1 PLURALISME BUDAYA INDONESIA A. Budaya Kerja Dengan

advertisement
1
PLURALISME BUDAYA INDONESIA
A. Budaya Kerja
Dengan persepsi yang sama dan
kesadaran terhadap program
mempunyai arti yang sangat besar bagi penanaman Budaya Kerja,
karena dapat disamakan dengan fondasi suatu bangunan atau akar
pohon
yang
sangat
kuat,
dimana
akan
mampu
menyangga
bangunan yang besar atau pohon yang besar dan rindang serta
lebat buahnya. Agar supaya pohon tadi dapat tumbuh dengan baik
kiranya diperlukan upaya pemerliharaan, pemupukan, pembersihan,
dijaga agar tidak dimakan oleh hama. Untuk itu diperlukan
organisasi ditas fondasi tersebut diatas dengan struktur paling atas
sebagai penggung jawab program, kedua sebagai Tim Pengarah
yang teridiri dari pimpinan lapisan kedua atau sesuai dengan
kondisi, ketiga adalah Tim Fasilitator yang dapat terdiri dari unsure
pimpinan atau orang lain yang keempat Kelompok Budaya Kerja
(KBK) yang terdiri dari karyawan/pegawai yang langsung terkait
dalam suatu pekerjaan dalam arti bias satu jenis pekerjaan yang
sama, satu proses pekerjaan, satu naungan koordinasi, satu
kemitraan dan lain sebagainya.
Program yang pertama-tama dilakukan oleh setiap KBK adalah
menyusun program 5-S yang mencakup:
1. Sort yaitu disusun pekerjaan yang tergolong penting
2. Systematize yaitu disusun secara teratur
3. Sweep yaitu memberishkan ruangan dan meja
4. Standardize yaitu dibuat secara standar agar mudah dan
2
5. Self-Discipline yaitu mendisiplinkan diri tidak perlu diingatkan
1.Komitmen Pimpinan Puncak
Kegagalan program Budaya Kerja sebagian besar disebabkan oleh
kurangnya komitmen dari puncak pimpinan, namun tidak semudah
itu menyalahkan pimpinan, karena setiap pemimpin di setiap level
mempunyai kuasa mengendalikan suatu proses kerja, andai kata
anda
tidak
mampu
bekerja
sesuai
dengan
strategi
jangan
disalahkan pemimpin atasannya. Kemungkinan kesalahan pada
anda sendiri, karena tidak mau merubah cara kerja baru dengan
nilai-nilai baru.
Langkah pemimpin dalam pelaksanaan program Budaya Kerja
dimulai dari:
1. Memberi focus yang sama, dalam visi dan strategi. Karena
kesamaan
fokus
tersebut
merupakan
perekat
untuk
mengendalikan pelaksanaan secara bersama dan memberikan
dorongan bagi setiap orang untuk melakukan perubahan. Tanpa
kesamaan focus komitmen, sinergi dan semangat tidak akan
menjadi kenyataan.
2. Melaksanakan
penyempurnaan,
melakukan
penyempurnaan
adalah inti dari program Budaya Kerja, dengan perubahan
tersebut organisasi akan mampu mempertahankan hidup dalam
persaingan. Tanpa penyempurnaan masyarakat yang dilayani
akan terasa semakin berat
3
3. Merubah Budaya, kepemimpinan Budaya Kerja harus mampu
merubah dirinya sendiri terlebih dahulu.
2.Komunikasi
Dalam
melaksanakan
program
Budaya
Kerja
keterampilan
komunikasi merupakan factor penting dalam upaya menciptakan
lingkungan yang kondusif agar nilai-nilai luhur dapat teraktualisasi
dalam sikap dan perilaku organisasi. Keberhasilan program tersebut
berdasar pada tingkat kepercayaan dalam interaksi individu yang
terkait, sehingga tempat tingkat kepercayaan, makin baik kualitas
kerjasamanya. Kondisi semacam itu harus semakin dapat terwujud
agar tingkat sinergi bias dicapai, sehingga hasil (output) program
menjadi semakin berkualitas.
3.Motivasi
Motivasi merupakan salah satu komponen penting dalam meraih
keberhasilan satu proses kerja, karena memuat unsure pendorong
bagi
seseorang
untuk
melakukan
pekerjaan
sendiri
maupun
berkelompok. Suatu dorongan dapat berasal dari dalam dirinya
sendiri, yang berupa kesadaran diri untuk bekerja lebih baik atau
memberikan yang terbaik bagi kelompok dengan berbagai macam
alasan yang baik dan luhur. Namun tidak semudah itu setiap orang
mempunyai dorongan yang positif, mereka perlu dibantu oleh orang
lain yang berperan sebagai pemimpin atau atasan.
Banyak para ahli meneliti sikap dan perilaku SDM yang berkaitan
dengan motivasi dan menghasilkan teori-teori mengenai bagaimana
memberikan motivasi pada karyawan atau pegawai pada suatu
4
organisasi, antara lain seperti Mc. Gregor memberikan teori X yang
menganggap
bahwa
setiap
