Modul Komunikasi Organisasi[TM10]

advertisement
MODUL 10
PERKULIAHAN ONLINE
PERAN SERTA INDIVIDU DAN GRUP
DALAM ORGANISASI
Fakultas
Program Studi
Fikom
Hubungan
Masyarakat
Modul 10
Kode MK
Disusun Oleh
10
A31421EL
Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom
Abstract
Kompetensi
Modul ini membahas tentang
Peranserta individu dan Grup dalam
dalam Organisasi pengelolaan
informasi, dll.
Dengan mempelajari materi ini
diharapkan mahasiswa dapat
mengetahui, mengkajii, dan
memahami tentang hal-hal yang
berkaita dengan peranserta
individu dan grup dalam Organisasi
Pendahuluan
Pada umumnya setiap individu memiliki suatu kebutuhan hidup, mulai dari yang
sederhana (primer) sampai kebutuhan yang lebih luas (tersier). Karena untuk
memenuhi kebutuhannya, setiap individu memerlukan suatu tempat untuk
memenuhi kebutuhannya. Maka dari itu, manusia memerlukan organisasi untuk
pemenuhan kebutuhan hidupnya. Baik itu organisasi dibidang pendidikan, hobi,
pekerjaan, dan lain-lain. Dalam perilaku organisasi dijelaskan bagaimana
perbedaan kebutuhan antar individu, karakter-karakter setiap individu, dan
komunikasi antar individu yang berpengaruh dalam pencapain tujuan itu.
.
Pembahasan
1. Individu
1.1.
Peran Individu dalam suatu organisasi
Manusia adalah salah satu dimensi penting dalam organisasi. Kinerja
organisasi sangat tergantung pada kinerja individu yang ada di dalamnya.
Seluruh pekerjaan dalam perusahaan itu, para karyawanlah yang menentukan
keberhasilannya.
Sehingga
berbagai
upaya
meningkatkan
produktivitas
perusahaan harus dimulai dari perbaikan produktivitas karyawan. Oleh karena
itu, pemahaman tentang perilaku organisasi menjadi sangat penting dalam
rangka meningkatkan kinerjanya. Karyawan sebagai individu ketika memasuki
perusahaan akan membawa kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapanpengharapan, kebutuhan dan pengalaman masa lalunya sebagai karakteristik
individualnya.Pelibatan dan partisipasi anggota (individu) dalam organisasi
menjadi lebih penting ketika organisasi tersebut memulai suatu fungsi karena
tanpa keterlibatan, kegunaan atau fungsional organisasi tersebut tidak akan
berjalan sebagaimana mestinya.
Keterlibatan dan partisipasi juga cenderung menghasilkan suatu kinerja, pola
kegiatan serta hasil dari keterlibatan seluruh unsur manusia dalam organisasi
akan
2015
menghasilkan
2
fungsi
Komunikasi Organisasi
Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom
dalam
suatu
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
organisasi
tertentu.
Masing–masing dari individu tersebut di dalam suatu organisasi mempunyai
peran yang beragam dan mempunyai keterikatan terhadap suatu wadah, yaitu
organisasi. Individu merupakan komponen vital dalam suatu organisasi tetapi
tidak efisien jika “individu” ingin mencapai suatu tujuan dasar organisasi.
Karena individu tidak mempunyai struktur dan sistem untuk mencapai suatu
tujuan
1.2.
organisasi.
