Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Sintaksis Sintaksis adalah cabang linguistik yang membicarakan hubungan antarkata dalam tuturan (speech) (Verhaar, 2004, hal. 11). Verhaar menuturkan bahwa tata bahasa terdiri atas morfologi dan sintaksis. Morfologi itu menyangkut struktur gramatikal di dalam kata, dan sintaksis itu berurusan dengan tatabahasa di antara kata-kata, di dalam tuturannya. Bila suatu kalinat hanya mengandung satu pola kalimat sedangkan perluasannya tidak lagi membentuk pola kalimat yang baru maka kalimat semacam ini disebut kalimat tunggal. Dengan kata lain : kalimat tunggal adalah, kalimat yang hanya terdiri dari dua unsur inti dan boleh diperluas dengan satu atau lebih unsur tambahan, dengan catatan unsur tambahan itu tidak membentuk pola kalimat yang baru. 2.2 Pengertian Joshi Selanjutnya penulis akan menjelasan definisi atau pengertian joshi menurut ahli Bahasa Jepang. Masuoka (1993, hal. 49) mendefinisikan joshi sebagai berikut : 名詞に接続して補足語や主題を作る働きをするもの、語と語、節と節を 接続 する働きをするもの等をー話って「助詞」という。 Meishi ni setsuzoku shite hosokugo ya shudai wo tsukuru hataraki wo suru mono, go to go, setsu to setsu wo setsuzoku suru hataraki wo suru mono nado wo banashi 8 tte“joshi” to iu. Terjemahan : Joshi berfungsi sebagai penghubung antara suatu kata dengan kata lainnya, suatu klausa dengan klausa lainnya, serta berfungsi juga sebagai kata bantu dan subjek yang menghubungkannya dengan kata benda. Dengan kata lain joshi dapat diartikan sebagai sebuah kata yang berfungsi untuk menghubungkan kata dengan kata, klausa dengan klausa. Selain itu joshi juga dapat berfungsi sebgai kata bantu dan subjek dalam sebuah kalimat. Ketika joshi muncul dalam sebuah kalimat, letaknya selalu berdampingan (baik sebelum atau sesudah) dengan kata benda. Hal tersebut dapat dilihat dari contoh kalimat di bawah ini : Contoh : 君はすぐできるよ。 Kimi wa sugu dekiru yo. Terjemahan: Kamu cepat bisa melakukannya ya. Pada contoh kalimat di atas [は] merupakan sebuah joshi dan terletak setelah kata [君] yang merupakan kata benda. Partikel [は] pada konteks kalimat tersebut berfungsi sebagai pembentuk subjek kalimat, dimana partikel [は] membentuk kata [君] menjadi subjek kalimat tersebut. Menurut Kawashima (1992, hal. i), definisi joshi adalah : 1) Dalam bahasa Jepang, joshi memiliki fungsi sebagai : 9 a. Menunjukkan hubungan antar kata dalam sebuah kalimat. b. Memberikan penekanan makna atau nuansa pada kata tersebut. 2) Tidak seperti kata kerja, kata sifat dan kata bantu, joshi tidak mengalami perubahan bentuk bila muncul dalam sebuah kalimat. 3) Umumnya joshi dapat disetarakan dengan preposisi, kongjungsi dan interjeksi dalam bahasa Inggris. 4) Sebuah joshi harus selalu diletakkan setelah kata tersebut mengalami perubahan tata bahasa. 2.4 Jenis-jenis Joshi Lebih lanjut lagi, Tsuriko Asano dalam Mulyasari (2008, hal. 15) mengklasifikasikan joshi menjadi 4 jenis, yaitu: 1. Kakujoshi (格助詞 格助詞) 格助詞 格助詞は体言について、その体言の文の中で働きを示すものです。 格助詞は 「が、を、に、で、と、へ、から、まで、より」があります。 Terjemahan : Kakujoshi adalah joshi yang berfungsi untuk menunjukkan hubungan antara kata benda dengan kata lainnya dalam suatu kalimat. Kakujoshi terdiri dari ga, o, ni, de, to, e, kara, made, yori dan sebagainya. 2. Fukujoshi (副 副助詞) 助詞 副助詞は副詞のように後の語に関係していく助詞。