pekerja
itu
malas,
maka
gaya
kepemimpinan harus keras, selanjutnya dia mengoreksi teorinya
dengan teori Y, dimana ia memandang setiap orang baik dan rajin
bekerja, sehingga pemimpin lebih banyak mempercayai mereka.
Teori Abraham Maslow lebih banyak meneliti motivasi dari segi
urutan
prioritas
kebutuhan
SDM
terutama
dalam
memenuhi
kebutuhan hidupnya, dimana kebutuhan yang paling mendasar
adalah
kebutuhan
fisiologis
(kelangsungan
hidup,
sandang/pangan/papan, rasa aman, rasa memiliki, harga diri dan
aktulaisasi diri) secara pyramidal. Terakhir muncul teori Z dari
William G. Ouchi, diman motivasi dapat lebih berhasil melalui cara
kerja kelompok (model Jepang) dipadukan engan budaya Amerika
Serikat seperti sifat rasional dan individualistic.
4.Lingkungan Kerja
Untuk melakukan program BUdaya Kerja diperlukan persiapan yang
berupa
penciptaan
lingkungan
kerja
dengan
paradigm
yang
disepakati untuk mencapai tujuan organisasi dengan cara yang
lebih efektif dan efisien. Oelh karena itu kita sedikit menengok pada
diri
kita
sendiri
sebagai
SDM,
yang
oleh
Prof.Dr.
Kusnadi
Harasumantri mantan Rektor Universitas Gajah Mada menyatkan
bahwa kekuatan SDM itu bukan pada jasmani atau jiwa yang
dimiliki, namun kekuatan tersebut terletak pada semangat dan
kemampuan
kerja.
Karena
kerjasama
tersebut
akan
mampu
5
meningkatkan
mutu
dan
mutu
yang
dicapai
terus
menerus,
dipertahankan dan dikembangkan akan menjadi Budaya Kerja yang
dimiliki oleh kelompom yang bersangkutan.
Selanjutnya oleh Isaken, S.G. Dorval K.B.& Treffinger, D.J. dalam
bukunya
CREATIVE
mengatakan
bahwa
APPROACHES
yang
TO
dimaksud
PROBLEM SOLVING
dengan lingkungan
yang
kondusif meliputi beberapa dimensi seperti:
1. Tantangan, keterlibatan dan kesungguhan
2. Kebebasan mengembil keputusan
3. Waktu yang tersedia untuk memikirkan ide-ide baru
4. Member peluang untuk mencoba ide-ide baru
5. Tinggi rendahnya tingkat konflik
6. Keterlibatan dalam tukar pendapat
7. Kesempatan humur, bercana dan bersantai
8. Tingkat saling kepercayaan dan keterbukaan
9. Keberanian menanggung resiko/boleh gagal
5.Kerjasama Melalui Kelompok
Kerjasama merupakan suatu nilai-nilai sangat penting dalam
manajemen,
khususnya
manajemen
serba
sasaran
ataupun
manajemen partisipasi. Kata lain untuk kerjasama adalah partisipasi
atau juga gotong royong, konsekuensi dan nilai-nilai tersebut
mendasari karakteristik suatu manajemen dimana parsipasi itu
dimungkinkan
manajemen.
berperan
dalam
setiap
pengambilan
keputusan
6
6.Disiplin
Salah satu aspek kekuatan SDM itu dapat tercermin pada sikap dan
perilaku disiplin, karena disiplin dapat mempunyai dampak kuat
terhadap suatu organisasi untuk mencapai keberhasilan dalam
mengejar tujuan yang direncanakan. Menurut Sun Tzu dalam
bukunya Art of War, bahwa segala macam kebijaksanaan itu tidak
mempunyai arti kalau tidak didukung oleh disiplin oleh para
pelaksananya. Disiplin dimulai dari diri pribadi, antada lain harus
jujur pada dirinya sendiri, tidak boleh menunda-nunda tugas dan
kewajibannya dan memberikan yang terbaik bagi organisasinya.
Karena organisasi itu adalah masalah orang, maka harus dipelajari
secara sungguh-sungguh agar dalam penempatan orang itu sesuai
dengan bakat dan ketrampilan yang dimiliki sehingga dimungkinkan
disiplin organisasi dapat ditegakkan dalam upaya mencapai tujuan.
Menurut Keith Daviz & John W, Newstrom dalam bukunya Human
Behavior At Work, menyatakan bahwa disiplin mempunyai 3 (tiga)
macam sifat yaitu:
1. Disiplin preventif adalah tindakan SDM agar tergolong untuk
mentaati standar
dan
peraturan.
Tujuan
pokoknya
adalah
mendorong SDM agar memiliki disiplin pribadi yang tinggi.
2. Disiplin
korektif
adalah
tindakan
dilakukan
setelah
terjadi
pelanggaran standar atau peraturan, tindakan tersebut dimaksud
untuk mencegah timbulnya pelanggaran lebih lanjut.
7
3. Disiplin Progresif adalah tindakan disipliner berulang kali berupa
hukuman
yang
pelanggar
bisa
dijatuhkan
makin
berat,
memperbaiki
dengan
diri
maksud
sebelum
agar
pihak
hukuman
berat
8
HAKEKAT KEPEMIMPINAN
A. Pengartian Kepemimpinan
Ada beberapa pengertian kepemimpinan menurut para ahli :

Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas
kelompok untuk mencapai tujuan bersama ( Rauch & Behling ).

Kepemimpinan adalah kegiatan dalam mempengaruhi orang lain untuk
bekerja keras dan penuh kemauan ( George P. Terry ).

Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang lain agar ikut
serta dalm mencapai tujuan umum ( H. Koontz dan C. Donnels ).

Kepemimpinan adalah keseluruhan tindakan guna mempengaruhi
serta menggiatkan orang dalam usaha bersama untuk mencapai
tujuan.

Kepemimpinan adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang lain untuk
bekerja sama guna mencapai tujuan tertentu yang diinginkan ( Ordway
Tead )
Dari beberapa definisi diatas dapt disimpulkan bahwa kepemimpinan
adalah suatu proses untuk mempengaruhi atau menggerakan orang lain
secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan otganisasi.
Berdasarkan definisi diatas, kepemimpinan memilki beberapa implikasi
antara lain :
Pertama, kepemimpinan berarti melibatkan orang atau pihak lain yaitu
para karyawan atau bawahan.
Kedua, seorang pemimpin yang efektif adalah seseorang dengan
kekuasaannya mampu menggugah pengikutnya untuk mencapai kinerja yang
memuaskan.
9
Ketiga, kepemimpinan harus memiliki kejujuran terhadap diri sendiri,
sikap bertanggung jawab yang tulus, pengetahuan, keberanian bertindak
sesuai dengan keyakinan kepercayaan diri dan orang lain.
Pemimpin adalah inti dari manajemen seorang pemimpin adalah
seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan
mempengaruhi pendirian atau pendapat orang. Seorang pemimpin adalah
seseorang yang aktif membuat rencana – rencana mengkoordinasi, melukan
percobaan, dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama –
sama.
Kepemimpinan
merupakan
unsure
kunci
dalam
menentukan
keefektifan maupun tingkat produktifitas suatu organisasi.
B. Fungsi Kepemimpinan
Fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi sosial
dalam
kehidupan
kelompok
atau
organisasi
masing-masing
yang
mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada di dalam dan buikan diluar
organisasi.
Fungsi kepemimpina dapat dibagi ata dua macam yaitu:
1. fungsi yang berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai,yang terdiri
atas:
a. Memikirkan dan merumuskan dengan teliti
b. Pemimpin
berfungsi
memberikan
dorongan
kepada
anggota
organisasi.
c. Pemimpin
berfungsi
membantu
anggota
organisasidalam
mengumpulkan berbagai organisasi.
d. Pemimpin berfungsi memberikan kepercayaan dan menyerahakan
tanggungjawab.
10
e. Memberi dorongan kepada setiap anggota
2. Fungsi pemimpin yang bertalian dengan penciptaan suasana pekerjaan
yang sehat dan menyenangkan
a. Pemimpin berfungsi memupuk dan memelihara kebersamaan.
b. Mengusahakan tempat kerja yang menyenangkan
c. Pemimpin dapat menanamkan dan memupuk perasaan para anggota
Secara operasional dapat dibedakan menjadi lima fungsi pokok
kepemimpinan yaitu:
1. Fungsi instruktif bersifat komunikasi satu arah
2. Fungsi konsultatif bersifat komunikasi dua arah
3. Fungsi partisipasi, pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang dalam
keikutsertaan mengambil keputusan
4. Fungsi
delegasi,
memberikan
pelimpahan
wewenang/menetapkan
keputusan baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan dari
pemimpin.
5. Fungsi pengendalian kepemimpinan yang sukses atau efektif mampu
mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang
terarah.
C. Peranan Kepemimpinan
Membangun kepemimpinan pola baru diperlukan pemahaman suatu
pendekatan yang kita sebut
merupakan
langkah
dengan pendekatan tiga dimensi. Wawasan
awal
dalam
peran
kepemimpinan
dalam
menyeimbangkan perencanaan strategic yang sejalan dengan budaya
organisasi. Penyelarasan merupaka langkah kedua dalam mewujudkan
kebersamaan
dalam
tindakan
melalui
keterikatan
dalam
system.
11
Pemberdayaan merupakan langkah ketiga yang sangat penting dan strategis
dalam mempersatukan keseimbangan kepentigan.
