r-rl - UNHAS Repository System

advertisement
ISSN: 1979-228X
Vol, 02 No. 03 2009
n
EDITORIAL
ry/
{u
ARTIKELASLI
F--i
tr--d
A
L<
rl
hi
?
Z
Z
Z
Hubungan Arcus Pedis dengan Kemampuan Lari Siswa SMP
Negeri 23 Makassar (Azis Beru Gani, Ilhamjaya Patellongi)
Hubungan Hiperaktifitas Simpatis Anak Dengan Kelompok
Riwayat Hipertensi Ibu Melalui Cold Pressure Test (CPT)
( Mo chamm a d Erw in Rschm an)
perilaku Merokok dan Kesehatan Mental Pasien Rawat Jalan
Sindrom Metabolik
di
RSUP
Dr. Wahidin
Sudirohusodo
Makassar 2009 (Nurhaedar lafnr, Hnrlina dan Lucinnne Drusills
Rante)
a
Analisis Resiko Kesehatan Terhadap Kontaminasi Arsen Pada
Air Minum di Daerah Buyat Sulawesi Utara (Anwar Daud, Nur
N asry N oor, H.l. Mukono, M. Si ahrul)
e
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan
Pelayanan Antenatal Care di Puskesmas Tamangapa Tahun2007
r<
H
\.r-rl
Ilmu
Kedokteran 6bdul Razak Dstu)
L_J
A
Peranan Ilmu Anatomi dalam Pengembangan
(WardiahHamzah)
TINJAUANPUSTAKA
Z
Aspek Imunologis Penyakit Sifilis (Sri lulyani)
2\
r4
L-.-{
Diterbitkan oleh
:
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Muslim lndonesia (Ultlll), Makassar
W
Perilaku Merokok dan Kesehatan Mental Pasien
Rawat Jalan Sindrom Metabolik di RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makass ar 2009
;.N.U,mqxgoa#,ffif:*nl HARSNA DAN LUSIANNE DRUSILLA RANTE
program Studi llmu Gizi Fa]rlittas Kesehatan Masyarakat Uniuersitas Hasanuddin
Abstrak
Tingginya prevalensi sindrom metabolik disebabkan oleh faktor gaya hidup
dan lingkungan. Penelitian ini betujuan untuk mengetahui hubungan kesehatan
mental dan perilaku merokok dengan kejadian sindrom metabolik. ]enis penelitian
digunakan adalah deskriptif-analitik dengan pendekatan cross-sectional'
yang
-nop"turi
peneiitian adalah seluruh pasien yang berobat jalan di RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar. Sampel penelitian adalah pasien rawat jalan baru yang
berkunjung di bagian Poliklinik Endokrin. Pengambilan sampel dilakukan dengan
metode accidental sampling yaitu sebanyak 140 orang. Data diolah dengan
menggunakan program SPSS dan disajikan dalam bentuk narasi dan tabel. Variabel
kesehatan mental dianalisis dengan menggunakan uji statistic chi-square. Hasil
penelitian diperoleh bahwa sebagian besar responden yang mengalami sindrom
metabolik tidak merokok (80,2%), yttg merokok umumnya adalah perokok berat
(gl,T%), merokok fllter (75"/"), dengan lama merokok singkat (75%). Untuk kesehatan
mental diperoleh nilai P : 1,000 > a (005) yang berarti tidak ada hubungan antara
gangguarl kesehatan mental dengan kejadian sindrom metabolik. Penelitian ini
menyarankan perlunya dilakukan suatu penelitian yang lebih mendalam mengenai
pengaruh kesehatan mental terhadap kejadian sindrom metabolik.
Kata kunci : sindrom metabolik, merokok,kesehatnnmental
153
VoI.
Jurnal Madani FKM UMI
II, No. 3 tahun
SmokingBehaviorandMentalHealthwithMetabolicsyndromeOut.
