ETIK UMB KOMUNIKASI EFEKTIF Fakultas Program Studi EKONOMI dan BISNIS Manajemen – S1 Tatap Muka 05 Kode MK Disusun Oleh 90004 Yusman, SE., MM. Abstract Kompetensi Pada materi ini dipelajari unsur-unsur komunikasi, proses komunikasi, dan pengertian komunikasi yang efektif. Selanjutnya mengetahui cara melakukan komunikasi, baik dengan bahasa lisan, tulisan, maupun bahasa tubuh. Mahasiswa diharapkan mampu: Menjelaskan pengertian komunikasi dan unsur komunikasi Mengetahui cara-cara berkomunikasi Memahami bahasa tubuh Mampu melakukan komunikasi yang efektif Komunikasi Efektif 1. Mengapa Kita Berkomunikasi? 2. Macam-Macam Komunikasi 3. Cara Berkomunikasi 4. Komunikasi Efektif 1. Mengapa Kita Berkomunikasi? Manusia adalah mahluk sosial. Sebagai mahluk sosial, manusia akan berinteraksi dengan orang lain. Dalam berinteraksi tersebut terjadi komunikasi. Komunikasi yang baik (efektif) akan menghasilkan saling pengertian dan terjadilah hubungan sosial sebagaimana diharapkan. M. Scheidel mengemukakan bahwa kita berkomunikasi terutama untuk menyatakan dan mendukung identitas diri, untuk membangun kontak sosial dengan orang disekitar kita, dan untuk mempengaruhi orang lain untuk merasa, berpikir, atau berperilaku seperti yang kita inginkan. Namun menurut Scheidel tujuan dasar kita berkomunikasi adalah untuk mengendalikan lingkungan fisik dan psikologis kita. Fungsi Komunikasi di antaranya adalah: 1. Fungsi Informasi. Untuk memberitahukan sesuatu (pesan) kepada pihak tertentu, dengan maksud agar komunikan dapat memahaminya. 2. Fungsi Ekspresi. Sebagai wujud ungkapan perasaan/pikiran komunikator atas apa yang dia pahami terhadap sesuatu hal atau permasalahan. 3. Fungsi Kontrol. Menghindari terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan, dengan memberi pesan berupa perintah, peringatan, penilaian, dan lain sebagainya. 4. Fungsi Sosial. Untuk keperluan rekreatif dan keakraban hubungan di antarakomunikator dan komunikan. 2 ETIK UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 5. Fungsi Ekonomi. Untuk keperluan transaksi usaha (bisnis) yang berkaitan dengan finasila, barang dan jasa. Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun (melalui media). Menurut Srijanti, dkk (2006) komunikasi adalah proses berbagi melalui perilaku verbal (kata-kata) dan non-verbal. Komunikasi yang terjadi antara dua orang disebut sebagai komunikasi interpersona. Sementara komunikasi yang terjadi di dalam diri seseorang komunikasi intrapersona. Contoh Komunikasi Interpersona : Ketika seorang mahasiswa akan menyampaikan pesan kepada dosennya, dia berbicara dengan dirinya sendiri ketika akan memilih media untuk menyampaikan pesannya kepada dosennya (apakah pesan akan disampaikan melalui sms atau bicara lisan). Kalaupun via sms, bagaimana sebaiknya pesan tersebut ditulis? Si mahasiswa menyadari bahwa tata kalimat maupun gaya bahasa yang ia gunakan dalam berkomunikasi dengan sang dosen akan menentukan interaksinya dengan sang dosen. Jika salah memilih kata, bisa-bisa hubungan antara mahasiswa dengan dosennya menjadi kurang baik. Menurut David K. Berlo, setiap proses komunikasi minimal terdapat empat unsur utama, yaitu: pengirim pesan atau komunikator (source), pesan (message), saluran komunikasi (channel), dan penerima pesan atau komunikan (receiver). Menurut Lasswell (1984) cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yaitu: 1. Komunikator (siapa yang mengatakan?) 2. Pesan (mengatakan apa?) 3. Media (melalui saluran/channel/media apa?) 4. Komunikan (kepada siapa?) 5. Efek (dengan dampak/efek apa?) Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, secara sederhana proses komunikasi adalah suatu proses dimana pihak komunikator membentuk (encode) pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran tertentu kepada pihak penerima yang menimbulkan efek tertentu. 3 ETIK UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2. Macam-Macam Komunikasi Adaberbagai macam bentuk komunikasi.Menurut kelangsungannya, komunikasi dapat dibedakan menjadi: 1. Komunikasi Langsung Proses komunikasi dilaksanakan secara langsung tanpa bantuan perantara orang ketiga ataupun media komunikasi yang ada dan tidak dibatasi oleh jarak. 2. Komunikasi Tidak Langsung Proses komunikasinya dilaksanakan dengan bantuan pihak ketiga atau bantuan alatalat atau media komunikasi. Sedangkan menurut sifatnya, komunikasi dapat dibedakan menjadi: 1. Komunikasi Formal Komunikasi yang terajadi di antara organisasi/perusahaan yang tata caranya telah diatur dalam struktur organisasinya, misalnya rapat kerja perusahaan, konferensi, seminar dan sebagainya. 2. Komunikasi Informal Komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi atau perusahaan yang tidak ditentukan dalam struktur organisasi dan tidak mendapat pengakuan resmi yang mungkin tidak berpengaruh terhadap kepentingan organisasi atau perusahaan, misalmnya kabar burung, desas-desus, dan sebagainya. 3. Komunikasi Nonformal Komunikasi non-formal adalah komunikasi yang terjadi antara komunikasi yang bersifat formal dan informal, yaitu komunikasi yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas pekerjaan organisasi atau perusahaan dengan kegiatan yang bersifat pribadi anggota organisasi atau perusahaan tersebut, misalnya rapat tentang ulang tahun perusahaan, dan sebagainya. Menurut maksud komunikasi, komunikasi dapat dibedakan sebagai berikut: 1. Berpidato 2. Memberi ceramah 3. Memberi Prasaran 4. Wawancara, dan 5. Memberi perintah atau tugas. Menurut ruang lingkup, komunikasi dapat dibedakanmenjadi dua yaitu: 1. Komunikasi Internal 4 ETIK UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Komunikasi internal adalah komunikasi yang berlangsung dalam ruang lingkup atau lingkunagan organisasi atau perusahaan, atau yang terjadi di antara anggota organisasi atau perusahaan tersebut saja. Komunikasi internal dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu: a. Komunikasi vertikal yang terjadi dalam bentuk komunikasi dari atasan kepada bawahan, misalnya perintah, teguran, pujian, dan sebagainya. b. Komunikasi horizontal yang terjadi di dalam ruang lingkup organisasi/kantor yang berlangsung di antara orang-orang yang mempunyai kedudukan sejajar. c. Komunikasi diagonal yang terjadi di dalam ruang lingkup organisasi atau kantor dan terjadi di antara orang-orang yang mempunyai kedudukan tidak sama atau pada posisi tidak sejalur vewrtikal. 2. Komunikasi Eksternal Komunikasi eksternal adalah komunikasi yang berlangsung di antara organisasi atau perusahaan dengan pihak masyarakat yang ada di luar organisasi atau perusahaan tersebut. Komunikasi dengan pihak luar dapat berbentuk: a. Eksposisi, pameran, promosi, dan sebagainya b. Konferensi pers c. Siaran televisi, radio dan sebagainya d. Bakti sosial, pengabdian pada masyarakat dan sebagainya. Menurut alir informasi, komunikasi dapat dibedakan menjadi: 1. Komunikasi satu arah (simplex) Komunikasi yang berlangsung satu pihak saja (one way communication). 2. Komunikasi dua arah Komunikasi yang bersifat timbal balik (two ways communication). 3. Komunikasi ke atas Komunikasi yang terjadi dari bawahan kepada atasan. 4. Komunikasi ke bawah komunikasi yang terjadi dari atasan kepada bawahan. 