Henry Mintznberg ( 2001 ) mengemukakan peran pemimpin menurut
penelitiannya, yaitu:
1. Peranan yang bersifat interpersonal
Berfungsi sebagai berikut.
a. Figurehead, harus terampil dalam berbagai upacara resmi
b. Leader ( penggerak ) memberikan bimbingan
sehingga bawahan
dapat dibina dan dikembangkan
c. Liasion ( penghubung ) mampu mengembangkan kerjasama.
2. Peranan yang bersifat informasional
Menerima dan menyampaikan informasi adalah peranan penting bagi
setiap pemimpin. Ada tiga macam peranan informasional yaitu:
a. Peranan sebagai pemonitor harus selalu mengikuti dan memperoleh
segala macam informasi
b. Peranan sebagai disseminator memberikan informasi yang berkaitan
dengan satuan pekerjaanya
c. Peran sebagai juru bicara menyangkut satuan kerja yang akan
disampaikan keluar
3. Peranan sebagai pengambil keputusan
a. Entrepreneur, pimpinan harus selalu berusaha memperbaiki dan
mengembangkan satuan kerja.
b. Orang yang selalu mampu menyelesaikan kesulitan.
c. Peran sebagai pengatur segala macam sumber yang ada.
d. Orang yang berperan mewakili setiap hubungan kerja.
12
Visioner, Burt Nanus ( 1992 ) mengungkapkan ada empat peranan
yang harus dimainkan dalam melaksanakan kepemimpinan yaitu:
1. Peran penetu arah, menyampaikan suatu visi
2. Agen perubahan, para pemimpin yang efektif harus secara konstan
menyesuaikan
terhadap
perubahan
dan
berfikir
kedepan
tentang
perubahan pontesial dan yang dapat dirubah.
3. JUru bicara, untuk visi harus mengkomunikasikan suatu peran yang
mengikat semua orang.
4. Pelatih, seorang pemimpin harus menggunakan kerjasama kelompok
untuk mencapai visi yang dinyatakan.
D. Syarat – Syarat Kepemimpinan
Ada tiga hal penting mengenai kepemimpinan yaitu:
a. Kekuasan
ialah kekuatan, otoritas dan legalitas yang memberikan
wewenang kepada pemimpin guna mempengaruhi dan mengerakan
b. Kewibawaan ialah kelebihan, keunggulan, keutamaa, sehingga orang
mampu mengatur orang lain
c. Kemampuan ialah segala daya, kesangupan, kekuatan dan kecakapan
/ keterampilan yang dianggap melebihi kemampuan.
13
E. Tingkatan Kelompok Pimpinan
Dalam setiap organisai terdapat tiga tingkatan kelompok pimpinan yaitu:
(1) kelompok pimpinan instansi atas atau Top management. (2) kelompok
pimpinan tingkat menengah ( middle management ). (3) kelompok
pimpinan tingkat bawhan yang dikenal dengan lower management.
Setiap pimpinan, pada tingkat apapun ia selalu memerlukan dua macam
keterampilan ( skills ) yaitu: (1) technical skills dan (2) managerial skills.
Semakin tinggi kedudukan seseorang di dalam organisasi, ia semakin
kurang memerlukan technical skills dan semakin banyak managerial skills.
Sebaliknya semakin rendah kedudukan seseorang di dalam suatu
organisasi, ia semakin memerlukan lebih banyak technical skills dan
kurang managerial skills.
F. Ketrampilan Dalam Hal Kepemimpinan
Robert Katz dalam ( Veitzhal Rivai, 2004 ) mengidentifikasi tiga
keterampilan pemimpin yang mutlak diperlukan, yaitu teknis, manusiawi,
dan konseptual.
1) Keterampilan teknis, meliputi kemampuan mengaplikasi pengetahuan
khusus atau keahlian spesialisasi.
2) Keterampilan manusiawi, merupakan kemampuan unyuk bekerjasam,
memahami dan memotivasi orang lain,
3) Keterampilan
konseptual,
para
pemimpin
harus
mempunyai
kemampuan mental untuk menganalisis dan mengdiagnosis situasi
yang rumit.
Kimball Wiles ( 1980 ) menjelaskan beberapa keterampilan yang perlu
dimiliki oleh pemimpin yaitu:
14
1. Keterampilan dalam kepemimpinan
Pemimpin harus menguasai keterampilan – keterampilan agar dapat
bertindak demokratis, ia harus menguasai bagaimana caranya: (a)
Menyusun rencana secara bersama; (b) Mengajak anggotanya untuk
berpartisipasi; (c) Memelihara moral kerja yang tinggi; (d) Mendelegasikan
tanggung jawab; (e) Mendorong kreativitas.
2. Keterampilan dalam hubungan insani
Hubungan antara personil di dalam organisasi adalah rasa saling harga –
menghargai di antar personil dan seorang pemimpin harus bersedia