2009
patient in Dr. wahidin sudirohusodo Hospital Makassar
Drusilla Rante
Nurhaedar fafar' Harlina dan Lucianne
Abstract
Thehighpreaalenceofmetabolicsyndromeis.causedoflifestyleandenaironment
of mentat health and description
was aimed to lototlt fhe assoctation
study
This
factors,
an descriptiae study'
syndrome' T'Ltis itudy
'ot
of smoking behaaior with metabolic
Hospital'
of Endoffine polyclinic in Dr'Wahidin
The study population was all aisitor
Thestudysamplewasthenewout.patientvisitinginEndocrinepolyclinic'Sampling
sPSS
with 140 samples' Data was processed using
was done by accidental sampling
analyzed
nmration. Mental heatth aariable was
program and presented in iable and
haaing
result showed that most of respondent
statistic with chi-square test, The study
smoker
heaay
the smoker commonly
metabolic syndrome did not smoke G0.2%),
period 05%)' The analysis result
(g1.7%), filler cigarette (75oh), short smoking
aialue ( a:0'05)' this means that there
that P Value (P:'t',00(J higher than
showed
This study
health disorder and metabolic syndrome'
was no association between mental
suggestthatiti,n,,,,,o,ytobedoneafurtherstudythatmoredeepqbouttheeffectof
^""rt
Ker,1
heallh with metab olic syndr ome'
uords
;
Metabolic syndrome' Mental health' smoking
Pendahuluan
Sindrom metabolik adalah sekelompok
nonkelainan metabolik baik lipid mauPun
lipid yang merupakan faktor risiko penyakit
jantung koroner, yang terdiri atas obesitas
sentrai dislipidemia aterogenik
(kadar
trigliserida meningkat dan kadar kolesterol
ni{n density lipoprotein (HDL) rendah)'
Program (NCEP) Adult Treatment Panel
tnfpl III sebesar 24,4 "/o dati 3'429 populasi
diteliti (Sartika, C', 2006)' Sindrom
yang
"lvletabolik
(SM) berkaitan erat dengan
faktor penyebab obesitas seperti pola
dan
makan, kurang olah raga, gaya hidup
faktor genetik. Salah satu komponen gaya
hidup yang merugikan kesehatan adalah
merokok dan konsumsi alkohol'
' Berdasarkan laPoran NCHS tahun
keatas)
2005 prevalensi merokok (18 tahun
adalah 46.600.000 (25'900'000 laki-laki dan
20.700.000 wanita)3 American Hearth
Association, 2008" WHO melaporkan
Indonesia adalah salah satu dari
abnormal
hi"pertensi, dan glukosa plasma yang
(Adriansjah, & Adam, 2006)'
Di Indonesia, Penelitian
dilakukan oleh Himpunan Studi
Yang
Obesitas
Indonesia (HISOBI) didapatkan prevalensi
sindrom metabolik dengan menggunakan
criteria the National Cholesterol education
bahwa
154
-"I
VoI.
II, No. 3 tahun
Jurnal Mad4plFKMaMI
2009
Penelitian ini dilaksanakan di Poli
Endokrin RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo
Makassar. Lokasi ini dipilih mengingat poli
ini merupakan pusat pelayanan rawat jalan
yang di dalamnnya mencakup bagian
Diabetes dan Hipertensi.
Populasi dalam penelitian ini yaitu
seluruh pasien yang berobat jalan di RSUP
lima negara yang terbanyak perokoknya di
dunia. Prevalensi perilaku merokok di
kalangan orang dewasa jugu semakin
meningkat (tahun 1995 sebesar 26,9"/" dan
tahun 2004 sebesar 35%). Sebanyak 70%
penduduk Indonesia adalah perokok aktif dan
dilihat dari sisi Rumah Tangga (RT) 57Y"
memiliki anggota RT yang merokok, dan
hampir semuanya merokok di dalam rumah
ketika bersama anggota RT lainnya. Bahkan
Dr. Wahidin
Sampel adalah pasien rawat jalan baru yang
berkunjung ke bagian Poli Endokrin.
