MODUL PERKULIAHAN - 4 ETIK UMB Berpikir Positif Fakultas Program Studi Tatap Muka 04 Abstract Kode MK Disusun Oleh Gunawan Wibisono SH, M.Si. Kompetensi Pada akhir pokok bahasan ini 1. Pentingnya berpikir positif mahasiswa diharapkan mampu 2. Mengukur kemampuan berpikir berkomunikasi, menganalisa, disiplin, positif bekerja dalam tim, percaya diri, 3. Sikap berpikir positif dalam mengenal potensi diri dan mampu kehidupan sehari-hari. mengembangkan diri menjadi pribadi yang unggul, berperilaku dan bersikap professional. Dalam bab ini akan dipelajari BERPIKIR POSITIF Pembahasan Manusia adalah makhluk yang berpikir. Kemampuan manusia dalam berpikirlah yang membedakan manusia dengan ciptaan Tuhan lainnya. Segala hal, temuan, dan peristiwa yang terjadi di dunia adalah perbuatan manusia dan merupakan hasil pemikirian manusia, baik yang sifatnya positif maupun negatif. Pikiran merupakan aktivitas mental dan intelektual yang melibatkan kesadaran penggunaannya. Dengan pikiran, manusia bisa menimbang, mengingat, memutuskan, hingga menciptakan sesuatu. Pikiran juga merupakan suatu potensi. Melalui pikiran, manusia melakukan sesuatu dengan cara mendayagunakan apa yang dimilikinya untuk memperoleh apa yang diyakini alam pikirannya tersebut. Pikiran manusia juga menjadi kekuatan untuk mempertahankan keberadaannya dan memperjuangkan cita-cita dan keinginannya. Begitu besar pengaruh pikiran bagi manusia. Melalui pikiran sesuatu menjadi ada atau tidak pernah ada. Pemikiran yang terus ditanamkan dalam diri seseorang, dipupuk dari hari ke hari akan menentukan kehidupan orang tersebut. Jika kita ingin memiliki kehidupan yang baik, yang menyenangkan, tentu diperlukan pikiran-pikiran yang sifatnya positif. 1. Pikiran dan Perasaan Menurut Sofian (2011) pikiran berasal dari sebuah informasi. Informasi tersebut melahirkan gagasan. Berbagai informasi yang kita terima, baik melalui lisan, tulisan, gambar, dari orang lain, dari buku, surat kabar, televisi dan lain sebagainya akan melahirkan ide. Jika ide tersebut dirasakan menarik, maka akan mendapat perhatian, kemudia dipikirkan, dan menjadi pemikiran. Semakin banyak informasi yang didapatkan, dan semakin banyak yang menarik, akan semakin banyak pemikiran yang tercetus di benak orang tersebut. Pikiran tersebut akan disimpan dalam memori akal dan dikotak-kotakkan berdasarkan kategori yang sama. Ada pikiran kebagiaan, kesedihan, ketenangan, kepanikan, juga pikiran positif, maupun negatif. Bila kita berpikir makan yang kita gunakan adalah organ intelektual kita (otak) atau disebut domain/wilayah intelektual. Perasaan menggunakan domain emosional. ‘13 2 Etik UMB Gunawan Wibisono, SH, M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Artinya orang mengkaitkannya dengan organ hati/jantung. Bagi yang sudah terlatih menggunakan domain emosional dan sudah menguasainya maka dia menjadi orang yang penuh belas kasih. Dalam kehidupan, orang yang berperasaan positif, akan cenderung lebih peka dan mudah simpati terhadap orang lain. Dia mencoba apa yang dirasakan orang lain. Maka muncullah komitmen. Jadi bial Anda mau menjadi orang yang berkomitmen, latihlah terus bagaimana menjadi orang yang selalu berperasaan positif. Belas kasih, iklas, perhatian, ramah, altruis/sosial, sabar, adalah beberapa contoh bagaimana perasaan positif mendominasi kita. Orang yang berhati ikhlas dan penuh syukur, ciri orang berperasaan positif (Edymartin, 2007). Pikiran manusia terbagi dua: positif (baik) dan negatif (buruk). Kedua jenis pikiran tersebut akan mempengaruhi perasaan dan juga tindakan yang dilakukan pemilik pikiran tersebut. Pikiran manusia seperti halnya sebuah tempayan. Jika diisi air bening, akan tersimpan air yang bening. Jika diisi air yang berlumpur, akan tersimpan air yang keruh. Oleh karena itu penting bagi kita untuk menjaga pikiran kita dari hal-hal yang negatif, karena dari pikiran negatif dihasilkan perasaan negatif dan selanjutnya dapat dihasilkan tindakan yang negatif. Tindakan negatif yang berulang akan menjadi rutinitas negatif, dan berujung pada kehidupan negatif, yang tentunya bukan menjadi tujuan hidup. 