Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan suatu sarana yang dipakai oleh manusia dalam berkomunikasi, sehingga bahasa itu menjadi suatu yang sangat penting dan berharga dalam sejarah kehidupan manusia. Setiap negara di dunia terdapat bermacam-macam jenis bahasa. Setiap bahasa mempunyai ciri khas dalam struktur bahasanya yang membuat kita dapat membedakan satu bahasa dengan bahasa dari bangsa lain, seperti dalam pola kalimat, kosakata, penggunaan partikel, dan sebagainya. Melalui bahasa pulalah, kebudayaan suatu bangsa dapat dibentuk, dibina dan dikembangkan serta dapat diturunkan kepada generasi-generasi mendatang. Dengan adanya bahasa sebagai alat komunikasi, maka semua yang berada di sekitar manusia yang berupa peristiwa, binatang, tumbuh-tumbuhan, hasil cipta karya manusia dan sebagainya, mendapat tanggapan dalam pikiran manusia lah, disusun dan diungkapkan kembali kepada orang-orang lain sebagai bahan komunikasi. Bahasa Jepang merupakan salah satu dari bahasa di dunia yang memiliki keanekaragaman dalam hal tata bahasanya sehingga kita sebagai pemelajar bahasa Jepang akan menemukan banyak bermacam-macam makna dalam bahasa Jepang. Nilai keunikan tersebutlah yang menjadi perbedaan antara bahasa Indonesia dengan bahasa Jepang misalnya dimana kesalahan juga sering terjadi karena berbeda bahasa baik secara makna, struktur maupun makna. Dalam penggunaan bahasa Jepang, baik lisan maupun tulisan tidak pernah lepas dari partikel atau yang dikenal dengan istilah joshi (助詞). Dalam bahasa Jepang, joshi (partikel) memiliki fungsi sangat penting dalam pembentukan suatu kalimat dan karena joshi tidak dapat berdiri sendiri, maka joshi sangat berpengaruh dalam menentukan arti dari kalimat dalam bahasa Jepang. Sudjianto dan Ahmad Dahidi (2004:181) memberikan pengertian tentang joshi (partikel), sebagai berikut: “partikel (助詞) adalah kelas kata yang termasuk fuzokugo dipakai setelah suatu kata untuk menunjukan hubungan antara kata tersebut dengan kata lain serta untuk menambah arti kata tersebut lebih jelas lagi. (Sudjianto dan Ahmad Dahidi, 2004:181) Jumlah partikel dalam bahasa Jepang cukup banyak sehingga menjadi keunikan dan kekhasan tersendiri bagi bahasa Jepang. Rumitnya suatu partikel dalam bahasa Jepang itu karena masing-masing partikel tersebut memiliki fungsi lebih dari satu. Dan tentu saja dengan beragamnya fungsi partikel ini semakin menambah kompleksitas pemahaman bahasa baik secara gramatikal maupun leksikal. Di dalam skripsi ini, penulis ingin meneliti mengenai partikel mo yang termasuk dalam partikel toritatejoshi yang memiliki fungsi sangat banyak di dalam novel yang berjudul Umibe no Kafuka karya Haruki Murakami yang ditebitkan di Jepang pada tahun 2002. Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah penulis ingin menjabarkan dan mengetahui apa saja sebenarnya fungsi-fungsi dari partikel mo tersebut. Selama ini para pemelajar bahasa Jepang hanya mengetahui fungsi partikel mo yang menyatakan arti ”juga”, sebenarnya fungsi partikel mo tersebut sangat banyak dan wajib diketahui oleh para pemelajar bahasa Jepang agar dapat menggunakan partikel mo dalam kalimat dengan baik dan benar. 1.2 Rumusan Permasalahan Masing-masing partikel yang ada dalam bahasa Jepang memiliki fungsi yang berbeda dan bahkan satu partikel dalam bahasa Jepang tersebut ada yang memiliki banyak fungsi. Atas fenomena yang muncul tersebut, maka penulis mencoba menganalisis fungsi partikel dalam bahasa Jepang, khususnya mengenai partikel mo yang termasuk parikel toritatejoshi. 1.3 Ruang Lingkup Permasalahan Dalam penelitian ini, penulis menyadari bahwa jumlah partikel (joshi) dalam bahasa Jepang cukup banyak. Oleh karena itu, penulis hanya membatasi penelitian pada partikel (joshi) mo yang terdapat dalam novel yang berjudul Umibe no Kafuka karya Haruki Murakami yang ditebitkan di Jepang pada tahun 2002. 1.4 Tujuan dan Manfaat Tujuan penulis mengadakan penelitian ini yaitu karena dalam novel atau dalam kalimat-kalimat bahasa Jepang terdapat banyak sekali kalimat-kalimat yang mengunakan partikel mo. Maka, penulis ingin mengetahui fungsi dari masing-masing partikel mo yang ada di novel tersebut. Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah untuk memudahkan para pemelajar bahasa Jepang dalam memahami fungsi partikel mo terutama yang terdapat dalam novel Umibe no Kafuka, dan juga pembaca dapat mengetahui ada berapa fungsi dari partikel mo dan apa saja fungsi-fungsi tersebut. 1.5 Metode Penelitian Dalam penelitian ini metode yang digunakan oleh penulis terdiri atas dua metode, yaitu metode deskriptif analisis dan metode kepustakaan. Metode deskriptif adalah metode dengan cara membahas dan menjelaskan suatu masalah dengan menata dan mengklasifikasikan serta memberi penjelasan sesuai dengan data yang telah terkumpul. Yang dimaksud dengan metode kepustakaan yaitu cara pengumpulan data yang dilakukan terhadap sejumlah naskah tertulis yang merupakan sumber data. 1.6 Sistematika Penulisan Dalam penelitian ini dibagi menjadi lima bab dan masing-masing bab dibagi menjadi beberapa sub bab. Dalam bab 1 akan dijelaskan mengenai latar belakang mengapa topik ini dipilih, ruang lingkup penulisan, tujuan dan manfaat penulisan yang berisi tentang maksud penulis dan sasaran yang hendak dicapai, serta metode penelitian yang berisi tentang cara melakukan penelitian dan sistematika penulisan skripsi ini. Pada bab 2 akan dijelaskan beberapa jenis partikel (joshi) dan fungsi partikel mo itu serta definisinya, dan juga akan dijelaskan mengenai definisi tentang partikel mo dan penjelasan mengenai fungsi dari partikel mo tersebut. Dalam bab 3 penulis akan menguraikan analisis data dengan menggunakan teori-teori yang terdapat dalam bab 2. Pada bab 4 penulis akan memberikan simpulan berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada bab sebelumnya. Juga beberapa saran tentang topik skripsi ini yang diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi peneliti selanjutnya. Pada bab 5 semua isi tiap bab akan diringkas sehingga pembaca dapat dengan mudah memahami isi tulisan ini, tanpa meninggalkan esensi penting yang dibahas dalam skripsi ini.