5. Komunikasi ke samping Komunikasi yang terjadi di antara orang yang memiliki kedudukan sejajar. Adapun menurut cara penyampaian informasi, komunikasi dapat dibedakan menjadi: 1. Komunikasi tertulis 2. Komunikasi lisan 5 ETIK UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 3. komunikasi menggunakan bahasa tubuh 3. Cara Berkomunikasi Ada tiga cara berkomunikasi yaitu tertulis, lisan, dan melalui bahasa tubuh. Masing-masing bentuk komunikasi tersebut diperlukan dalam kehidupan kita sehari-hari. Kemampuan melakukan bentuk-bentuk komunikasi tersebut akan mendukung kesuksesan seseorang baik dalam belajar, bergaul, maupun bekerja. 1. Komunikasi Tertulis Komunikasi secara tertulis dapat dilakukan dengan menggunakan naskah (tulisan), gambar, atau foto.Naskah (tulisan) biasanya dipergunakan untuk menyampaikan berita yang bersifat kompleks.Sedangkan gambar dan foto digunakan media komunikasi jika pesan tidak dapat atau sulit dituliskan dengan kata-kata atau kalimat. 2. Komunikasi Lisan Komunikasi lisan dapat terjadi secara langsung dan tidak dibatasi oleh jarak, dimana dua belah pihak dapat bertatap muka, misalnya dialog dua orang.Dapat juga komunikasi terjadi secara tidak langsung karena dibatasi oleh jarak, misalnya komunikasi lewat telepon, internet, dan sebagainya. Kemampuan berbicara sangat penting dalam kegiatan sehari-hari. Selain kualitas pesan yang disampaikan, cara berbicara atau berkomunikasi dengan orang lain akan memperlihatkan bagaimana pribadi kita sebenarnya. Oleh karena itu kesuksesan pergaulan, juga karir seringkali ditentukan pula oleh kemampuan berbicara. Langkah berbicara dengan efektif (Uno, 2005): 1. Rangkai kata-kata dengan baik. Gunakan tutur bahasa yang pantas dan berbasabasi seperlunya. 2. Sesuaikan volume suara saat berbicara. Jika duduk berdekatan dengan lawan berbicara, tentunya tidak perlu bicara keras-keras. 3. Perhatikan nada suara. nada yang monoton akan membuat perhatian lawan bicara teralih dari pembicaraan dan mungkin sekali membosankan. 4. Sesuaikan kecepatan dan gaya berbicara. jangan berbicara terlalu cepat di depan umum. 5. Perhatikan siapa yang diajak bicara, dalam suasana apa, mengenai materi/masalah apa.Hal-hal tersebut perlu diketahui terutama bila berkaitan dengan tugas kuliah (bagi mahasiswa) atau pekerjaan. 6 ETIK UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 6. Sikap duduk, berdiri, ataupun pandangan mata perlu diperhatikan. Meskipun sepele, efeknya besar. Misalnya sungguh tak sopan jika pandangan mata Anda terarah ke tempat lain saat Anda berbicara dengan orang lain. 7. Gerakan tangan, tubuh, dan ekspresi wajah yang tepat akan membantu penyampaian pesan/maksud Anda. Poin ke tujuh di atas menunjukkan pentingnya bahasa tubuh dalam berkomunikasi.sementara upaya kita adalah menghasilkan komunikasi yang efektif. 3. Komunikasi menggunakan bahasa tubuh Komunikasi menggunakan bahasa tubuh dapat dilakukan dengan menggunakan mata, wajah, tangan, lengan, bahkan kaki dan seluruh anggota tubuh kita. Bahasa tubuh (body language) adalah gerakan-gerakan yang Anda lakukan dan posisi sikap ketika berkomunikasi dengan orang lain. Meskipun Anda tidak bersuara, lawan bicara Anda mengetahui sikap Anda terhadapnya. Bahasa tubuh yang mencakup: ekspresi wajah, cara berjalan, cara duduk, cara berdiri, posisi tangan, kaki, kepala, dan lain-lain, adalah salah satu bentuk komunikasi sehari-hari yang berperan besar dalam proses interaksi manusia dengan lingkungan. Bahasa tubuh yang baik dapat menunjukan bahwa Anda memiliki kecakapan, daya pikat, dan suasana hati yang positif.sebagai contoh: jika Anda sering tersenyum, Anda akan merasakan lebih bahagia. Jika Anda duduk dengan tegap, Anda akan merasakan lebih energik. Jika Anda melambatkan gerakan Anda (tidak terburuburu), Anda akan merasakan lebih tenang. Bahasa