Perbedaan Individual
Setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda, kemampuan secara
langsung mempengaruhi tingkat kinerja dan kepuasan karyawan melalui
kesesuaian kemampuan pekerjaan. Dari sisi pembentukan perilaku dan sifat
manusia, perilaku individu akan berbeda dikarenakan oleh kemampuan yang
dimilikinya juga berbeda. Pembelajaran merupakan bukti dari perubahan
perilaku individu. Pembelajaran terjadi setiap saat dan relatif permanen yang
terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Meski manusia dapat belajar dan dapat
dipengaruhi oleh lingkungan mereka, namun sangat sedikit perhatian yang
diberikan dalam peran yang dimainkan pada evolusi pembentukan
perilaku manusia. Para psikologi evolusioner memberitahu kita bahwa manusia
pada dasarnya sudah terbentuk ketika dilahirkan. Kita lahir di dunia ini dengan
sifat-sifat yang sudah mendarah daging, diasah, dan diadaptasikan terus
selama jutaan tahun, yang membentuk dan membatasi perilaku kita. Psikologi
evolusioner menentang pemahaman yang menyatakan bahwa manusia bebas
untuk mengubah perilaku jika dilatih atau dimotivasi. Akibatnya, kita
menemukan bahwa orang dalam tataran organisasi sering berperilaku dengan
cara yangt ampaknya tidak bermanfaat bagi diri mereka sendiri atau majikan
mereka.
1.3. Alasan individu bergabung di dalam kelompok
Vaughan dan Hogg (2005) mengemukakan beberapa alasan individu
menjadi anggota suatu kelompok.
2015
3
Komunikasi Organisasi
Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1. Proksimitas. Individu cenderung bergabung dengan individu lain yang
berdekatan.
2. Kesamaan minat,sikap,atau keyakinan. Individu-individu yang punya minta
atau keyakinan yang sama cenderung berkelompok.
3. Saling tergantung untuk mencapai suatu tujuan tertentu.Adanya tujuan
bersama menyebabkan beberapa individu bergabung dalam satu kelompok.
4. Dukungan timbal balik yang positif (mutual positive support) dan kenikmatan
berafiliasi.Kelompok bisa memberi dukungan yang positif kepada individu
serta membuat individu merasa memiliki afiliasi.
5. Dukungan emosional. Kelompok juga bisa memberi dukungan emosional \
untuk para anggotanya.
6. Identitas Sosial. Keanggotaan individu di dalam kelompok membuat individu
memiliki identitas.
II. Kelompok /Grup
2.1. Definisi kelompok
Baron, Branscombe,& Byrne menyatakan bahwa kelompok atau grup adalah:
Sekumpulan orang yang merasa terikat dalam suatu unit yang koheren pada
beberapa tingkatan. Sedangkan Vaughan & Hogg mendefinisikan bahwa Dua
orang atau lebih yang berbagi definisi dan evaluasi yang serupa tentang diri
mereka dan bersikap berdasarkan definisi tersebut.
Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa di dalam kelompok
mempunyai hal-hal berikut :
1. Sekelompok orang (dua atau lebih)
2. Mempersepsi dan dipersepsi sebagai satu kesatuan
3. Ada interaksi antar anggota
4. Ada saling ketergantungan satu sama lain
5. Memiliki tujuan bersama
6. Anggota kelompok merasa dirinya sebagai bagian dari kelompok
2.2. Manfaat kelompok bagi individu
Menurut Burn (2004), kelompok memiliki tiga manfaat,yaitu :
1. Kelompok memenuhi kebutuhan individu untuk merasa berarti dan dimiliki.
2015
4
Komunikasi Organisasi
Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2. Kelompok sebagai sumber identitas diri.
3. Kelompok sebagai sumber informasi tentang dunia dan tentang diri kita.
Selain itu, ada manfaat lain yang cukup mendasar yang membuat individu
betah berkelompok, yakni dukungan untuk mencapai tujuan individu.
2.3. Komponen Utama Kelompok
Kelompok
memiliki
struktur.
Struktur
dalam
kelompok
ini
dapat
mempengaruhi tingkah laku individu yang menjadi anggotanya atau individu lain
di luar kelompok. Struktur kelompok terdiri atas :
1. Peran
Definisi Peran menurut Baron dkk.2008 adalah serangkaian perilaku yang
diharapkan untuk dilakukan oleh individu (atau kelompok individu) yang
menempati posisi tertentu di dalam grup.