Jumlah sampel yang diambil sebanyak 140
orang dengan pengambilan sampel secara
accidental sampling yaitu mereka yang
datang pada saat penelitian berlangsung
dan bersedia unfuk diwawancarai.
yang lebih memprihatinkan
adalah
masyarakat mulai merokok sejak usia 8 tahun
(Nuryati,
2007).
Studi
eksperimental
yang
baru
menunjukkan bahwa merokok dapat merusak
kerja insulin secara akuf pada subjek baik
yang sehat maupun pada pasien Non-insulin
Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM)
(Targher et all., 2009). Kejadian sindrom
metabolik juga tidak lepas dari pengaruh
Pengumpulan Data
Pengumpulan data sekunder
berupa hasil pemeriksaan laboratorium
lingkungan. Faktor lingkungan yang di
maksud terkait dengan kondisi kesehatan
mental khususnya stres yang dialami
penderita sindrom metabolik yang dapat
mengakibatkan berbagai gangguan seperti
pasien dan data primer berupa wawancara
dengan menggunakan format kuesioner.
Kuesioner mencakup pertanyaan tentang
perilaku merokok dan keadaan kesehatan
mental Selain itu dilakukan pula
pengukuran antropometri pasien berupa
penimbangan berat badan, pengukuran
tinggi badan dan lingkar perut. Data diolah
dan dianalisis dengan menggunakan
program SPSS 12 dan disajikan dalam
gangguan fisiologis, psikologis dan perilaku.
Data hasil Riskesdas 2007 menunjukkan
bahwa prevalensi nasional gangguan mental
emosional pada penduduk yang berumur > L5
tahun sebanyak 11,6"/". Prevalensi tertinggi
terdapat di provinsi jawa barat (20"/") dutt
terendah di
kepulauan Riau
bentuk narasi dan tabel. Data kesehatan
mental dianalisis dengan uji statistic chi-
(5,1%)
square. Kesehatan mental
(Riskesdas, 2008).
Penelitian ini
Sudirohusodo Makassar.
berdasarkan Riskesdas dan
ditujukan
untuk
memperoleh informasi tentang hubungan
kesehatan mental dan gambaran perilaku
merokok dengan kejadian sindrom metabolik.
dinilai
Mini
Neuropsychiatri.
Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responilen
Tabel 1 menunjukkan bahwa
sebagian besar kelompok umur Yang
Bahan dan Metode
Lokasi, populasi, dan sampel penelitian
155
\
Vol.
Jurna| Madani FKM UMI
II, No. 3 tahun
yaitu 78,5"/" sedangkan yang
tidak
mengalami gangguan mental sebanya\
21,5"/o yang tidak mengalami sindronj
metabolik. Hasil analisis dengan Uii Chl
Square diperoleh nilai p 1,000 > 0,05 maka
hipotesis no1 diterima, ini berarti bahwa
mengalami sindrom metabolik adalah yang
berumur 40-49 tahun yalfi, 87%, sedangkan
yang tidak mengalami sindrom berumur < 40
tahun yaitu 57,1o/o. Persentase tertinggi yang
mengalami sindrom metabolic adalah jenis
kelamin perempuan (78,6%) sedangkan
berdasarkan pendidikan, yang mengalami
sindrom metabolik adalah yang berlatar
tidak ada hubungan antara gangguan
kesehatan dengan kejadian sindrom
metabolic berdasarkan kriteria Riskesdas.
Tabel 3 menunjukkan bahwa responden yang mengalami gangguan mental
Neuropsychiatric
berdasarkan Mini
sebagian besar mengalami sindrom "
metabolik yaitu 77,5"/". Sedangkan yang
tidak mengalami gangguan mental, yang
mengalami sindrom metabolic yaltu 77,8o/".
