MODUL PERKULIAHAN Pengantar Ilmu Komunikasi Defenisi Komunikasi dan Fungsi Komunikasi Fakultas Program Studi Fakultas Ilmu Komunikasi Bidang Studi Advertising and Marketing Communication Tatap Muka 02 Kode MK Disusun Oleh MK85001 Martina Shalaty Putri, S.Sos, M.Si Abstract Kompetensi Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang kompleks, yang harus dipahami oleh manusia. Karena dengan memahami komunikasi dan fungsi-fungsi komunikasi seorang manusia akan bisa bertahan dalam kehidupan Mahasiswa mampu memahami defenisi dan fungsi-fungsi komunikasi Defenisi Lewat komunikasi orang berusaha mendefenisikan sesuatu, termasuk istilah komunikasi itu sendiri. apakah komunikasi itu suatu tindakan sesaatr, suatu peristiwa, atau suatu proses berkesinambungan? Tidak ada suatu defenisi apapun yang dapat menggambarkan fenomena komunikasi secara utuh. Seringkali suatu defenisi komunikasi berbeda atau bahkan bertentangan dengan defenisi lainnya. Tahun 1976 Frank Dance dan Carl Lason telah mengumpulkan 126 defenisi komunikasi yang berlainan. Sekrang tentu defenisi komunikasi akan ditemukan lebih banyak. Dance menemukan tiga dimensi konseptual penting yang mendasari defenisi komunikasi. 1. Dimensi pertama adalah tingkat observasi (level of observation) atau derajat keabstrakannya. Misalnya defenisi komunikasi sebagai proses yang menghubungkan satu sama lain bagian-bagian terpisah dunia kehidupan adalah terlalu umum, sementara komunikasi sebagai alat untuk mengirim pesan militer, perintah, dan sebagainya lewat telepon, telegraf, radio, kurir dan sebagainya terlalu sempit. 2. Dimensi Kedua adalah kesengajaan (intentionality). Sebagian defenisi mencakup hanya pengiriman dan penerimaan pesan yang disenagaja, sedangkan defenisi lainnya tidak menuntut syarat ini. contoh defenisi yang mensyaratkan kesengajaan dikemukakan oleh Gerald R Miller, komunikasi sebagai situasi-situasi yang memungkinkan suatu sumber mentransmisikan suatu pesan kepada seorang penerima dengan disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima. Alex Gode, mendefenisikan komunikasi dengan mengabaikan unsure kesengajaan, yakni suatu proses yang membuat sama bagi dua orang atau lebih apa yang tadi nya merupakan monopoli seseorang atau sejumlah orang. 3. Dimensi ketiga adalah penilaian normative. John B. Hoben mengasumsikan bahwa komunikasi (harus) berhasil: komunikasi adalah pertukaran verbal pikiran atau gagasan. Asumsi dibalik defenisi ini adalah bahwa suatu pikiran atau gagasan secara berhasil dipertukarkan. Sebagian defense tidak mensyaratkan keberhasilan, seperti Bernard Berelson dan Gary Seiner, komunikasi adalah ‘13 2 Pengantar Ilmu Komunikasi Martina Shalaty Putri, S.Sos, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id transmisi informasi. Jadi defenisi tersebut tidak mensyaratkan bahwa informasi harus diterima atau dimengerti. Tiga konseptualisasi Komunikasi Menurut John R Wenburg dan William W Wilmot, juga Kenneth K Sereno dan Edward M. Bodaken, setidaknya ada tiga kerangka pemahaman mengenai komunikasi 1. Komunikasi Sebagai Tindakan satu arah Michael Burgoon menyebut komunikasi ini sebagai “defenisi berorientasi sumber” (source oriented definition). Defenisi seperti ini mengisyaratkan komunikasi sebagai semua kegiatan yang secara sengaja dilakukan seseorang untuk menyampaikan rangsangan untuk membangkitkan respons orang lain. Konseptualisasi komunikasi sebagai tindakan satu arah menyoroti penyampaian pesan yang efektif dan mengisayatkan bahwa semua kegiatan komunikasi bersifat persuasive Bernard Berelson dan Gary A Steiner “komunikasi: transmini informasi, gagasa, emosi, keterampilan dan sebagainya dengan menggunakan symbol-simbol, kata-kata, gambar, figure, grafik dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi yang biasanya disebut komunikasi.” Theodore M Newcomb “setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu transmisi informasi, terdiri dari rangsangan yang diskriminatis dari sumber kepada penerima.” Carld I Hovland “komunikasi adalah proses yan memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain.” Gerald R Miller “komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima.” Everett M Rogers ‘13 3 Pengantar Ilmu Komunikasi Martina Shalaty Putri, S.Sos, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id “komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka” Raymond S. Ross “komunikasi adalah suatu proses menyortit, memilih dan mengirimkan symbolsimbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksudkan komunikator” Harold Laswell Who Says What In Which Channel to Whom With What Effect (Siapa mengatakan apa menggunakan saluran apa kepada siapa dengan pengaruh apa? 2. Komunikasi Sebagai Interaksi Pandangan ini menyetarakan komunikasi dengan suatu proses sebab-akibat atau aksi-reaksi, yang arahnya bergantian. Pandangan ini selangkah lebih maju daripada pandangan sebelumnya (komunikasi hanya sebagai tindakan satu arah), namun pemahaman ini juga kurang memadai dalam menguraikan dinamika proses komunikasi karena mengabaikan kemungkinan bahwa orang-orang dapat mengirim dan menerima pesan pada saat yang sama. Pandangan ini masih membedakan para peserta sebagai pengirim dan penerima pesan, karenanya masih berorientasi pada sumber, meskipun kedua peran dianggap bergantian. Proses komunikasi yang terjadi masih bersifat mekanis dan statis. Salah stau unsure yang ditambahkan dalam konsep ini adalah adanya feed back (umpan balik). Yakni apa yang disampaikan penerima pesan kepada sumber pesan, yang sekaligus digunakan sumber pesan sebagai petunjuk mengenai efektivitas pesan yang ia sampaikan sebelumnya, apakah dapat dimengerti, dapat diterima dan sebagainya. Berdasarkan umpan balik, sumber dapat mengubah pesan sebelumnya, agar sesuai dengan tujuannya. Tidak semua respons penerima adalah umpan balik. Suatu pesan dikatakan umpan balik bila hal itu merupakan respons terhadap pesan pengirim dan bila mempengaruhi perilaku pengirim selanjutnya. 3. Komunikasi sebagai transaksi Dalam konteks ini komunikasi adalah suatu proses personal karena makna atau pemahaman yang kita peroleh pada dasarnya karena makina atau pemahaman yang kita peroleh pada dasarnya bersifat pribadi. Penafsiran atas perilaku verbal ‘13 4 Pengantar Ilmu Komunikasi Martina Shalaty Putri, S.Sos, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id dan nonverbal orang lain pada saat berkomunikasi mengubah penafsiran orang atas pesan yang disampaikan, yang nantinya akan mengubah penafsiran diri sendiri atas pesan yang disampaikan. Dalam konsep ini, komunikasi bersifat dinamis. Pandangan ini lebih sesuai untuk komunikasi tatap muka, yang memungkinakan pesan atau respons verbal dan nonverbal bisa diketahui secara langsung. Kelebihan konsep ini adalah komunikasi tidak terbatas pada komunikasi yang sengaja atau respons yang dapat diamati saja. Artinya, komunikasi terjadi apakah para pelakunya sengaja atau tidak, dan bahkan meskipun menghasilkan respons yang tidak bisa diamati. Berdiam diri, mengabaikan orang lain, meninggalkan ruangan, semuanya bentuk komunikasi, semuanya mengirimkan pesan. cara berpakaian, cara menata rambut, jarak fisik dengan orang lain, nada suara, semua itu mengkomunikasikan sikap, kebutuhan, perasaan, dan penilaian. Dalam komunikasi transaksional, komunikasi dianggap telah berlangsung bila seseorang telah menafsirkan perilaku orang lain, baik perilaku verbal ataupun nonverbal. Dalam komunikasi transaksional, mengisyaratkan