Budaya Perusahaan yang Diarahkan oleh Pengetahuan Budaya macam apa yang mampu membuat perusahaan terus berkibar di era ekonomi baru yang makin sarat dengan pengetahuan? Mengidentifikasikan Perubahan Budaya yang Dibutuhkan Adakah suatu budaya universal yang berlaku di semua organisasi, yang paling tepat dibangun untuk mendongkrak daya saing jangka panjang? Tidak ada! Setiap organisasi mempunyai budaya masing-masing; suatu himpunan kepercayaan, aturan, dan nilai bersama yang berlaku secara khas di suatu lingkungan. Perubahan budaya biasanya berdampak besar pada perilaku pembagian dan penciptaan pengetahuan. Dengan demikian, perubahan budaya bersifat kritis terhadap aspek-aspek lunak rantai nilai pengetahuan, di mana sistem-sistem perlu didukung oleh orang-orang terkait dan perilaku organisasi. Budaya yang diarahkan oleh pengetahuan bergantung pada kemauan para pekerja untuk mengangkat pengetahuan dari dalam maupun luar organisasi, menciptakan pengetahuan baru, dan berbagi serta menyumbangkan apa yang mereka ketahui. Biasanya budaya semacam ini memerlukan keterbukaan, kesalingpercayaan, dan pemberdayaan Penghalang Budaya Penghalang budaya terhadap manajemen pengetahuan perlu dipahami sebelum perubahan budaya dimulai. Banyak perusahaan ingin inovasi, pembelajaran, pembagian, dan penciptaan pengetahuan. Akan tetapi, dalam kenyataan, perilaku individual dan organisasional mereka dituntun oleh penghalang budaya terhadap manajemen pengetahuan. Hasilnya, banyak upaya berakhir pada basis data yang besar, mahal, tetapi jarang diakses. Pekerja tidak siap, tidak mempunyai kemauan, atau tidak berpartisipasi dalam manajemen pengetahuan, dan kadang-kadang struktur organisasi mencegah mereka melakukannya. Beberapa penghalang umum terhadap upaya menumbuhkembangkan budaya yang diarahkan pengetahuan adalah: 1. Kecenderungan untuk menimbun pengetahuan. 2. Kekurangan insentif untuk membagikan pengetahuan. 3. Ketidakmauan untuk memperoleh pengetahuan atau belajar dari yang lain. 4. Prioritas dan sumber daya yang rendah untuk memperoleh pengetahuan. Mendukung Perubahan Perilaku Organisasi-organisasi yang mendukung penerapan manajemen pengetahuan melalui prakarsa perubahan struktural dan kultural tampaknya akan meraih keuntungan lebih besar dari investasi manajemen pengetahuan. Perubahan ini hendaknya fokus pada tidak hanya menghalau penghalang budaya, tetapi juga menciptakan lingkungan yang memadai. Beberapa hal kunci yang terkait dengan proses penciptaan budaya yang diarahkan oleh pengetahuan adalah: 1. Mengembangkan visi dan strategi yang diarahkan oleh pengetahuan. 2. Menetapkan kompetensi inti. 3. Merancang struktur dan relasi antarunit, yang diarahkan oleh pengetahuan. 4. Mengembangkan dan mengelola nilai-nilai pengetahuan. 5. Mengembangkan dan mengelola perilaku pengetahuan. 6. Mengembangkan dan mengelola prosesproses/sistem-sistem pengetahuan. 7. Menciptakan dan mengelola strategi sumber daya manusia yang diarahkan oleh pengetahuan. 8. Memberikan nilai yang berbasis pada pengetahuan konsumen. 9. Mentransformasikan pengetahuan perusahaan dalam nilai-nilai pemegang Pengukuran menjadi unsur penting untuk memantapkan kemajuan dan sukses prakarsa perubahan budaya. Survei-survei dapat digunakan dalam menentukan kemauan para pekerja untuk berbagai pengetahuan yang dimiliki, belajar, dan menciptakan pengetahuan baru. Selanjutnya, suatu patok-duga (benchmark) perilaku pekerja hendaknya ditetapkan. Sasaran dapat ditetapkan pada tingkat perbaikan yang Belajar dari PerusahaanPerusahaan yang Unggul "Menciptakan budaya perusahaan yang diarahkan oleh pengetahuan" merupakan dimensi pertama dari