MODUL PERKULIAHAN PSIKOLOGI KOMUNIKASI PROSES KOMUNIKASI KELOMPOK Modul Standar untuk digunakan dalam Perkuliahan di Universitas Mercu Buana Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh FIKOM Hubungan Masyarakat 06 (OL) A21423EL Oni.Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom Abstract Kompetensi Modul ini membahas tentang Proses Komunikasi Kelompok Diharapkan mahasiswa mengerti tentang Proses Komunikasi Kelompok dan mampu mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari MODUL 6 PROSES KOMUNIKASI KELOMPOK PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia di dunia ini memerlukan adanya komunikasi antara satu dengan yang lain. Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk sosial yang berarti memerlukan orang lain. Dengan demikian, secara tidak langsung satu dengan yang lainnya harus melakukan suatu komunikasi, baik verbal maupun non verbal. Suatu komunikasi tersebut tidak akan terjadi dengan baik jika didalamnya terdapat hambatan-hambatan, baik dari komunikan, komunikator, ataupun perantara. Komunikasi yang baik terjadi apabila antara komunikator dengan komunikan memahami isi pesan yang disampaikan atau diterima dan komunikan memberikan tanggapan (feedback) dari pesan yang telah disampaikan oleh komunikator. Jika semua itu, berjalan dengan baik maka komunikasi pun akan berjalan dengan baik pula. Dalam psikologi sosial terdapat dua pendekatan yaitu ada yang menekankan pada faktor psikologis dan ada yang menekankan pada faktor sosiologis. Faktor psikologis biasa disebut faktor personal (faktor yang timbul dari dalam diri individu) dan faktor sosiologis biasa disebut faktor situasional (faktor yang timbul dari luar diri individu). Pengertian Komunikasi Kelompok Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984). Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat. Kedua definisi komunikasi kelompok di atas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka, dan memiliki susunan rencana kerja tertentu umtuk mencapai tujuan kelompok. Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy Mulyana, 2005). Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, 2016 2 Psikologi Komunikasi Dosen : Oni.Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok. Michael Burgoon dan Michael Ruffner dalam bukunya Human Communiation, A Revisian of Approaching Speech/Comumunication, memberi batasan komunikasi kelompok sebagai interaksi tatap muka dari tiga atau lebih individu guna memperoleh maksud atau tujuan yang dikehendaki seperti berbagai informasi, pemeliharaan diri atau pemecahan masalah sehingga semua anggota kelompok dapat menumbuhkan karateristik pribadi anggota lainnya dengan akurat (the face-to-face interaction of three or more individuals, for a recognized purpose such as information sharing, self-maintenance, or problem solving, such that the members are able to recall personal characteristics of other members accurately). Ada empat elemen yang tercakup dalam definisi di atas, yaitu : 1. interaksi tatap muka, jumlah partisipan yang terlibat dalam interaksi, maksud atau tujuan yang dikehendaki dan kemampuan anggota untuk dapat menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lainnya. Kita mencoba membahaas keempat elemen dari batasan tersebut dengan lebih rinci. 2. Terminologi tatap muka (face-toface) mengandung makna bahwa setiap anggota kelompok harus dapat melihat dan mendengar anggota lainnya dan juga harus dapat mengatur umpan balik secara verbal maupun nonverbal dari setiap anggotanya. Batasan ini tidak berlaku atau meniadakan kumpulan individu yang sedang melihat proses pembangunan gedung/bangunan baru. Dengan demikian, makna tatap muka tersebut berkait erat dengan adanya interaksi di antara semua anggota kelompok. Jumlah partisipan dalam komunikasi kelompok berkisar antara 3 sampai 20 orang. Pertimbangannya, jika jumlah partisipan melebihi 20 orang, kurang memungkinkan berlangsungnya suatu interaksi di mana setiap anggota kelompok mampu melihat dan mendengar anggota lainnya. Dan karenannya kurang tepat untuk dikatakan sebagai komunikasi kelompok. 