Etika dan Sikap Profesional Sarjana

advertisement
MODUL PERKULIAHAN 1
ETIK UMB
Perkenalan, Diskusi dan
Kesepakatan tentang Kontrak
Perkuliahan, Ruang Lingkup Mata
Kuliah ETIK dan Sikap Profesional
Sarjana
Fakultas
Program Studi
Desain dan Seni
Kreatif
Desain Produk
1
01
Kode MK
Disusun Oleh
A31195EL
Rizky Dwi Pradana, M.Si
Abstract
Kompetensi
Pembahasan Ruang Lingkup Mata
Kuliah Etik dan Sikap Profesional
Sarjana meliputi :
Setelah perkuliahan ini mahasiswa
diharapan dapat memahami dan
menganalisis tentang Etika dan Sikap
Profesional Sarjana.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
2013
Tatap Muka
Pendahuluan
Etika
Etika Profesi
Sikap Profesional
Budaya Kerja UMB
Metode Pembelajaran
ETIK UMB
Rizky Dwi Pradana, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Etika dan Sikap Profesional Sarjana
A.
Pendahuluan
Persaingan untuk mendapatkan pekerjaan sekarang ini sangatlah ketat diakibatkan
banyaknya orang yang melamar pekerjaan ataupun sedikitnya daya tamping pekerja. Adalah
salah satu perguruan tinggi yang ada di Jakarta yang meluluskan mahasiswa lebih kurang
empat ribu orang setiap tahunnya. Sudah tentu lulusan tersebut akan bekerja dan akan
bersaing dengan lulusan itu sendiri ataupun lulusan perguruan tinggi lainnya. Dengan demikian
mahasiswa harus mempersiapkan dirinya untuk bersaing sebelum dan setelah dinyatakan lulus
dalam mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.
Mendidik tenaga professional tentu harus dimulai secara bertahap, memakan waktu
yang panjang, adanya pembekalan yang cukup serta matang dan dibutuhkan sebuah etika
sehingga mampu menjadi pegangan ketika kelak berhadapan dengan dunia realitas. Dalam
konteks etika, khususnya seorang sarjana harus dipupuk dan dikembangkan sejak awal
sehingga mereka menjadi generasi yang mampu mempertahankan keunggulan moralitas dan
akhlak sebagai cerminan dari pelaksanaan etika itu sendiri. Sebab bagaimanapun, seorang
pekerja dikatakan unggul dan professional ketika dia mampu menggabungkan tiga kecerdasan
yakni intelektual, emosional dan spiritual dalam mengarungi kehidupan di dunia kerjanya.
Etik UMB adalah mata kuliah yang membahas tentang pengetahuan-pengetahuan
praktis dalam mengenali sikap individu agar dapat menjadi pribadi yang berkarakter, memiliki
tujuan, tanggap terhadap perubahan, kompetitif, dan pada akhirnya dapat menjadi sumber
daya manusia yang unggul dan bermutu.
Lulusan Perguruan Tinggi harus benar disiapkan oleh Universitas, agar mereka siap
pakai dalam arti siap membhaktikan dirinya kepada nusa dan bangsa. Seperti kita ketahui,
posisi sentral mahasiswa dalam membangun bangsa terletak dari intelektual yang mereka miliki
yang didapat selama kuliah di Perguruan Tinggi.
2013
2
ETIK UMB
Rizky Dwi Pradana, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Apa Kabar Lulusan Sarjana di Indonesia Hari ini ?
Merdeka.com – Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pengembangan (OECD)
menyatakan Indonesia bakal menjadi negara dengan jumlah sarjana muda terbanyak kelima di
masa depan. Setuasi ini bakal terwujud paling lambat pada tahun 2020 mendatang.
Pada 2020, OECD memperkirakan jumlah itu bakal bertambah menjadi 6 persen.
Sehingga, Indonesia sekaligus mengalahkan Inggris, Jerman, dan Spanyol, sebagai negara
penyumbang sarjana muda terbanyak. Bahkan pada masa-masa itu kemungkinan besar jumlah
sarjana terdidik negara ini tiga kali lebih banyak dibanding Prancis.
Selepas Perang Dunia ke-II, kemajuan sebuah negara diukur dari berapa banyak
lulusan Perguruan Tinggi setiap tahun. Jumlah mahasiswa S1-S3 yang terserap di pasar kerja
menentukan perkembangan ekonomi bangsa itu pula.
Amerika Serikat yang selama ini berada di posisi teratas dengan menyumbang 17
persen sarjana muda ke pasar dunia, kini kalah jauh dibanding China, dan jatuh ke urutan tiga
daftar berisi prediksi ini. Tren negatif itu diikuti universitas-universitas Eropa yang tidak lagi
banyak menghasilkan Sarjana.
