Berpikir Kreatif - Universitas Mercu Buana

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
ETIK UMB
BERPIKIR KREATIF
Fakultas
Program Studi
Teknik
Teknik Elektro
Tatap Muka
06
Kode MK
Disusun Oleh
90004
Ayatullah, M. Pd
Abstract
Kompetensi
Berpikir kreatif seharusnya dimiliki
setiap orang yang berpikir.
Memahami konsep berpikir kreatif
dengan baik dan benar.
Pendahuluan
Latar Belakang
Diperlukan kemampuan berpikir kreatif untuk dapat mempertahankan hidup. Juga
bagi mereka yang ingin bergerak serta hidup dalam gelombang perubahan yang cepat saat
ini.Penguin raksasa, burung gajah, adalah sebagian dari binatang yang tidak akan pernah
lagi di lihat didunia, saat ini ada 400 species dalam daftar tunggu yang akan segera punah.
Bagaimana dengan manusia? Secara species tidak punah, tetapi institusi mereka yang
punah dan tersingkir!
Beberapa tahun terakhir ini ada beberapa institusi besar yang menghilang dari
peredaran, perusahaan pesawat terbang Fokker telah bangkrut. Dan masih banyak lagi
lainnya. Hal ini disebabkan tingginya kompetisi, meningkatnya permintaan pelanggan,
kontrol lingkungan semakin ketat, permintaan SDM unggul dan perkembangan teknologi
yang sangat cepat. Semua faktor tersebut bergabung menyatu untuk mengancam dan
menantang. Yang mati adalah mereka yang gagal mengatasi, gagal beradaptasi atau gagal
berubah sesuai dengan zamannya.
Globalisasi yang dipicu oleh empat hal (Yudo S, 1996) yaitu pecahnya Soviet dan
negara Balkan yang turut menambah dalam daftar negara mandiri yang mempunyai
“competitive advantage”, integrasi internasional dan regional seperti APEC, MEE, WTO
yang mengupayakan “free trade and investment”, kematangan negara maju yang
menyebabkan banyak negara lain mengalami kelambatan pertumbuhan ekonomi serta
perubahan teknologi dan teknologi informasi. Keempat faktor tersebut berdampak pada
perubahan dalam banyak hal.
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar mengatakan jumlah
pengangguran pada 2014 diprediksi sekitar 7,24 juta orang. "Angkatan kerja baru
diperkirakan bertambah sebanyak 1,72 juta, yakni dari 118,19 juta tahun 2013 menjadi
119,91 juta pada 2014. Angka pengangguran belum pernah mencapai setinggi ini. Kini yang
pasti adalah ketidakpastian, semuanya akan berubah, yang tidak berubah adalah
perubahan itu sendiri. Setiap saat yang dihadapi dan disaksikan oleh penduduk dunia
adalah perubahan.
Dalam kondisi seperti ini sangat diperlukan kemampuan berpikir kreatif untuk dapat
mempertahankan hidup, dan bagi mereka yang bergerak serta hidup dalam gelombang
perubahan yang sangat cepat ini.
2014
2
ETIK UMB
Ayatullah, M. Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Berpikir Kreatif
A. Definisi Berpikir Kreatif
Apakah sebenarnya kegiatan berpikir kreatif itu?
Kata kreatif berasal dari bahasa inggris “create” yang berarti menciptakan, creation
artinya ciptaan. Kemudian kata tersebut diadopsi ke dalam bahasa Indonesia yaitu kreatif,
yang berarti memiliki kemampuan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu yang
baru. Sedangkan proses kreatif disebut kreativitas.
menurut Zimmber dkk(2009), Kreativitas adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide
baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam melihat masalah dan peluang.
menurut Ted Levitt, Kreatif adalah sifat yang selalu mencari hal-hal yang baru.
Menurut versi yang berbeda-beda kreatif adalah sebagai berikut :

Having power to create, requiring intellegence and imagination (Oxford Dictionary)

Having the ability to create, by originality of thought, showing imagination (The
Newcollins International Dictionary)

Kemampuan mental dan berbagai jenis khas manusia yang dapat melahirkan yang
unik, berbeda, orisinal, baru, indah, efisien, tepat sasaran dan tepat guna.

Kelincahan mental dan berpikir “dari dan ke” segala arah, fleksibilitas konseptual.

