Pengertian tentang Ilmu dan Teori Dalam Komunikasi DESKRIPSI: Pemahaman terhadap komunikasi sebagai sebuah ilmu dan teori harus didahului dengan pemahaman mengenai ilmu secara umum. Sebagai ilmu, komunikasi mempunyai objek kajian yang membedakannya dengan ilmu sosial lainnya. Ilmu komunikasi berkembang dalam bermacam bentuk teori. Untuk itu akan dijelaskan tentang fungsi dan sifat teori dalam membangun dan mengembangkan sebuah ilmu, khususnya ilmu komunikasi. TUJUAN INSTRUKSIONAL: Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa mampu menjelaskan mengenai pengertian, sifat dan tujuan teori REFERENSI: Sasa Djuarsa S., Teori Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta. 2003 John Fiske, Introduction to Communication Studies, Sage Publications, 1996 Stephen W. Littlejohn, Theories of Human Communiation, Wadsworth Publication, New Jersey, 1996. PENGERTIAN MENGENAI ILMU DAN TEORI KOMUNIKASI Dalam upaya memperoleh pemahaman mengenai ilmu dan teori komunikasi, maka di awal pembahasan yang perlu kita pahami bersama adalah pemahaman mengenai apa itu ilmu secara umum. Banyak sekali pengertian yang bisa dikemukakan mengenai ilmu. Di bawah ini akan diuraikan beberapa pengertian yang mencerminkan indikasi sebuah ilmu. ilmu adalah pengetahuan yang bersifat umum dan sistematis, pengetahuan dari mana dapat disimpulkan dalil-dalil tertentu menurut kaidah-kaidah umum. (Nazir, 1988) konsepsi ilmu pada dasarnya mencakup tiga hal, yaitu adanya rasionalitas, dapat digeneralisasi dan dapat disistematisasi (Shapere, 1974) pengertian ilmu mencakup logika, adanya interpretasi subjektif dan konsistensi dengan realitas sosial (Schulz, 1962) ilmu tidak hanya merupakan satu pengetahuan yang terhimpun secara sistematis, tetapi juga merupakan suatu metodologi (Tan, 1954) Dari empat pengertian di atas dapatlah disimpulkan bahwa ilmu pada dasarnya adalah pengetahuan tentang sesuatu hal atau fenomena, baik yang menyangkut alam atau sosial (kehidupan masyarakat), yang diperoleh manusia melalui proses berfikir. Itu artinya bahwa setiap ilmu merupakan pengetahun tentang sesuatu yang menjadi objek kajian dari ilmu terkait. PENGERTIAN MENGENAI ILMU KOMUNIKASI Pengertian ilmu identik dengan dunia ilmiah, karenanya ilmu mengindikasikan tiga ciri: • ilmu harus merupakan suatu pengetahuan yang didasarkan pada logika. • ilmu harus terorganisasikan secara sistematis. • ilmu harus berlaku umum. Pengertian mengenai ilmu komunikasi, pada dasarnya mempunyai ciri yang sama dengan pengertian ilmu secara umum. Yang membedakan adalah objek kajiannya, di mana perhatian dan telaah difokuskan pada peristiwa-peristiwa komunikasi antar manusia. Mengenai hal itu Berger & Chafee (1987) menyatakan bahwa Ilmu komunikasi adalah suatu pengamatan terhadap produksi, proses dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang melalui pengembangan teori-teori yang dapat diuji dan digeneralisasikan dengan tujuan menjelaskan fenomena yang berkaitan dengan produksi, proses dan pengaruh dari sistemsistem tanda dan lambang. Pengertian di atas memberikan tiga pokok pikiran: • objek pengamatan yang jadi fokus perhatian dalam ilmu komunikasi adalah produksi, proses dan pengaruh dari sistemsistem tanda dan lambang dalam konteks kehidupan manusia. • ilmu komunikasi bersifat ilmiah empiris (scientific) dalam arti pokok-pokok pikiran dalam ilmu komunikasi (dalam bentuk teori-teori) harus berlaku umum. • ilmu komunikasi bertujuan menjelaskan fenomena sosial yang berkaitan dengan produksi, proses dan pengaruh dari sistem tanda dan lambang. Sehingga secara umum ilmu komunikasi adalah pengetahuan tentang peristiwa komunikasi yang diperoleh melalui suatu penelitian tentang sistem, proses, dan pengaruhnya