ulasan singkat PENDEKATAN SOCIAL MARKETING DALAM MEMBANGUN KONSTITUEN KONSERVASI SUMBERDAYA ALAM Oleh : Ismail,S.Hut “Membangun Konstituen Konservasi Tidak Sekedar Memberikan Informasi Kepada Orang-orang” Fakta dalam kehidupan seharihari ternyata teknik dan strategi pemasaran komersial secara luar bisa telah berhasil mendorong masyarakat untuk memilih, membeli dan memiliki sebuah produk yang ia gunakan dalam waktu tertentu atau bahkan ia menggunakan produk tersebut sepanjang hidupnya, iklan yang kita lihat disetiap saat membuat memori kita merekam dan menganalisa informasi yang diterima, sehingga sampai pada titik waktu kita akan menentukan untuk memilih sebuah merk produk tertentu berdasarkan ketertarikan kita. Proses pemilihan tersebut ternyata tidak muncul begitu saja, akan tetapi karena kita sudah menerima berbagai informasi yang berulang-ulang sehingga kita membuat keputusan untuk memilih sebuah produk. Memang kadang proses tersebut berlangsung tanpa kita sadari. Dengan latar belakang ini sehingga secara teori para ahli melihat teknik-teknik menjual semacam itu juga bisa diadaptasi untuk “menjual” gagasan dan perilaku dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Pemasaran sosial menawarkan sebuah cara sistematis melihat sebuah masalah. Cara ini menawarkan kerangka, teori dan strategi untuk mencapai sebuah obyektif programatis. Prinsip yang sama berlaku bagi masalah konservasi: banyak orang tahu bahwa mereka harus melindungi dan melestarikan sumber daya alam, termasuk air, hutan, dan udara, tetapi mereka tidak bertindak atas pengetahuan tadi. Mengapa? Karena faktor-faktor lain (misalnya, politik, sosial, ekonomi, budaya, kesehatan dan lain-lain) akan mempengaruhi mengapa orang bertingkahlaku atau tidak bertingkahlaku dalam cara-cara yang diperlukan untuk melindungi sumber daya alam. Lembaga konservasi dapat menggunakan strategi social marketing untuk mempengaruhi kelompok sasaran agar secara sukarela menerima, menolak, menanggalkan atau mengubah suatu sikap dan perilaku bagi kemajuan individu, kelompok dan keseluruhan masyarakat. Tentu saja social marketing berperan penting karena dapat menganalisa perilaku berdasarkan nilai-nilai yang berlaku, memilih kelompok sasaran dan perilaku yang perlu diubah serta “menjual” gagasan perubahan. Menurut ketentuan Peraturan Menhut No. P.19/Menhut-II/2004 tentang kolaborasi pengelolaan kawasan suaka alam (KSA) dan kawasan pelestarian alam (KPA) memiliki tujuan “Terwujudnya persamaan visi, misi, dan langkah -langkah startegis dalam mendukung, memperkuat dan meningkatkan pengelolaan kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam sesuai dengan kondisi fisik, sosial, budaya dan aspirasi setempat”. Dengan bahasa sederhana regulasi di atas mengamanatkan untuk membangun basis konstituen untuk mencapai tujuan konservasi. “Membentuk Konstituen Lebih dari Sekedar Memberikan Informasi Kepada Orang -orang” dalam hal ini praktik social marketing dapat berperan membangun konstituen konservasi. Apabila seseorang atau organisasi mempraktikkan prinsipprinsip promosi tanpa memaksa, memahami dan menerapkan positioning (cara sasaran/publik yang hendak diubah perilakunya mendefinisikan organisasi dengan kompetitor) secara tepat, memahami branding (keunikan, ketajaman, dan fokus sebuah produk dibandingkan dengan produk lainnya, bisa berupa logo dan bentuk unik). dan diferensiasi (perbedaan) berarti orang atau lembaga tersebut telah mempraktikkan marketing. ulasan singkat LANGKAH-LANGKAH DASAR DALAM SOCIAL MARKETING 1. Konseptualisasi Langkah konseptualisasi dalam aktivitas kampanye konservasi menggunakan social marketing adalah mengidentifikasikan dengan akurat masalah yang ada, menganalisanya, dan menilai pasar. Kemudian masuk pada tahap dua dalam konseptualisasi yaitu identifikasi khalayak sasaran dengan melakukan segmentasi dan riset khalayak sasaran. 2. Merencanakan Aksi dan Pemantauan Rencana dan startegi kampanye diformulasikan kemudian dikembangkan. Pesan-pesan disusun dalam sebuah konsep kreatif. Memahami pesan-pesan dan menerima umpan balik dari khalayak sasaran adalah sangat penting untuk keberhasilan kampaye konservasi. 3. Melaksanakan Aksi dan Pemantauan Melaksnakan semua rencana strategi yang telag disusun dan menerima umpan balik sebagai upaya melakukan pemantauan atas hasil-hasil antara yang dicapai atau bahkan rencana strategi mengalami ketidak sesuaian kapasitas dan komitmen khalayak sasaran akan tetapi bagaiamana idea/gagasan, jasa atau praktek dapat diadopsi dan menuju pada perbahan perilaku. Praktik pemasaran sosial dalam bidang konservasi tak ada artinya apabila kemitraan tidak dijadikan pola implementasi karena penekanannya adalah pada masyarakat luas, langsung mempengaruhi perilaku dan kebutuhan atau kepentingan target sasaran sebagai dasar pertimbangan. Kemitraan dalam praktik social marketing akan membangun komitmen dan consensus semua stakeholder, untuk kemudian mendorong tersusunnya kebijakan (policy) yang mendukung perubahan perilaku baru yang positif dan memiliki daya dukung pelestraian sumber daya alam. Produk Social Marketing (Kotler & Roberto, 1989) Keyakinan Sikap Ide Nilai Aksi Produk Sosial Praktik Tingkahlaku 4. Menganalisa, Mempergunakan, Melakukan Adaptasi & Berbagai Pembelajaran Selama tahap ini keefektifan dan dampak keseluruhan dari kampanye dinilai dan perubahan/penyesuaian yang diperlukan, dilakukan pada strategi kampanye. Sebuah pertanyaan besar bagi evaluasi kita, mengapa upaya menyampaikan gagasan kita untuk mengubah perilaku masyarakat kerapkali kurang berhasil? Atau, bahkan gagal? Salah satu penyebab, adalah gagalnya kita atau organisasi dalam melakukan komunikasi publik. Atau, bisa jadi gagasan kita atau organisasi tidak sejalan dengan kebutuhan masyarakat. Layaknya dalam dunia pemasaran bisnis, sebuah perusahaan akan selalu melakukan riset terhadap kebutuhan pasar untuk memenuhi kebutuhan konsumen atau pembeli. Sedangkan dalam pemasaran sosial, karena yang ”dijual” adalah isu atau konsep sosial dan target pasar adalah masyarakat maka organisasi nirlaba harus melakukan assessment terhadap kebutuhan masyarakat dengan cara melakukan riset karena tujuan social marketing bukan sekedar membangun Objek nyata (Penulis adalah Staft SOS-OIC Medan & Campaign Manager Kawasan TN Gunung Leuser Wilayah Besitang, Sumatera Utara)