memaafkan
3. Keterampilan dalam hubungan insani
Dengan proses kelompok diharapkan anggota akan akan dapat
ditingkatkan partisipasinya setinggi – tingginya.Seorang pemimpin harus
dapat : (a) Mengenal bawahan dengan segala kelemahan dan kelebihan,
(b)
Menciptakan
Mempergunakan
dan
cara
memelihara
–
cara
sikap
bijaksana
saling
untuk
percaya,
(c)
menghilangkan
pertentangan.
4. Keterampilan dalam administrasi personil
Adalah keterampilan yang terutama mengenai cara memilih personil yang
memenuhi syarat untuk ditempatkan dalam semua fungsi, oleh sebab itu
pemimpin harus tahu tentang: (a) Tujuan yang hendak dicapai oleh
kelompoknya, (b) Macam dan jenis pekerjaan yang dipimpinya, (c) Cara
dan teknik untuk mencari dan menemukan sifat – sifat, (d) Cara – cara
meningkatkan dan mengembangkan, (e) Memelihara suasna kerja,
5. Keterampilan dalam penilaian
15
Seorang pemimpin harus dapat menilai diri sendiri,yang termasuk menilai
ini adalah: (a) Menentukan tujuan penilaian, (b) Menentukan criteria yang
dipergunakan untuk menilai, (c) Mengumpulkan data dengan criteria, (d)
Menyimpulkan hasil penilaian.
G. Hubungan antara Kepemimpinan dengan budaya organisai.
Kepemimpinan dan budaya organisasi memiliki hubungan yang sangat
erat. Ada dua konsep berbalik yaitu: (1) Budaya diciptakan oleh pemimpin –
pemimpinya, (2) Pemimpin – pemimpin diciptkan oleh budaya. Sebagaimana
yang dikutip dalam situs http://puslit.petra.ac.id. Bahwa fenomena ini bias
berbalik, artinya jadi pemimpin diciptakan oleh budaya organisasi manakala
pemimpin tersebut lahir sebagai penerus sedangkan budaya organisasi telah
mengakar dan telah menjadi kehidupan organisasi.
16
III .KARAKTERISTIK PEMIMPIN SEKARANG DAN MASA DEPAN UNTUK
MEMBENTUK BUDAYA KERJA YANG EFEKTIF
Pemimpin yang efektif dibutuhkan dalam memimpin suatu organisasi.
Karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Ber- Ketuhanan yang maha esa
Kesadaran beragama dan keimanan akan menjadi orang tidak merasa
lebih tinggi dari orang lain, sehingga ia memiliki perasaan kasih sayang,
belas kasih terhadap sesame.
2. Rendah diri / Tawadu
Seorang pemimpin harus memiliki sikap yang rendah diri
3. Jujur
Kejujuran harus melekat erat pada diri seorang pemimpin karena jabatan
itu adalah kepercayaan. Pemimpin yang jujur akan menjadi teladan
anggotanya dan akan menjadi inspirasi kerja tim.
4. Memancarkan energi positif
Untuk mencapai kepemimpinan yang baik di perlukan suatu energi yang
positif. Seorang pemimpin harus mampu bekerja dalam jangka waktu yang
panjang dan dalam waktu dan kondisi yang tidak menentu.
5. Berpengetahuan luas
17
Karakteristik pemimpin sekarang dan masa depan, harus memiliki
pengetahuan, untuk dapat secara efektif membawa yang dipimpin ke arah
tujuan yang diidealkannya. Seorang pemimpin harus memiliki wawasan
yang luas dan organisasi
yang dikelola harus selalu mengikuti
perkembangan zaman sehingga pemimpin harus selalu menggali
informasi.
6. Selalu belajar (terus menerus)
Pemimpin
selalu
mengikuti
pelatihan
baru
dan
mengembangkan
keterampilan – keterampilan baru dan berlatih untuk memperbaharui diri
agar mampu berprestasi tinggi.Proses ini meliputui unsur-unsur: (1)
Pemahaman terhadap materi (2) Perluas cakrawala (3) Mengajarkan
materi pada orang lain (4) Menerapkan prinsip-primsip (5) Pematauan
hasil. Mencari pengetahuan dan ilmu harus terus dilakukan bagi pemimpin
masa depan dan sekarang.
7. Menguasai tekhnik-tekhnik berkomunikasi
Menguasai tehnik-tehnik berkomunikasi sekaligus berarti pula penguasaan
terhadap bahasa yang bias dipergunakan di dalam organisasi.
8. Mempunyai gambaran yang menyeluruh tentang semua aspek kegiatan
organisasi.
9. Berorientasi pada pelayaan
Prinsip pemimpin bukan hanya sekedar pada karier tetapi pada
pelayanan.
10. Ing ngarso sung tulodho / teladan
18
Pemimpin harus berada di depan yang dipimpinya untuk menjadi teladan.
Secara rinci penampilan pemimpin yang ditampilkan adalah sebagai
berikut:

Berani menghadapi rintangan dan bekerja dalam merintis segala
macam usaha.

Dengan tabah dan keberanian sanggup bekerja yang paling berat

Menegakkan disiplin diri sendiri maupun para bawahan

Memberi suri tauladan

Mengabdikan diri kepada kepentingan umum dan segenap anggota
organisasi.

Bijaksana dalam memberikan petunjuk, nasehat dan pertimbanganpertimbangan

Berani menjadi ujung tombak bagi setiap usah dan perjuangan

Sebagai seorang yang harus berdiri paling depan.
11. Ing madyo mangun karso
Penampilan pemimpin yang ditampilkan adalah sebagai berikut:
a. Mau terjun ditengah-tengah bawahan
b. Merasa senasib dan sepenanggungan
c. Sanggup menggugah dan membangkitkan gairah kerja, semangat
juang dan etos kerja yang tinggi krena berada ditengah-tengah
bawahan.
d. Pemimpin harus selalu tanggap dan berfikir dan bertindak cepat dan
sesuai dengan tuntutan, kondisi dan situasi
e. Memiliki ketajaman perasaan
f. Menghayati kesulitan bawahan
19
g. Bisa bersifat sabar, lapang dad untuk menerima kelemahan dan
kekurangan bawahan tanpa kecewa dan mengeluh.
12. Tut wuri handayani
Pemimpin mempunyai peranan memberi daya kekuatan dan daya
dukung untuk memperkuat sikap langkah dan tindakan di bawahanya.
13. Adil dalam memperlakukan bawahan
14. Terbuka
15. Bersifat ksatria
16. Obyektif
17. Ketegasan
18. Hidup seimbang
19. Berorientasi pada pengembangan
20
Download