3. Maksud atau tujuan yang dikehendaki sebagai elemen ketiga dari definisi di atas, bermakna bahwa maksud atau tujuan tersebut akan memberikan beberapa tipe 2016 3 Psikologi Komunikasi Dosen : Oni.Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id identitas kelompok. Kalau tujuan kelompok tersebut adalah berbagi informasi, maka komunikasi yang dilakukan dimaksudkan untuk menanamkan pengetahun (to impart knowledge). Sementara kelompok yang memiliki tujuan pemeliharaan diri (selfmaintenance), biasanya memusatkan perhatiannya pada anggota kelompok atau struktur dari kelompok itu sendiri. Tindak komunikasi yang dihasilkan adalah kepuasan kebutuhan pribadi, kepuasan kebutuhan kolektif/kelompok bahkan kelangsungan hidup dari kelompok itu sendiri. Dan apabila tujuan kelompok adalah upaya pemecahan masalah, maka kelompok tersebut biasanya melibatkan beberapa tipe pembuatan keputusan untuk mengurangi kesulitan-kesulitan yang dihadapi. 4. Elemen terakhir adalah kemampuan anggota kelompok untuk menumbuhkan karateristik personal anggota lainnya secara akurat. Ini mengandung arti bahwa setiap anggota kelompok secara tidak langsung berhubungan dengan satu sama lain dan maksud/tujuan kelompok telah terdefinisikan dengan jelas, di samping itu identifikasi setiap anggota dengan kelompoknya relatif stabil dan permanen. Batasan lain mengenai komunikasi kelompok dikemukakan oleh Ronald Adler dan George Rodman dalam bukunya Understanding Human Communication. Mereka mengatakan bahwa kelompok atau group merupakan sekumpulan kecil orang yang saling berinteraksi, biasanya tatap muka dalam waktu yang lama guna mencapai tujuan tertentu (a small collection of people who interct with each other, usually face to face, over time order to reach goals). Ada empat elemen yang muncul dari definisi yang dikemukakan oleh Adler dan Rodman tersebut, yaitu : 1. elemen pertama adalah interaksi dalam komunikasi kelompok merupakan faktor yang penting, karena melalui interaksi inilah, kita dapat melihat perbedaan antara kelompok dengan istilah yang disebut dengan coact. Coact adalah sekumpulan orang yang secara serentak terkait dalam aktivitas yang sama namun tanpa komunikasi satu sama lain. Misalnya, mahasiswa yang hanya secara pasif mendengarkan suatu perkuliahan, secara teknis belum dapat disebut sebagai kelompok. Mereka dapat dikatakan sebagai kelompok apabila sudah mulai mempertukarkan pesan dengan dosen atau rekan mahasiswa yang lain. 2016 4 Psikologi Komunikasi Dosen : Oni.Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2. elemen yang kedua adalah waktu. Sekumpulan orang yang berinteraksi untuk jangka waktu yang singkat, tidak dapat digolongkan sebagai kelompok. Kelompok mempersyaratkan interaksi dalam jangka waktu yang panjang, karena dengan interaksi ini akan dimiliki karakteristik atau ciri yang tidak dipunyai oleh kumpulan yang bersifat sementara. 3. elemen yang ketiga adalah ukuran atau jumlah partisipan dalam komunikasi kelompk. Tidak ada ukuran yang pasti mengenai jumlah anggota dalam suatu kelompok. Ada yang memberi batas 3-8 orang, 3-15 orang dan 3-20 orang. Untuk mengatasi perbedaan jumlah anggota tersebut, muncul konsep yang dikenal dengan smallness, yaitu kemampuan setiap anggota kelompk untuk dapat mengenal dan memberi reaksi terhadap anggota kelompok lainnya. Dengan smallness ini, kuantitas tidak dipersoalkan sepanjang setiap anggota mampu mengenal dan memberi rekasi pada anggota lain atau setiap anggota mampu melihat dan mendengar anggota yang lain/seperti yang dikemukakan dalam definisi pertama. 