MODUL PERKULIAHAN AGAMA ISLAM (MEMBANGUN MASYARAKAT ISLAM MODERN) KESALEHAN SOSIAL Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi AKUNTANSI Tatap Muka 08 Abstract Kode MK Disusun Oleh 90002 Ahmad gozali Kompetensi Agama adalah seperangkat Pada akhir pertemuan ini keyakinan berisi ajaran-ajaran yang mahasiswa diharapkan mampu: memanusiakan manusia. Ia adalah tuntunan untuk kebahagiaan dunia Para penganut mencapai dan akhirat. agama diminta 2. Menyebutkan macam elemen ketuhanan dan semesta Sosial hablun minal ‘alam). Karenanya, agama tidak melulu bicara soal ritual macam- bentuk 3. Menerangkan Kesalehan salah 4. Mengimplementasikan Kesalehan berhubungan dengan masyarakat kehidupan sehari-hari Biah). Dalam bermuamalah menghargai dan prinsip memuliakan sesama menjadi dasar beragama. Kualitas keimanan ditentukan pula lewat perilakunya. Dengan demikian ketaatan beragama bisa dinilai dari sosialnya. antara kesalehan perilaku Ketidakseimbangan hubungan ritual dengan Tuhan dan kesalehan sosial tidak dibenarkan. Mereka yang mengaku beragama diharuskan Pendidikan Agama Islam Ahmad Gozali, SHI, MH. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id satu contoh Ibadah Sosial ibadah, tetapi juga tuntunan untuk (mu’amalah) dan lingkungan (al- 2 makna Kesalehan Sosial menjaga hubungan baik dengan (hablun minallah, hablun minannas, 2015 1. Menjelaskan dan mengerti Sosial dalam Pembahasan KESALEHAN SOSIAL Saat berkunjung ke Rusia pada 1950-an, Presiden Soekarno menyaksikan hanya satu masjid yang di izinkan pemerintah Uni soviet untuk di pakai oleh Ummat Islam. Namun, Atas upaya Bung Karno kepada pemerintah Uni Soviet, ummat Islam dinegeri beruang putih itu bisa memiliki sebuah masjid lagi di St Petersburg, yang dikenal dengan masjid Biru. Sejak saat itu, Bung karno dianggap sebagai pahlawan bagi ummat Islam. Dalam konteks ini, Bung Karno telah menjalankan dua ibadah, yakni ibadah individual dan sosial. Ibadah individual telah terputus dengan wafatnya Bung Karno. Tapi, ibadah sosial akan terus berlanjut selama masjid itu dipakai ummat Islam Rusia. Pada pembangunan masjid Istiqlal Jakarta, Bung Karno juga mempunyai andil besar. Beliau berupaya mencarikan dana untuk pembangunan masjid tersebut. Mungkin, tanpa dukungan Bung Karno, baik secara moral maupun material boleh jadi masjid istiqlal belum terwujud. Karena itu, selagi masjid Istiqlal dipakai oleh ummat Islam, selama itu pula Bung Karno mendapatkan pahala sebesar pahala ummat Islam yang beribadah di masjid Istiqlal. Masjid Biru dan Masjid Istiqlal menjadi contoh ibadah sosial yang telah dilakukan oleh Bung Karno. Seperti halnya Bung Karno , Pak Harto juga punya kontribusi yang besar bagi ummat Islam. Sekedar contoh Pak Harto memprakarsai berdirinya ribuan masjid yang berada dalam naungan Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila. Pak Harto turut andil atas pendirian masjid Attin di pondok Gede Jakarta Timur. Selagi masjidmasjid itu dipakai ummat Islam, selama itu pula Pak Harto akan tetap mendapatkan pahala sebesar ummat Islam yang menggunakan masjid-masjid tersebut. Selagi masjid-masjid itu digunakan oleh umat Islam dan murid-murid dari para Dai yang dikirimkan itu untuk menjalankan ibadah, niscaya selama itu pula Pak Harto akan tetap mendapatkan pahala sejumlah oranng-orang yang beribadah itu kendati jasadnya sudah hancur dimakan tanah. Dalam ibadah, jika ibadah sosial dan individual sama-sama hukumya sunnah, Rosul SAW akan memprioritaskan ibadah sosial. Kerena ibadah sosial merupakan ibadah yang pahalanya jauh lebih besar dan berkelanjutan, bahkan hingga hari kiamat, dibandingkan dengan ibadah individual yang 2015 3 Pendidikan Agama Islam Ahmad Gozali, SHI, MH. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id manfaatnya hanya sementara. Sebuah kaidah fiqih menyebutkan “ibadah sosial lebih utama dari pada ibadah individual”. Kerena itu, tidak mustahil ibadah-ibadah sosial yang dilakukan oleh ketiga pemimpin itu akan mengantarkan mereka kedalam syurga. Kendati, mereka punya kesalahan di masa silam. Ini berbeda dengan mayoritas kita yang saat ini lebih banyak mementingkan ibadah individual dari ibadah sosial. Manusia diciptakan bukan sekedar hidup mendiami dunia ini dan kemudian mengalami kematian tanpa adanya pertanggung-jawaban kepada penciptanya, melainkan manusia itu diciptakan oleh Allah SWT untuk mengabdi kepadaNYA. Sebagaimana dinyatakan dalam Al Qur’an surah al Bayyinah ayat 5 :"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus. Dapat kita pahami dari ayat ini bahwa manusia diciptakan bukan sekedar sebagai unsur pelengkap isi alam saja yang hidupnya tanpa tujuan, tugas dan tanggung-jawab. Sebagai makhluk yang diciptakan paling sempurna, pada hakikatnya manusia diperintahkan untuk mengabdi kepada penciptanya, Allah SWT. Pada