disini - Library Binus

advertisement
Bab 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Permasalahan
Manusia tergolong dalam makhluk sosial yang pada hakikatnya tidak dapat hidup
sendiri. Dalam berkomunikasi antar sesama, manusia menggunakan bahasa sebagai
alat berkomunikasi. Dalam masyarakat, kata bahasa sering digunakan dalam berbagai
konteks dengan beragam makna. Menurut Kushartanti (2005, hal.3) linguistik yang
adalah sistem tanda bunyi yang disepakati untuk dipergunakan oleh para anggota
kelompok
masyarakat
tertentu
dalam
bekerja
sama,
berkomunikasi,
dan
mengidentifikasikan diri.
Menurut
Sutedi
(2004,
hal.2),
bahasa
digunakan
sebagai
alat
untuk
menyampaikan sesuatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan kepada orang lain.
Memang terkadang menggunakan bahasa bukan untuk menyampaikan isi pikiran
kepada orang lain, tetapi hanya ditunjukan kepada diri sendiri, sperti saat berbicara
sendiri baik hanya dilisankan maupun hanya didalam hati. Tetapi yang paling
penting adalah ide, pikiran, hasrat, dan keinginan tersebut dituangkan melalui bahasa.
Di masing-masing negara memiliki bahasa yang berbeda dan tidak sedikit orang
yang ingin mempelari bahasa yang berbeda dari bahasa ibu (bahasa Negara asal).
Sehingga perkembangan yang terjadi dalam aspek-aspek kehidupan manusia
mempengaruhi perkembangan suatu bangsa. Dengan demikian, fungsi bahasa adalah
media untuk menyampaikan makna kepada seseorang baik lisan maupun secara
1
tertulis dan bersifat dinamis mengikuti perkembangan zaman serta perkembangan
kehidupan manusia.
Dalam mempelajari suatu bahasa tidak pernah lepas dari peraturan-peraturan yang
terdapat dalam bahasa, hal ini biasa disebut dengan tata bahasa. Tata bahasa dari
setiap Negara tentunya memiliki perbedaan antara satu dengan yang lainnya.
Menurut Situmorang (1997, hal.1), menyatakan bahwa tata bahasa tersebut
mempunyai unit-unit tata bahasa yang terdiri dari bunsho (paragraf), bun (kalimat),
bunsetsu (penggalan kalimat), dan tango (kata).
Kitahara dalam Sudjianto (1996, hal.22), mengemukakan tata bahasa adalah suatu
fenomena yang umum pada waktu menyusun kalimat, secara teoristis merupakan
suatu sistem dalam kata, urutan kata, dan fungsi kata dalam suatu kalimat.
Dalam mempelajari bahasa asing, ada baiknya apabila didasari dengan
penggunaan bahasa ibu yang kuat dan mengerti tentang linguistik bahasa asing
tersebut. Contohnya apabila kita ingin mempelajari bahasa Jepang, maka sebaiknya
kita mengerti setidaknya sedikit mengenai linguistik dalam bahasa Jepang untuk
membantu memperlancar pemahaman penggunaan bahasa tersebut. Jepang adalah
suatu Negara yang memiliki keunikan dalam bahasanya. Daya tarik perekonomian
Jepang juga telah mendorong banyak pelajar-pelajar asing untuk belajar bahasa
Jepang.
Dalam mempelajari tata bahasa dalam bahasa Jepang menggunakan banyak
partikel untuk mempermudah penggunaan kata-kata dalam kalimat serta maksud dari
arti kalimat tersebut. Begitu juga dengan gramatika atau tata bahasa dalam bahasa
Indonesia yang mengenal istilah partikel. Namun, partikel dalam gramatika bahasa
Indonesia tidak sama dengan partikel dalam bahasa Jepang. Pada gramatika bahasa
2
Indonesia partikel merupakan salah satu jenis kata tugas. Tetapi, jumlah partikel
dalam bahasa Jepang jauh lebih banyak.
Jadi, apabila kita memiliki sedikit pengetahuan tata bahasa, maka kita dapat
menggunakan kata-kata tersebut sedikit lebih mudah. Tetapi pada kenyataannya
untuk hal tersebut dengan alasan tertentu tidak dapat dilakukan pada partikel.
Partikel dalam bahasa Jepang tidak mudah ditebak, dicocokan, atau dipadupadankan.
Sebab penempatan partikel dengan benar menjadi suatu keharusan dalam setiap
tingkatan pembicaraan bahasa Jepang.
