1 PLURALISME BUDAYA INDONESIA A. Budaya Kerja Dengan persepsi yang sama dan kesadaran terhadap program mempunyai arti yang sangat besar bagi penanaman Budaya Kerja, karena dapat disamakan dengan fondasi suatu bangunan atau akar pohon yang sangat kuat, dimana akan mampu menyangga bangunan yang besar atau pohon yang besar dan rindang serta lebat buahnya. Agar supaya pohon tadi dapat tumbuh dengan baik kiranya diperlukan upaya pemerliharaan, pemupukan, pembersihan, dijaga agar tidak dimakan oleh hama. Untuk itu diperlukan organisasi ditas fondasi tersebut diatas dengan struktur paling atas sebagai penggung jawab program, kedua sebagai Tim Pengarah yang teridiri dari pimpinan lapisan kedua atau sesuai dengan kondisi, ketiga adalah Tim Fasilitator yang dapat terdiri dari unsure pimpinan atau orang lain yang keempat Kelompok Budaya Kerja (KBK) yang terdiri dari karyawan/pegawai yang langsung terkait dalam suatu pekerjaan dalam arti bias satu jenis pekerjaan yang sama, satu proses pekerjaan, satu naungan koordinasi, satu kemitraan dan lain sebagainya. Program yang pertama-tama dilakukan oleh setiap KBK adalah menyusun program 5-S yang mencakup: 1. Sort yaitu disusun pekerjaan yang tergolong penting 2. Systematize yaitu disusun secara teratur 3. Sweep yaitu memberishkan ruangan dan meja 4. Standardize yaitu dibuat secara standar agar mudah dan 2 5. Self-Discipline yaitu mendisiplinkan diri tidak perlu diingatkan 1.Komitmen Pimpinan Puncak Kegagalan program Budaya Kerja sebagian besar disebabkan oleh kurangnya komitmen dari puncak pimpinan, namun tidak semudah itu menyalahkan pimpinan, karena setiap pemimpin di setiap level mempunyai kuasa mengendalikan suatu proses kerja, andai kata anda tidak mampu bekerja sesuai dengan strategi jangan disalahkan pemimpin atasannya. Kemungkinan kesalahan pada anda sendiri, karena tidak mau merubah cara kerja baru dengan nilai-nilai baru. Langkah pemimpin dalam pelaksanaan program Budaya Kerja dimulai dari: 1. Memberi focus yang sama, dalam visi dan strategi. Karena kesamaan fokus tersebut merupakan perekat untuk mengendalikan pelaksanaan secara bersama dan memberikan dorongan bagi setiap orang untuk melakukan perubahan. Tanpa kesamaan focus komitmen, sinergi dan semangat tidak akan menjadi kenyataan. 2. Melaksanakan penyempurnaan, melakukan penyempurnaan adalah inti dari program Budaya Kerja, dengan perubahan tersebut organisasi akan mampu mempertahankan hidup dalam persaingan. Tanpa penyempurnaan masyarakat yang dilayani akan terasa semakin berat 3 3. Merubah Budaya, kepemimpinan Budaya Kerja harus mampu merubah dirinya sendiri terlebih dahulu. 2.Komunikasi Dalam melaksanakan program Budaya Kerja keterampilan komunikasi merupakan factor penting dalam upaya menciptakan lingkungan yang kondusif agar nilai-nilai luhur dapat teraktualisasi dalam sikap dan perilaku organisasi. Keberhasilan program tersebut berdasar pada tingkat kepercayaan dalam interaksi individu yang terkait, sehingga tempat tingkat kepercayaan, makin baik kualitas kerjasamanya. Kondisi semacam itu harus semakin dapat terwujud agar tingkat sinergi bias dicapai, sehingga hasil (output) program menjadi semakin berkualitas. 