bahwa pihak-pihak yang berkomunikasi berada dalam keadaan interdependensi atau timbale balik; eksistensi satu pihak ditentukan oleh eksistensi pihak lainnya. Pendekatan ini menyarankan bahwa semua unsure dalam proses komunikasi saling berhubungan. John R. Wenburg dan William W Wilmot “komunikasi adalah suatu usaha untuk memperoleh makna” Donald Byker dan Loren J Anderson “komunikais (manusia) adalah berbagi informasi antar dua orang atau lebih” William L Gorden “komunikasi secara ringkas dapat didefisinsikan suatu transasksi dinamis yang melibatkan gagasan dan perasaan” Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson “komunikasi adalah proses memahami dan berbagi makna” Stewart L tubs dan Sylvia Moss “komunikasi adalah proses pembentukan makna diantara dua orang atau lebih” ‘13 5 Pengantar Ilmu Komunikasi Martina Shalaty Putri, S.Sos, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Para pakar tersebut mendefinisikan komunikasi sebagai proses komunikasi merupakan kegiatan yang ditandai dengan tindakan, perubahan, pertukaran, dan perpindahan. Terdapat kontinuitas dari setiap unsurnya. Komunikais tidak mempunyai awal dan tidak mempunyai akhir. Meskipun kematian menghentikan peran sebagai penerima, namun tidak menghentikan peran sebagai sumber. Kapan komunikasi mulai atau berakhir sulit dipastikan. Fungsi-fungsi komunikasi Komunikasi memuat beberapa macam fungsi yang berbeda sesuai dengan pendapat para pakar, fungsi yang akan dibahasa disini dikemukakan oleh William I Gorden, yang membahas empat fungsi komunikasi, yakni komunikasi sosial, komunikasi ekspresif, komunikasi ritual dan komunikasi instrumental. Keempat fungsi ini tidak independen atau berdiri sendiri, melainkan berkaitan antara fungsi satu dengan yang lainnya, meskipun terdapat fungsi yang dominan. a. Komunikasi Sosial Fungsi ini mengisayartkan bahwa komunikasi penting dalam membangun konsep diri manusia. Melalui komunikasi manusia belajar bekerjasama dengan anggota masyarakat. Pembentukan konsep diri Konsep diri adalah pandangan dalam mengenal diri sendiri, dan hal ini hanya bisa diperoleh lewat informasi yang diberikan orang lain kepada kita. Kita sadar bahwa kita manusia karena orang disekeliling kita menunjukkan kepada kita lewat perilaku verbal dan nonverbal mereka bahwa kita manusia. ‘13 6 Pengantar Ilmu Komunikasi Martina Shalaty Putri, S.Sos, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id George Herbet Mead mengatakan setiap manusia mengembangkan konsep dirinya melalui interaksi dengan orang lain dalam masyarakat, dan itu dilakukan lewat komunikasi. Manusia mengenal diri melalui interaksi dengan orang lain, yang menjadi cermin yang memantulkan bayangan kita. Charles H Cooley menyebut konsep diri itu sebagai the looking glass-self, yang secara signifikan ditentukan oleh apa yang seseorang pikirkan mengenai pikiran orang lain terhadapnya, hal ini menekankan pentingnya respons orang lain yang diinterpretasikan secara subjektif sebagai sumber primer data mengenai diri. Proses konseptualisasi diri berlangsung sepanjang hayat. Saat kanakkanak kita sering berfantasi mengenai diri yang kita inginkan, yang ingin kita tunjukkan kepada orang lain, sering konsep diri ini berubah-ubah seiring masa pertumbuhan. Konsep diri tidak pernah terisolasi, melainkan bergantung pada reaksi dan respons orang lain. Dalam masa pembentukan konsep-diri, manusia menguji, baik secara sadar maupun tidak sadar. Hal ini untuk memperoleh dukungan, perubahan, atau penolakan. Dengan cara ini pembentukan konsep diri seseorang sangat tergantung bagaimana ia diterima oleh orang lain. Pernyataan eksistensi diri Manusia berkomunikasi untuk menunjukkan bahwa dirinya berada (eksistensi). Manusia menunjukkan