yang dapat dilakukan secara rasional dan sistematis, serta kebenarannya dapat diuji dan digeneralisasikan. PENGERTIAN MENGENAI TEORI KOMUNIKASI Secara umum istilah teori dalam ilmu sosial mengandung beberapa pengertian sebagai berikut: • • • • Teori adalah abstraksi dari realitas. Teori terdiri dari sekumpulan prinsip dan defenisi yang secara konseptual mengorganisasikan aspek-aspek dunia empiris secara sistematis. Teori terdiri dari asumsi-asumsi, proposisi-proposisi, dan aksioma-aksioma dasar yang saling berkaitan. Teori terdiri dari teorema-teorema yakni generalisasi-generalisasi yang diterima/terbukti secara empiris. Menurut Neuman (2003), researcher use teory differently invarious type of research, but some type of theory is present in most social research. Selanjutnya Kerlinger mengemukakan bahwa theory is a set of interrelated constract (concept), definition and proposition that present a systematic view of phenomena by specifying ralations among variables, with purpose of explaining and predicting the phenomena. Jadi teori adalah seperangkat konstruk (konsep), defenisi dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan antar variable sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena. Haditono (1999) menyatakan bahwa suatu teori akan memperoleh arti penting, bila ia lebih banyak dapat melukiskan, mnerangkan dan meramalkan gejala yang ada. Selanjutnya dari logika pikirnya maka teori dapat dibedakan menjadi tiga: • teori yanng deduktif; memberi keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan atau pikiran spekulatif tertentu yang diarahkan pada data yang akan diterangkan. • teori yang induktif; cara menerangkan adalah dari data ke teori. • teori yang fungsional; interaksi pengaruh antara data dan perkiraan teoritis; yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan pembentukan teori kembali mempengaruhi data. Berdasarkan tiga pandangan ini dapatlah disimpulkan bahwa teori dapat dipandang sebagai berikut: • teori menunjuk pada sekelompok hukum yang tersusun secara logis. Hukum-hukum ini biasanya sifat hubungannya deduktif. Suatu hukum menunjuk suatu hubungan antara variabel-variabel empiris yang bersifat ajeg dan dapat diramal sebelumnya. • Suatu teori juga dapat merupakan rangkuman tertulis mengenai sekelompok hukum yang diperoleh secara empiris dalam suatu bidang tertentu. Dari sini pemikiran dimulai dari data yang diperoleh dan dari data itu muncul suatu konsep yang teoritis (induktif). • Suatu teori juga dapat menunjuk pada suatu cara menerangkan yang menggeneralisasi. Di sini biasanya terdapat hubungan yang fungsional antara data dan pendapat yang teoritis. Dari unsur di atas dapat disimpulkan bahwa teori pada dasarnya merupakan konseptualisasi atau penjelasan logis dan empirik tentang suatu fenomena. Bentuknya merupakan pernyataanpernyataan yang berupa kesimpulan tentang suatu fenomena. Suatu teori harus dapat diuji kebenarannya, bila tidak itu bukan suatu teori. Teori memiliki dua ciri umum: • semua teori adalah “abstraksi” tentang sesuatu hal, yang berarti suatu teori bersifat terbatas. • Semua teori adalah konstruski ciptaan individual manusia. Oleh karena itu sifatnya relatif dalam arti tergantung pada cara pandang sipencipta teori, sifat dan aspek yang diamati, serta kondisi-kondisi lain yang mengikat seperti waktu, tempat dan lingkungan sekitarnya. Jadi berdasarkan hal di atas teori komunikasi adalah konseptualisasi atau penjelasan logis tentang fenomena peristiwa komunikasi dalam kehidupan manusia. Peristiwa yang dimaksud, sebagaimana yang dinyatakan oleh Berger dan Chafee mencakup produksi, proses dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang yang berlaku dalam kehidupan manusia.