2. Pikiran Negatif El-Bahdal (2010) mengartikan pikiran negatif sebagai sekumpulan pikiran salah yang menghambat langkah menuju kondisi yang lebih baik dan membuat perilaku yang tidak terarah. Pikiran negatif akan membuat pemiliknya menjadi manusia yan tidak mampu karena merasa lemah. Beberapa contoh pikiran negatif adalah iri, berburuk sangka, pesimis, gelisah, frustas, kesepian, merasa tidak berharga, dan mudah menyerah. Pikiran negatif akan mengantarkan manusia pada perasaan negatif dan juga tindakan negatif. Dikarenakan tindakan negatif akan menghambat langkah menuju cita-cita dan kehidupan yang bahagia, maka pikiran negatif perlu dikelola atau dikendalikan. 2.1. Penyebab Pikiran Negatif Pikiran negatif tidak datang begitu saja. Pikiran ini bisa merupakan akumulasi dari semua hal yang pernah dilakukan di masa lalu, atau pengaruh dari lingkungan eksternal yang dekat dan intens. ‘13 3 Etik UMB Gunawan Wibisono, SH, M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Beberapa penyebab pikiran negatif (Sofian, 2011) adalah: - Riwayat masa lalu Cara Anda dibesarkan merupakan hal yang paling mempengaruhi cara berpikir Anda. - Keinginan yang lemah atau bahkan tidak memiliki tujuan yang jelas Saat seseorang sangat menginginkan sesuatu, dia akan berusaha mendapatkannya. Sebelum keinginannya diperoleh, dia akan tetap fokus pada keinginan tersebut dan terus berusaha mendapatkannya. Sebaliknya saat seseorang tidak memiliki tujuan atau keinginan yang jelas, pikirannya akan mudah dimasuki pikiran negatif, merasa tidak berharga, merasa sia-sia dalam hidup. - Rutinitas negatif Banyak orang tidak menyadari rutinitas (negatif) yang mereka lakukan. Rutinitas negatif bisa membawa seseorang pada ketidakpuasan dan ketidakbahagiaan. Misalnya saja seseorang yang melakukan pekerjaan yang sama selama puluhan tahun. Melakukan pekerjaan yang itu-itu saja bisa membuat pekerjaan tersebut menjadi tidak bermakna lagi baginya. Akibatnya dia pun merasa hidupnya tidak bermakna, hambar, dan berakhir pada kekecewaan. Salah satu contoh rutinitas negatif yang paling banyak dilakukan adalah menonton televisi berjam-jam. Rutinitas tersebut muncul akibat rasa malas, pesimis, ragu, atau takut mencoba hal-hal baru, sehingga menonton televisi adalah pilihan yang “aman”. Aman dari kemungkinan kecewa karena melakukan hal baru yang sebelumnya belum pernah Anda lakukan. - Pengaruh internal Banyak orang yang dengan mudah menghakimi diri sendiri dengan pendapatpendapat negatif. Contohnya, wanita yang merasa tidak cantik atau merasakan kekurangan pada hal-hal tertentu. Pikiran dan perasaan tersebut melemahkan kepercayaan diri bahkan bisa membuat mereka mengucilkan diri. Menurut Elfiky (2009) orang yang paling menderita adalah orang yang tidak bisa menerima dirinya sendiri. Sulit menerima diri sendiri memudahkan seseorang untuk berpikiran negatif seperti minder, ragu-ragu, cemas, takut, pesimis, berprasangka buruk, dan mudah mengeluh. ‘13 4 Etik UMB Gunawan Wibisono, SH, M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id - Pengaruh eksternal Orang-orang terdekat, seperti keluarga, sahabat, guru, juga tayangan di televisi, berita di koran, dan informasi di berbagai media merupakan faktor di luar diri yang bisa mempengaruhi pikiran seseorang. Banyak orang yang tidak berani melangkah atau meraih cita-cita karena terlanjur meyakini perkataan pesimis dari orang-orang di sekitar mereka. 2.2. Ciri-ciri orang Berpikiran Negatif Sebagian besar orang tidak menyadari kebiasaan, keyakinan, maupun pikiran negatif yang mereka miliki. Hal ini disebabkan pikiran dan kebiasaan negatif cenderung dikerjakan oleh alam bawah sadar (unconcious mind) sehingga terjadi begitu saja, tanpa disadari. Berikut adalah ciri-ciri orang yang berpikiran negatif sebagaimana diuraikan Sofian (2011) sehingga sebisa mungkin kita mewaspainya, agar tidak mengikutinya juga. - Mudah meyakini hal yang negatif dan melihat sesuatu dari sisi negatif Bayang-bayang negatif, seperti kegagalan di masa lalu, terus menghantui dan menahan untuk melangkah menuju keberhasilan. Itu sebabnya kita perlu hidup di masa sekarang, bukan di masa lalu, juga tidak di masa depan (yang belum terjadi). Masa lalu adalah sejarah, masa depan adalah misteri, hari ini adalah anugerah. - Takut akan perubahan Bagi seseorang yang dipenuhi pikiran negatif, perubahan adalah hal berbahaya yang akan mengeluarkannya dari zona aman (confort zone). Zona aman merupakan wilayah yang menawarkan rutinitas, nyaman, tanpa tantangan, sehingga mereka merasa tidak akan menemui kegagalan yang mereka takuti. - Sering