation. Apakah audience menerima pesan tersebut dan apa akibatnya? 17 2.2.2 Strategi Public Relations Definisi strategi menurut Chandler adalah “strategi merupakan tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan serta pendayagunaan dan alokasi semua sumber daya yang penting untuk mencapai suatu tujuan.” (Rangkuti, 2006: 3). Adnanputra Ahmad S., (Ruslan, 2010: 133) mengatakan bahwa strategi adalah bagian terpadu dari suatu rencana (plan), sedangkan rencana merupakan produk dari suatu perencanaan (planning), yang pada akhirnya perencanaan adalah salah satu fungsi dasar dari proses manajemen. Ada dua komponen pembentuk strategi public relations yang saling terkait erat (Ruslan, 2010: 135), yakni sebagai berikut: Komponen Pembentukan strategi PR 1. Komponen sasaran Satuan atau segmen yang akan digarap 2. Komponen sarana Paduan atau bauran sarana untuk menggarap suatu sasaran Gambar 2.2.2.1: Komponen Pembentuk Strategi Public Relations Sumber: (Ruslan, 2010: 135) Adapun tahap-tahap kegiatan strategi public relations: pertama, komponen sasaran, umumnya adalah para stakeholder dan publik yang mempunyai kepentingan yang sama. Sasaran umum tersebut secara struktural dan formal yang dipersempit melalui upaya segmentasi yang dilandasi “seberapa jauh sasaran itu menyandang opini bersama (common opinion), potensi polemik, dan 18 pengaruhnya bagi masa depan organisasi, lembaga, nama perusahaan, dan produk yang menjadi perhatian sasaran khusus.” Maksud sasaran khusus disini adalah yang disebut publik sasaran (target public). Komponen pembentuk strategi public relations yang kedua pada strategi public relations berfungsi untuk mengarahkan ke dimensi yang menguntukan melalui pola dasar “The 3-C’s option” (Conservations, Change, dan Crystallization) dari stakeholder yang disegmentasikan menjadi public sasaran yaitu sebagai berikut: Komponen Strategi public relations 1. Mengukuhkan (conservation) Terhadap opini yang aktif – Pro (Proponen) 2. Mengubah (change) Terhadap opini yang aktif – Contra (Oponent) 3. Mengkristalisasi (Crystallization) Terhadap opini yang pasif (Uncommitted) Gambar 2.2.2.2: Komponen Pembentuk Strategi Public Relations Sumber: (Ruslan, 2010: 136) Landasan umum dalam proses penyusunan strategi public relations, menurut Adnanputra Ahmad S. (Ruslan, 2010: 137) yang berkaitan dengan fungsi-fungsi 19 PR/humas secara integral melekat pada manajemen suatu perusahaan/lembaga, yaitu terdiri dari: 1. Mengidentifikasi permasalahan yang muncul. 2. Identifikasi unit-unit sasarannya. 3. Mengevaluasi mengenai pola dan kadar sikap tindak unit sebagai sasarannya. 4. Mengidentifikasi tentang struktur kekuasaan pada unit sasaran. 5. Pemilihan opini atau unsur taktikal strategi public relations. 6. Mengidentifikasi dan evaluasi terhadap pertumbuhan kebijaksanaan atau peraturan pemerintah dan lain sebagainya. 7. Langkah terakhir adalah menjabarkan strategi public relations, dan taktik atau cara menerapkan langkah-langkah program yang telah direncanakan, dilaksanakan, dikomunikasikan, dan penilaian/evaluasi hasil kerja. 2.2.3 Media Relations Media relations menurut Barbara Averill pada buku media relations (Iriantara, 2011: 28) hanyalah salah satu bagian dari public relations, namun ini bisa menjadi perangkat yang sangat penting dan efisien. Begitu kita bisa menyusun pesan yang bukan saja diterima tetapi juga dipandang penting oleh 20 media lokal, maka kita sudah membuat langkah besar menuju keberhasilan program kita. Lesly pada buku media relations (Iriantara, 2011: 29) menjelaskan media relations sebagai berhubungan dengan media komunikasi untuk melakukan publisitas atau merespons kepentingan media terhadap organisasi. Dari kedua definisi mengenai media relations, peneliti melihat keterkaitannya untuk membentuk pengertian mengenai media relations, yaitu: 1. Media relations itu berkenaan dengan media komunikasi yang diperlukan karena menjadi sarana yang sangat penting dan efisien dalam berkomunikasi dengan publik. Agar komunikasi dengan public tersebut bisa terpelihara, maka segala kepentingan media massa terhadap organisasi harus direspon organisasi. Tujuannya adalah untuk keberhasilan program atau ringkasnya untuk mempromosikan organisasi melalui media massa. 