Presentasi paper seminar gizi – Nurika Fitriyani – 201232068

advertisement
Perspective
Does a diagnosis of metabolic
syndrome have value in
clinical practice?
Scott M Grundy, 2006
Introduction
Reaven & Kahn et al
Konsep sindrom metabolik memiliki
sedikit/tidak ada kegunaannya dalam
praktek klinis & Menentang penerapan
sindrom metabolik dalam praktek
klinis.
Prinsip
1. Pasien tidak harus diberi diagnosis sindrom
metabolik.
2. Faktor risiko utama penyakit kardiovaskular harus
mencari faktor risiko lain.
3. Semua faktor risiko CVD harus diobati secara
individual & agresif.
Penetapan Diagnosis Sindrom Metabolik
Sindrom metabolik adalah notasi singkat
untuk kumpulan dari
faktor – faktor resiko terjadinya penyakit
kardiovaskular.
Dislipidemia
Aterogenik
Proinflamasi
Prothrombotic
TG tinggi, kadar LDL
tinggi & HDL rendah,
tinggi apo B & rendah
apa Al.
Hipertensi
Peningkatan
kadar glukosa
Kahn et al
Reaven
Tidak ingin menggunakan
istilah sindrom untuk
pengelompokan faktor risiko.
Menerapkan istilah Sindrom
untuk agregasi (pengumpula)
faktor risiko kardiovaskular.
1.
2.
Resistensi insulin (sindrom X)
diduga penyebab utama
pengelompokan tersebut.
NCEP
3.
Menerapkan istilah Sindrom
metabolik sebagai
pedoman klinis.
Pedoman klinis untuk terapi
penurun kolesterol.
Grundy et al & IDF
4.
Menyempurnakan kriteria klinis untuk
membuat diagnosis sindrom metabolik
dalam praktek klinis..
•Resistensi insulin genetik.
•Peningkatan lemak perut.
•Faktor ras dan etnis.
•Aktivitas fisik.
•Usia lanjut.
•Disfungsi endokrin.
Obesitas
Kerentanan
Metabolisme
Pengelompokkan dari
faktor resiko
metabolisme
•Keragaman genetik.
•Dislipidemia aterogenik.
•Tekanan darah tinggi.
•Tinggi glukosa.
•Keadaan protrombotik.
•Keadaan proinflamasi.
Menurut WHO
Resistensi insulin bukan
satu-satunya penyebab fenomena ini.
Menurut NCEP
Mengakui resistensi insulin memainkan
peran penting tapi obesitas lebih
memberikan kontribusi untuk
pengelompokan faktor risiko.
Menurut Reaven
Semua faktor ini meningkatkan
resistensi insulin, yang pada gilirannya
berkontribusi terhadap kerentanan
metabolisme.
Menurut Kahn et al
Penyebab pengelompokkan tidak dipahami
dengan baik dan kemungkinan banyak dan
beragam.
85% penderita hiperglikemik >50 tahun
memiliki pengelompokan faktor risiko
metabolik.
Kahn et al menentang untuk memperluas
konsep sindrom metabolik pada pasien
dengan diabetes tipe 2.
Ragu untuk mendiagnosis pasien
dengan diabetes tipe 2, Sehingga
perlu menggunakan istilah
diabetes tipe 2 pada pasien dengan
pengelompokan faktor resiko.
Pengelompokkan secara bersamaan faktor risiko
pada pasien dengan konsentrasi glukosanya tinggi
bukan karena kebetulan tapi hasil dari patogenesis
umum.
IDF
Obesitas dan resistensi insulin sebagai 2 faktor
risiko yang mendasari utama dari sindrom
metabolik
Diagnosis ini menandakan pengelompokan faktor
risiko yang terlihat, nantinya membuat intervensi
akan lebih masuk akal dibandingkan hanya
ditandai dengan faktor risiko tunggal.
Evaluasi Faktor Resiko Ganda
Dievaluasi faktor
resiko lainnya
(kanker dan
rheumatoid arthritis).
Meningkatkan kesadaran
tentang fenomena
pengelompokan faktor
risiko.
Pendekatan komprehensif untuk
pengurangan risiko.
Umunya faktor resiko
metabolik terjadi
bersamaaan.
Pasien dengan pengelompokan faktor risiko
diukur biasanya memiliki beberapa faktor
risiko metabolik yang tersembunyi,
ex :proinflamasi, dan beberapa kelainan
lipoprotein, termasuk ketinggian apo B.