3.Motivasi Motivasi merupakan salah satu komponen penting dalam meraih keberhasilan satu proses kerja, karena memuat unsure pendorong bagi seseorang untuk melakukan pekerjaan sendiri maupun berkelompok. Suatu dorongan dapat berasal dari dalam dirinya sendiri, yang berupa kesadaran diri untuk bekerja lebih baik atau memberikan yang terbaik bagi kelompok dengan berbagai macam alasan yang baik dan luhur. Namun tidak semudah itu setiap orang mempunyai dorongan yang positif, mereka perlu dibantu oleh orang lain yang berperan sebagai pemimpin atau atasan. Banyak para ahli meneliti sikap dan perilaku SDM yang berkaitan dengan motivasi dan menghasilkan teori-teori mengenai bagaimana memberikan motivasi pada karyawan atau pegawai pada suatu 4 organisasi, antara lain seperti Mc. Gregor memberikan teori X yang menganggap bahwa setiap pekerja itu malas, maka gaya kepemimpinan harus keras, selanjutnya dia mengoreksi teorinya dengan teori Y, dimana ia memandang setiap orang baik dan rajin bekerja, sehingga pemimpin lebih banyak mempercayai mereka. Teori Abraham Maslow lebih banyak meneliti motivasi dari segi urutan prioritas kebutuhan SDM terutama dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, dimana kebutuhan yang paling mendasar adalah kebutuhan fisiologis (kelangsungan hidup, sandang/pangan/papan, rasa aman, rasa memiliki, harga diri dan aktulaisasi diri) secara pyramidal. Terakhir muncul teori Z dari William G. Ouchi, diman motivasi dapat lebih berhasil melalui cara kerja kelompok (model Jepang) dipadukan engan budaya Amerika Serikat seperti sifat rasional dan individualistic. 4.Lingkungan Kerja Untuk melakukan program BUdaya Kerja diperlukan persiapan yang berupa penciptaan lingkungan kerja dengan paradigm yang disepakati untuk mencapai tujuan organisasi dengan cara yang lebih efektif dan efisien. Oelh karena itu kita sedikit menengok pada diri kita sendiri sebagai SDM, yang oleh Prof.Dr. Kusnadi Harasumantri mantan Rektor Universitas Gajah Mada menyatkan bahwa kekuatan SDM itu bukan pada jasmani atau jiwa yang dimiliki, namun kekuatan tersebut terletak pada semangat dan kemampuan kerja. Karena kerjasama tersebut akan mampu 5 meningkatkan mutu dan mutu yang dicapai terus menerus, dipertahankan dan dikembangkan akan menjadi Budaya Kerja yang dimiliki oleh kelompom yang bersangkutan. Selanjutnya oleh Isaken, S.G. Dorval K.B.& Treffinger, D.J. dalam bukunya CREATIVE mengatakan bahwa APPROACHES yang TO dimaksud PROBLEM SOLVING dengan lingkungan yang kondusif meliputi beberapa dimensi seperti: 1. Tantangan, keterlibatan dan kesungguhan 2. Kebebasan mengembil keputusan 3. Waktu yang tersedia untuk memikirkan ide-ide baru 4. Member peluang untuk mencoba ide-ide baru 5. Tinggi rendahnya tingkat konflik 6. Keterlibatan dalam tukar pendapat 7. Kesempatan humur, bercana dan bersantai 8. Tingkat saling kepercayaan dan keterbukaan 9. Keberanian menanggung resiko/boleh gagal 5.Kerjasama Melalui Kelompok Kerjasama merupakan suatu nilai-nilai sangat penting dalam manajemen, khususnya manajemen serba sasaran ataupun manajemen partisipasi. Kata lain untuk kerjasama adalah partisipasi atau juga gotong royong, konsekuensi dan nilai-nilai tersebut mendasari karakteristik suatu manajemen dimana parsipasi itu dimungkinkan manajemen. berperan dalam setiap pengambilan keputusan 6 6.Disiplin Salah satu aspek kekuatan SDM itu dapat tercermin pada sikap dan perilaku disiplin, karena disiplin dapat mempunyai dampak kuat terhadap suatu organisasi untuk mencapai keberhasilan dalam mengejar tujuan yang direncanakan. Menurut Sun Tzu dalam bukunya Art of War, bahwa segala macam kebijaksanaan itu tidak mempunyai arti kalau tidak didukung oleh disiplin oleh para pelaksananya. Disiplin dimulai dari diri pribadi, antada lain harus jujur pada dirinya sendiri, tidak boleh menunda-nunda tugas dan kewajibannya dan memberikan yang terbaik