2. Media relations itu pada dasarnya berkenaan dengan pemberian informasi atau member tanggapan pada nama media pemberitaan atas nama organisasi atau klien. Karena berhubungan dengan media massa itulah, maka ada yang menyebutkan bahwa media relations itu merupakan fungsi khusus di dalam suatu kegiatan atau program PR. Letak kekhususannya ada pada pelibatan media massa yang berada diluar kendali organisasi untuk bisa menopang pencapaian tujuan organisasi. 21 2.2.4 Tujuan Media Relations Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh public relations dalam membangun media relations (Wardhani, 2008: 12-13), yaitu: 1. Memperoleh publisitas seluas mungkin tentang upaya dan kegiatan institusi. 2. Menjamin adanya pemberitaan (liputan, laporan) atau pendapat (ulasan, tajuk) yang obyektif, wajar, jujur, dan berimbang tentang hal-hal yang dianggap kurang menguntungkan institusi. 3. Mendapatkan umpan balik dan masukan tentang upaya dan kegiatan institusi. 4. Melengkapi pengumpulan informasi bagi institusi untuk membuat penilaian (assessment) secara tepat tentang institusi atau hal-hal yang mempengaruhi keberhasilan institusi. 5. Mewujudkan hubungan langgeng dengan media massa (baik pimpinan maupun personilnya) yang dilandaskan rasa saling percaya dan saling menghargai (mutual trust and mutual respect). 2.2.5 Arus Komunikasi Media Relations Secara sederhana, bila digambarkan arus komunikasi dalam praktek media relations (Iriantara, 2011: 31) akan muncul seperti berikut: 22 Media Massa Organisasi Publik Gambar 2.2.5: Arus Komunikasi Media Relations Sumber: (Iriantara, 2011: 31) Gambar tersebut menunjukkan bahwa organisasi menyampaikan informasi, gagasan atau citra melalui media massa kepada publik. Sedangkan public bisa menyampaikan aspirasi, harapan, keinginan, atau informasi melalui media massa pada organisasi. Namun publik juga bisa menyampaikan secara langsung melalui saluran komunikasi yang tersedia antara public dan organisasi. Dengan demikian, media relations bisa diartikan sebagai bagian dari public relations eksternal yang membina dan mengembangkan hubungan baik dengan media massa sebagai sarana komunikasi antara organisasi dan publiknya untuk mencapai tujuan organisasi. 23 2.2.6 Publisitas Publisitas menurut Lesly (Iriantara, 2011: 190) dinyatakan sebagai penyebaran pesan yang direncanakan dan dilakukan untuk mencapai tujuan lewat media tertentu untuk kepentingan tertentu dari organisasi dan perorangan tanpa pembayaran tertentu kepada media. Menurut Krisyantono (Krisyantono, 2008: 62), publisitas dibagi menjadi dua. Pertama adalah publisitas umum (luas) yang mencakup semua informasi di media massa yang dicari dan ditulis wartawan, sedangkan yang berikutnya adalah publisitas khusus (sempit), yang terbatas pada informasi tentang kegiatan organisasi, secara sengaja ditulis dan dikirimkan untuk diliput/dimuat media. Kesimpulan yang didapat oleh peneliti mengenai publisitas adalah suatu cara yang digunakan oleh pemilik informasi untuk menyebarkan informasinya kepada khalayak ramai lewat berbagai macam media seperti media cetak, online, maupun elektronik. 24 2.3 Kerangka Pikir PT. Astrindo Starvision sebagai Distributor Produk Veolo Smart Android Hub PT. United Komunikasi Mandiri Bertugas untuk Menjalankan Peran dan Fungsi Public Relations Merumuskan dan Mengimplementasikan Strategi Public Relations Melalui Proses Public Relations Publisitas Sempit Publik Gambar 2.3: Kerangka Pikir Sumber: Hasil dari kompilasi pemikiran peneliti