Tugas COMM 5337 SUMBER STRESS TANTANGAN KOMUNIKASI Studi Kasus Halangan Dan Strategi Penanganan Komunikasi adalah hal yang sangat penting dalam membangun sebuah hubungan yang bersifat interpersonal maupun intrapersonal. Dalam melakukan komunikasi setiap penyampai informasi komunikator perlu memiliki perangkat yang mendukung sehingga informasi bukan hanya diterima tetapi juga dapat diadobsi sebagai sesuatu yang penting. Komunikasi yang baik memerlukan pengetahuan dan teknis penyampaian sehingga pesan yang diterima audience sesuai dengan maksud pesan yang disampaikan. Seorang yang berkomunikasi haruslah mampu untuk menciptakan suasana yang kondusif dalam penyampainnya dengan menciptakan hubungan-hubungan terbuka, jujur dan produktif. Hal tersebut mampu membangun hubungan positif antara komunikator, pesan yang dibawa, audience dan dampak lanjutan. Dampak lanjutan dari komunikasi yang disampaikan sangat bergantung dari cara, kondisi, waktu tingkatan status audience. Khususnya pada lokasi yang memiliki struktur konstituen yang sangat kompleks dengan berbagai kepentingan yang terkadang tidak sesuai dengan pesan yang ingin kita sampaikan. Hal ini cenderung mengakibatkan komunikasi menjadi salah presepsi dan salah argumentasi sehingga sasaran target realisasi pesan tidak dapat tercapai. Beberapa tantangan yang sering timbul dalam melakukan upaya komunikasi optimal dilapangan secara umum dapat dibagi menjadi 6 bentuk antara lain : 1. Menerima umpan balik atau kritik 2. Memberikan umpan balik atau kritik 3. Menerima pujian 4. Mendapatkan pujian 5. Mendapatkan permintaan 6. Membuat permintaan Keenam bentuk tantangan ini terkadang berdiri sendiri pada suatu personal atau kelompok, terkadang juga tantangan tersebut merupakan penggabungan dari dua atau lebih bentuk tantangan yang ada pada penerima pesan. Sebagai contoh yang umum adalah orang cenderung senang untuk menerima pujian dan melakukan kritik sekaligus dari pada memberikan pujian atau menerima kritikan. Ketika seseorang menerima hal yang membuatnya tidak nyaman maka mereka cenderung untuk bertahan (defensive) lalu melakukan argumentasi sebagai respon. Ketika hal tersebut terjadi apalagi dalam issue yang sangat sensitive misalnya terkait dengan ekonomi atau perilaku maka pesan komunikasi tidak dapat sampai. - di dalam tugasnya, dimintakan refleksi terhadap tantangan komunikasi individual yang sering dialami. Berkaitan dengan hal ini, bagaimana kah tantangan komunikasi individual yang terutama dialami? Apakah sumber dari tantangan tersebut – pola pengasuhan? Lingkungan? Budaya organisasi? Dsb. Strategi yang biasa kami lakukan seandainya ada tantangan seperti itu adalah dengan menggabungkan teknik persuasive seperti memberikan pujian pada porsi yang lebih besar tentang audien lalu mengajak mereka untuk menemukan hal yang menguntungkan bagi mereka dari pesan yang ingin disampaikan. Hampir semua tantangan yang dipaparkan diatas adalah kecenderungan yang akan kita dapatkan ketika kita akan melakukan intrusi kedalam sebuah konstituen, bahkan dalam bentuk yang lebih luas dan kompleks dari pada apa yang tergambar pada teori-teori komunikasi. Belum lagi ditambah latar belakang diluar kepentingan konstituen seperti politik dan kultur budaya yang melekat kuat dimasyarakat. Sebagai salah satu contoh ketika kami pemerintah daerah Kabupaten Berau dalam hal ini melakukan upaya konsultasi public kepada masyarakat untuk melakukan penunjukan kawasan penting bagi mereka yang mereka harapkan untuk dilindungi. Hampir semua audien tidak berani menunjukkan wilayahnya karena ada perasaan takut mengamcam kegiatan mereka menangkap ikan, tetapi pada posisi tersebut mereka juga mendesak pemerintah daerah untuk meminimalisasikan nelayan andon (pendatang) menangkap di kawasan mereka. Mereka mengganggap bahwa pemerintah tidak peduli terhadap mereka. Disini posisi pemerintah khususnya pelaksana teknis tidak mampu untuk melakukan upaya