Dari beberapa definisi berfiir kreatif tersebut ternyata saling melengkapi dan
mempunyai fokus yang sama, yaitu bertemunya antara kecerdasan intelektual
dengan kecerdasan emosional. Adapun istilah yang berdekatan adalah inovasi,
improvisasi, discovery, dll
Pengertian kreativitas itu sendiri dapat ditinjau dari berbagai sudut:
1) Kreativitas sebagai Proses

Kreativitas adalah suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang baru, apakah
suatu gagasan atau suatu objek dalam suatu bentuk atau susunan yang baru.

Proses kreatif sebagai “ munculnya dalam tindakan suatu produk baru yang
tumbuh dari keunikan individu di satu pihak, dan dari kejadian, orang-orang, dan
keadaan hidupnya dilain pihak”. Penekanan pada :
 aspek baru dari produk kreatif yang dihasilkan
 aspek interaksi antara individu dan lingkungannya / kebudayaannya

Kreativitas adalah suatu proses upaya manusia atau bangsa untuk membangun
dirinya dalam berbagai aspek kehidupannya. Tujuan pembangunan diri itu ialah
untuk menikmati kualitas kehidupan yang semakin baik.
2014
3
ETIK UMB
Ayatullah, M. Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Kretaivitas adalah suatu proses yang tercermin dalam kelancaran, kelenturan
(fleksibilitas) dan originalitas dalam berpikir.

Guilford (1986) menekankan perbedaan berpikir divergen (disebut juga berpikir
kreatif) dan berpikir konvergen. Berpikir Divergen : bentuk pemikiran terbuka,
yang menjajagi macam-macam kemungkinan jawaban terhadap suatu persoalan/
masalah. Berpikir Konvergen:
sebaliknya berfokus pada tercapainya satu
jawaban yang paling tepat terhadap suatu persoalan atau masalah. Dalam
pendidikan formal pada umumnya menekankan berpikir konvergen dan kurang
memikirkan berpikir divergen.