Hasil analisis statistik dengan chi square
pendidikan diploma (95,2%) sedangkan yang
tidak mengalami sindrom adalah sarjana
(32,4%). Jenis pekerjaan responden yang
mengalami sindrom sebagian besar adalah
pedagang (100%), sedangkan yang tidak
mengalami sindrom metabolik sebagian besar
berprofesi sebagai IRT (20%).
2.
Perilaku Merokok
Tabel 2 menunjukkan komPonen
perilaku merokok. Berdasarkan status
diperoleh nilai
merokok, sebagian besar responden yang
mengalami sindrom metabolik
(SM)
umumnya tidak merokok yaitu 80,2"/". Dati
38,6"/o responden yang merokok, yang
mengalami SM sebagian besar merupakan
perokok berat (konsumsi > 20 batang/hari)
yaitu91,,7"/". Jenis rokok yang dikonsumsi oleh
1,000
Pembahasan
1-. PerilakuMerokok
Sindrom metabolik
merupakan
kumpulan gejala metabolik yang iugu
merupakan salah satu faktor risiko yang
manifestasi akhimya adalah penyakit
responden yang menderita SM sebagian besar
adalah berfilter yaltu 75"/" sedangkan yang
tidak mengalami SM sebagian besar
kardiovaskuler. Hal ini disebabkan oleh
pengaruh gaya hidup dan lingkungan
disamping faktor genetik, jenis kelamin,
umur, hiperkolesterol, diabetes mellitus,
mengkonsumsi rokok non-filter (30%).
Berdasarkan lama merokok, sebagian besar
responden yang menderita sindrom metabolik
lama merokoknya singkat (< L0 tahun) yaitu
dan obesitas. Salah satunya komponen gaya
hidup adalah merokok.
Merokok diketahui daPat
menurunkan jumlah kolesterol HDL,
meningkatkan kadar LDL serta merangsang
hormon katekolamin yang bersifat memacu
jantung dan tekanan darah. Jantung tidak
75%.
3.
p
hipotesis nol diterima. Hal ini berarti tidak
ada hubungan antara gangguan kesehatan
mental menurut Mini Neuropsychiatric
dengan kejadian sindrom metabolik.
KesehatanMental
Tabel 3 menunjukkan bahwa
responden yang mengalami gangguan
kesehatan mental berdasarkan Riskesdas,
sebagian besar menderita sindrom metabolik
156
Vol.II, No. 3 tahun
Jurna| Madani FKM UMI
2009
diberikan kesempatan beristirahat
dan
tekanan darah semakin tinggi, yang berakibat
timbulnya hipertensi yang merupakan faktor
berbahaya namun tidak mnurunkan risiko
karena rokok yang berfilter memberikan
risiko sindrom metabolic (Kabo,
(Humranengsi, 2002). Berdasarkan lhma
banyak CO daripada rokok notfilter
2008).
merokok diperoleh bahwa
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa
sebagian besar responden yang mengalami
sindrom metabolik tidak merokok. Hanya
74,1"/0 responden yang merokok. Sedangkan
yang tidak SM 25,9 %y^gmerokok.
Yang terpenting dalam rokok adalah
jumlah batang rokok yang dikonsumsi, bukan
lamanya seseorang merokok (Soeharto, 2004).