tubuh ternyata bisa mengungkapan perasaan Anda yang sesungguhnya.Oleh karena itu perlu dipastikan bahwa bahasa tubuh Anda sesuai dengan kata-kata yang diucapkan. Menurut Uno (2005), kunci untuk mengatasi mengasah bahasa tubuh adalah: 1. Kenali penampilan, perilaku, dan kebiasaan Anda sendiri. Misalnya, Anda kerap menunduk saat berjalan di tengah-tengah orang yang tidak dikenal.Kenali bahwa reaksi itu terjadi karena kegugupan Anda.Kalau menurut Anda hal itu bukan suatu nilai plus bagi Anda dan Anda tidak ingin masalah tersebut diketahui semua orang, tentunya Anda berupaya mengurangi atau menghilangkan kebiasaan itu bukan? Anda perlu melatih berjalan tegap dengan pandangan lurus ke depan. 2. Pelajari dan perbaiki sikap dan gerakan standar yang memberi nilai plus saat Anda komunikasi. 7 ETIK UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Misalnya, senyum di wajah, gerakan tangan, cara duduk,cara berjalan, dan cara berjabat tangan. 3. Bersikaplah tenang dan logis, baik tutur kata maupun sikap. Dengan demikian Anda akan berhati-hati dalam bertindak dan otomatis berupaya sadar agar bahasa tubuh Anda menunjang isi pembicaraan. Pada alhirnya lawan bicara Anda akan menangkap maksud pembicaraan dengan tepat. 4. Cermati bahasa tubuh yang berkaitan dengan adat kebiasaan setempat. Hal iniakan berguna melancarkan komunikasi yang Anda lakukan. 5. Komunikasi Efektif Komunikasi dikatakan efektif, bila pesan yang disampaikan bisa dipahami dengan tepat oleh penerima pesan. Menurut Tubb dan Moss, suatu proses komunikasi dikatakan efektif, bila setidaknya menimbulkan lima hal: 1. Komunikan memperoleh pemahaman yang cermat atas pesan yang di sampaikan komunikator 2. Terdapat perasaan senang di antara komunikator dengan komunikan 3. Komunikator mampu mempengaruhi sikap komunikan 4. terjadi hubungan sosial yang lebih baik antara kedua pihak yang berkomunikasi 5. Komunikan melakukan tindakan yang diingini komunikator Agar komunikasi efektif, ada beberapa sikap yang perlu dicermati oleh seseorang dalam berkomunikasi, khususnya ketika melakukan komunikasi verbal.sikap yang diperlukan antara lain: 1. Berorientasi pada kebenaran (truth) 2. Tulus (sincerity) 3. Ramah (friendship) 4. Kesungguhan (seriousness) 5. Ketenangan (poise) 6. Percaya diri (self convidence) 7. Mau mendengarkan dengan baik (good listener) Ada 5 hal yang perlu ditegakan,agar komunikasi efektif (Prijosaksono dan Hartono, 2002): Hukum # 1: Respect Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif adalah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan.Rasa 8 ETIK UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id hormat dan saling mengahargai merupakan hukum yang pertama dalam kita berkomunikasi dengan orang lain. Jika kita perlu menyampaikan kritik atau menegur seseorang, itupun perlu dilakukan dengan penuh respek terhadap harga diri dan kebanggaan seseorang. Jika kita membangun komunikasi dengan rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati, maka kita dapat membangun kerjasama yang menghasilkan sinergi yang akan meningkatkan efektifitas kinerja, baik sebagai individu maupun secara keseluruhan sebagai tim. Hukum # 2: Empathy empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan atau mengerti terlebih dahulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang lain. Secara khusus Covey menaruh kemampuan untuk mendengarkan sebagai salah satu dari 7 kebiasaan manusia yang sangat efektif, yaitu kebiasaan untuk mengerti terlebih dahulu, baru dimengerti (Seek first to Understand-then be understood to build the skills of empathetic listening that inspires openness and trust).Inilah yang disebutnya dengan Komunikasi Empatik. Dengan