prinsipnya pengabdian manusia (ibadah) merupakan sari dari ajaran Islam yang mempunyai arti penyerahan diri secara total pada kehendak Allah SWT. Dengan demikian, hal ini akan mewujudkan suatu sikap dan perbuatan dalam bentuk ibadah. Apabila ini dapat dicapai sebagai nilai dalam sikap dan perilaku manusia, maka akan lahir suatu keyakinan untuk tetap mengabdikan diri kepada Allah SWT dan tentunya bila keyakinan itu kemudian diwujudkan dalam bentuk amal keseharian akan menjadikan maslahah dalam kehidupan sosial. DEFINISI DAN CIRI – CIRI KESALEHAN SOSIAL Secara bahasa kita bisa memaknai kesalehan sosial adalah kebaikan atau keharmonisan dalam hidup bersama, berkelompok baik dalam lingkup kecil antar keluarga, RT, RW, dukuh, desa kota, Negara sampai yang paling luas dunia. Allah SWT berfirman, “ jikalau sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi “ (QS Al A'raaf:96 ) Pesan utama ayat ini, disatu sisi, dapat dilihat dari sebagai janji Allah yang menyatakan bahwa jiwa sesuatu masyarakat beriman dan bertaqwa, maka mereka akan memperoleh keberuntungan. Disisi lain, pesan utama ayat ini juga mengilustrasikan hubungan kausalitas antara iman – takwa dengan kesejahteraan hidup para pemeluknya. 2015 4 Pendidikan Agama Islam Ahmad Gozali, SHI, MH. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pertanyaanya, bagaimana iman- takwa ini dapat menjadi pemandu serta nilai-nilai yang mendorong manusia untuk mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan hidup seluruh alam ? takwa, dalam hal ini, dapat dipahami sebagai keadaan kualitas jiwa seseorang yang membimbing dan memandu hidupnya dalam mewujudkan kondisi sosial yang makmur dan sejahtera bagi seluruh alam semesta. Kesejahteraan kolektif ini akan terwujud dengan sendirinya jika setiap individu telah melaksanakan ketentuan-ketentuan iman – takwa secara utuh dan benar, yang mana manifestasi iman dan takwa itu harus diwujudkan dengan perilaku yang baik dalam hubunganya dengan sang pencipta atau dalam hubungannya dengan sesama manusia dan lingkungan yang kemudian kita kenal dengan perilaku ibadah. Bahkan, keberkahan yang datang dari langit dan bumi itu hanya akan lahir dari keimanan dan ketakwaan. Untuk melihat dimensi-dimensi ketakwaan seseorang khususnya dalam kaitanya dengan ukuran-ukuran kesalehan individu dan sosial, lima ciri penting manusia yang shaleh secara sosial. Pertama, memiliki semangat spiritualitas yang diwujudkan dalam sistem kepercayaan kepada sesuatu yang “ghaib” serta berketuhanan dan pengertian beragama atau menganut sesuatu kepercayaan agama. Masyarakat yang memiliki kualitas kesalehan sosial itu adalah masyarakat beragama, masyarakat yang percaya pada hal-hal yang gaib. Ciri ini juga sekaligus menjadi ukuran kedewasaan seseorang, baik dalam kehidupan sosial, politik maupun kehidupan beragama sendiri. Masyarakat yang memiliki kesalehan sosial yang tinggi akan mengedepankan etika beragama dan keberagamaan. Kedua, terikat pada norma, hukum, dan etika seperti tercermin dalam struktur ajaran sholat. Sholat juga mengajarkan kepada para pelakunya untuk terbiasa disiplin. Disiplin dalam hidup sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku. Artinya masyarakat yang memiliki kesalehan sosial itu adalah mereka yang konsisten menegakan hukum dan hukum menjadi aturan main. Ketiga, memiliki kepedulian sosial yang salah satu perwujudanya ditandai dengan kesanggupan berbagi terhadap golongan yang lemah. Keadilan sosial itu harus diwujudkan secara bersama oleh seluruh komponen masyarakat dan bukan hanya oleh penguasa. Keempat, memiliki sikap toleran sebagai salah satu dari perwujudan dari keimanan terhadap adanya pengikut kitab-kitab suci selain kitab sucinya sendiri. Ajaran ini juga sekaligus mengisyaratkan adanya pluralitas kehidupan, baik pada aspek agama dan kepercayaan maupun pada aspek sosial budaya lainya. Dinamika masyarakat juga akan terus berubah membentuk struktur sosial yang semakin beragam. Disinilah arti penting mengembangkan sikap toleran, khususnya dalam menyikapi secara terbuka perbedaan-perbedaan sebagai suatu keniscayaan. Kelima, berorientasi kedepan sebagai salah satu wujud dari keimanan terhadap adanya hari akhir. Masyarakat yang memiliki dimensi kesalehan sosial itu adalah mereka yang berorientasi 2015 5 Pendidikan Agama Islam Ahmad Gozali, SHI, MH. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id kedepan , sehingga akan selalu mementingkan kerja keras untuk membangun hari esok yang lebih gemilang. Kesalehan sosial dapat kita capai dengan sendirinya sejalan dengan pelaksanaan ibadah maghdhah dan ibadah ammah karena dalam ibadah sudah mencakup keseluruhan aspek perilaku manusia. Dalam ibadah maghdhah kita bisa melihat hikmah yang terkandung dalam ibadah yang sudah disyariatkan oleh Allah SWT, misalnya dalam pelaksanaan sholat, dengan sholat kita menjadi terlatih untuk disiplin, apalagi ketika sholat itu dengan berjamaah, tali silaturahim antara sesama muslim akan semakin kokoh, belum lagi dalam jamaah itu tidak ada saling membedakan jabatan status dan sebagainya. Pada zakat juga kita bisa melihat hikmah yang terkandung didalamnya, bagaimana sikaya “berbagi” memberikan hartanya kepada yang tidak punya dan banyak hikmah yang lain dalam ibadah maghdhah. Dalam ibadah ammah lebih jelas, ketika dipahami bahwa perbuatan atau kegiatan apapun ketika diniati lillah dan tidak bertentangan dengan syari’ah itu termasuk ibadah, dengan demikian kesalehan sosial akan tercapai ketika kita senantiasa beribadah, karena dalam tatanan syariah semuanya maslahah untuk kehidupan manusia baik secara individu maupun sosial. PERINTAH IBADAH SOSIAL “Saling tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebaikkan dan taqwa, dan jangan kamu tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan” (QS Al-Maidah:2) “ dan orang –orang yang beriman. Lelaki dan perempuan, sebagian mereka(adalah) menjadi penolong bagi sebagian lain. Mereka menyuruh mengerjakan yang ma’ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasulnya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah;Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS. Al-Taubah(9): 71) ”Agar supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya di antara kalian saja “ (QS. Al-Hasyr : 7) “Kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya, dan orang-orang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang miskin yang meminta dan orang yang tidak memiliki apa-apa (yang tidak mau meminta).” (QS. Al-Ma’arij : 22-25) 2015 6 Pendidikan Agama Islam Ahmad Gozali, SHI, MH. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id “Maukah kamu aku tunjukkan sesuatu yang lebih utama nilainya daripada nilai shalat puasa dan sedekah (zakat) ?. Yaitu mendamaikan antar manusia, karena kerusakan yang ditimbulkan oleh konflik antar mereka adalah kebinasaan agama”. (Al Munawi, Syarh Al Jami’ al Shaghir, I/197). “Satu hari seorang pemimpin bertindak adil terhadap rakyatnya adalah lebih utama daripada orang yang beribadah selama 60 tahun”.(Hadits Abu Hurairah. Lihat : Al Sakhawi : Al Maqashid al Hasanah, hlm. 334). “Barangsiapa bangun di waktu pagi dan berniat menolong orang yang teraniaya dan memenuhi keperluan orang Islam baginya pahala yang sama dengan haji mabrur. Hamba Allah yang paling dicintai adalah yang paling banyak memberi manfaat bagi orang lain (manusia) dan amal yang paling utama adalah memasukkan rasa bahagia pada hati orang yang beriman menutup rasa lapar orang lain, membebaskannya dari kesulitan hidup atau membayarkan utangnya”(Nashaih al Ibad: 4). "Barangsiapa yang sedang memenuhi kebutuhan saudaranya, berarti Allah tengah memenuhi kebutuhannya, Barangsiapa memudahkan kesulitan seorang Muslim, berarti Allah akan memudahkan Kesulitan di hari Kiamat" (HR. Bukhari, Muslim). "Barangsiapa yang sedang memenuhi kebutuhan saudaranya, berarti Allah tengah memenuhi kebutuhannya, Barangsiapa memudahkan kesulitan seorang Muslim, berarti Allah akan memudahkan Kesulitan di hari Kiamat" (HR. Bukhari, Muslim). DELAPAN KESALEHAN SOSIAL DAN IMPLEMENTASI 1. Saling Menyayangi Banyak Peristiwa pada akhir-akhir ini yang menunjukkan semakin hilangnya akhlak saling menyayangi di antara anggota masyarakat. Perkelahian antar kampung di beberapa propinsi, perampokkan dan pembunuhan, pembalakan hutan dan penyiksaan hewan, bahkan ada penyiksaan terhadap anak-anak dan sesama umat islam . Setiap orang yang beriman harus saling menyayangi, tidak hanya sesama teman, tetapi kasih sayang kepada hal-hal yang bersifat umum, seperti sesama manusia, terhadap manusia yang berbeda keyakinan, terhadap keluarga dan bahkan terhadap alam. 2. Beramal Sholeh 2015 7 Pendidikan Agama Islam Ahmad Gozali, SHI, MH. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Amal artinya melakukan/melaksanakan/membuat. Sedangkan soleh artinya ialahkebaikan-kebaikan yang berbentuk perintah-perintah dan larangan-larangan /halal dan haram yangberhak hanya ditentukan oleh Allah swt,pencipta manusia kehidupan dan alam semesta Beramal sholeh dapat di artikan berbuat baik/ kebajikkan, memeberi sumbangan atau bantuan kepada orang miskin. Amal sholeh juga dapat berati melakukan sesuatu yang baik seprti memeberi nasehat, bekerja untuk kepentingan masyarakat, dan mengajarkan suatu ilmu. Beramal sholeh merupakan wujud akhlak sosial dalam rangka mewujudkan kepeduliansosial, sehingga seseorang berbuat baik terhadap orang lain. Hal demikian sangat di perlukan, karena kalau kita memebutuhkan bantuan orang lain, maka kita harus membantu juga orang lain. Pada saat ini masih banyak umat islam di Indonesia yang miskin, masih