Orang yang merokok > 20 batang sehari dapat
tertinggi responden yang
adalah yang lama merokoknya singkat ( <10
tahun) yaltu75"/", sedangkan yang tidak SM
sebagian besar telah lama merokok ( >10
tahun) yaitu 26%. Lama kebiasaan merokok
merupakan dose response terhadap
kejadian sindrom metabolik. Variabel
jumlah rokok yang dihisap setiap hari lebih
menggambarkan efek kumulatif dari bahan
beracun yang terkandung dalam rokok
dibandingkan dengan iama kebiasaan
mempengaruhi atau memperkuat dua faktor
risiko
(Hipertensi
utama
dan
hiperkolesterolemia) (Anwar, 2004). Dari hasil
penelitian diperoleh bahwa sebagian besar
reponden yang merokok dan mengalami
sindrom metabolik umumnya adalah perokok
berat (konsumsi > 20 batanglhari) yaitu 91,7o/",
yang tidak sindrom
perokok ringan (31"/"). Merokok
sedangkan
persentase
mengalami SM
merokok. Hasil penelitian " Lipid Research
Program Preoalence Study" menyebutkan
bahwa yang paling penting adalah jurnlah
rokok yang dikonsumsi dibandingkan
lamanya seseorang merokok (Anwar,
adalah
2004).
Penelitian yang dilakukan oleh
batang/hari akan menurunkan HDL (laki-laki
L1%, perempuan 1.4"/"). Angka kesakitan dan
kematian yang berhubungan dengan merokok
sigaret hampir bekorelasi linier dengan jumlah
batang rokok yang dihisap setiap hari dan
tahun pemakaian.
Berdasarkan jenis rokok yang
dikonsumsi, umumnya responden yang
mengalami sindrom metabolik menggunakan
rokok filter (sigaret ) yaitu 75"/o. Maraknya
penggunaan filter dan sigaret yang " rendah
tar dan nikotin" telah mengurangi risiko
secara nyata, tetapi masih membutuhkan
waktu lebih lama untuk menilai kegunaan
cara tersebut. Walaupun adanya penggunaan
filter, namun apabila perokok mengambil
hisapan lebih besar sehingga pemaparan ke
berbagai komponen asap rokok yang
Wardoyo (1999) yang mengatakan bahwa
rokok sangat berpengaruh
terhadap
pengaruhnya bukan
hipertensi dimana
hanya karena merokok tetapi sangat
dipengaruhi oleh lamanya dan jumlah
merokok, karena semakin lama merokok
dan banyaknya yang dihisap/dikonsumsi,
maka tekanan darah akan meningkat dalam
waktu yang lama pula dan bahkan
cenderung untuk menetap. Zat yang dapat
menydbabkan tekanan darah meningkat
adalah nikotiry merangsang saraf simpatis
dan diikuti oleh pelepasan epinerfin
sehingga denyut nadi cardiac output,
resistensi vascular akan meningkat, dan
tekanan darah pun meningkat
intermitten (Jallo, 2006).
157
secara
Vol.II, No. 3 tahun
Jurna| Madani FKM UMI
2009
2. KesehatenMental
Hasil Penelitian diPeroleh bahwa
berdasarkan kriteria Riskesdas menuniukkan
sebagian besar responden yang
bahwa
mengalami gangguan mental'
78'5"/"
*"nlulumi sinarom metabolic' sedangkan
yuniria* mengalami gangguan mental yang
jtga tinggi
-"rigutu*i sindrom metabolik
yang menggunakan
Dari analisis
lni square diperoleh hasil bahwa tidak
kesehatan
terdapat hubungan antara keadaan
yuiti
77,0"/".
kejadian
mental berdasarkan riskesdas dengan
dilihat
sindrom metabolik' Pada tabel 3 dapat
jumlah antara responden yang
bahwa
tidak
mengalami gangguan mental 9u^
yang
mengalami gangguan mental baik
sindiom metabolik mauPun yang tidak
angka yang
sindrom metabolik menuniukkan
tidak terlalu menonjol atau hampir sama'
inilah yang
sehingga angka yang hampir sama
*u*f,J.rgur,rtti variabel keadaan kesehatan
mental berdasarkan riskesdas tidak
memPunyai hubungan dengan keiadian
yang
sindrom metabolik, artinya responden
mauPun
mengalami gangguan mental (78'5%)
tidai mengulumi gangguan mental (77'0%)
berpeluang untuk mengalami sindrom
uii statistik
meiabolik- Walaupun dari analisis
menunjukkan persentase responden
sindrom metabolik Yang mengalami
kecil
gu.rggrrun mental (77,5%) Iebih
IiU*aittgtutt dengan responden yang
mengalami
sindrom Letabolik tetapr tidak
gangguan mental (78,3"/")' Dari analisis
dengan menggunakan uii chi square
dipJroleh hasil bahwa tidak terdapat
hrrbungan antara variabel
keadaan
sindrom
kesehalan mental dengan keiadian
metabolik. Ini menunjukkan bahwa
keadaan kesehatan mental berdasarkan
Mini Neuropsychiatric tidak menentukan
mengalami keiadian sindrom
seseorang
metabolik.