mengeluh dan merasa dirinya paling benar Pribadi seperti ini sering merasa kekurangan bahkan cenderung ingin dikasihani. Menurutnya apa yang terjadi padanya karena takdir atau karena orang-orang tidak berpihak kepadanya sehingga sering menyalahkan orang lain karena dirinya adalah pihak yang benar, pihak yang teraniaya. Bila terbentuk masalah, dia akan fokus pada masalah tersebut bukan fokus mencari solusi. Orang tersebut mudah mencela orang lain, pekerjaan orang lain, bahkan capaian orang lain. ‘13 5 Etik UMB Gunawan Wibisono, SH, M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id - Tidak mudah berinteraksi dan cenderung menyendiri Orang yang berpikiran negatif biasanya memiliki rasa percaya diri yang rendah, merasa diri sendiri yang paling benar, selalu mengeluh, dan mudah mengkritik orang lain dan semua itu merupakan kombinasi yang sempurna untuk menjauhkan diri dari orang lain. Hilangnya interaksi dari orang lain semakin memudahkan pikiran negatif memasuki dirinya karena yang dia tahu hanya dirinya, cara pandangnya, hasil-hasil sebagaimana yang dia hasilkan, padahal belum tentu itu benar dan baik baginya. Tidak jarang beragam penyakit fisik maupun kejiwaan dengan mudah menjangkiti orang-orang yang didominasi pikiran negatif. 3. Pikiran Positif Pikiran positif adalah lawan dari pikiran negatif, sehingga segala hal tentang pikiran positif adalah kebalikan dari pikiran negatif. Pribadi dengan pikiran positif diliputi kebahagiaan, tantangan yang menyenangkan, semangat, dan hal-hal yang luar biasa lainnya. El-Bahdad (2010) mengartikan pikiran positif sebagai potensi yang mendorong pemiliknya untuk berbuat dan bekerja dengan menginvestasikan seluruh kemampuan kemanusiannya. 3.1 Alasan Perlu Berpikir Positif Bila Anda menginginkannya maka Anda akan mendapatkannya. Jika Anda memperjuangkannya, berarti Anda layak mendapatkannya. Cara untuk mendapatkan keinginan-keinginan tersebut adalah dengan berpikir dan berperasaan positif. - Jika Anda ingin bahagia, dengan berpikir positif dan perperasaan bahagia (positif) Anda akan bahagia - Jika Anda ingin sukses, dengan berpikir dan berperasaan sukses (positif) Anda bisa sukses - Jika Anda ingin hidup sejahtera, dengan berpikir dan berperasaan sejahtera (positif) Anda akan hidup sejahtera - ‘13 6 Jika Anda ingin hidup sehat, dengan berpikir sehat (positif) Anda akan sehat Etik UMB Gunawan Wibisono, SH, M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 3.2 Pemicu Pikiran Positif Agar bisa selalu berpikiran positif, jauhilah hal-hal yang negatif. Perlu diingat bahwa hal-hal negatif bukan hanya membicarakan keburukan orang lain, melakukan tindakan yang merugikan orang lain, melainkan juga hal-hal yang melemahkan diri sendiri, yang dapat menghilangkan kepercayaan diri Anda (Sofian, 2011). Agar pikiran positif hadir di setiap waktu Anda, maka: Berbaik sangka Ambil pengaruh Positif Orang Lain Ambil Hikmah dari Peristiwa Tertentu Kesulitan adalah “Guru Terbaik” Membiasakan berpikir positif 3.3. Ciri-ciri Orang Berpikiran Positif Orang-orang sukses minimal memiliki salah satu dari ciri-ciri kepribadian positif (Sofian, 2011) yaitu: - Percaya diri - Memiliki nilai-nilai hidup yang baik dan positif - Fokus pada solusi buka pada masalah - Hidup dengan cita-cita dan pantan menyerah - Mudah bergaul 3.4 Mengembangkan Pikiran Positif Beberapa cara yang dapat dilakukan agar terbiasa berpikir positif adalah (Sofian, 2011): Menerima diri sendiri Meneladani orang-orang yang telah sukses karena pikiran, perasaan, dan tindakan positif mereka ‘13 7 Mengubah cara pandang Melihat dari sudut pandang orang lain Fokus pada tujuan Berbaik sangka Menjauhkan diri dari hal-hal yang mendatangkan pikiran negatif Etik UMB Gunawan Wibisono, SH, M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 3.5 Beliefs Beliefs adalah keyakinan pikiran atau kepercayaan. Misalnya saya percaya bahwa saya adalah anak yang rajin dan pantang menyerah. Beliefs yang saya miliki tersebut membuat saya menjadi selalu bersemangat dalam mengerjakan tugastugas. Semangat tersebut selanjutnya mempengaruhi cara saya memandang tugastugas, dan cara saya mengerjakannya. Keyakinan pikiran (yang positif) tersebut akan mengantarkan Anda pada kesuksesan. --------------------------- ‘13 8 Etik UMB Gunawan Wibisono, SH, M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id