bagi organisasinya. Karena organisasi itu adalah masalah orang, maka harus dipelajari secara sungguh-sungguh agar dalam penempatan orang itu sesuai dengan bakat dan ketrampilan yang dimiliki sehingga dimungkinkan disiplin organisasi dapat ditegakkan dalam upaya mencapai tujuan. Menurut Keith Daviz & John W, Newstrom dalam bukunya Human Behavior At Work, menyatakan bahwa disiplin mempunyai 3 (tiga) macam sifat yaitu: 1. Disiplin preventif adalah tindakan SDM agar tergolong untuk mentaati standar dan peraturan. Tujuan pokoknya adalah mendorong SDM agar memiliki disiplin pribadi yang tinggi. 2. Disiplin korektif adalah tindakan dilakukan setelah terjadi pelanggaran standar atau peraturan, tindakan tersebut dimaksud untuk mencegah timbulnya pelanggaran lebih lanjut. 7 3. Disiplin Progresif adalah tindakan disipliner berulang kali berupa hukuman yang pelanggar bisa dijatuhkan makin berat, memperbaiki dengan diri maksud sebelum agar pihak hukuman berat 8 HAKEKAT KEPEMIMPINAN A. Pengartian Kepemimpinan Ada beberapa pengertian kepemimpinan menurut para ahli : Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok untuk mencapai tujuan bersama ( Rauch & Behling ). Kepemimpinan adalah kegiatan dalam mempengaruhi orang lain untuk bekerja keras dan penuh kemauan ( George P. Terry ). Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang lain agar ikut serta dalm mencapai tujuan umum ( H. Koontz dan C. Donnels ). Kepemimpinan adalah keseluruhan tindakan guna mempengaruhi serta menggiatkan orang dalam usaha bersama untuk mencapai tujuan. Kepemimpinan adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang lain untuk bekerja sama guna mencapai tujuan tertentu yang diinginkan ( Ordway Tead ) Dari beberapa definisi diatas dapt disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah suatu proses untuk mempengaruhi atau menggerakan orang lain secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan otganisasi. Berdasarkan definisi diatas, kepemimpinan memilki beberapa implikasi antara lain : Pertama, kepemimpinan berarti melibatkan orang atau pihak lain yaitu para karyawan atau bawahan. Kedua, seorang pemimpin yang efektif adalah seseorang dengan kekuasaannya mampu menggugah pengikutnya untuk mencapai kinerja yang memuaskan. 9 Ketiga, kepemimpinan harus memiliki kejujuran terhadap diri sendiri, sikap bertanggung jawab yang tulus, pengetahuan, keberanian bertindak sesuai dengan keyakinan kepercayaan diri dan orang lain. Pemimpin adalah inti dari manajemen seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian atau pendapat orang. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana – rencana mengkoordinasi, melukan percobaan, dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama – sama. Kepemimpinan merupakan unsure kunci dalam menentukan keefektifan maupun tingkat produktifitas suatu organisasi. B. Fungsi Kepemimpinan Fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok atau organisasi masing-masing yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada di dalam dan buikan diluar organisasi. Fungsi kepemimpina dapat dibagi ata dua macam yaitu: 1. fungsi yang berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai,yang terdiri atas: a. Memikirkan dan merumuskan dengan teliti b. Pemimpin berfungsi memberikan dorongan kepada anggota organisasi. c. Pemimpin berfungsi membantu anggota organisasidalam mengumpulkan berbagai organisasi. d. Pemimpin berfungsi memberikan kepercayaan dan menyerahakan tanggungjawab. 