banyak pengemis di jalanjalan, dan banyaknya bencana seperti di Aceh, Jogyakarta, dan Sulawesi Selatan membuat ribuan anak yatim dan piatu. Orang-orang demikian ini, membutuhkan bantuan dari orang yang mampu, yaitu orang yang mempunyai pendapatan atas kebutuhan yang normal. Kemiskinan memang harus di atasi , sebab apabila tidak akan mempunyai dampak sosial yang tidak baik seperti banyaknya pengangguran, perampokkan dan pencurian dan bentuk kriminilitas lainya, karena mereka membutuhkan dalam rangka mempertahankan hidup. Dan seringkali tekanan hidup ini dapat membuat seseorang lupa ajaran agama bahkan Tuhanya. Tekait dengan anjuran agar kita beramal bagi orang yang tidak mampu, Allah berfirman: “ Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah dijalan Allah sebagian rejeki yang telah kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi persahabatan yang akrab dan tidak ada lagi syafa’at. Dan Orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim (QS Al-Baqarah 254) 3. Saling Menghormati Saling menghormati adalah sikap sosial yang mendasar dan luas. Sikap sosial ini lebih banyak tampil dalam wujud yang kelihatan, dan umumnya bersifat langsung, dalam setiap perjumpaan kita satu sama lain. Karena masing-masing hanya mengutamakan kepentingannya sendiri dan mengabaikan kepentingan orang lain. Wujud-wujud dari tindakan saling menghormati dapat berupa tindakkan spontan dalam kehidupan sehari-hari, dalam setiap pertemuan dan kebersamaan kita dengan orang lain. Sikap hormat diharapkan muncul dari dalam diri sebagai style of life, pembawaan yang sudah terpatri dalam diri kita dan menjadi citra diri kita, karena merupakan sikap dasar kita yaitu bersikap rendah hati agar kita selalu saling menghormati dimanapun kita berada, Sebagai contoh: setiap hari, setiap saat kita 2015 8 Pendidikan Agama Islam Ahmad Gozali, SHI, MH. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id berharapan dengan orang, dengan bebagi latar belakang yang berbeda. Secara fisik kita bisa berdekatan satu sama lain seperti di bus, mikrolet, di lift, di rumah makan dan sebagainya. Sikap saling menghormati dalam kaidah ilmiah di Perguruan Tinggi, dapat di berikan secara tidak langsung, sebagai contoh: kita menyebutkan sumber bahan bacaan yang kita pakai ketika kita membuat suatu tulisan, demikian pula kita jangan segan menyebutkan nama kepada siapa kita mendapatkan sesuatu berupa ilmu, nasehat, keteladanan. 4. Berlaku Adil Keadilan dapat di artikan sebagai sikap berpihak pada yang benar, tidak memihak salah satunya, dan tidak berat sebelah. Dengan kata lain yang dimaksud adil di sini ialah memberi hak kepada yang berhak tanpa membeda-bedakan antara orang-orang yang berhak itu, dan melakukan tindakan kepada orang yang salah sesuai dengan kejahatannya dan kelalaiannya, tanpa mempersukarnya atau bersikap pilih kasih kepadanya. Mengapa kita harus adil? Karena dalam kehidupan sosial, kita suatu saat akan dimintai untuk mendamaikan dua belah pihak yang berselisih, seperti perselisihan dalam keluarga, masyarakat bahkan dalam bernegara. Oleh sebab itu, dalam upaya menjadi pendamai, kita harus berbuat adil. Banyak sekali Ayat Al-Qur’an yang memerintahkan kita berbuat adil diantaranya adalah : “ Sesungguhnya Allah menyuruh kepada kaum kerabat, dan Allah kamu berlaku melarang adil dan berbuat dari perbuatan keji, kebajikan, memberi kemungkaran dan permusuhan, Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu mendapat pelajaran” ( QS An-Nahl:90) “Dan Jika Kamu memutuskan perkara mereka, maka putuskanlah perkara itu di antara mereka dengan adil. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang adil” (QS Al-Maidah:42) 5. Menjaga Persaudaraan Menjaga persaudaraan dapat di artikan membuat hubungan persahabatan atau pertemanan menjadi sangat karib seperti layaknya saudara ( adik dan kakak yang seayah dan seibu). Dalam kehidupan bermasyarakat,kita hanya berhubungan dengan saudara, tetapi juga tetangga, teman di kampus, teman di kantor, dan orang lain dalam banyak tempat dan kesempatan. Dan pada dasarnya persaudaraan tersebut dapat dibagi menjadi 3 yaitu persaudaraan karena keturunan, karena kepentingan dunia dan karena se-akidah. Persaudaraan baik karena keturunan, kepentingan dunia maupun akidah harus terus terpupukdan di kembangkan, sehinga terjalin rasa senasib dan sepenaggungan. Dalam realitas sosial masyarakat, kita menyadari bahwa banyak ragam manusia yang ada seperti satus sosial, pendidikan, tingkat ekonomi dan profesi, oleh sebab itu untuk meningkatkan persaudaraan harus ada kebutuhan untuk saling menguatkan , sehinggan satu sama lain menjadi kekuatan yang kokoh. 2015 9 Pendidikan Agama Islam Ahmad Gozali, SHI, MH. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 6. Berani Membela Kebenaran Berani membela kebenaran berartiketeguhan dalam menghadapi bahaya atau sesuatu yang membahayakan dalam rangka menegakkan kebenaran berdasarkn ketentuan Allah SWT,berani membela kebenaran juga dapat diartikan merasa takut pada beberapa hal yang memang harus ditakuti yaitu hal-hal yang jahat dan jelek seperti kejahatan,kriminal dan kejelekan seperti aib,dan kemiskinan. Mengapa kita umat Islam harus berani membela kebenaran?Banyak kejadian dalam kehidupan sosial yang mulai jauh dari sikap berani membela kebenaran. Sebagai contoh terhadap tindakan kejahatan seperti perampokan, pembunuhan, pencurian, korupsi dan lain-lain, semakin sedikit orang yang membela. Orang seperti cuek dan takut untuk membela korban, dan kebanyakan hanya melihat hanya takut, atau membiarkan urusan menjadi tanggung jawab kepolisian. Sedangkan kejelekan pada saat ini juga sudah menjadi kebanggan seperti kaya karena korupsi, dan membuka aib orang lain. Tolong Menolong Tolong menolong dapat di artikan saling membantu, meminta bantuan. Tolong menolong merupakan bagian tidak terpisahkan dari kehidupan manusia, karena pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendirian. Sejak manusia lahir sudah membutuhkan bantuan orang lain, begitu pula saat dewasa dan bekerja, bahkan saat mati manusia memebutuhkan orang lain karena manusia tidak dapat mengubur dirinya sendiri. Kehidupan sosial dan bermasyarakat akan dapat mandiri dan kuat apabila ada kerja sama dan tolong menolong di antara anggota masyarakat khusus umat islam. Dalam agama islam, kerja sama dan tolong menolong dalam rangka berbuat kebaikan demi kemajuan, dan kesejahteraan masyarakat sangat dianjurkan oleh Allah swt. Dalam rangka bekerja sama dalam sholat, dapat mewujudkan dalam kegiatan sholat berjamaah sehingga memperkuat rasa persatuan, silahturahim dan memperbanyak pahala. Selain itu tolongmenolong dalam sholat dapat dilakukan dalam rangka memakmuran masjid dengan memperbanyak kegiatan di masjid atau membangun masjid. Kegiatan membayar Zakat pada dasarnya juga termasuk kegiatan tolong menolong yaitu orang yang mampu dalam harta memberikan bantuan untuk orang yang membutuhkan bantuan seperti anak yatim, fakir miskin atau termasuk 8 kelompok yang berhak mendapatkan zakat. Musyawarah Musyawarah dapat di artikan rapat atau berunding untuk memperoleh keputusan atau petunjuk yang terbaik. Manusia dan umat Islam dari awal penciptanya sudah beraneka ragam. Di Indonesia misalnya, manusia Indonesia terdiri dari berbagai suku, bahasa, keyakinan dan tempat tinggal. Di dalam agama Islam Sendiri, Tidak dapat di pungkiri juga terdapat berbagai kelompok seperti NU, Muhammadiah, Persis dan lain-lain. Sedangkan dalam masyarakat juga terdapat 2015 10 Pendidikan Agama Islam Ahmad Gozali, SHI, MH. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id perbedaan dalam status sosial, pendidikan, kekayaan, dan lain-lain. Dalam hal banyaknya perbedaan ini, maka bagai mana mereka dapat menyatukan pendapat untuk mencari keputusan yang terbaik? Maka jawabanya adalah melalui musyawarah. Islam menjadikan musyawarah sebagai suatu cara atau aturan dalam rangka meneliti dan memeriksa pendapat agar diperoleh keputusan atau petunjuk yang terbaik. Islam juga menjamin kebebasan berpendapat bagi tiap orang selama pendapat itu tidak bertentangan denga kaidah dan ibadah. Bagaimana kita umat islam memulai untuk melaksanakan akhlak musyawarah? Pertama, kita harus mulai berani mengemukakan pendapat yang benar dan menjadi pendengar yang baik bagi pendapat yang di kemukakan oleh orang lain. Kedua, kita harus mulai berani berdiskusi dan adu argumentasi tentang sesuatu yang dimusyawarahkan dengan berbekal ilmu pengetahuan yang cukup memadai. Ketiga, kita harus mulai berani menerima keputusan bersama dan secara konsekuen mentaati keputusan yang telah dibuat. DIMENSI IBADAH SOSIAL Ajaran Islam itu membuat mental-spiritual bisa hidup. Tak satu pun ajaran Islam, baik prinsipnya maupun prakteknya yang terlepas dari dimensi hidup sosial kemasyarakatan. Ajaran Islam mencakup hablum-minallah (yang berdimensipersonal/individual) dan hablum minannas (yang berdimensi sosial/komunal) (QS 3:112). Ajaran Islam itu membawa rahmat, keberkahan, ketenangan, kesejukan, keamanan, keselamatan, kedamaian kepada semua. Islam itu sendiri berarti selamat, sentosa, aman, damai (QS 21:107). Diperlukan upaya-upaya untuk membumikan, mensosialisasikan ajaran Islam itu. Janji-janji Allah di dunia ini berkaitan dengan komunitas (berdimensi sosial), dan bukan hanya individu (berdimensi personal). Wajah sosial ajaran Islam berpangkal pada keyakinan bahwa selain Allah, bukanlah Tuhan. Dengan terwujudnya ketaqwaan komunal, taqwa sosial, insyaAllah akan turun keselamatan, keberkahan dan kasih sayang Allah serta dipimpin oleh pemimpin yang dicintai dan mencintai rakyat (QS 7:96, 5:65). Salah satu contoh dimensi sosial adalah zakat, zakat bukan semata-mata ibadah murni seperti shalat dan puasa (Ibadah Madhlah), melainkan ibadah maliyah ijtima’iyah (ibadah yang berkaitan dengan ekonomi keuangan dan kemasyarakatan). Sebab zakat bisa menjadi sumber dana tetap yang cukup potensial yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan umat, terutama golongan fakir miskin, sehingga bisa hidup layak secara mandiri, tanpa menggantungkan nasibnya atas belas kasihan orang lain. Hikmah diwajibkan zakat bagi umat islam yang mampu antara lain: 2015 11 Pendidikan Agama Islam Ahmad Gozali, SHI, MH. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id a. Untuk mensucikan jiwa muzakki (pemberi zakat) dan sifat tercela, seperti kikir, egois, keji, sombong. Dan juga membersihkan harta bendanya dari hak fakir miskin, serta kemungkinan bercampurnya dengan harta benda yang tidak halal. b. Untuk mencegah berputarnya harta kekayaan berada ditangan orang yang kaya saja, demi mewujudkan pemerataan pendapat dan kesejahteraan masyarakat. c. Untuk memenuhi kepentingan umum, seperti irigasi, pembangunan masjid, sekolah, jalan, jembatan, dan lainnya. d. Untuk meningkatkan kualitas hidup manusia secara keseluruhan. IMPLEMENTASI KESALEHAN SOSIAL Islam adalah sebuah agama yang lengkap dan paripurna. Ia mencakup segala aspek kehidupan mulai dari doa bangun tidur di pagi hari sampai tata cara dan adab tidur pada malam hari. Dari ide tentang penciptaan manusia hingga hukum dan filosofi pemerintahan dan hubungan antar negara. Bahkan, Islam berkembang dalam perbandingan yang lurus dengan logika dan ilmu pengetahuan. Maka sepantasnya seseorang yang mengaku sebagai umat Islam yag baik juga adalah seorang ideologis dan berilmu karena Islam tidak bisa diterapkan tanpa ilmu. Baik dalam aspek ibadah maupun muamalah, sama-sama tidak bisa diterapkan tanpa ilmu pengetahuan. Ibadah yang telah ditetapkan oleh Allah SWT kepada manusia tidak hanya mengenai ibadah kepada-Nya dengan selalu beramal kepada Allah SWT, menaati perintah dan menjauhi larangan-Nya, tetapi juga beribadah dengan jalan beramal baik kepada sesama manusia. Hal inilah yang selanjutnya kita kenal sebagai muamalat atau muamalah. Istilah muamalah mengacu kepada suatu ibadah dengan cara berbuat dan beramal baik sesama manusia lewat berbagai macam cara. Istilah ini sangat berkaitan erat dengan hablum minannaas, yaitu menjaga hubungan baik dengan sesama manusia. Manusia ditetapkan oleh Allah SWT sebagai makhluk paling mulia dan diutus ke muka Bumi sebagai pemimpin atau khalifah dan menjadi rahmatan lil ‘alamin, rahmat bagi alam semesta. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa adanya manusia lainnya. Untuk itu, Allah telah menetapkan amal-amal yang harus dikerjakan manusia untuk manusia lainnya, dan memang sudah menjadi kodrat manusia untuk selalu berbuat dan berakhlak baik kepada dirinya sendiri maupun manusia lainnya. Contoh muamalah sangat lekat dalam kehidupan sehari-hari, bahkan pada saat kita menunaikan ibadah yang bersifat hablum minallah, seperti shalat. Pada saat kita memulai ibadah shalat, melakukan takbiratul ihram, kita melafadzkan takbir “Allahu Akbar”, Allah Maha Besar, suatu ucapan yang mengagungkan dan membesarkan nama Allah SWT, sehingga hal ini termasuk ibadah hablum minallah. Sedangkan ketika mengakhiri shalat kita mengucapkan salam “Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh”, Semoga kedamaian dilimpahkan kepadamu diiringi dengan rahmat dari Allah dan juga barakah dari Allah untukmu. Ucapan ini dapat diklasifikasikan sebagai ucapan ibadah kepada sesama manusia karena salam tersebut ditujukan kepada sesama muslim. 2015 12 Pendidikan Agama Islam Ahmad Gozali, SHI, MH. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Ibadah ini Allah SWT tetapkan sebagai wujud keharusan kepada manusia agar memiliki kepedulian sosial terhadap manusia lainnya. Selain itu, Islam juga mengenal sistem ekonomi yang berlandaskan syariat Islam yang mengharamkan riba’ sehingga tidak membebani orang-orang yang kurang mampu, sistem ekonomi ini dikenal dengan sebutan sistem ekonomi syariah atau sistem ekonomi muamalah. Contoh-contoh memperlihatkan bahwa ibadah muamalah tak dapat dilepaskan dan dipisahkan dari keseharian umat manusia. Allah SWT telah menetapkan dan mengatur hubungan baik sesama manusia dan secara kodrati, manusia memang memiliki hasrat dan keinginan untuk berbuat baik di antara mereka dan bersama-sama menuju suatu tujuan bersama. Hal inilah yang kemudian mendasari terbentuknya masyarakat. Secara sosial, manusiamanusia sebagai anggota masyarakat akan memiliki peranan, tugas, dan kewajibannya masing-masing bergantung kepada kapasitas anggota masyarakat tersebut. Peranan perseorangan dalam mewujudkan kewajibannya di dalam masyarakat