1 Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

advertisement
Bab 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Belakangan ini makin dirasakan betapa pentingnya fungsi bahasa sebagai alat
komunikasi. Kenyataan yang dihadapi dewasa ini adalah bahwa selain ahli-ahli bahasa,
semua ahli yang bergerak dalam bidang pengetahuan yang lain semakin memperdalam
dirinya dalam bidang teori dan praktek bahasa. Semua orang menyadari bahwa interaksi
dan segala macam kegiatan dalam masyarakat akan lumpuh tanpa bahasa.
Mengenai pengertian bahasa, Keraf (1994:1) mengemukakan, ‘Bahasa adalah
alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh
alat ucap manusia.’ Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa bahasa memegang peranan
penting dalam kehidupan bermasyarakat (Irianti, 2004:1).
Definisi Bahasa dalam Media Indonesia (2000) menyebutkan bahwa bahasa
membentuk suatu ikatan sosial melalui interaksi dan proses saling mempengaruhi.
Bahasa dengan kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan karena bahasa dipakai untuk
mengungkapkan dan menyampaikan pikiran, gagasan, pengalaman, khayalan dan
sebagainya, baik lisan maupun tulisan. Dengan demikian, bahasa tidak saja sebagai alat
komunikasi untuk mengantarkan proses hubungan antar manusia, melainkan mampu
mengubah seluruh tatanan kehidupan manusia.
Bahasa sebagai alat untuk mengungkapkan arti atau makna tentu memiliki ragam
bentuknya. Di dunia ini terdapat beribu-ribu bahasa yang berbeda, namun arti atau
makna yang mereka ungkapkan sesungguhnya sama. Setiap bahasa di dunia mempunyai
1
variasi dan ciri khas yang unik dan berbeda dalam struktur bahasanya baik dalam kosa
kata, partikel, pola kalimat dan sebagainya.
Tidak hanya bahasa Indonesia, bahasa Jepang juga merupakan bahasa yang
memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri sehingga kita sebagai pemelajar bahasa
Jepang dapat memahami perbedaan bahasa yang satu dengan yang lain dan dapat
mengetahui keunikan-keunikan apa saja yang dimiliki bahasa Jepang.
Ciri-ciri umum bahasa Jepang menurut Iwao (2000:2) adalah :
1. Jenis Kata
Dalam jenis kata dalam bahsa Jepang terdapat kata kerja, kata sifat, kata
benda, kata keterangan, kata penghubung dan partikel.
2. Urutan Kata
Predikat selalu terletak pada akhir kalimat. Selain itu, dalam bahsa Jepang
kata yang diterangkan terletak dibelakang kata yang menerangkan.
3. Predikat
Kata benda, kata kerja, dan kata sifat dalam bahasa Jepang berfungsi sebagai
predikat. Predikat dapat menunjukkan (1) positif atau negative dan (2) nonwaktu lampau atau waktu lamapu.
Kata sifat dibagi dalam dua grup yaitu kata sifat i dan kata sifat na sesuai
dengan perubahannya. Dalam bahasa Jepang tidak ada perubahan untuk
orang, jenis atau bilangan.
4. Partikel
Di belakang kata atau kalimat dipakai partikel. Partikel menunjukkan
hubungan antara kata dengan kata dalam kalimat dan maksud si pembicara,
juga berfungsi menambahkan berbagai arti.
2
5. Penghilangan
Kata-kata dan ungkapan yang bisa diketahui dari konteks kalimat biasanya
dihilangkan. Subjek dan objek pada kalimat juga biasanya dihilangkan.
Dalam skripsi ini penulis akan meneliti mengenai partikel di dalam bahasa
Jepang.
Bahasa Jepang seperti juga bahasa Indonesia, mempunyai struktur yang sudah
ditentukan sesuai dengan penggunaannya. Misalnya dalam bahasa Jepang ada yang
dinamakan dengan partikel atau joshi (Anies, 2006:53). Tetapi partikel dalam bahasa
Jepang jauh lebih banyak dibandingkan dengan bahasa Indonesia.