delapan dimensi yang diukur dalam laporan tentang "Perusahaan-perusahaan Berbasis-Pengetahuan Paling Dikagumi di Dunia 2003" (2003 Global Most Admired Knowledge Enterprises, Global MAKE). Pada dimensi pertama ini, para pemimpin Global MAKE adalah: 1. Buckman Laboratories 2. World Bank 3. Toyota Motor 4. Hewlett-Packard 5. Nokia Buckman Laboratories adalah perusahaan yang menawarkan berbagai produk kimia dan jasa/solusi yang terkait dengan kimia, yang didirikan pada 1945. satu tujuan strategi berbasis pengetahuanya adalah mempercepat penyebarluasan pengetahuan oleh para pekerjanya di seluruh dunia. Buckman Laboratories mengakui bahwa satu faktor kritis atas kesuksesan adalah bergerak dari suatu "budaya di mana para individu menimbun pengetahuan" menjadi "budaya di mana para individu berbagi pengetahuan". World Bank, yang dibentuk pada 1946, mulai 1996 mengadopsi strategi "menjadikan know how nya dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan di seluruh dunia". Budaya Bank Dunia berubah dari sesuatu yang didasarkan pada operasi melalui tangantangan staf dan pelanggannya menjadi sesuatu di mana staf Bank Dunia terkait satu sama lain dan dengan pelanggan-klien mereka. Toyota Motor, didirikan pada 1937, adalah pabrik otomotif terbesar ketiga di dunia. Perusahaan ini percaya bahwa hubungan dekat dengan orang-orang dan organisasiorganisasi di komunitas lokal adalah penyumbang esensial terhadap kemakmuran bersama. Di seluruh dunia, Toyota berpartisipasi dalam kegiatan komunitas, mulai dari mensponsori program pendidikan dan budaya hingga pertukaran internasional dan penelitian. Toyota menciptakan budaya perusahaan berbasis pada manusia (dikenal sebagai the Toyota Way). Perusahaan ini percaya bahwa Toyota terdiri dari manusia-manusia, dan mengembangkan kemampuan manusia adalah tanggung jawab inti perusahaan. Di Toyota, yang sangat ditekankan adalah pada mengubah pengetahuan tersembunyi (tacit) personal menjadi pengetahuan perusahaan semuanya dengan menekankan pada hubungan manusia. Hewlett-Packard (HP), perusahaan komputer dan solusi dan jasa pencitraan yang didirikan pada 1939, terkenal dengan budaya perusahaannya yang kuat dan himpunan nilai dan kepercayaan, yang dirujuk sebagai The HP Way. HP berkonsentrasi pada praktekpraktek bisnis yang mendorong inovasi dan berbagi pengetahuan. Sangat menarik bahwa perusahaan ini mengembangkan suatu budaya "izin untuk bereksperimen dan gagal". Nokia, pemimpin dalam telepon selular dan jaringan protokol internet, memfokuskan strategi berbasis-pengetahuan-nya pada kepuasan pelanggan, hormat pada pribadi, pencapaian, dan pembelajaran berkesinambungan. Nokia mengadopsi strategi berbasis pengetahuannya lebih pada pendekatan yang diarahkan oleh manusia daripada teknologi canggih. Menurut Nokia, faktor-faktor kritis dalam menerapkan strategi berbasis-pengetahuan adalah manusia, budaya, dan teknologi. Nah, apabila diringkas, maka perubahan budaya yang diperlukan di era ekonomi berbasis-pengetahuan zaman sekarang adalah mentransformasikan perilaku "knowledge is power" menjadi "knowledge sharing is power". Delapan dimensi kinerja berbasis-pengetahuan yang menjadi tolok ukur Perusahaan-Perusahaan Berbasis-Pengetahuan Paling Dikagumi, Most Admired Knowledge Enterprises (MAKE). 1. Menciptakan budaya perusahaan yang diarahkan oleh pengetahuan. 2. Mengembangkan pekerja pengetahuan melalui kepemimpinan manajemen senior. 3. Menyajikan produk/jasa/solusi berbasis-pengetahuan. 4. Memaksimumkan modal intelektual perusahaan. 5. Menciptakan sebuah lingkungan untuk pembagian pengetahuan secara kolaboratif. 6. Menciptakan suatu organisasi pembelajar.