memahami dan mendengar orang lain terlebih dahulu, kita dapat membangun keterbukaan dan keprcayaan yang kita perlukan dalam membangun kerjasama atau sinergi dengan orang lain. Rasa empati akan memampukan kita untuk dapat menyampaikan pesan (message) dengan cara dan sikap yang akan memudahkan penerima pesan (receiver)menerimanya. Oleh karena itu dalam ilmu pemasaran (marketing) memahami perilaku konsumen (consumer’s behavior) merupakan keharusan. Dengan memahami konsumen, maka kita dapat empati dengan apa yang menjadi kebutuhan, keinginan, minat, harapan, dan kesenangan dari konsumen. Jadi sebelum kita membangun komunikasi atau mengirim pesan, kita perlu mengerti dan memahami dengan empati calon penerima pesan kita.dengan demikian pesan kita akan dapat tersampaikan tanpa ada halangan psikologis atau penolakan dari penerima. Empati bisa juga berarti kemampuan untuk mendengar dan bersikap perseptif atau siap menerima masukan ataupun umpan balik apapun dengan sikap yang positif. Hukum # 3: Audible Makna dari audible antara lain adalah dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Audible berarti pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan.Hukum ini mengatakan bahwa pesan harus disampaikan melalui media atau delivery channel sedemikian rupa hingga dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan. Hukum ini mengacu pada kemampuan kita untuk menggunakan berbagai media maupun 9 ETIK UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id perlengkapan atau alat bantu audio visual yang akan membantu agar pesan yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik. Hukum # 4: Clarity Selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka hukum keempat yang terkait dengan komunikasi efektif adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multi interprestasi atau berbagai penafsiran yang berlainan.Dalam berkomunikasi kita perlu mengembangkan sikap terbuka (tidak ada yang ditutupi atau disembunyikan), sehingga dapat menimbulkan rasa percaya (trust) dari penerima pesan atau anggota tim kita. Tanpa keterbukaan akan timbul sikap saling curiga dan pada gilirannya akan menurunkan semangat dan antusiasme kelompok atau tim. Hukum # 5: Humble Hukum kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah hati.Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa menghargai orang lain, yaitu sikap rendah hati yang kita miliki. Sikap rendah hati pada intinya adalah sikap yang penuh melayani, sikap menghargai, mau mendengar dan menerima kritik, tidak sombong dan memandang rendah orang lain, berani mengakui kesalahan, rela memaafkan, lemah lembut dan penuh pengendalian diri, serta mengutamakan kepentingan yang lebih besar. Jika komunikasi yang kita bangun didasarkan pada lima hukum pokok komunikasi yang efektif tersebut, kita dapat menjadi seorang komunikator yang handal dan pada gilirannya dapat membangun jaringan hubungan dengan orang lain penuh dengan penghargaan (respect). Kondisi seperti inilah yang dapat membangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan dan saling menguatkan.Hubungan yang saling menguntungkan dan saling menguatkan mendukung agar kesuksesan lebih mudah dicapai. 10 ETIK UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Cohen, David. 2009. Body Language: Apa yang Perlu Anda ketahui. Karisma CiputatTangerang. Srijanti, Purwanto SK, dan Primi Artiningrum. 2007. profesionalisme Sarjana. Graha Ilmu. Yogyakarta. Etika: Membangun Sikap Uno, Mien R. 2005. Etiket: Sukses membnawa Diri di Segala Kesempatan. Gramedia Pustaka Umum. jakarta. hernawanation.files.wordpress.com/2011/04 11 ETIK UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id