2013
3
ETIK UMB
Rizky Dwi Pradana, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Negeri Tirai Bambu sekarang hingga 12 tahun lagi digadang-gadang tetap nomor satu
dalam urusan menyumbang jumlah sarjana ke pasar dunia. Perkembangan pengetahuan ramai,
bergeser ke Asia sebab setelah China, berturut-turut menguntit India di urutan kedua, Rusia
posisi keempat, lalu Indonesia.
Meski demikian, penyerapan Sarjana Indonesia ke dunia kerja masih terhitung lambat,
di beberapa bidang populer seperti IT tidak sampai 10 persen pertahun. OECD menganggap
kuantitas lulusan perguruan tinggi tetap menguntungkan sebuah negara. Karena Sarjana
adalah tenaga terdidik yang bisa menciptakan lapangan kerja.
B.
ETIKA
Etika adalah salah satu cabang dari Ilmu Filsafat yang bertitik tolak dari masalah nilai
(value) dan moral manusia yang berkenaan dengan tindakan manusia. Secara etimologis, kata
etika berasal dari bahasa Yunani, yakni ethos yang artinya cara bertindak, adat, tempat tinggal,
kebiasaan. Sedangkan kata moral berasal dari bahasa Latin, yakni mos yang berarti sama
dengan etika. Istilah etika dipakai oleh Aristoteles (384 – 322 SM) untuk menunjukkan
pengertian tentang filsafat moral.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1993), etika adalah ilmu mengenai apa
yang baik dan buruk dan tentang hak dan kewajiban (ahlak). Sementara Martin (1993),
mendefinisikan etika sebagai “the discpline which can act as the performance index or
reference for our control system”. Dengan demikian, etika akan memberikan semacam batasan
atau standar yang akan mengatur pergaulan manusia di dalam kelompok sosialnya. Dalam
pengertian lainnya, Drs. O.P. SIMORANGKIR mengartikan etika atau etik sebagai pandangan
manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik. Sedangkan Drs. H. Burhanudin
Salam mendefinisikan etika sebagai cabang filsafat yang berbicara mengenai nilaidan norma
moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya.
Secara filosofis, etika merupakan bagian dari ilmu filsafat yang mempelajari berbagai
nilai (value) yang diarahkan pada perbuatan manusia, khususnya yang berkaitan dengan
kebaikan dan keburukan dari hasil tindakannya. Dalam berbuat baik, manusia memerlukan
pertimbangan yang bersifat rasional. Pertimbangan rasional artinya mempertimbangkan
berbagai kemungkinan untuk berbuat baik atau melakukan tindakan secara jernih, tanpa
dilandasi dengan sikap emosional yang berlebihan. Mempelajari etika harus dilandasi dengan
pendekatan rasional dan kritis, agar etika itu dapat diterapkan pada tindakan keseharian
seseorang.
2013
4
ETIK UMB
Rizky Dwi Pradana, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Etika sebagai filsafat moral berarti melakukan perenungan secara mendalam mengenai
berbagai ajaran moral (kebaikan) secara kritis. Namun harus dibedakan antara etika dan moral.
Etika mempelajari berbagai ajaran moral secara kritis dan logis. Sedangkan moral adalah
nasihat-nasihat
yang
berupa
ajaran-ajaran
pada
adat
istiadat
suatu
masyarakat/golongan/agama. Moral bersifat aplikatif mengenai tindakan manusia yang baik dan
buruk.
Pokok bahasan yang sangat khusus pada etika adalah sikap kritis manusia dalam
menerapkan ajaran-ajaran moral terhadap perilaku manusia yang bertanggung jawab. Ajaranajaran tersebut sangat menentukan bagaimana moral manusia itu “dibina” baik melalui
pendidikan formal maupun non formal.
C.
ETIKA PROFESI
a)
Pengertian Etika Profesi
Etika profesi adalah etika yang berkaitan dengan profesi manusia atau etika yang
diterapkan dalam dunia kerja manusia. Di dalam dunia kerjanya, manusia membutuhkan
pegangan, berbagai pertimbangan moral dan sikap yang bijak. Secara khusus, etika
profesi membahas masalah etis yang berkaitan dengan profesi tertentu. Misalnya, etika
dokter (kedokteran), etika pustakawan (perpustakaan), etika humas (kehumasan), dll.
Etika profesi (dalam jurnal Qohar, 2012) adalah kesanggupan untuk secara seksama
berupaya memenuhi kebutuhan pelayanan professional dengan kesungguhan, kecermatan dan
keseksamaan mengupayakan pengerahan keahlian dan kemahiran berkeilmuan dalam rangka
pelaksanaan kewajiban masyarakat sebagai keseluruhan terhadap para warga masyarakat
yang membutuhkannya, yang bermuatan empat kaidah pokok.