4. elemen terakhir adalah tujuan yang mengandung pengertian bahwa keanggotaan dalam suatu kelompok akan membantu individu yang menjadi anggota kelompok tersebut dapat mewujudkan satu atau lebih tujuannya. Kelompok mempunyai dua tanda psikologi: 1.anggota-anggota kelompok merasa terikat dengan kelompok, ada sense of belonging yang tidak dimiliki oleh orang yang bukan anggota. 2.Nasib anggota-anggota kelompok saling bergantung sehingga hasil setiap orang terkait satu sama lain. Psikologi Komunikasi dapat digunakan dalam kehidupan kelompok. Hal tersebut bisa kita lihat dalam perilaku manusia sebagai makhuk sosial dalam kelompok tersebut, bagaimana sikap orang itu dengan kelompoknya dan bagaimana suatu kelompok memperlakukan seseorang. Karena, Manusia tidak akan bisa hidup tanpa bantuan orang lain, begitu pula sebaliknya. Hidup manusia tidak akan terlepas dari masalah, karena masalah merupakan bagian dari hidup, oleh karena itu dibutuhkan komunikasi yang efektif sehingga menghasilkan suatu yang manfaat buat semuanya. 2016 5 Psikologi Komunikasi Dosen : Oni.Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Psikologi melihat komunikasi dimulai dengan dikenainya masukan kepada organorgan pengindraan yang berupa data. Bagi orang yang terlibat dalam komunikasi kelompok, dengan mudah ia menggolongkan dirinya dengan kelompok orang banyak, ia berusaha menjadi bagian dari kelompok orang banyak. Ia berusaha menjadi bagian dari kelompok itu sehingga sering kali ia terbawa oleh kelompok itu. Sebuah kuliah umum, ceramah, atau khotbah dapat digolongkan sebagai komunikasi kelompok, halitu karena khalayaknya bersifat homogen, misalnya mahasiswa, Kesimpulan Psikologi komunikasi kelompok merupakan bagiandari ilmu komunikasi membicarakan masalah interaksi sosial yang ditinjau dari karakter manusia sebagai makhkuk sosial yang beroreantasi pada nilai yang ada dalam diri manusia seutuhnya. Ruang Lingkup Psikologi komunikasi kelompok menyangkut hal-hal yang pada umumnya mengarah pada perilaku manusia komunikan dengan kelompoknya, penggunaan panca indra manusia dalam rangka menyampaikan pesan dan menyamakan persepsi manusia, menjelaskan seluruh komponen yang ada pada diri manusia sehingga ia mampu berinteraksi dengan sesama dan menghasilkan kesamaan yang ideal dan dimanis. Penggunaan Psikologi dalam komunikasi kelompok terangkum dalam lima indikator antara lain (Pengertian, Kesenangan, Mempengaruhi Sikap, Hubungan Sosial yang Baik, dan Tindakan). Tiga macam pengaruh kelompok dalam psikologi pribadi 1) Konformitas : Perubahan perilaku atau kepercayaan menuju (norma) kelompok sebagai akibat tekanan kelompok yang real atau di bayangkan. Anda tentu memiliki sifat idealis , atau paling tidak memiliki pendapat yang menurut anda tepat untuk menyelesaikan masalah. Namun ketika ada yang berpendapat lain dengan anda. Kemudian pendapat orang lain tersebut mendapat banyak apresiasi dan dukungan dari anggota lainnya daripada anda. Sehingga mau tidak mau anda harus mengikuti pendapat orang lain tersebut, karena desakan anggota lain yang banyak didukung. Sehingga konformitas terjadi jika ada desakan tekanan dari anggota lain yang mayoritas terhadap yang minoritas dalam satu kelompok. 2016 6 Psikologi Komunikasi Dosen : Oni.Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Contoh : Dalam pemilihan warna jaket, yang memilih warna biru ada 3 orang dan memilih warna hijau ada 18 orang. Kemudian di musyawarahkan. lalu yang ketiga orang tersebut mengalah. 