Triasilgliserol
tinggi
HDL rendah
Tekanan darah
tinggi
Glukosa puasa
terganggu
Tanda – tanda sindrom
metabolik yang diusulkan oleh
WHO, NCEP , dan IDF tidak
dapat diandalkan sebagai
predictors risiko CVD jangka
pendek 10 tahun.
Perlakuan Secara Individu & Agresif
Banyak faktor
risiko CVD
Pedoman perlakuan
telah dikembangkan
hanya dalam jumlah
terbatas.
Orang-orang yang memenuhi
kriteria faktor risiko
independen& dibuktikan
manfaatnya
Diterapakan untuk yang
berhenti merokok, LDL tinggi,
hipertensi, diabetes, dan
keadaan prothrombotic.
Apakah perlakuan tersebut berkhasiat untuk mengurangi
kadar trigliserida, mengurangi LDL, dan keadaan
proinflamasi, baik secara agresif (dengan obat) atau sama
sekali belum dipastikan melalui uji klinis.
Apakah faktor
risiko harus selalu
diperlakukan
secara individual ??
Penggunakan obat yang
agresif dengan
mengkesampingkan terapi
dari gaya hidup.
Menargetkan beberapa faktor
risiko sekaligus.
Pentingnya terapi gaya
hidup dalam praktek klinis
Obat penurun berat badan
yang efektif di masa depan
Dislipidemia
Dalam kasus dislipidemia, tidak jelas apakah resep
obat yang diberikan dapat mengobati setiap faktor
risiko individual .
HDLnya
rendah
Terapi obat untuk
meningkatkan
HDL
Terapi obat untuk
meningkatkan HDL
Belum diketahui kebenarannya, harus
diuji secara klinis
Asam Nikotinat
Fibrat
Mempengaruhi beberapa faktor
risiko lipoprotein secara bersamaan
Hipertensi
Tujuan eksklusif terapi : menurunkan tekanan darah
pada pasien hipertensi.
1.
Pilihan dan prioritas terapi obat harus bergantung pada
keadaan metabolik pasien hipertensi.
2.
Diuretik Thiazide,
Beta Blocker
Efek metabolik
merugikan
ACE inhibitor,
Angiotensin Receptor Blocker
Efek metabolik
menguntungkan
Penting untuk mempertimbangkan statusnya
metabolik pasien ketika memilih zat anti-hipertensi.
Diabetes
Obat
hipoglikemik
Efek metabolik
yang umum
Meningkatkan sekresi
insulin oleh sel beta
pankreas
Metformin,
Sulfonilurea,
Thiazolidinediones,
Insulin
Perlakuan terhadap hyperglycemia mungkin
memperbaiki sindrom metabolik secara keseluruhan,
Semakin banyak dipelajari tentang cara kerja obat hipoglikemik,
ada kemungkinan perubahan keadaan metabolik lainnya akan
terlihat.
Obat akan dapat mempengaruhi
beberapa faktor risiko metabolik
secara bersamaan sedang dalam
penelitian
Pengembangan
PPAR agonist
Menurunkan trigliserida dan gula darah,
dapat mempengaruhi metabolisme energi
di hati, otot, dan jaringan adipose.
Dimiliki oleh blocker reseptor
angiotensin
FDA berupaya menggabungkan obat ke dalam satu kapsul
(obat kombinasi) yang dapat mengobati beberapa faktor
risiko sekaligus serta mengurangi beban polifarmasi.
Alasan Kahn et al, Asosiasi Diabetes
Amerika & Asosiasi Eropa untuk
Studi Diabetes, enggan mendukung
konsep sindrom metabolik.
Mereka ini secara alami
takut mengurangi fokus
pada diabetes tipe 2,
yang mirip dengan
sindrom metabolik.
Reaven menyumbang banyak
pemahaman untuk kita tentang
fenomena pengelompokan faktor risiko
CVD.
Konsep nya sudah diterima secara luas oleh
dokter yang ingin menerapkannya dalam
praktek klinis mereka.
Alasan mengapa perpanjangan konsep
sindrom metabolik WHO dan NCEP yang
dijadikan sebagai pedoman klinis diterima
dengan baik oleh dunia medis karena
dianggap sebuah ide yang sudah tepat.
Sekarang dapat diharapkan
bahwa konsep ini akan menjadi
semakin berpengaruh dalam
penelitian dan praktek klinis.
Download