Torrance (1979) menekankan adanya ketekunan, keuletan, kerja keras, jadi
jangan tergantung timbulnya inspirasi.
2) Kreativitas sebagai Produk
 Kreativitas sebagai kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang baru.
 Kecuali unsur baru, juga terkandung peran faktor lingkungan dan waktu (masa).
Produk baru dapat disebut karya kreatif jika mendapatkan pengakuan
(penghargaan) oleh masyarakat pada waktu tertentu (Stein, 1963). Namun
menurut ahli lain pertama-tama bukan suatu karya kreatif bermakna bagi umum,
tetapi terutama bagi si pencipta sendiri.
 Kreativitas atau daya kreasi itu dalam masyarakat yang progresif dihargai
sedemikian tingginya dan dianggap begitu penting sehinnga untuk memupuk dan
mengembangkannya dibentuk laboratorium atau bengkel-bengkel khusus tang
tersedia tempat, waktu dan fasilitas yang diperlukan (Selo Sumardjan 1983).
3) Kreativitas ditinjau dari segi Pribadi
 Kreativitas merupakan ungkapan unik dari seluruh pribadi sebagai hasil interaksi
individu, perasaan, sikap dan perilakunya.
 Kreativitas mulai dengan kemampuan individu untuk menciptakan sesuatu yang
baru. Biasanya seorang individu yang kreatif memiliki sifat yang mandiri. Ia tidak
merasa terikat pada nilai-nilai dan norma-norma umum yang berlaku dalam
bidang keahliannya. Ia memiliki system nilai dan system apresiasi hidup sendiri
yang mungkin tidak sama yang dianut oleh masyarakat ramai.
Dengan perkataan lain:
 “Kreativitas merupakan sifat pribadi seorang individu (dan bukan merupakan sifat
sosial yang dihayati oleh masyarakat) yang tercermin dari kemampuannya untuk
menciptakan sesuatu yang baru (Selo Soemardjan 1983)
2014
4
ETIK UMB
Ayatullah, M. Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
B. Membangun Sikap Kreatif
Kreativitas bukanlah monopoli hak orang genius saja. Ternyata IQ tidak menjadikan
jaminan terhadap orang yang mempunyai kemampuan berpikir secara praktis, cekatan,
orisinil dan kreatif. Sikap kreatif harus didukung oleh kecerdasan emosional - EQ. Adapun
segi-segi mental orang kreatif adalah (J Chandra, 1994) :
 Hasrat, untuk mengubah hal-hal disekelilingnya menjadi lebih baik.
 Kepekaan, bersikap terbuka dan tanggap terhadap segala sesuatu.
 Minat, untuk menggali lebih dalam dari yang tampak dipermukaan.
 Rasa ingin tahu, semangat yang tak pernah mandeg untuk mempertanyakan.
 Mendalam dalam berpikir, sikap yang mengarahkan untuk pemahaman yang dalam
pula.
 Konsentrasi, mampu menekuni suatu permasalahan hingga menguasai seluruh
bagiannya.
 Siap mencoba dan melaksanakan, bersedia mencurahkan waktu dan tenaga untuk
mencari dan mengembangkan.
 Kesabaran, untuk memecahkan permasalahan dalam detailnya.
 Optimisme, memadukan antusiasme (kegairahan).
 Mampu bekerja sama, sanggup berpikir secara produktif bersama orang lain.
Ciri-ciri Kepribadian Kreatif
Ada beberapa ciri pribadi yang kreatif, diantaranya :
1. Pribadi kreatif mempunyai kekuatan energi fisik yang memungkinkan mereka
dapat bekerja berjam-jam dengan konsentrasi penuh, tetapi mereka juga bisa
tenang dan rileks, tergantung situasinya.
2. Pribadi kreatif cerdas dan cerdik tetapi pada saat yang sama mereka juga naïf.
Mereka nampak memilliki kebijaksanaan (wisdom) tetapi kelihatan seperti anakanak. Insight mendalam nampak bersamaan dalam kematangan emosional dan
mental. Mampu berpikir konvergen sekaligus divergen.
3. Ciri paradoksal ketiga berkaitan dengan kombinasi sikap bermain dan disiplin.
4. Pribadi kreatif dapat berselang-seling antara imajinasi dan fantasi, namun tetap
bertumpu pada realitas. Keduanya diperlukan untuk dapat melepaskan diri dari
kekinian tanpa kehilangan sentuhan masa lalu.
5. Pribadi kreatif menunjukkan kecenderungan baik introversi maupun ekstroversi.
6. Orang kreatif dapat bersikap rendah diri dan bangga akan karyanya pada saat
yang sama.
2014
5
ETIK UMB
Ayatullah, M. Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
7. Orang kreatif cenderung mandiri bahkan suka menentang (passionate) bila
menyangkut karya mereka, tetapi juga sangat obyektif dalam penilaian karya
mereka.
C. Bagaimana Agar Kreatif
Setiap orang memiliki potensi kreatif dalam derajat yang berbeda-beda dan dalam
bidang yang berbeda-beda. Potensi ini perlu dipupuk sejak dini agar dapat diwujudkan.
Untuk itu diperlukan kekuatan-kekuatan pendorong, baik dari luar (lingkungan) maupun dari
dalam individu sendiri.
Perlu diciptakan kondisi lingkungan yang dapat memupuk daya kreatif individu,