BanYak gejala Yang berhubungan
,dengan klsehatan mental akibat dari
uduiyu sindrom m6tabolik
menimbulkan rasa cemas, geliserh' khawatir'
dan ketakutan berlebihan pada responden'
timbul
Gangguan kesehatan mental ini iuga
akibat faktor umur dari resPonden
Akibat Proses menua Pada usia
yang
laniut mengalami berbagai perubahan
terpai ,".u-ru alami, baik aspek fisik' psikis
dan sosial. Berdasarkan indikator gangguan
maka
mental-emosional (Depkes RI' 2007)'
ditemukan 38,5"/" usia laniut
Yang
mental-emosional
mengalami gangguan
yan; PaHng banYak diiumgai adalah
gu"!g"u" tntit tiad' Hal ini didukung oleh
oleh TeV S' (2005) yang
antara
menunjukkan tidak ada hubungan
gangguan kesehatan mental berdasarkan
metabolik'
riskesdas dengan kejadian sindrom
akan tetapi hasil penelitian ini menuniukkan
lebih banyak responden sindrom metabolik
Hal ini
yang mengalami gangguan mental'
mental
sesuai dengan teori bahwa gangguan
yang berkepanjangan ak1 lengakibatkan
seseorang mengalami keiadian sindrom
metabolik'
Dari hasil Penelitian
sehingga
!"""f1tiutt
mendapatkan usia taniut yang mengalami
satu
gangguan tidur sangat banyak'.Salah
beruPa
;"";;""" kesehatan mental
dapat
terganggunya pola tidur atau tidak
tidirr leiap. Gangguan pola tidur ini dapat
diakibatkan oleh meningkatnya hormon
akan
stres dalam tubuh yang kemudian
jalannya metabolisme
mengganggu
la tabel g'
Pac
berdasarkankriteriaMiniNeuropsychiatric
158
lurnal Madani FKM UMI
Vol. II, No. 3 tahun 2009
sehingga detoksifikasi (proses penetralan
Kesimpulan dan Saran
racun dalam tubuh) tidak berjalan
sebagaimana mestinya. Hal ini dapat
Secara
disimpulkan bahwa resPonden Yang
mengalami sindrom metabolik (SM)
sebagian besar tidak merokok, Yang
mengakibatkan produk
metabolisme yang dapat
sampmgan
mengakibatkan
gelisah pada saat tidur. Pola tidur merupakan
suatu kebiasaan yang terbentuk dari suatu
proses namun pola ti{.ur seseorang dapat
dipengaruhi oleh faktor kelelahan dan faktor
merokok merupakan perokok berat, jenis
rokok yang dikonsumsi umumnya berfilter
dengan lama merokok ) 5 tahun' Untuk
kesehatan mental diperoieh bahwa Tidak
ada hubungan antara gangguan kesehatan
metal dengan kejadian sindrom metabolik
baik berdasarkan Riskesdas maupun Mini
psikologis. Setelah bekerja keras sehariary
umumnya seseorang akan lebih mudah dan
cepat merasa ngantuk dan tertidur.
Sebaliknya seseorang yang mengalami
kelainan psikologis, seperti banyak pikir,
Neuropsychiatric.