副助詞は「は、もの、 こそ、さえ、しか、なら、でも、くらいぐらい、だけ、ばかり」などの 多の語があります。 10 Terjemahan : Fukujoshi adalah joshi yang berfungsi untuk menunjukkan hubungan antara satu kata dengan kata sesudahnya, seperti kata keterangan. Fukujoshi terdiri dari wa, mo, koso, sae, shika, nara, demo, kurai gurai, dake, bakari dan sebainya. 3. Setsuzokujoshi (接続助詞 接続助詞) 接続助詞 接続助詞は表現(または体言に助動詞のついて形)について文節宇をつくり ~を引いた部分全体の述語とどんな関係で結びつくかを表すのにつかう 助詞です。接続助詞には「けれど、ながら、が、し、もの、の」などが あります。 Terjemahan : Setsuzokujoshi adalah joshi yang berfungsi untuk menunjukkan hubungan antara kata sebelum setsuzokujoshi dengan kata sesudahnya, biasa dipakai setelah hyogen. Setsuzokujoshi terdiri dari keredo, nagara, ga, shi, mono, no dan sebagainya. 終助詞) 4. Shuujoshi (終 助詞 終助詞は話しての気持ちを表現するために話し言葉で多く使われます。 終助詞には「かい、かしら、ぜ、ぞ、っけ、とも、わ、さ、な、よ、ね」 などがあります。 Terjemahan : Shuujoshi adalah joshi yang berfungsi untuk menunjukkan perasaan pembicara dan sering digunakan pada ragam bahasa lisan. Shuujoshi terdiri dari kai, kashira, ze, zo, kke, tomo, wa, sa, na, yo, ne dan sebagainya. 2.5 Pengertian Shuujoshi Shuujoshi adalah partikel yang digunakan pada akhir kalimat atau akhir bagian kalimat. Fungsinya untuk menyatakan perasaan si pembicara, seperti heran, keragu-raguan, harapan, haru dan lainnya. Partikel yang termasuk ke dalam kelompok ini misalnya : ka, yo, ne, na, sa, ze, zo, dan wa. 11 Contoh : 1. 毎日スポーツは体にいいですよ。 Mainichi supotsu wa karada ni iidesuyo. Terjemahan : Olahraga setiap hari baik untuk tubuh lho. 2. 一緒に行きませんか。 Isshoni ikimasenka? Terjemahan : Apakah kamu mau pergi bersama-sama? Masuoka (1993, hal. 52) mendefinisikan shuujoshi sebagai berikut : 「終助詞」は文末に現れる助詞まで、述語の基本形、タ形、等に接続する。 “Shuujoshi” wa bunmatsu ni arawareru joshi made, jutsugo no kihonkei, ta-gata, tou ni setsuzoku suru. Terjemahan : Shuujoshi adalah partikel yang selalu diletakkan pada akhir kalimat, yang menghubungkan kelas kata dari bentuk dasar predikat dan bentuk lampau. Lebih lanjut Masuoka (1993, hal. 52) menambahkan : だんてい 終助詞には、 ;断定を表す「さ」、疑問文を表す「か、かしら」確認同意を 表す「ね、な」、知らせを表す「よ、ぞ、ぜ」、簡単を表す「なあ、わ」 きおく ;記憶のを確認を表す「っけ」、禁止をあらわす「な」、等がある。 Shuujoshi ni wa, dantei wo arawasu (sa), gimon bun wo arawasu (ka, kashira) kakunin doui wo arawasu (ne, na), shirase wo arawasu (yo, zo, ze), kantan wo arawasu (naa, wa), kioku no wo kakunin wo arawasu (kke), kinshi wo arawasu (na), tou ga aru. Terjemahan : 12 Pada shuujoshi terdapat kelas kata untuk menunjukkan suatu kesimpulan (sa), menunjukkan suatu pertanyaan (ka,kashira), menyatakan penegasan (ne,na), menyatakan pemberitahuan (yo,zo,ze), menunjukkan penegasan ingatan (kke), dan menunjukkan larangan (na). Sedangkan Tanaka (1991, hal. 28) mendefinisikan shuujoshi sebagai berikut : 文末にそえてきそいかけたり、年をおしり、相手に話しかける時に使う。 Bunmatsu ni soete sasoi kaketari, nen wo oshitari, aite ni hanashi kakeru toki ni tsukau. Terjemahan : (Shuujoshi) diletakkan di akhir kalimat, digunakan ketika berbicara dengan lawan bicara untuk menyampaikan perasaannya. Miyazaki (2002, hal. 261) mengungkapkan bahwa shuujoshi memiliki definisi sebagai berikut : 終助詞は文末に現れ、聞き手や出来事に対する話し手の態度を表す助詞 終助詞には「か、よ、ね、ぞ、ぜ、さ、もの、な、かな、わ」がある。 これらは基本的に話ことばでのみつかわれ、自然な会話のやりとりを 成立させるために大変重要な働きをしている。 