dalam hal ini mencakup baik dari lingkungan dalam arti sempit (keluarga, sekolah) maupun
dalam arti kata luas (masyarakat, kebudayaan). Timbul dan tumbuhnya kreativitas dan
selanjutnya berkembangnya suatu kresi yang diciptakan oleh seseorang individu tidak dapat
luput dari pengaruh kebudayaan serta pengaruh masyarakat tempat individu itu hidup dan
bekerja (Selo Soemardjan 1983)
Tetapi ini tidak cukup, masyarakat dapat manyediakan berbagai kemudahan, sarana
dan prasarana untuk menumbuhkan daya cipta anggotanya, tetapi akhirnya semua kembali
pada bagaimana individu itu sendiri, sejauh mana ia merasakan kebutuhan dan d orongan
untuk bersibuk diri secara kretif, suatu pengikatan untuk melibatkan diri dalam suatu
kegiatan lreatif, yang m,ungkin memerlukan waktu lama. Hal ini menyangkut motivasi
internal.
Kreativitas agar dapat terwujud diperlukan dorongan dari individu (motivasi intrinsik)
maupun dorongan dari lingkungan (motivasi ekstrinsik)
a) Motivasi Intrinsik dari Kreativitas
Setiap individu memiliki kecenderungan atau dorongan mewujudkan
potensinya, mewujudkan dirinya, dorongan berkembang menjadi matang, dorongan
mengungkapkan dan mengaktifkan semua kapasitasnya.
Dorongan ini merupakan motivasi primer untuk kreativitas ketika individu
membentuk hubungan-hubungan baru denganlingkungannya dalam upaya manjadi
dirinya sepenuhnya. (Rogers dan Vernon 1982)
b) Kondisi eksternal yang mendorong perilaku kreatif
Kreativitas memang tidak dapat dipaksakan, tetapi harus dimungkinkan untuk
tumbuh, bibit unggul memerlukan kondisi yang memupuk dan memungkinkan bibit itu
mengembangkan sendiri potensinya.
Bagaimana cara menciptakan lingkungan eksternal yang dapat memupuk
dorongan dalam diri anak (internal) untuk mengembangkan kreativitasnya?
2014
6
ETIK UMB
Ayatullah, M. Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Menurut pengalaman Carl Rogers dalam psikoterapi adalah dengan menciptakan
kondisi keamanan dan kebebasan psikologis.
a. Keamanan psikologis
Ini dapat terbentuk dengan 3 proses yang saling berhubungan:
1. Menerima
individu
sebagaimana
adanya
dengan
segala
kelabihan
dan
keterbatasannya.
2. Mengusahakan suasana yang didalamnya evaluasi eksternal tidak ada / tidak
mengandung efek mengancam. Evaluasi selalu mengandung efek mengancam yang
menimbulkan kebutuhan akan pertahanan ego.
3. Memberikan pengertian secara empatis. Dapat menghayati perasaan-perasaan
anak, pemikiran-pemikirannya, dapat melihat dari sudut pandang anak dan dapat
menenrimanya, dapat memberikan rasa aman.
b. Kebebasan psikologis
Setiap
orang
pada
dasarnya
memiliki
potensi
kreatif
dan
kemampuan
mengungkapkan dirinya secara kreatif dalam bidang dan kadar yang berbeda – beda.
Yang penting dalam prosesnya bahwa bakat kreatif dapat dan perlu ditingkatkan dan
dikembangkan. Kreativitas tidak saja bergantung kepada potensi bawaan yang khusus,
tetapi juga pada perbedasan mekanisme mental yang menjadi sasaran untuk
mengungkapkan sifat bawaan. Mekanisme bawaan ini dihasilkan oleh suatu tipe adaptasi
awal.
D. Jalan Menjadi Kreatif
Ada 4 (empat) hal agar kita dapat menjadi kreatif, diantaranya :
1) Pribadi,
Kreativitas adalah ungkapan keunikan individu dalam interaksi dengan lingkungan.
Dari pribadi yang unik inilah diharapkan timbul ide – ide baru dan produk – produk
yang inovatif.
2) Pendorong,
Untuk mewujudkan bakat kreatif diperlukan dorongan dan dukungan dari lingkungan
(motivasi eksternal) yang berupa apresiasi, dukungan, pemberian penghargaan,
pujian, insentif, dan dorongan dari dalam diri sendiri (motivasi internal) untuk
menghasilkan sesuatu. Bakat kreatif dapat berkembang dalam lingkungan yang
mendukung, tetapi dapat pula dihambat dalam lingkungan yang tidak mendukung.
3) Proses,
2014
7
ETIK UMB
Ayatullah, M. Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Untuk mengembangkan kreativitas, seseorang perlu diberi kesempatan untuk bersibuk
secara aktif. Dalam hal di institusi pendidikan, pendidik hendaknya dapat merangsang
siswa untuk melibatkan dirinya dalam berbagai kegiatan kreatif. Untuk itu yang penting
adalah memberi kebebasan kepada siswa untuk mengekspresikan dirinya secara
kreatif. Pertama – tama yang perlu adalah proses bersibuk diri secara kreatif tanpa
perlu selalu atau terlalu cepat menuntut dihasilkan produk kreatif yang bermakna.
4) Produk,
Kondisi yang memungkinkan seseorang menciptakan produk kreatif yang bermakna
adalah kondisi pribadi dan lingkungan yaitu sejauh mana keduanya mendorong