merupakan cerminan amal ibadah seseorang terhadap masyarakat atau manusia lainnya. Dengan kata lain, dengan menunaikan kewajibannya di masyarakat, seseorang telah beribadah muamalah. URGENSI IBADAH SOSIAL Kita perlu melakukan klarifikasi tentang proporsi ibadah-ibadah yang kita kerjakan. Agama Islam sebenarnya meletakkan dimensi ibadah sosial lebih besar ketimbang dimensi ibadah individual. Karena masih banyak yang terjebak dengan ibadah individual dan melupakan ibadah sosial, mari kita lihat beberapa alasan tentang keutamaan ibadah sosial daripada ibadah individual. Pertama, dalam Al-Quran dan kitab-kitab hadis, proporsi terbesar diberikan berkenaan dengan ibadah sosial bukan ibadah individual. Menurut Prof. Harun Nasution dalam Islam Rasional, ayat-ayat yang berhubungan dengan ibadah individual hanya berjumlah seratus empat puluh ayat. Sedangkan secara spesifik, yang berhubungan dengan ibadah sosial berjumlah dua ratus dua puluh delapan, belum lagi ditambah dengan ayat-ayat Madaniyah yang berjumlah 23 persen lebih dari keseluruhan ayat-ayat AlQuran. Kedua, bila ibadah individual bersamaan waktunya dengan urusan ibadah sosial yang penting, maka ibadah individual boleh diperpendek atau ditangguhkan, walaupun bukan untuk ditinggalkan. Rasulullah Bersabda, “Aku sedang salat dan aku ingin memanjangkannya, tetapi aku dengar tangisan bayi, aku pendekkan salatku, karena aku menyadari kecemasan ibunya dengan tangisan anaknya” (HR. Bukhari & Muslim). Dalam hadis lain juga Rasulullah mengingatkan para imam agar memperpendek salatnya bila di tengah jamaah ada orang yang sakit, orang lemah, orang tua, atau orang yang mempunyai keperluan. 2015 13 Pendidikan Agama Islam Ahmad Gozali, SHI, MH. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Ketiga, ibadah yang mengandung aspek sosial kemasyarakatan diberi ganjaran lebih besar daripada ibadah yang bersifat individual perseorangan. Karena itu, salat jamaah lebih tinggi nilainya daripada salat munfarid (sendirian) dua puluh tujuh derajat menurut riwayat yang sahih dalam hadis Bukhari, Muslim, dan ahli hadis yang lain. Keempat, bila urusan ibadah individual dilakukan tidak sempurna atau batal, karena melanggar pantangan tertentu, maka kifaratnya (tebusannya) ialah melakukan sesuatu yang berhubungan dengan ibadah sosial. Bila shaum (puasa) tidak mampu dilakukan, maka menunaikan fidyah, yaitu makanan bagi orang miskin harus dibayarkan. Bila suami istri bercampur siang hari di bulan Ramadhan atau istri dalam keadaan haid, tebusannya ialah memberi makan kepada orang miskin. Namun sebaliknya, bila orang tidak baik dalam urusan ibadah sosial, maka aspek ibadah individualnya tidak bisa menutupinya. Yang merampas hak orang lain tidak dapat menghapus dosanya dengan salat tahajud. Orang-orang yang melakukan kezaliman tidak hilang dosanya dengan hanya membaca zikir atau wirid seribu kali. Bahkan Rasulullah menegaskan bahwa ibadah individual tidak akan bermakna bila pelakunya melanggar norma-norma kesalehan sosial. “Tidak beriman kepadaku orang yang tidur kenyang, sementara tetangganya kelaparan”, Dan tidak masuk surga orang yang memutuskan silaturahim”, demikian peringatan beliau. Sedangkan dalam Al-Quran, orang-orang yang salat akan celaka, bila ia menghardik anak yatim, tidak memberi makan orang-orang miskin, riya dalam amal perbuatan, dan tidak mau memberikan pertolongan kepada orang-orang lemah (Surat Al-Ma’un). Kelima, dalam Islam terdapat ajaran bahwa amal kebajikan dalam bidang sosial kemasyarakatan mendapat ganjaran lebih besar daripada ibadah sunnah. Dalam hubungan ini, kita menemukan hadis yang senada yaitu, “Orang-orang yang bekerja keras untuk menyantuni janda dan orang-orang miskin, adalah seperti pejuang di jalan Allah, dan seperti orang yang terus menerus salat malam dan terus menerus puasa” (HR. Bukhari & Muslim). Pada hadis yang lain, beliau juga bersabda kepada sahabat-sahabatnya, “Maukah engkau aku beritahukan derajat apa yang lebih utama daripada salat, puasa, dan sedekah? (para sahabat menjawab, tentu). Yaitu mendamaikan dua pihak yang bertengkar” (HR. Abu Dawud & Ibn Hibban). Rasulullah juga bersabda, “Mencari ilmu satu saat adalah lebih baik daripada salat satu malam, dan mencari ilmu satu hari adalah lebih baik daripada puasa tiga bulan” (HR. Ad-Dailami). Hadis-hadis tersebut menunjukkan dengan transparan bahwa amal-amal kebajikan yang bersifat sosial kemasyarakatan, seperti menyantuni kaum fakir miskin, mendamaikan pihak yang 2015 14 Pendidikan Agama Islam Ahmad Gozali, SHI, MH. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id bertengkar, meringankan penderitaan orang lain, dan berusaha menuntut ilmu pengetahuan, mendapatkan ganjaran pahala yang lebih besar ketimbang ibadah-ibadah sunnah. Jadi dalam perspektif Islam yang holistik, ibadah sosial memiliki nilai kemuliaan yang jauh lebih tinggi, besar, dan mulia ketimbang ibadah individual. Paparan di atas, tidak sedikitpun bermaksud memandang ringan ibadah-ibadah individual, seperti salat, zakat, puasa, haji, dan ibadah-ibadah individual lainnya. Namun hendak menempatkan ibadah sosial berada dalam proporsi yang tepat dalam doktrin Islam. Karena itu, kalau kita sudah mampu menunaikan sebagian besar ibadah-ibadah yang bersifat individual, maka kita juga seharusnya peduli dengan kebodohan, keterbelakangan, kemiskinan, dekadensi moral, kebatilan, dan beragam problematika sosial yang mengundang kepedulian kita semua sebagai bentuk ibadah sosial. Kajian Kasus: Dikala musim haji berakhir, diceritakan ada dua malaikat bertemu lalu terjadilah dialog yang akrab,lantas salah satu darinya bertanya, "berapa orang yang melaksanakan haji tahun ini" ? "sekian jutaorang", jawab yang satunya lagi, "berapa orang yang amalnya diterima" tanyanya kembali, "hanya dua orang", jawabnya kembali, bahkan yang satunya lagi,(katanya) tidak jadi berangkat hajinya". Kemudian diceritakan bahwa ketidakberangkatanya itu, karena uang dan bekal untuk perjalanan ibadah haji nya itu, ia berikan kepada seorang janda, ceritanya ketika ia mau berangkat haji, ia melihat janda miskin dengan beberapa anak yatim yang membutuhkan bantuan lalu ia memberikan uang dan perbekalan untuk haji lantas ia mengurungkan keberangkatan hajinya. Dari kisah di atas ada dua hal yang penting untuk dijadikan pegangan dalam aktifitas kehidupan beragama atau keislaman kita, yaitu,Pertama, ibadah sosial (saling tolong- menolong, hormat menghormati, gotong royong, solidaritas sosial, kebersamaan bertetangga dll ) yang tekadang kita abaikan ternyata nilai nya sama dengan ibadah ritual (Shalat, Haji, Qurban dll) yang dalam cerita di atas dengan haji, bahkan dalam hal-hal tertentu melebihinya, sehingga tidak sedikit nilai-nilai keberagamaan atau keislaman-keimanan seseorang indikasinya adalah tanggungjawab sosial, menghormati tetangga, menghormati tamu atau bertutur kata yang baik. 2015 15 Pendidikan Agama Islam Ahmad Gozali, SHI, MH. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Perhatian serius terhadap problem sosial yang tumbuh dan berkembang di masyarakat seperti, kebodohan, kemiskinan, ketertindasan dan kesewenangwenangan, kenakalan remaja atau orang tua, adalah bukti serius keberagamaan kita, jangan mengabaikannya dengan dalih ibadah-ibadah ritual, hati-hatilah dengan tumpukan harta untuk berkurban ataupun untuk berhaji atau ibadah lainnya ketika kita berhadapan dengan orang miskin, orang terlantar, orang yang membutuhkan biaya untuk sekolah atau kegiatan-kegiatan sosial. Bukankah Tuhan pun mengatakan termasuk orang yang mendustakan agama dan shalatnya tidak bernilai terhadap orang yang tidak punya kepedulian terhadap anak yatim, sebagaimana dalam firman Nya : "Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya. dan enggan (menolong dengan) barang berguna."( alQur”an Surat al Maun :1-7) Kedua, ketika kita belum mampu melaksanakan ibadah ritual yang membutuhkan biaya besar seperti haji, Qurban dan lainnya, tidak mesti berkecil hatiminder dan menganggap tidak sempurna dalam beragama, sebab sebagaimana dalam cerita sindirian di atas ternyata nilai haji itu dapat dimiliki oleh orang yang tidak berangkat fisiknya untuk haji, namun mengamalkan dalam hidupnya nilai-nilai substantif ibadah tersebut. Sebagai akhir dari tulisan ini bahwa integralistas (kesatuan yang utuh) antara ibadah ritual --yang diimplikasikan dengan kesalehan pribadi-- dengan ibadah sosial -yang terimplikasikan dengan kesalehan sosial-- merupakan identitas manusia beragama. Kesatuan antara keduanya merupakan tuntunan agama yang harus diimplementasikan dalam kehidupan. Oleh karena itu, praktek-praktik Ibadah ritual -takbir tahmid, tahlil ruku sujud dll—harus mampu membimbing hatinya sehingga tertampakan dalam kehidupan, bertetangga, bermasyarakat dengan memiliki sikap tanggung jawab sosial terhadap problem yang dihadapi oleh masyarakat. 2015 16 Pendidikan Agama Islam Ahmad Gozali, SHI, MH. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka 1. Choiruddin Hadhiri SP, 1993. Klasifikasi Kandungan AlQuran. Gema Insani Press, Jakarta 2. Agustian A.g. 2001. ESQ Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual. Arga. Jakarta. 3. Al-Hufiy, A.M. 2000. Keteladanan Akhlak Nabi Muhammad SAW. Pustaka Setia. Bandung. 4. Al-Sya'rani, A A. 2004. 99 Akhlak Sufi: Meniti jalan surga bersama orang-orang suci. Mizan Media Utama. Bandung. 5. Departemen Agama. 1971. Al-Quran dan terjemahannya. Departemen Agama. Jakarta. 6. Sanusi A. 2006. Jalan Kebahagiaan. Gema Insani Press. Jakarta. 2015 17 Pendidikan Agama Islam Ahmad Gozali, SHI, MH. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id