Berikut definisi joshi menurut Dahidi (2004:181) sebagai berikut :
Joshi adalah kelas kata yang dipakai setelah suatu kata untuk menunjukkan
hubungan antara kata tersebut dengan kata lain serta untuk menambah arti
kata tersebut lebih jelas lagi. Joshi tidak dapat berdiri sendiri sebagai satu
kata, apalagi sebagai satu kalimat. Joshi akan menunjukkan maknanya
apabila sudah dipakai setelah kelas kata lain yang dapat berdiri sendiri
sehingga membentuk sebuah kalimat.
Sebagai contoh kalimat :
私は昨日家族とレストランへ行きました。
Watashi wa kinoo kazoku to resutoran e ikimashita.
Kemarin saya pergi ke restoran dengan keluarga.
__ (yang digaris bawah): partikel (joshi)
Kalimat tersebut terdiri dari lima bunsetsu (suku kata) yaitu watashi wa, kinoo,
kazoku to, resutoran e, ikimashita. Diantara bunsetsu tersebut ada yang mengandung
joshi yaitu watashi wa, kazoku to, dan resutoran e. Partikel wa menempati posisi setelah
nomina watashi, partikel to menempati posisi setelah nomina kazoku, dan partikel e
menempati posisi setelah nomina resutoran. Namun joshi tidak hanya dipakai setelah
3
kata benda atau nomina (meishi), tapi dapat juga dipakai setelah kata kerja atau verba
(dooshi), kata sifat na atau adjektiva-na (na-keiyooshi), kata sifat i atau adjektiva i (ikeiyooshi).
Noni 「のに」dan temo 「ても」adalah partikel dalam bahasa Jepang yang
menandai hubungan antar kalimat yang berlawanan atau bertolak belakang. Kedua
partikel ini sama-sama berfungsi untuk mengekspresikan kejadian dimana kalimat akhir
berlawanan dengan apa yang diperkirakan pada kalimat awalnya.
Dalam bahasa Indonesia, partikel 「のに」memiliki arti ‘walaupun’ dan partikel
「 て も 」 memiliki arti ‘meskipun’ (Chino, 2004:20,83). Kata ‘meskipun’ dan
‘walaupun’ dalam tata bahasa Indonesia termasuk golongan kata yang disebut konjungsi,
atau dalam peristilahan kata disebut kata sambung atau kata penghubung. Menurut
Chaer (1993:110) kata-kata yang termasuk konjungsi di dalam tata bahasa, bertugas atau
berfungsi menghubungkan sebuah konstituen (baik berupa kata, frase, klausa, maupun
kalimat) dengan konstituen lainnya.
Menurut Chaer (1993:112) konjungsi ‘meskipun’ dan ‘walaupun’ disebut
konjungsi subordinatif yaitu konjungsi yang menghubungkan dua konstituen yang
kedudukannya tidak sederajat. Konstituen yang satu menjadi konstituen atasan yang
bebas; dan konstituen yang lain, menjadi konstituen bawahan yang kedudukannya
tergantung pada konstituen yang pertama, dan disebutkan bahwa konjungsi ‘meskipun’
dan ‘walaupun’ menyatakan hubungan kesungguhan. Sedangkan menurut Alwi
(2003:407) menyebutkan bahwa konjungsi ‘meskipun’ dan ‘walaupun’ menyatakan
hubungan yang konsesif (bertentangan). Di dalam buku ini dikatakan bahwa hubungan
konsesif terdapat dalam kalimat majemuk yang klausa subordinatifnya mengandung
4
pernyataan yang tidak akan mengubah apa yang dinyatakan dalam klausa utama.
Contoh :
1.a. Walaupun hari ini hari minggu, saya harus tetap bekerja.
b. Meskipun hari ini hari minggu, saya harus tetap bekerja.
Seperti yang dapat kita lihat pada kalimat (1.a) dan (1.b), dalam bahasa Indonesia
konjungsi ‘walaupun’ dan ‘meskipun’ bisa digunakan dalam pola kalimat yang sama dan
memiliki kesamaan arti atau unsur makna yang sama dalam struktur bahasanya. Hal ini
membuat para pemakai bahasa Indonesia dapat dengan mudah untuk memilih dan
menggunakan salah satu dari kedua konjungsi tersebut tanpa adanya kesulitan, baik lisan
maupun tertulis. Lalu bagaimana sebaliknya kata penghubung ‘meskipun’ atau
‘walaupun’ dalam bahasa Jepang?