Profesi berasal dari bahasa Latin: professues yang berarti suatu kegiatan manusia atau
pekerjaan manusia yang dikaitkan dengan sumpah suci. Pengertian lain mengartikan sebagai
perbuatan seseorang yang dilakukan untuk memperoleh nilai komersial. Ada pula yang
mengartikan etika profesi sebagai komunitas moral yaitu adanya cita-cita dan nilai bersama
yang dimiliki seseorang ketika ia berada dan bersama-sama dengan teman sejawat dalam
dunia kerjanya.
Secara leksikal, perkataan profesi itu ternyata mengandung berbagai makna dan
pengertian. Pertama, profesi itu menunjukkan dan mengungkapkan suatu kepercayaan (to
profess means to trust), bahkan suatu keyakinan (to belief in) atas sesuatu kebenaran (ajaran
2013
5
ETIK UMB
Rizky Dwi Pradana, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
agama) atau kredibilitas seseorang (Hornby, 1962). Kedua, profesi itu dapat pula menunjukkan
dan mengungkapkan suatu pekerjaan atau urusan tertentu (a particular business)
Seorang profesional dituntut memiliki keahlian yang diperolehnya secara formal melalui
pendidikan tinggi. Perolehan keahlian secara formal sangat penting ketika seorang profesional
bersumpah atas dasar profesi tertentu, seperti dokter, pengacara, dll. Dengan profesinya
tersebut, seorang profesional berhadapan dengan pemakai jasanya. Sehingga ia mendapatkan
kompensasi atau pembayaran atas jasa yang diberikannya. Hubungan antara pemberi jasa
(profesional) dan penerima jasa terkait dengan kontrak atau perjanjian yang disepakati
bersama. Dalam hubungan ini terdapat beberapa aspek moral dan pertimbangan-pertimbangan
etis yang menjadi dasar menjaga kepercayaan diantara keduanya.
Segala bentuk pelayanan harus mempunyai aspek pro bono publico (segala bentuk
pelayanan untuk kebaikan umum). Untuk kebaikan umum mempunyai aspek ganda, yakni:
•
Aspek pro lucro, yaitu demi keuntungan maka pelayanan itu diberikan kepada klien
(komersial).
•
Aspek pro bono, yaitu demi kebaikan si klien maka pelayanan diberikan si
profesional tidak semata-mata karena pembayaran. Aspek ini memunculkan profesi
luhur seperti tenaga medis, tenaga pengajar, rohaniwan, dll.
Etika profesi berhubungan erat dengan kode etik profesi. Kode etik profesi merupakan
akibat hadirnya etika profesi. Kode etik profesi merupakan aturan atau norma yang
diberlakukan pada profesi tertentu. Didalam norma tersebut terdapat beberapa persyaratan
yang bersifat etis dan harus ditaati oleh pemilik profesi.
Misalnya kode etik dokter, kode etik pustakawan, dll. Kode etik tertua dimunculkan oleh
Hippocrates, bapak Ilmu Kedokteran di abad ke-5 SM yang terkenal dengan “Sumpah
Hippocrates”. Refleksi muncul pada kode etik profesi, dan itu berarti kode etik profesi dapat
diubah atau diperbaharui sesuai dengan perkembangan yang ada. Perubahan kode etik tidak
mengurangi nilai etis atau nilai moral yang telah ada, tetapi justru memberi nilai tambah bagi
kode etik profesi itu sendiri. Pelanggaran terhadap kode etik akan mendapat sanksi dari
kelompoknya. Tujuan sanksi adalah untuk menyadarkan betapa pentingnya tanggung jawab
moral ditegakkan di dalam dunia kerjanya.
b)
Etika Profesi sebagai Ilmu Praktis dan Ilmu Terapan
Etika profesi sebagai ilmu praktis memiliki sifat mementingkan tujuan perbuatan dan
kegunaan nya, baik kegunaan secara pragmatis maupun secara utilitaristis dan deontologis.
2013
6
ETIK UMB
Rizky Dwi Pradana, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Secara pragmatis, berarti melihat kegunaan itu memiliki makna bagi seorang profesional
melalui tindakan yang positif berupa pelayanan kepada klien. Secara utilitaristis akan sangat
bermanfaat bila menghasilkan perbuatan yang baik.
Contoh: Seorang arsitek mendapatkan kebahagiaan apabila desainnya dipakai oleh klien dan
memberikan kepuasan pada klien tersebut juga orang sekitarnya atas desain rumahnya.
Sedangkan secara deontologis, kegunaan itu akan dinilai baik bila disertai kehendak
yang baik. Kegunaan ini tidak hanya memiliki unsur kehendak tetapi juga kewajiban yang telah
menjadi tanggung jawabnya.