Berdasarkan hasil Yang diPeroleh
maka disarankan perlunya penelitian lebih
lanjut yang memperhatikan efek kumulatif
dari bahan berbahaya rokok dengan
menghitung jumlah rokok yang telah
dihisap sampai habis dan lama merokok
intensif dan juga penelitian yang lebih
mendalam mengenai pengaruh kesehatan
mental (fisiologis, psikologis dan perilaku)
terhadap kejadian sindrom metabolik'
sering merasa khawatir
menyebabkan
gangguan pada dirinya sehingga kesulitan
untuk tidur. Hasil penelitiaan menunjukkan
bahwa bahwa seseorang yang tidur dibawah 6
jam sehari atau kurang tidur akan berdampak
pada stamina tubuhnya, yaitu tubuh menjadi
lesu, kurang konsentrasi dan
lain-lain
(Sundari, 2005).
Hasil
penelitian lain
dapat
keseluruhan
Yang
cirkemukakan oleh Leonard Marvlm (1995)
yang menyatakan bahwa stres, baik fisik
maupun emosional menyebabkan kenaikan
sementara pada tekanan darah namun bila
stres tersebut menjadi kebiasaan yang
menetap dalam kepribadian seseorang setiap
hari, maka tekanan darah pun akan naik dan
Daftar Pustaka
Adriansjah, H., & Adam,l.'2006. Sindroma
metabolik; pengertian, epidemiologi
dan kriteria
D ia gno s ti
diagnosis.
Fotum
cum, 2006. 4:0854-7 65
1.
American Hearth Association,
2008.
dan
terus,
cenderung untuk bertahan
menyebabkan hipertensi yang menetap.
Update At Glance. Hearth diseases
and stroke statistik.
Anwar,,T., 2004. Faktor risiko Penyakit
Sindrom metabolik merupakan kumpulan
Jantung Koroner.
gejala kelainan metabolik, yang Penyebabnya
bukan hanya akibat stress, namun faktor gaya
hidup dan genetik jtgu berpengaruh
Fakultas
Sumatra
Utara.
dalam periode waktu yang lama
Kedokteran Universitas
Depkes
RI, 2007. Modu1 entrY data
kuesioner Riskedas, Jakarta
(Adriansjah & Adam, 2006).
159
Vol.II, No. 3 tahun
JurnaL Madani FKM UMI
2009
Humranengsi, Hubungan merokok dengan
kejadian PJK di RSUP Dr' Wahidin
Sudirohusodo Makassar tahun 2002'
Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Jallo, K., 2006. Faktor risiko yang dapat
mempengaruhi teriadinya hipertensi
pada usia dewasa muda (20
Tahun) Di Unit Rawat |alan
Sartika, C., 2006. Penanda inflamasi, stress
oksidatif dan disfungsi endotel pada
sindrom metabolik. Forum diagnosticum Prodia diagnostics educational
serais.
Soeharto, 2004. Serangan jantung dan
stroke. |akarta
40
Rs
Labuang Baji Makassar' Skripsi FKM
Unhas Makassar
Kabo, P., 2008. Mengungkap pengobatan
Gramedia
Pustaka Utama
Sundari, S., 2005. Kesehatan mental dalam
kehiduPan. ]akarta: Rhineka CiPta
Targher, G., ilkk.,' Cigarette smoking and
insulin resistance in patients with
penyakit jantung koroner' jakarta : PT
noninsulin-dePendent
Sun
diabetes
clinical
mellitus. lournnl "f
EndocrinologY and metabolism'
Nuryati, 5., 2007.Indonesia tobacco control
network.
: PT
httP://webbisnis'com/edisi-
www.icem.endoiournals.org'
diakses 22 Februari 2009
Tuni 2008
Riskesdas, 2008. Laporan akhir Riset
Kesehatan Dasar Propinsi Sulawesi
Selatan. DePkes. Jakarta
160
Download