2) Fasilitas Sosial : Subjek bukan saja diberi tau bahwa perilakunya diawasi, tetapi juga dinilai oleh kelompoknya. Dalam fasilitas sosial, seorang individu yang telah memutuskan untuk bergabung dalam kelompok tertentu. Di-inginkan ataupun tidak di-inginkan oindividu tersebut akan diperhatikan kesehariannya baik di kegiatan di dalam maupun diluar kelompok. Individu yang ada dalam kelompok juga dapat memberi penilaian kepada individu baru tersebut, berdasarkan nilai-nilai yang ada dalam kelompok tersebut. Contoh : Seorang mahasiswa yang berkecimpung dalam kegiatan UKM Pers. Ketika ia berada di kampus, anggota yang lain memperhatikan dirinya dalam kelas, beribadah, keseharian, dll. 3) Polarisasi : Kecendrungan orang untuk berkeputusan lebih berani atau lebih takut ketika masuk kelompok atau diluar kelompok dalam menghadapi suatu fenomena. ketika anda berada dalam kelompok yang anda telah mengenali karakteristik anggotanya dan mereka juga telah mengenal anda secara dekat. Anda mungkin akan lebih percaya diri dalam mengemukakan pendapat, beretorika, berkarya, dan lainnya di kelompok. Lain halnya ketika anda di kelompok lain seperti di kelas. Kelas tersebut memang dikenal sebagai kelas yang terdiri dari individu yang jago berargumen. Sehingga anda kurang percaya diri, karena selain orang yang mendukung anda sedikit. Anda juga tidak percaya diri terhadap kemampuan anda. Contoh : Achmad adalah mahasiswa yang mengikuti suatu organisasi. Di organisasi tersebut ia telah berkecimpung disana selama 2 tahun. Kini ia diangkat sebagai anggota senior. Di organisasi ia dikenal sebagai orang yang memiliki ide revolusioner. Sehingga bila berbicara di hadapan anggota ia tampil dengan sangat bijaksana, dan menjadi singa panggung. Hal tersebut sangat berbeda ketika ia berada di kelas. Ia menjadi anak yang pendiam dan penurut. 2016 7 Psikologi Komunikasi Dosen : Oni.Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Contoh Sistem Komunikasi Kelompok Kasus aksi protes pada hari Selasa tanggal 24 Juni 2014, sekelompok massa mengungkapkan kekecewaanya terhadap acara YKS (Yuk Keep Smile) yang disiarkan secara langsung pada 20 Juni 2014 yang dinilai telah melecehkan sosok Benyamin Sueb dalam sebuah adegan sebelum Cesar dihipnotis. Sekelompok massa tersebut dapat dikatakan sebuah kelompok yang besar. Sebuah kelompok besar tersebut menurut (Pusponegoro, 2014) terdiri dari kelompokBens Radio, Yayasan Benyamin Sueb, Benyamin Sueb Fans Club, pecinta Benyamin Sueb, organisasi kemasyarakatan Betawi, seniman dan budayawan Betawi, dan masyarakat Betawi secara luas. Kelompok-kelompok tersebut melakukan aksi di depan Kantor Trans TV yaitu untuk melindungi seseorang yang bagi mereka berharga yaitu Benyamin Sueb. Mereka memiliki ikatan yang kuat karena mereka sama-sama menyukai dan melindungi seseorang yang sama. Kelompok – kelompok massa maupun masyarakat ini berpengaruh untuk memberikan atau membagai nilai-nilai maupun norma yang memperlihatkan bahwa kasus tersebut tidak baik. Sehingga mempersuasi masyarakat lain di luar masyarakat betawi untuk menjadi kelompok yang menentang tayangan YKS. Pengaruhnya memberikan perubahan perilaku bagi program – program yang menayangkan tayangan yang tercela. Kelompok-kelompok ini merupakan bentuk kelompok deskriptif yang berperan penyadarkan pembuat program agar merubah perilaku atau konsep tayangan yang mendidik. 2016 8 Psikologi Komunikasi Dosen : Oni.Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Anwar Arifin, 1984, Strategi Komunikasi: Suatu Pengantar Ringkas, Bandung: Armico Deddy Mulyana, 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosdakarya. Jalaludin Rakhmat, 1994, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya. Littlejohn, 1999, Theories of Human Communication, Belmont, California: Wadsworth Publishing Company. Wiryanto, 2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. 2016 9 Psikologi Komunikasi Dosen : Oni.Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id