bahwa dirinya berada pada suatu lingkungan dengan berkomunikasi dengan anggota lingkungan tersebut. Kelangsungan hidup, memupuk hubungan, dan memperoleh kebahagiaan Melalui komunikasi dengan orang lain, kita dapat memneuhi kebutuhan emosional dan intelektual kita, dengan memupuk hubungan yang hangat dengan orang-orang disekitar. Lebih jauh, komunikasi juga dihubungkan bukan hanya dengan kesehatan psikis, namun juga kesehatan fisik. Sommer (Mulyana, 2004) mengatakan orang-orang yang memperoleh dukungan sosial yang tinggi mempunyai kemungkinan lebih rendah untuk terserang penyakit. Sebaliknya marjinalitas sosial berkaitan erat dengan kemungkinan lebih tinggi terkena penyakit jantung, kanker, depresi, darah tinggi, dan kematian. Hal ini juga sejalan dengan Michael Babyak dari universitas Duke, Amerika melakukan penelitian dari 750 orang kulit putih kelas menengah sebagai sampel yang memakan waktu 22 tahun. Babyak dan rekannya menemukan bahwa orang yang gemar memusuhi orang lain, mendominasi pembicaraan, dan tidak suka berteman berpeluang 60% lebih tinggi menemui kematian pada usia dini dibandingkan dengan orang yang berperilaku sebaliknya. ‘13 7 Pengantar Ilmu Komunikasi Martina Shalaty Putri, S.Sos, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Hal ini juga sebuah dengan hadits Rasulullah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Man ahabba ayy yub satho fii rizqihi wa yun sa alahu fii atsa rihi fal yashil rohimah" "Siapa yang suka dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia menyambung hubungan silaturahim. " (HR. Bukhari Muslim dari Anas radhiyallohu'anhu) b. Komunikasi Ekspresif Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi isntrumen untuk menyampaikan perasaan-perasaan. Perasaan tersebut terutama dikomunikasiakn melalui pesan-pesan nonverbal. Memberikan selamat dengan bunga, coklat, ciuman, pelukan adalah beberapa bentuk komunikasi ekspresif. Contoh lain adalah music, lukisan, tarian, pertunjukan drama adalah bentuk-bentuk komunikasi ekspresif dalam menyampaikan pesan. c. Komunikasi Ritual Komunikasi ritual biasanya dilakukan secara kolektif. Komunikasi ritual kadang bersifat mistik, dan mungkin sulit dipahami oleh orang diluar komunitas. Sampai kapanpun ritual tampaknya akan tetap menjadi kebutuhan manusia, meskipun bentuknya berubah-ubah. Demi pemenuhan jati-dirinya, sebagai individu, sebagai anggota kelompok, dan sebagai salah satu unsure dari alam semesta. d. Komunikasi Instrumental Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum: menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan, mengubah perilaku atau menggerakan tindakan, dan juga untuk menghibur. Kesemua tujuan tersebut bisa dimasukkan kedalam tujuan persuasive (membujuk). Komunikais yang berfungsi memberitahukan dan menerangkan mengandung muatan persuasive dalam arti bahwa pembicara menginginkan pendengarnya mempercayai bahwa fakta atau informasi yang disampaikan akurat dan layak diketahui. Bahkan komunikasi yang menghibur (to entertaint) pun secara tidak langsung mengajak khalayak untuk melupakan persoalan hidup mereka. Sebagai instrument, komunikasi tidak saja digunakan untuk menciptakan dan membangun hubungan, namnun juga untuk menghancurkan hubungan. Komunikasi berfungsi sebagai instrument untuk mencapai tujuan pribadi dan pekerjaan. ‘13 8 Pengantar Ilmu Komunikasi Martina Shalaty Putri, S.Sos, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi (Cetakan Kelima). 2004. Jakarta: Raja Grafindo Persada Mulyana, Dedy. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar (Cetakan Keenam). 2004. Bandung: Remaja Rosdakarya. ‘13 9 Pengantar Ilmu Komunikasi Martina Shalaty Putri, S.Sos, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id