Ada orang yang lebih sering memakai partikel 「のに」 dibandingkan dengan
「ても」. Begitupula sebaliknya terdapat juga orang yang terkadang memakai partikel
「のに」, terkadang「ても」karena seseorang merasa kebingungan ataupun karena
‘main feelling’ saja. Hal ini dapat terjadi kemungkinan karena minimnya pemahaman
terhadap partikel bahasa Jepang khususnya「のに」dan「ても」. Dari segi semantik
bahasa Jepang, kedua partikel ini memang identik, namun ternyata berbeda dalam level
penggunaannya.
Penggunaan partikel 「 の に 」 cenderung digunakan untuk mengekspresikan
perasaan tidak terduga atau kesal pada akhir kalimatnya dan rata-rata kejadiannya sudah
terjadi atau masih berlangsung. Sedangkan「ても」digunakan pada situasi dimana hal
yang diharapkan dan yang pasti terjadi ternyata tidak terjadi atau kejadian yang
dihipotesa dan masih mungkin terjadi. Contoh :
5
2.a. Kalimat「のに」
約束をしたのに、どうして来なかったんですか。
Walaupun sudah berjanji, mengapa kamu tidak datang?
2.b. Kalimat「ても」
あした雨が降っても、出かけます。
Walaupun besok hujan, saya akan berangkat.
Pada kalimat (2.a) partikel「ても」tidak dapat digunakan karena pada akhir
kalimatnya merupakan ungkapan celaan yang kuat. Pembicara mengharapkan dia datang
sesuai janjinya, tetapi dia tidak datang sehingga pembicara merasa dikhianati.
Sedangkan pada partikel「のに」 tidak dapat digunakan pada kalimat (2.b)
karena kalimat ini merupakan suatu hal yang dihipotesa pada awal kalimat dan partikel
「のに」 hanya menunjukkan hal yang sudah terjadi namun tidak pada kalimat (2.b).
Berdasarkan berbagai uraian di atas, maka dalam penelitian ini penulis ingin
mengungkapkan fungi partikel 「のに」dan「ても」.
1.2 Rumusan Permasalahan
Permasalahan yang ingin penulis bahas yaitu mengenai fungsi makna partikel di
dalam bahasa Jepang yang dalam pemakaiannya banyak menimbulkan permasalahan
bagi pemelajar bahasa Jepang, yaitu partikel 「のに」dan「ても」.
6
1.3 Ruang Lingkup Permasalahan
Tema dari fungsi partikel yang akan dibahas dalam sksipsi ini adalah persamaan
dan perbedaan fungsi makna partikel 「のに」dan「ても」dalam novel
Tengoku
Kara no Tegami (天国からの手紙) sebagai korpus data.
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penulis akan membagi sub bab ini menjadi dua bagian, yaitu Tujuan Penelitian
dan Manfaat Penelitian.
1.4.1 Tujuan Penelitian
Hal-hal yang akan dicapai pada penulisan ini adalah :
1. Memahami persamaan dan perbedaan penggunaan partikel「のに」dan「ても」.
2. Mengetahui kapan pemakaian partikel「のに」dan「ても」 di dalam kalimat.
1.4.2 Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk dapat menjadi
masukan bagi para mahasiswa, khususnya mahasiswa jurusan sastra Jepang dan untuk
menambah pengetahuan dan informasi bagi para pemelajar bahasa Jepang lainnya
mengenai persamaan dan perbedaan fungsi partikel 「のに」dan「ても」
Bagi penulis, melalui penelitian ini dapat mengetahui apakah perbedaan dan
persamaan 「のに」dan「ても」. Disamping itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan
dengan topik skripsi ini.
7
1.5 Metode Penelitian
Penulis akan membagi sub bab ini menjadi tiga bagian, yaitu Teknik
Pengumpulan Data, Tahap-tahap Penelitian, dan Metode Analisis Data.