pencegahan karena memang laut tidak bisa dibatasi. Pada sisi lain ada kepentingan sepihak dari wakil masyarakat bahkan pimpinan daerah yang mengganggap wilayah lindung hanyalah kepentingan asing dan beresiko akan kehilangan dukungan masyarakat terhadap kepemimpinan mereka, lalu memberikan kampanye negative untuk melawan konsep penanganan pemerintah sendiri. Disini terlihat banyak sekali bagian penghalang komunikasi seperti kritik dari masyarakat kepada pemerintah tentang respon masyarakat terhadap aktifitas nelayan andon, kritik pemerintah kepada masyarakat yang tidak memberikan alat bagi pemerintah untuk melindungi mereka, perintah birokrasi yang bertentangan dengan kebijakan dan hukum yang sudah ada, atau informasi keinginan pimpinan yang berbeda kepada bawahan terhadap konstituen dan informasi keinginan yang disampaikan pimpinan langsung kepada konstituen. Hal ini cenderung menimbulkan kebingungan, keraguan serta ketidakefektifan dalam penanganan masalah pada konstituen yang sama. Pada kondisi seperti ini level pelaksana teknis yang paling merasa kebingunan dan terjepit pada kondisi yang sama sama tidak nyaman. Level kebawah (low level stakeholder) berhadapan dengan konstituen yang membutuhkan keputusan cepat akurat yang menguntungkan mereka, keatas berhadapan dengan penentu kebijakan (high level stakeholder) yang punya kepentingan terselubung dan membuat keputusan perintah yang kontradiktif dengan aturan dan kondisi sebenarnya. Strategi yang paling sering dilakukan dan diterapkan dilapangan sebagai model untuk mengatasi halangan komunikasi dalam penanganan masalah ini adalah dengan metode manajemen konflik. Melakukan tekanan secara persuasive kebawah dan mempertemukan kepentingan dibawah dan kepentingan yang ada pada level atas secara frontal sehingga isu lapangan menjadi isu tingkat atas. Hal ini dilakukan sambil menjaga hubungan baik keatas dan ke level bawah. Biasanya ini akan menghasilkan arahan yang nyata dari level atas melalui pelaksana teknis sebagai pemecah masalah kepada konstituen bawah sebagai objek. Hal yang harus sangat diperhatikan dalam metode ini adalah meminimalkan konflik frontal yang sangat beresiko menimbulkan korban khususnya pada konstituen level bawah. Untuk itu perlu mempetakan masalah secara rinci, mencari informasi akurat sumber masalah, dan menemukan solusi yang efektif. Pendekatan lain juga harus membarengi strategi ini yaitu membuat pesan menjadi masalah bagi konstituen tujuan, dengan begitu kita akan menjadi katalisator yang aman bagi konstituen dan pelaksana teknis yang baik bagi penentu kebijakan (decision maker). – analisa resiko dan antisipasi yang baik. Cara lain yang pernah diterapkan oleh rekan di kawasan lain, dengan meminimalkan resiko konflik frontal, adalah memfasilitasi pertemuan antara perwakilan masyarakat dengan pemerintah/pimpinan yg terkait pengambilan keputusan untuk berdialog langsung dan membuka forum diskusi, tentunya diawali dengan mempersiapkan stakeholder memiliki poin-poin negosiasi yang jelas, spesifik, dan berdasar. Pada kasus lain seorang penerima permintaan harus melaksanakan perintah pemberi permintaan dalam kontekstual pekerjaan yang justru berseberangan dengan pekerjaan yang harus dilaksanakan, misalnya seorang yang berkerja di program konservasi harus memaksa diri untuk melawan konservasi karena struktur perintah pimpinan kerja. Dilema kemudian muncul dan pelaksana mulai melakukan pembenaran-pembenaran untuk mengusir kritikan yang justru datang dari dalam jiwanya. Ini adalah kondisi yang paling sulit tetapi justru sering dihadapi dalam sistem pemerintahan sekarang ini. Penulis Taufiq Hidayat Skor SW (12/6/2010): Identifikasi tantangan & sumber tantangan = 2 Cara praktis menghadapi tantangan = 5 Gaya penulisan = 5 Total: 12/15 * 100%= 80 Terimakasih sudah berbagi tantangan yang dihadapi dalam bekerja di kawasan kerja serta menghadapi internal lembaga.Jaga semangat!. Deleted: ¶