Shuujoshi wa bunmatsu ni araware, kikite ya dekigoto ni taisuru hanashite no taido wo arawasu joshi. Shuujoshi ni wa (ka, yo, ne, zo, ze, sa, mono, na, kana, wa) ga aru. Korera wa kihonteki ni hanashi kotoba de nomi tsukaware, shizen na kaiwa no yaritori wo s eirits u sas eru ta meni tai hen j yuu you na hat araki w o shit e iru. Terjemahan : Shuujoshi muncul pada akhir kalimat sebagai partikel/ joushi yang menggambarkan atau mengungkapkan sikap pembicara terhadap lawan bicara atau suatu peristiwa. Shuujoshi terdiri dari ka, yo, ne, zo, ze, sa, mono, na, kana dan wa. Shuujoshi pada dasarn ya han ya digunakan dalam bahasa lisan yang memiliki peranan penting untuk memberikan kesan percakapan yang natural. 2.5.1 Shuujoshi Zo 13 Miyazaki (2002, hal. 267) mengungkapkan bahwa shuujoshi zo memperkuat kalimat menjadi lebih tegas dibandingkan dengan ze, kebanyakan digunakan oleh laki-laki. Shuujoshi zo mempunyai fungsi sebagai berikut : a. Menunjukkan suatu perintah atau ancaman. Contoh : そろそろ会議をはじめるぞ。 Soro soro kaigi wo hajimeru zo. Terjemahan : Mari kita mulai rapatnya. b. Menambah kekuatan kata untuk mendesak atau menegaskan. 今度こそ成功するぞ。 Kondo koso seikou suru zo. Terjemahan : Kali ini pasti saya akan berhasil. 男女差 雨ですー 雨だー 雨― 高いー 行くー 行けー 行ってー 行こうー だろうー らしいー ぞ 男 × ○ × ○ ○ × × × × ○ Tabel 2.1 Penggunaan Zo (Sumber : Miyazaki, 2002, hal. 267) 14 Berdasarkan tabel diatas, shuujoshi zo dapat digunakan setelah kata benda yang ditambah dengan bentuk だ (雨だぞ), kata kerja sifat (高いぞ), kata kerja bentuk biasa (いくお) dan bentuk ~らしい(猫らしいぞ). Kawashima (1999, hal. 258) mengungkapkan bahwa shuujoshi zo ditempatkan di akhir kalimat atau klausa, secara tegas menyatakan pendapat atau pertimbangan seseorang. Shuujoshi zo banyak ditemukan dalam bahasa laki-laki. Contoh : 君より僕のほうが背が高いぞ。 Kimi yori boku no hou ga se ga takai zo. Terjemahan : Badanku lebih tinggi daripada kamu lho! 2.5.2 Shuujoshi Ze Miyazaki (2002, hal. 269) mengungkapkan bahwa shuujoshi ze memperkuat kalimat dan lebih banyak dipakai oleh laki-laki. Apabila dibandingkan dengan zo, ze menjadi agak kurang tegas. Shuujoshi ze mempunyai fungsi : 1. Dipakai pada akhir kalimat yang mengandung ajakan. (~おう/ ~ou ze) Contoh : 早く行こうぜ。 Hayaku ikou ze. 15 Terjemahan : Ayo cepat kita pergi. 2. Dipakai untuk menyatakan ketegasan pembicara sebagai upaya untuk menarik perhatian lawan bicara terhadap hal-hal yang ingin diungkapkan. Contoh : 僕が先にやってみるぜ。 Boku ga saki ni yatte miru ze. Terjemahan : Biar aku duluan yang mencobanya. 男女差 雨ですー 雨だー 雨― 高いー 行くー 行けー 行ってー 行こうー だろうー らしいー ぜ 男 × ○ × ○ ○ × × ○ ○ ○ Tabel 2.2 Penggunaan Ze (Sumber : Miyazaki, 2002, hal. 269) Berdasarkan tabel diatas, shuujoshi ze dapat digunakan setelah kata benda yang ditambah dengan bentuk だ (雨だぜ), kata kerja sifat (高いぜ), kata kerja bentuk biasa (行くぜ), kata kerja bentuk ajakan (行こうぜ), bentuk ~だろう (いいだろうぜ) dan bentuk ~らしい(猫らしいぜ). Kawashima (1999, hal. 257) mengungkapkan bahwa shuujoshi ze ditemukan dalam bahasa laki-laki. Digunakan hanya dalam percakapan sederhana diantara kolega atau rekan seangkatan, atau pada waktu berbicara pada orang dengan status sosila yang lebih rendah daripada si pembicara. Contoh : 16 吉岡君が係長になるんだ。みんなでお祝いしようぜ。 Yoshioka-kun ga kakarichou ni narun da. Minna de oiwaishiyou ze. Terjemahan : Yoshioka akan menjadi kepala sub-seksi. Mari kita rayakan dengan semua orang. 17