1.5.1 Teknik Pengumpulan Data
Penulis akan menggunakan metode kepustakaan dalam pengumpulan data.
Maksud dari teknik kepustakan ialah bahwa penulis akan melakukan pencarian dan
pengumpulan data atau teori-teori dari berbagai sumber yaitu novel「天国からの手
紙」sebagai korpus data, dan juga berupa buku-buku yang terdapat di perpustakaan
Bina Nusantara (SALLC), perpustakaan Japan Foundation, dan buku-buku milik pribadi
sehingga akan mendapatkan informasi yang dibutuhkan sebagai sumber data dan sebagai
penunjang terbentuknya skripsi ini.
1.5.2 Tahap-Tahap Penelitian
Tahapan penelitian yang akan dilakukan penulis adalah :
1. Mencari korpus data dan teori-teori pendukung untuk menunjang penelitian ini.
2. Meneliti dan menganalisa data-data yang diperoleh yaitu dengan mencari tahu apa
fungsi partikel noni dan temo dari kalimat-kalimat yang terdapat dalam novel「天国
からの手紙」 yaitu dengan mencari kalimat-kalimat yang memiliki partikel noni
dan temo yang terdapat dalam novel tersebut. Kalimat-kalimat ini kemudian
dikategorikan berdasarkan teori fungsi yang telah didapatkan lalu penulis
menganalisa lebih lanjut. Setelah mengkategorikan kalimat-kalimat tersebut sesuai
dengan fungsi partikelnya, kalimatnya akan penulis jumlahkan, sehingga kita dapat
8
mengetahui seberapa banyak kalimat-kalimat yang mengandung teori fungsi partikel
noni maupun temo dan dapat mengetahui apa persamaan dan perbedaan fungsi noni
dan temo.
3. Terakhir membuat simpulan dan ringkasan dari seluruh hasil penelitian.
1.5.3 Metode Analisis Data
Dalam pembuatan skripsi ini penulis menggunakan metode deskriptif. Yang
dimaksud dengan penelitian deskriptif (descriptive research) menurut Kantur
(2001:105) adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu
keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap obyek yang diteliti.
Dalam hal ini penulis akan menganalisis dan menguraikan secara terperinci
fungsi partikel「のに」dan「ても」dari data-data yang telah dikumpulkan, tanpa
mengubah data-data yang telah ada.
1.6 Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan memahami skripsi dan hubungan antara bab yang satu
dengan bab yang lain, penulis menguraikan kelima bab yang terdapat dalam skripsi
sebagai berikut :
Bab 1
Pendahuluan
Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai tema yang akan dibahas
dalam skripsi ini yaitu meliputi latar belakang masalah yang akan diteliti, rumusan
permasalahan, ruang lingkup permasalahan, tujuan penelitian yang harus dicapai dan
9
manfaat penelitian bagi penulis dan bagi para pemelajar bahasa Jepang, serta metode
penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab 2
Landasan Teori
Dalam Bab 2 landasan teori yang akan penulis gunakan dalam penelitian ini
adalah mengenai pengertian partikel atau joshi dalam bahasa Jepang, jenis-jenis joshi,
definisi setsuzokujoshi, teori fungsi「のに」dan「ても」, serta bentuk perlawanan
「のに」dan 「ても」.
Bab 3
Analisis Data
Dalam Bab 3 penulis akan melakukan analisa hasil pengolahan data yakni
menganalisa kalimat-kalimat yang mengandung partikel 「のに」 dan 「ても」yang
terdapat pada novel 「天国からの手紙」dengan membandingkan penggunaan kedua
pola kalimat tersebut.
Bab 4
Simpulan dan Saran
Dalam Bab 4 berisikan simpulan dari hasil analisa yang telah diteliti. Disamping
itu dimasukkan pula saran-saran dari penulis berdasarkan hasil analisa untuk penelitian
selanjutnya.
Bab 5
Ringkasan
Dalam bab ini penulis akan mengulang kembali topik maupun isi skripsi
mengenai fungsi makna partikel 「のに」 dan 「ても」 secara ringkas dan mencakup
10
latar belakang penelitian, rumusan permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, serta
hasil penelitian yang telah penulis rangkum.
11
Download