10 e. Memberi dorongan kepada setiap anggota 2. Fungsi pemimpin yang bertalian dengan penciptaan suasana pekerjaan yang sehat dan menyenangkan a. Pemimpin berfungsi memupuk dan memelihara kebersamaan. b. Mengusahakan tempat kerja yang menyenangkan c. Pemimpin dapat menanamkan dan memupuk perasaan para anggota Secara operasional dapat dibedakan menjadi lima fungsi pokok kepemimpinan yaitu: 1. Fungsi instruktif bersifat komunikasi satu arah 2. Fungsi konsultatif bersifat komunikasi dua arah 3. Fungsi partisipasi, pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang dalam keikutsertaan mengambil keputusan 4. Fungsi delegasi, memberikan pelimpahan wewenang/menetapkan keputusan baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan dari pemimpin. 5. Fungsi pengendalian kepemimpinan yang sukses atau efektif mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang terarah. C. Peranan Kepemimpinan Membangun kepemimpinan pola baru diperlukan pemahaman suatu pendekatan yang kita sebut merupakan langkah dengan pendekatan tiga dimensi. Wawasan awal dalam peran kepemimpinan dalam menyeimbangkan perencanaan strategic yang sejalan dengan budaya organisasi. Penyelarasan merupaka langkah kedua dalam mewujudkan kebersamaan dalam tindakan melalui keterikatan dalam system. 11 Pemberdayaan merupakan langkah ketiga yang sangat penting dan strategis dalam mempersatukan keseimbangan kepentigan. Henry Mintznberg ( 2001 ) mengemukakan peran pemimpin menurut penelitiannya, yaitu: 1. Peranan yang bersifat interpersonal Berfungsi sebagai berikut. a. Figurehead, harus terampil dalam berbagai upacara resmi b. Leader ( penggerak ) memberikan bimbingan sehingga bawahan dapat dibina dan dikembangkan c. Liasion ( penghubung ) mampu mengembangkan kerjasama. 2. Peranan yang bersifat informasional Menerima dan menyampaikan informasi adalah peranan penting bagi setiap pemimpin. Ada tiga macam peranan informasional yaitu: a. Peranan sebagai pemonitor harus selalu mengikuti dan memperoleh segala macam informasi b. Peranan sebagai disseminator memberikan informasi yang berkaitan dengan satuan pekerjaanya c. Peran sebagai juru bicara menyangkut satuan kerja yang akan disampaikan keluar 3. Peranan sebagai pengambil keputusan a. Entrepreneur, pimpinan harus selalu berusaha memperbaiki dan mengembangkan satuan kerja. b. Orang yang selalu mampu menyelesaikan kesulitan. c. Peran sebagai pengatur segala macam sumber yang ada. d. Orang yang berperan mewakili setiap hubungan kerja. 12 Visioner, Burt Nanus ( 1992 ) mengungkapkan ada empat peranan yang harus dimainkan dalam melaksanakan kepemimpinan yaitu: 1. Peran penetu arah, menyampaikan suatu visi 2. Agen perubahan, para pemimpin yang efektif harus secara konstan menyesuaikan terhadap perubahan dan berfikir kedepan tentang perubahan pontesial dan yang dapat dirubah. 3. JUru bicara, untuk visi harus mengkomunikasikan suatu peran yang mengikat semua orang. 4. Pelatih, seorang pemimpin harus menggunakan kerjasama kelompok untuk mencapai visi yang dinyatakan. D. Syarat – Syarat Kepemimpinan Ada tiga hal penting mengenai kepemimpinan yaitu: a. Kekuasan ialah kekuatan, otoritas dan legalitas yang memberikan wewenang kepada pemimpin guna mempengaruhi dan mengerakan b. Kewibawaan ialah kelebihan, keunggulan, keutamaa, sehingga orang mampu mengatur orang lain c. Kemampuan ialah segala daya, kesangupan, kekuatan dan kecakapan / keterampilan yang dianggap melebihi kemampuan. 