Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Karena itu jika kita berbicara tentang kapan lahirnya sebuah bahasa, maka jawabannya adalah sejak manusia ada. Meski tidak diketahui dengan pasti kapan asal mula dari bahasa. Tetapi, ada teori yang berasumsi bahwa bahasa adalah sifat manusia yang muncul secara tibatiba sejak jaman purba kala. Seorang linguis dan filsuf bernama Noam Chomsky menyatakan bahwa "beberapa mutasi random terjadi, mungkin setelah hujan cahaya kosmik aneh, dan menyebabkan reorganisasi pada otak, menanam sebuah organ bahasa dalam otak primata." Hampir tidak dapat percaya bahwa ada manusia yang hidup tanpa menggunakan bahasa. Itu berarti bahwa sejak manusia ada, bahasa diperlukan untuk berkomunikasi. Dengan kata lain bahasa ada atau diciptakan untuk membantu kehidupan manusia dalam berkomunikasi khususnya. Dan komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi manusia untuk bersosialisasi satu sama lain. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989), definisi dari bahasa ialah sistem lambang bunyi yang arbitrer (sewenang-wenang), yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Kajian ilmiah terhadap bahasa itu sendiri disebut linguistik. Ilmu linguistik digolongkan pada kognitif (kepercayaan seseorang tentang sesuatu yang didapatkan dari proses berpikir tentang seseorang atau sesuatu), psikologi (bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan yang mempelajari mengenai perilaku dan fungsi mental manusia secara ilmiah), dan antropologi (cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu). Bahasa pun berkembang mengikuti perkembangan jaman. Sekarang ini, kita dapat menjumpai beragam bahasa dan tipe bahasa. Tipe-tipe dari bahasa antara lain : 1 2 aglutinatif, akusatif, bahasa ibu, baku, asing, jurnalitis, isyarat, inkorporatif, dan lain sebagainya. Suatu tata bahasa yang baik dan benar mutlak diperlukan dan tentunya menjadi kunci dalam penyampaian informasi atau gagasan yang akan kita kemukakan agar lebih mudah dipahami. Karena dalam suatu bahasa terdiri dari frase, klausa, anak kalimat hingga kelas kata. Di dalam suatu bahasa tentunya terdapat kalimat-kalimat yang mengandung makna untuk mengungkapkan isi dari percakapan yang dilakukan. Dan didalam sebuah kalimat ada sejenis kata yang disebut partikel. Partikel atau kata tugas adalah kelas kata yang hanya memiliki arti gramatikal dan tidak mempunyai arti leksikal. Dalam sebuah bahasa, kalimat tidak akan mampu berdiri sendiri tanpa ada partikel didalamnya. Begitu pula dengan partikel yang tidak dapat berdiri sendiri tanpa berada dalam sebuah kalimat. Dalam setiap bahasa manapun, partikel memiliki berbagai macam jenis dan fungsi. Contohnya dalam bahasa Indonesia ada partikel yang berfungsi sebagai penegas yaitu : kah, lah, tah dan pun. Fungsi dari partikel penegas lah bisa bermacam-macam. Contohnya saja sebagai penegas predikat baik dalam kalimat perintah, berita, permintaan, maupun harapan. Seperti misalnya dalam kalimat : “Bacalah dengan seksama!” “Pergilah dengan segera!” Di dalam kedua kalimat tersebut, partikel lah berfungsi sebagai penegas perintah. Dalam bahasa Mandarin, partikel yang umum adalah de (的), yang melekat baik pada verba maupun adjektiva. Contoh, chī (makan) menjadi chīde (yang dimakan). 1.2 Masalah / Isu Pokok Seiring dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat saat ini semakin banyak orang yang tertarik belajar bahasa asing, terutama bahasa-bahasa yang digunakan secara internasional. Bahasa Jepang termasuk salah satu bahasa yang paling diminati, 3 dikarenakan negara Jepang saat ini memiliki peranan penting dalam perekonomian dunia. Tatabahasa bahasa Jepang bukanlah yang mudah untuk dipelajari. Dalam tatabahasa bahasa Jepang terdapat joshi atau partikel. Banyaknya joshi dalam tatabahasa seringkali membuat para pembelajar bahasa Jepang mengalami kesulitan dalam memahami bahasa tersebut. Partikel ‘ga’ adalah salah satu partikel dalam tatabahasa Jepang yang memiliki banyak fungsi. Selain itu, di dalam joshi terdapat lima klasifikasi yaitu kakujoshi 「格助 詞」 「格助詞」 、 setsuzokujoshi 「接続助 詞」、 teidaijoshi 「提題助詞」 、 toritatejoshi 「取り立て助詞」、 dan shuujoshi 「終助詞」. Tidak jarang para pembelajar bahasa Jepang kesulitan untuk mengklasifikasikan partikel-partikel yang ada dalam sebah kalimat bahasa Jepang. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membahas lebih dalam tentang partikel ‘ga’ yang terdapat dalam tiga klasifikasi joshi yaitu kakujoshi 「格助詞」、setsuzokujoshi 「接続助詞」、dan shuujoshi 「終助詞」. Penulis akan melakukan penganalisaan terhadap partikel ‘ga’ tersebut dan mengklasifikasikannya kedalam ketiga joshi ini, agar nantinya ketiga jenis joshi tersebut dapat dimengerti dengan mudah oleh para pembelajar bahasa Jepang. Oleh karena itu, penulis mengambil judul skripsi “Partikel ‘Ga’ Di Dalam Novel Kitchen Karya Yoshimoto Banana” Penulis mengambil novel Kitchen ini karena novel ini cukup terkenal dikalangan para pembaca novel dan memiliki cerita yang menarik. 1.3 Formulasi Masalah Perumusan masalah dalam skripsi ini ialah, penulis akan menganalisis fungsi atau makna dari partikel ‘ga’ sebagai kakujoshi「格助詞」、setsuzokujoshi 「接続助 詞」、dan shuujoshi 「終助詞」dalam novel Kitchen karya Yoshimoto Banana. 4 1.4 Ruang Lingkup Permasalahan Penulis akan membatasi ruang lingkup penelitian yang difokuskan pada pembahasan yang berhubungan dengan fungsi dan makna dari partikel ‘ga’ sebagai kakujoshi 「格助詞」 「格助詞」、setsuzokujoshi 「接続助詞」di dalam percakapan yang terdapat dalam novel Kitchen karya Yoshimoto Banana, bagian pertama. 1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah, mengetahui makna dan fungsi dari partikel ‘ga’ sebagai kakujoshi 「格助詞」 「格助詞」、setsuzokujoshi 「接続助 詞 」、 dan shuujoshi 「終助 詞」di dalam percakapan yang terdapat dalam novel Kitchen karya Yoshimoto Banana. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk menambah pengetahuan para pelajar bahasa Jepang dalam penggunaan dan penerapan partikel ‘ga’ sebagai kakujoshi 「格助 詞」 「格助詞」、setsuzokujoshi 「接続助詞」、dan shuujoshi 「終助詞」. Penulis mengharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan. 1.6 Tinjauan Pustaka Dalam bahasa Jepang, fungsi kakujoshi 「格助詞」 no dan kakujoshi 「格助 詞」 ga sangat beragam. Apabila kita terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia secara kata per kata, tidak akan menemukan padanan kata yang tepat yang dapat mewakili arti dari partikel ini secara keseluruhan, karena partikel ini memiliki banyak sekali makna sesuai fungsi dan letaknya masing-masing (Kawashima, 1999:143). Kakujoshi 「格助 詞」 no dan ga memiliki letak dan fungsinya masing-masing. Namun, ternyata ada persamaan antara kakujoshi 「格助詞」 no dan ga yang masih jarang orang tahu, hal ini dapat dilihat dari salah satu fungsi dari kakujoshi 「格助詞」 no yang berfungsi sebagai 5 pengganti kakujoshi 「格助詞」 ga untuk menunjukkan subjek anak kalimat yang menerangkan nomina. Adhika Bimo Anggoro Roosnan (2006) pernah meneliti partikel ‘ga’ sebagai kakujoshi 「格助詞」 melalui tiga cerita anak Jepang. Adhika menyatakan bahwa parikel ‘ga’ yang terdapat dalam tiga cerita anak Jepang mempunyai fungsi: 1. Sebagai penunjuk keberadaan 2. Penunjuk subjek predikat 3. Sebagai penegas subjek 4. Menerangkan kejadian alam 5. Menunjuk kejadian yang ditangkap oleh panca indera / menunjukkan verba sensasi 6. Menunjukkan objek verba dan adjektiva emosi 7. Member penjelasan bagi tema / subjek 8. Sebagai anak kalimat penghubung 9. Menggambarkan kejadian atau aksi yang terjadi dengan cepat 10. Menunjukkan objek dari adjektiva keinginan 11. Sebagai kata introgatif dalam pertanyaan Analisa yang dilakukan oleh Adhika adalah mengenai partikel ‘ga’ sebagai kakujoshi 「 格 助 詞 」 sedangkan dalam karya ilmiah yang penulis buat adalah mengenai partikel ‘ga’ sebagai kakujoshi 「格助詞」、setsuzokujoshi 「接続助詞」、 dan shuujoshi 「終助詞」.