seseorang untuk melibatkan dirinya dalam proses (Kesibukan , kegiatan) kreatif.
Dalam hal di institusi pendidikan, yang tidak boleh dilupakan adalah bahwa pendidik
menghargai produk kreativitas anak dan mengkomunikasikannya kepada yang lain,
misalnya dengan mempertunjukkan atau memamerkan hasil karya anak. Ini akan lebih
menggugah minat anak untuk berkreasi.
E. Ciri-ciri Orang Berpikir Kreatif
Ciri-ciri orang berpikir kreatif, diantaranya memiliki :
1. Kelincahan mental (mental agility)
adalah kemampuan untuk bermain-main dengan ide-ide, gagasan-gagasan, konsep,
lambang-lambang, kata-kata, angka angka, dan khususnya melihat hubunganhubungan yang tak biasa antara ide-ide, gagasan gagasan dan sebagainya.
2. Berpikir dari segala arah (convergent thinking)
adalah kemampuan untuk melihat masalah atau perkara dari berbagai arah, segi dan
mengumpulkan berbagai fakta yang penting dan mengarahkan fakta pada masalah
atau perkara yang dihadapi. Dengan cara demikian ada kemungkinan besar bahwa
dihasilkan pemecahan yang tepat mengenai masalah atau perkara tersebut
3. Berpikir ke segala arah (divergent thinking)
adalah kemampuan untuk berpikir dari satu ide, gagasan, menyebar ke segala arah,
segi. Daripada langsung sibuk mencari jawaban yang benar, berpikir ke segala arah,
mendorong seseorang untuk mencari berbagai jawaban yang berbeda, yang
memungkinkan.
4. Fleksibilitas konseptual (conceptual flexibility)
adalah kemampuan untuk secara spontan mengganti cara memandang, pendekatan,
kerja yang tak jalan.
2014
8
ETIK UMB
Ayatullah, M. Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
5. Orisinalitas (originality)
adalah kemampuan untuk menelorkan ide, gagasan, pemecahan, cara kerja yang
tidak lazim (meski tak selalu baik), yang jarang, bahkan ”mengejutkan”. Dalam diri
seseorang sebetulnya terpendam sifat nakal kanak-kanak. Sifat itu dapat melahirkan
kreativitas yang luar biasa.
6. Lebih menyukai kompleksitas daripada simplisitas.
Dari penyelidikan diketemukan bahwa pada umumnya, orang-orang kreatif lebih
menyukai kerumitan daripada kemudahan, memilih tantangan dari keamanan,
cenderung pada yang banyak tali-temalinya (complexity) daripada sesuatu yang
sederhana (simplicity). Akibatnya orang-orang kreatif dapat bertemu dengan
gagasan-gagasan aneh, tali-temali antar perkara yang mengejutkan, dan hal-hal
baru daripada orang-orang yang puas dengan yang mudah, aman dan sederhana.
7. Kecakapan dalam banyak hal.
Para manusia kreatif pada umumnya mempunyai banyak minat dan kecakapan
dalam berbagai bidang (multiple skills).
2014
9
ETIK UMB
Ayatullah, M. Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kesimpulan
Era globalisasi oleh perguruan tinggi harus disikapi sebagai tantangan yang akan
menjadi peluang dengan mencetak lulusan yang unggul secara intelektual, kompeten
dibidangnya dan menguasai iptek, dan anggun secara moral. Salah satu ciri lulusan terbaik,
harus dapat memiliki sikap kreatif atau dapat berpikir kreatif.
Kreativitas adalah merupakan suatu proses untuk menghasilkan yang baru, apakah
itu berupa gagasan atau benda dalam bentuk atau rangkaian yang menghasilkan.Banyak
faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kreativitas pada seorang individu seperti
dorongan, sarana, lingkungan yang merangsang, kesemapatan, dan waktu. Kreativitas perlu
dikembangan, banyak yang perlu diperhatikan dalam pengembangan kreativitas.
Apa pun profesi Anda, kreatif itu sangat penting. Hidup ini dinamis, selalu berubah.
Mungkin apa yang miliki hari ini berguna, bisa saja besok menjadi usang akibat perubahan
tersebut. Oleh karena itu Anda perlu ide baru.
Sementara, perubahan terjadi pada segala aspek kehidupan. Kehidupan sosial,
bisnis, ekonomi, pekerjaan, dan sebagainya selalu berubah. Oleh karena itu, Anda dituntut
untuk tetap mampu menghasilkan ide-ide baru agar Anda bisa mengikuti perubahan.
2014
10
ETIK UMB
Ayatullah, M. Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
1. James, J. 1996. Thinking in the Future Tense. Simon & Schuster. Inc
2. Paul Stoltz. 2000. Adversity Quotient Mengubah Hambatan Jadi Peluang. Jakarta:
PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
3. Ubaedy, An. 2008. Kedahsyatan Berpikir Positif. Depok: PT Visi Gagas Komunika.
4. Sudarsono, Nia Rizky. 2012. Great Teachers (belajar pada alam, binatang, dan
penyakit). Bantul: IN AzNa Books
5. http://www.antaranews.com
2014
11
ETIK UMB
Ayatullah, M. Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download