13 E. Tingkatan Kelompok Pimpinan Dalam setiap organisai terdapat tiga tingkatan kelompok pimpinan yaitu: (1) kelompok pimpinan instansi atas atau Top management. (2) kelompok pimpinan tingkat menengah ( middle management ). (3) kelompok pimpinan tingkat bawhan yang dikenal dengan lower management. Setiap pimpinan, pada tingkat apapun ia selalu memerlukan dua macam keterampilan ( skills ) yaitu: (1) technical skills dan (2) managerial skills. Semakin tinggi kedudukan seseorang di dalam organisasi, ia semakin kurang memerlukan technical skills dan semakin banyak managerial skills. Sebaliknya semakin rendah kedudukan seseorang di dalam suatu organisasi, ia semakin memerlukan lebih banyak technical skills dan kurang managerial skills. F. Ketrampilan Dalam Hal Kepemimpinan Robert Katz dalam ( Veitzhal Rivai, 2004 ) mengidentifikasi tiga keterampilan pemimpin yang mutlak diperlukan, yaitu teknis, manusiawi, dan konseptual. 1) Keterampilan teknis, meliputi kemampuan mengaplikasi pengetahuan khusus atau keahlian spesialisasi. 2) Keterampilan manusiawi, merupakan kemampuan unyuk bekerjasam, memahami dan memotivasi orang lain, 3) Keterampilan konseptual, para pemimpin harus mempunyai kemampuan mental untuk menganalisis dan mengdiagnosis situasi yang rumit. Kimball Wiles ( 1980 ) menjelaskan beberapa keterampilan yang perlu dimiliki oleh pemimpin yaitu: 14 1. Keterampilan dalam kepemimpinan Pemimpin harus menguasai keterampilan – keterampilan agar dapat bertindak demokratis, ia harus menguasai bagaimana caranya: (a) Menyusun rencana secara bersama; (b) Mengajak anggotanya untuk berpartisipasi; (c) Memelihara moral kerja yang tinggi; (d) Mendelegasikan tanggung jawab; (e) Mendorong kreativitas. 2. Keterampilan dalam hubungan insani Hubungan antara personil di dalam organisasi adalah rasa saling harga – menghargai di antar personil dan seorang pemimpin harus bersedia memaafkan 3. Keterampilan dalam hubungan insani Dengan proses kelompok diharapkan anggota akan akan dapat ditingkatkan partisipasinya setinggi – tingginya.Seorang pemimpin harus dapat : (a) Mengenal bawahan dengan segala kelemahan dan kelebihan, (b) Menciptakan Mempergunakan dan cara memelihara – cara sikap bijaksana saling untuk percaya, (c) menghilangkan pertentangan. 4. Keterampilan dalam administrasi personil Adalah keterampilan yang terutama mengenai cara memilih personil yang memenuhi syarat untuk ditempatkan dalam semua fungsi, oleh sebab itu pemimpin harus tahu tentang: (a) Tujuan yang hendak dicapai oleh kelompoknya, (b) Macam dan jenis pekerjaan yang dipimpinya, (c) Cara dan teknik untuk mencari dan menemukan sifat – sifat, (d) Cara – cara meningkatkan dan mengembangkan, (e) Memelihara suasna kerja, 5. Keterampilan dalam penilaian 15 Seorang pemimpin harus dapat menilai diri sendiri,yang termasuk menilai ini adalah: (a) Menentukan tujuan penilaian, (b) Menentukan criteria yang dipergunakan untuk menilai, (c) Mengumpulkan data dengan criteria, (d) Menyimpulkan hasil penilaian. G. Hubungan antara Kepemimpinan dengan budaya organisai. Kepemimpinan dan budaya organisasi memiliki hubungan yang sangat erat. Ada dua konsep berbalik yaitu: (1) Budaya diciptakan oleh pemimpin – pemimpinya, (2) Pemimpin – pemimpin diciptkan oleh budaya. Sebagaimana yang dikutip dalam situs http://puslit.petra.ac.id. Bahwa fenomena ini bias berbalik, artinya jadi pemimpin diciptakan oleh budaya organisasi manakala pemimpin tersebut lahir sebagai penerus sedangkan budaya organisasi telah mengakar dan telah menjadi kehidupan organisasi. 