Contoh: Pelayanan Rumah Sakit X akan dinilai baik dan berguna bagi masyarakat umum, bila
para tenaga medisnya memiliki kehendak baik dalam bertugas.
c)
Metode atau Pendekatan Etika Profesi
Dalam mempelajari etika profesi, metode yang dipakai adalah metode kritis refleksif,
dialogis. Metode ini dipakai oleh seorang profesional dalam menilai perilaku kerja terhadap
bidang pekerjaan tertentu. Orang perlu merenungkan secara kritis dan mendialogkan apa yang
telah dikerjakannya baik saat itu maupun yang akan datang. Metode ini bertujuan agar seorang
profesional dapat bekerja dengan sebaik mungkin sehingga tercapai tujuan yang diinginkan.
d)
Peran Etika Profesi dalam Ilmu-ilmu Lainnya
Etika profesi dapat diberlakukan pada :
1) Individu-individu yang memiliki kewajiban-kewajiban tertentu seperti dokter kepada
pasiennya.
2) Kelompok-kelompok tertentu yang memiliki profesi tertentu seperti asosiasi jurnalis
kepada masyarakat pembacanya.
Peran etika profesi adalah :
1)
Sebagai “kompas” moral atau penunjuk jalan bagi profesional berdasarkan nilai-nilai
etisnya, hati nurani, kebebasan-tanggung jawab, kejujuran, kepercayaan, hakkewajiban dalam bentuk pelayanan kepada klien.
2)
Sebagai “penjamin” kepercayaan masyarakat (klien) terhadap pelayanan yang
diberikan oleh si profesional.
2013
7
ETIK UMB
Rizky Dwi Pradana, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
D.
Sikap Profesional
Dalam dunia kerja, kita dituntut untuk menjadi profesional yang kompeten. Artinya, kita
tidak hanya dituntut untuk memiliki kecerdasan dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas
dan pekerjaan, tetapi juga dituntut untuk memiliki sikap, perilaku, dan pembawaan diri yang
baik, sehingga semua hal ini menjadi “nilai tambah” bagi kita.
Selain itu, good attitude yang disertai dengan ketulusan juga akan meningkatkan
kredibilitas diri. Jelaskah bahwa sikap yang senantiasa positif sudah menjadi tuntutan dalam
dunia kerja.
Setiap profesional perlu memiliki etika profesi dan etos kerja dalam setiap
melaksanakan kegiatan atau pekerjaan. Etos kerja merupakan keyakinan yang berfungsi
sebagai panduan tingkah laku bagi seseorang, sekelompok orang, atau sebuah institusi.
Etika, etos kerja, dan sikap profesional, merupakan satu rangkaian yang tidak bisa
dipisahkan satu sama lain dalam melaksanakan kegiatan di berbagai bidang.
E.
Budaya Kerja UMB
Budaya Kerja adalah suatu falsafah dengan didasari pandangan hidup sebagai
nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan juga pendorong yang dibudayakan dalam
suatu kelompok yang tercermin dalam sikap menjadi perilaku, cita-cita, pendapat,
pandangan serta tindakan yang terwujud sebagai kerja.
Setidaknya budaya kerja UMB dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Disiplin, jujur, tanggung jawab;
2. Kreatif;
3. Ramah Lingkungan;
4. Sadar Nilai Lokal.
Sementara itu, Tujuan atau Manfaat Budaya Kerja ialah, Budaya kerja yang
memiliki tujuan untuk mengubah sikap dan perilaku Sumber Daya Manusia (SDM) yang
ada agar dapat meningkatkan produktivitas kerja untuk menghadapi tantangan di masa
yang akan datang.
2013
8
ETIK UMB
Rizky Dwi Pradana, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
F.
2013
Metode Pembelajaran
9
ETIK UMB
Rizky Dwi Pradana, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
1. Artiningrum, Kurniasih; Nugroho, 2012, Etika Perilaku Profesional Sarjana, Graha Ilmu,
Yogayakarta
2. Srijanti, Purwanto, Artiningrum, 2007, Etika Membangun Sikap Profesionalisme Sarjana,
Graha Ilmu, Yogyakarta
3. Isnanto, Rizal, 2009, Buku Ajar Etika Profesi, Universitas Diponegoro, Semarang.
4. Qohari, Adnan, 2012, Jurnal Pengertian Etika dan Profesi Hukum
5. Sutarsih, Cicih, 2012, Etika Profesi, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian
Agama RI, Jakarta.
6. Okezone.com, 2016, 7,5 Juta Pengangguran Banyak Bertitel Sarjana.
7. Merdeka.com, 2016, Sarjana Indonesia Terbanyak Kelima di Dunia.
2013
10
ETIK UMB
Rizky Dwi Pradana, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download