Uploaded by uheemin

Fitoterapi & bioaktivitas

advertisement
Dosen Pengampu : Noveri Rahmawati, M.Farm, Apt
Oleh : Kelompok 3, S1-3B
Anggota : -Alfioni Devalin (18010)
-Dwi Anisah (1801051)
-Mustika Arfah (1801061)
-Rahmat utomo (18010)
-Yanto (18010)
1. Kelainan pada sistem pencernaan
 Kelainan pada sistem pencernaan dapat terjadi jika
salah satu atau lebih proses pencernaan tidak
berjalan dengan baik.
 Berikut ini adalah beberapa macam gangguan pada
sistem pencernaan atau jenis-jenis penyakit pada
sistem pencernaan: diare, konstipasi, ulkus peptik,
mual dan muntah, dispepsia dan refluk
gastroesofageal, irritable bowel syndrome,
anoreksia, hemoroid dan lain-lain.
2. Herbal untuk sistem pencernaan
Konstituen
Minyak atsiri (1-3%), termasuk
zingiberene, sesquiphellandrene dan betabisabolene. Pedas (panas): gingerols 12,5%, shogaols.
Dosis
Akar segar setara 500-1000mg tiga kali sehari. Akar kering setara
500mg2-4 kali sehari.
Kontra indikasi
Pada pasien dengan batu empedu, kecuali dibawah pengawasan,
dan tidak boleh diberikan untuk mual di pagi hari selama
kehamilan.
Efek Pada Fungsi Pencernaan
Rebusan jahe segar menghasilkan efek stimulan pada
sekresi lambung. Diet jahe dapat meningkatkan aktivitas
lipase usus dan sukrosa disaccharidases dan maltase pada
tikus. Aktivitas Anticatharic juga dikenal sebagai salah
satu efek dari jahe. Dalam studi Jepang, ekstrak jahe
secara signifikan menghambat induksi serotonin diarrhea
pada tikus.
b. Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.)
Konstituen
Daun jambu biji mempunyai zat aktif
diantaranya adalah minyak atsiri,
alkaloid, flavonoid, tanin, dan pektin.
Anti diare
Daun jambu telah diketahui mempunyai efek antidiare. Ekstrak
daun jambu biji dapat menghambat pelepasan asetilkolin yang
merupakan penyebab diare di saluran cerna.
- Tanin mempunyai sifat sebagai pengelat berefek spasmolitik,
yang menciutkan atau mengkerutkan usus sehingga gerak
peristaltik usus berkurang. Tanin juga mempunyai daya antibakteri
dengan cara mengendapkan protein.
- Kuersetin menunjukkan efek antibakteri dan antidiare dalam
mengendurkan otot polos usus dan menghambat kontraksi usus.
Kuersetin dapat menghambat pelepasan asetilkolin di saluran
cerna.
c. Lidah Buaya (Aloe vera)
Konstituen
• Eksudat : getah yang keluar dari daun
saat dilakukan pemotongan. Eksudat
berbentuk cair, berwarna kuning dan
rasanya pahit.
Zat- zat yang terkandung di dalam
eksudat adalah: 8- dihidroxianthraquinone
(Aloe Emoedin) dan glikosida (Aloins),
biasa digunakan untuk pencahar.
•Gel : bagian berlendir yang diperoleh dengan cara menyayat bagian
dalam daun setelah eksudat dikeluarkan.
Ada beberapa zat terkandung di dalam gel seperti : Lignin, aloktin,
campestrol, β-sitosterol, dan acemannan yang mengatasi inflamasi serta
lupeol, fenol dan sulfur yang memiliki sifat antiseptik.
Pencahar (Laxative)
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menevaluasi efek pencahar
dari eksudat lidah buaya pada manusia. Efek laksatif dari glikosida
antrakuinon terdapat dalam lidah buaya seperti aloin, aloe-emodin dan
barbaloin.
Dosis
Dosis yang direkomendasikan untuk melunakan tinja yaitu 0,04 sampai 0,17
gram jus kering (setara dengan 10-30 mg hidroksi antrakuinon).
d. Meadowsweet (Filipendula ulmaria L.)
Konstituen
Flavonoid (3-5%) sebagian besar terdiri dari
rutin dan glikosida Quersetin ; kaemferol
glikosida.
Dosis
2,5-3,5 g bunga atau 4-5 g herbal per hari
3-6 ml dari 1:2 ekstrak cair per hari, 7,5-15 ml dari 1:5 tingtur per hari.
Antimikroba
Secara in-vitro telah menunjukan efek antimikroba dari rizoma, daun, bunga
dan batang bagian atas terhadap : Staphylococcus aureus haemolyticus,
streptococcus pyogenes haemolyticus, E coli, Shigella flaxneri, Klebsiella
pneumoniae dan Bacillus subtilis.
e. Chamomile (Matricaria recutita L. Rauchert)
Konstituen
Minyak atsiri (0,5-1,5%), Flavonoid (0,5-3%)
flavonoid aglikon, kumarin (herniarin dan
umbelliferon), asam fenolat, musilago, GABA.
Dosis
2-3 gram per hari bunga kering atau infusa.
3-6 ml per hari dari 1:2 ekstrak cair, 7-14 ml per hari 1:5 tingtur; etanol 50%
adalah pelarut ekstraksi yang biasa digunakan.
Antispasmodic activity
Ekstrak chamomille dan beberapa konstituen menunjukan efektifitas
antispasmodik pada ileum marmut yang diisolasi.
Antispasmodic activity
Ekstrak chamomille dan beberapa konstituen menunjukan efektifitas
antispasmodik pada ileum marmut yang diisolasi.
f. Turmeric (Curcuma longa)
Konstituen
Minyak atsiri (3-5%), mengandung sekuiterpen
keton (65%btermasuk ar-turmerone), zingiberene
(25%), phellandrene, sabinene, sineole, borneol.
Yellow pigments (3-6%) diketahui sebagai
diaryheptanoids, termasuk curcumin dan
methoxylated curcumins.
Dosis
Untuk IBS, pasien diberikan 60 mg curcuma xanthorriza 3 kali sehari selama
18 minggu.
Untuk gastric ulcer, studi klinis menggunakan 250 mg kapsul serbuk akar
kunyit 4 kali sehari.
Efek pada saluran pencernaan
Penelitian awal menunjukan bahwa minyak atsiri dari kunyit dan curcumin
meningkatkan sekresi empedu. Ketika injeksi curcumin dan minyak atsiri
meningkatkan sekresi empedu, ekstrak airnya tidak efektif. Pada dosis yang lebih
tinggi total eksresi dari garam empedu, billirubin dan kolesterol meningkat.
g. Fennel / adas (Foeniculum vulgare)
Konstituen
2-6% minyak atsiri, terdiri dari 50-70% minyak
agak manis trans-anethole. 20% minyak pahit
dan champoraceous (+)-fenchone.selain itu
terdapat metilchavicol, anisaldehid, dan
beberapa hidrokarbon terpenoid,
termasuk alpha-pipene, alpha-phellandrene,
dan limonene.
Dosis
Untuk kolik infantile dengan umur 2-12 minggu, 0,1% minyak biji adas
dalam emulsi air dan 0,4% polysorbate-80 digunakan selama 1 minggu.
Indikasi
Sebagai sekretomotor, sekretolitik, dan antiseptik ekspektoran, meningkatkan
motilitas usus, spasmolitik dan karminatif pada gangguan pencernaan ringan.
Download