16 III .KARAKTERISTIK PEMIMPIN SEKARANG DAN MASA DEPAN UNTUK MEMBENTUK BUDAYA KERJA YANG EFEKTIF Pemimpin yang efektif dibutuhkan dalam memimpin suatu organisasi. Karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1. Ber- Ketuhanan yang maha esa Kesadaran beragama dan keimanan akan menjadi orang tidak merasa lebih tinggi dari orang lain, sehingga ia memiliki perasaan kasih sayang, belas kasih terhadap sesame. 2. Rendah diri / Tawadu Seorang pemimpin harus memiliki sikap yang rendah diri 3. Jujur Kejujuran harus melekat erat pada diri seorang pemimpin karena jabatan itu adalah kepercayaan. Pemimpin yang jujur akan menjadi teladan anggotanya dan akan menjadi inspirasi kerja tim. 4. Memancarkan energi positif Untuk mencapai kepemimpinan yang baik di perlukan suatu energi yang positif. Seorang pemimpin harus mampu bekerja dalam jangka waktu yang panjang dan dalam waktu dan kondisi yang tidak menentu. 5. Berpengetahuan luas 17 Karakteristik pemimpin sekarang dan masa depan, harus memiliki pengetahuan, untuk dapat secara efektif membawa yang dipimpin ke arah tujuan yang diidealkannya. Seorang pemimpin harus memiliki wawasan yang luas dan organisasi yang dikelola harus selalu mengikuti perkembangan zaman sehingga pemimpin harus selalu menggali informasi. 6. Selalu belajar (terus menerus) Pemimpin selalu mengikuti pelatihan baru dan mengembangkan keterampilan – keterampilan baru dan berlatih untuk memperbaharui diri agar mampu berprestasi tinggi.Proses ini meliputui unsur-unsur: (1) Pemahaman terhadap materi (2) Perluas cakrawala (3) Mengajarkan materi pada orang lain (4) Menerapkan prinsip-primsip (5) Pematauan hasil. Mencari pengetahuan dan ilmu harus terus dilakukan bagi pemimpin masa depan dan sekarang. 7. Menguasai tekhnik-tekhnik berkomunikasi Menguasai tehnik-tehnik berkomunikasi sekaligus berarti pula penguasaan terhadap bahasa yang bias dipergunakan di dalam organisasi. 8. Mempunyai gambaran yang menyeluruh tentang semua aspek kegiatan organisasi. 9. Berorientasi pada pelayaan Prinsip pemimpin bukan hanya sekedar pada karier tetapi pada pelayanan. 10. Ing ngarso sung tulodho / teladan 18 Pemimpin harus berada di depan yang dipimpinya untuk menjadi teladan. Secara rinci penampilan pemimpin yang ditampilkan adalah sebagai berikut: Berani menghadapi rintangan dan bekerja dalam merintis segala macam usaha. Dengan tabah dan keberanian sanggup bekerja yang paling berat Menegakkan disiplin diri sendiri maupun para bawahan Memberi suri tauladan Mengabdikan diri kepada kepentingan umum dan segenap anggota organisasi. Bijaksana dalam memberikan petunjuk, nasehat dan pertimbanganpertimbangan Berani menjadi ujung tombak bagi setiap usah dan perjuangan Sebagai seorang yang harus berdiri paling depan. 11. Ing madyo mangun karso Penampilan pemimpin yang ditampilkan adalah sebagai berikut: a. Mau terjun ditengah-tengah bawahan b. Merasa senasib dan sepenanggungan c. Sanggup menggugah dan membangkitkan gairah kerja, semangat juang dan etos kerja yang tinggi krena berada ditengah-tengah bawahan. d. Pemimpin harus selalu tanggap dan berfikir dan bertindak cepat dan sesuai dengan tuntutan, kondisi dan situasi e. Memiliki ketajaman perasaan f. Menghayati kesulitan bawahan 19 g. Bisa bersifat sabar, lapang dad untuk menerima kelemahan dan kekurangan bawahan tanpa kecewa dan mengeluh. 12. Tut wuri handayani Pemimpin mempunyai peranan memberi daya kekuatan dan daya dukung untuk memperkuat sikap langkah dan tindakan di bawahanya. 13. Adil dalam memperlakukan bawahan 14. Terbuka 15. Bersifat ksatria 16. Obyektif 17. Ketegasan 18. Hidup seimbang 19. Berorientasi pada pengembangan 20