Dengan banyaknya macam-macam partikel di dalam bahasa Jepang dapat
mempermudah pembelajar bahasa Jepang dalam memahami kalimat. Hal ini
dikarenakan pada setiap partikel memiliki arti tertentu untuk melengkapi kalimat
bahasa Jepang, Sebab jika partikel hanya berdiri sendiri maka tidak memiliki arti.
Oleh karena itu, joshi atau partikel dalam bahasa Jepang sangat penting
pengunaannya di dalam sebuah kalimat.
Sehubungan dengan hal tersebut, penulis akan meneliti tentang fungsi
penggunaan joshi (助詞) khususnya kakujoshi (格助詞) e (へ) yang ada di dalam
komik Doraemon karya Fujiko F Fujio seri dua dan tiga tahun 2000.
1.2 Rumusan Permasalahan
Rumusan permasalahan dalam skripsi ini adalah analisis penggunaan fungsi joshi
(助詞) e (へ) yang masuk kedalam kelompok kakujoshi (格助詞).
3
1.3 Ruang Lingkup Permasalahan
Ruang lingkup permasalahan dalam skripsi ini hanya menganalisis penggunaan
fungsi partikel atau joshi ( 助 詞 ) khususnya yang termasuk dalam kelompok
kakujoshi (格助詞), yaitu e (へ) yang terdapat dalam komik Doraemon karya Fujiko
F Fujio seri dua dan tiga tahun 2000.
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui beberapa fungsi partikel e (へ)
dalam kalimat bahasa Jepang pada umumnya dan di dalam pecakapan komik
Doraemon pada khususnya.
Manfaat dalam penelitian ini adalah agar para pembelajar bahasa Jepang dapat
membedakan serta tepat dalam menggunakan kakujoshi e (へ) serta tidak melakukan
kesalahan dalam penggunaan partikel tersebut.
1.5 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penyusunan skripsi ini
adalah metode kajian kepustakaan dan menggunakan pendekatan deskriptif analitis.
Metode kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi
penalaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporanlaporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan menurut Nazir
(1988, hal.111). Data yang digunakan diambil dari perpustakaan Universitas Bina
Nusantara. Sedangkan metode deskriptif analitis menurut Hadari Nawawi (1995,
4
hal.31) adalah analisis penelitian yang mengungkapkan suatu masalah atau keadaan
suatu peristiwa sebagaimana adanya sering bersifat mengungkapkan fakta (fact
finding). Menurut Nyoman Kutha Ratna metode deskriptif analitis dilakukan dengan
cara mendeskripsikan, dengan maksud untuk menemukan unsur-unsurnya, kemudian
dianalisis, bahkan juga diperbandingkan (2004, hal.53).
Langkah pertama yang akan penulis lakukan adalah membaca komik Jepang yang
berjudul Doraemon karya Fujiko F Fujio tahun 2000. Kedua, penulis memfilter
kalimat per kalimat percakapan dari komik tersebut yang mengandung partikel
bahasa Jepang yang menjadi bahan penelitian penulis. Kemudian dari kalimatkalimat percakapan tersebut diteliti kembali bagian kalimat mana yang mengandung
partikel e ( へ ) untuk diketahui fungsi dari masing-masing kalimat tersebut
berdasarkan fungsi partikel e ( へ ) yang ada. Tahap akhir penulis membuat
kesimpulan dari hasil analisis penulis.
1.6 Sistematika Penulisan
Untuk mencapai tujuan penulisan tentang penelitian yang akan diteliti oleh
penulis, adapun sistematika penulisan penelitian ini terdiri dari lima bab.
Bab 1 Pendahuluan, dalam bab ini berisi penjelasan latar belakang, rumusan
permasalahan, ruang lingkup permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, metode
penelitian, serta sistematikan penulisan.
Bab 2 Landasan Teori, dalam bab ini berisi teori-teori yang menjadi acuan penulis
dalam menulis data serta penjabaran dari data yang dikumpulkan untuk digunakan
menulis analisis pada bab 3.
5
Bab 3 Analisis Data, dalam bab 3 ini penulis akan menganalis data-data yang
didapatkan penulis selama melakukan penelitian. Kemudian penulis menghubungkan
hasil dari data yang dianalisis dengan teori-teori yang telah dijabarkan oleh penulis
pada bab 2.
Bab 4 Simpulan dan Saran, dalam bab ini penulis menuliskan kesimpulan dari
seluruh penelitian. Kemudian penulis akan memberikan saran yang berguna untuk
para pembelajar bahasa Jepang.
Bab 5 Ringkasan, dalam bab ini penulis akan meringkas isi dari hasil penelitian
yang dilakukan untuk skripsi ini.
6
Download