Vaughan & Hogg.2005 : dirancang dengan spesifik untuk membedakan di
antara orang-orang dalam grup untuk kebaikan grup itu secara keseluruhan.
Membantu untuk menjelaskan tanggung jawab dan kewajiban anggota grup.
Maka dapat disimpulkan bahwa peran adalah serangkaian tingkah laku yang
dijalankan dan atau diharapkan dijalankan oleh anggota kelompok yang
memiliki posisi tertentu di dalam kelompok sehingga membedakan ia dari
anggota lain yang memiliki posisi berbeda.
Peran muncul karena kelompok terdiri dari kumpulan individu yang punya
fungsi berbeda-beda, sesuai dengan posisinya. Dengan demikian peran
berfungsi untuk membedakan anggota kelompok berdasarkan tanggung jawab
masing-masing.Peran juga membantu menciptakan lingkungan yang stabil dan
memberi informasi tentang apa yang seharusnya dilakukan di dalam kelompok
serta tentang siapa kita di dalam kelompok dalam hubungannya dengan
anggota lain.
Konflik peran : kondisi ketika berbagai tuntutan di dalam peran seseorang
yang bertentangan (intraperan) atau ketika tuntutan dari berbagai peran yang
dimiliki seseorang saling bertentangan satu sama lain (antar peran) (Burn,
2004).
2. Status
2015
5
Komunikasi Organisasi
Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Status adalah posisi seorang anggota kelompok di dalam hierarki kelompok
berdasarkan prestasi, penghormatan, atau keistimewaan yang membedakan
dirinya dengan anggota lain di dalam kelompok.
Status terjadi karena adanya perbedaan peran di dalam kelompok. Ada
peran-peran yang pemegangnya lebih dihormati dibandingkan yang lain. Status
terdiri atas dua jenis, yaitu status yang diwariskan (ascribed status) dan status
yang diusahakan (achieved status). Status yang diwariskan adalah status yang
diberikan kepada individu karena ia memiliki karakteristik yang menurut
kelompok berharga dan prestisius. Sedangkan status yang diusahakan
diperoleh individu karena ia melakukan sesuatu yang penting dalam mencapai
tujuan
kelompok
atau
berkorban
untuk
kelompok.
Faktor-faktor
yang
berhubungan dengan diraihnya status tinggi seseorang di dalam kelompok
menurut penelitian (Vaughan dan Hogg, 2005;Baron dkk,2008) :
a) Ukuran tubuh.
Laki-laki dan perempuan yang lebih tinggi cenderung dipilih
menjadi pemimpin.
b) Memiliki atribut-atribut yang penting bagi kelompok, baik sifat maupun
penampilan,atau atribut lain seperti jenis kelamin, etnisitas,dan pekerjaan.
c) Usia.Anggota yang senior, lebih besar kemungkinannya memegang status
yang tinggi.
d). Kemampuan individu dalam menangani tugas kelompok dan berinisiatif
melakukan sesuatu yang menguntungkan kelompok.
2.4. Komunikasi di dalam Kelompok
Komunikasi di dalam kelompok biasanya membentuk jejaring yang
menentukan siapa berkoordinasi dengan siapa. Jejaring komunikasi bisa
terpusat (centralized) atau tersebar (decentralized). Jejaring komunikasi
terpusat terbentuk ketika anggota kelompok harus menghubungi seorang tokoh
sentral untuk berkomunikasi dengan anggota lain. Sedangkan jejaring
komunikasi tersebar terbentuk ketika informasi mengalir di antara anggota
kelompok tanpa harus melalui tokoh sentral.
Komunikasi juga bisa berbentuk secara formal dan informal.Jejaring
komunikasi formal dirancang dan disediakan oleh kelompok, seperti memo
2015
6
Komunikasi Organisasi
Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
internal dan rapat mingguan. Sementara jejaring komunikasi informal adalah
jejaring komunikasi yang tidak resmi, seperti grapevine (saluran tempat berlalulalang gosip, rumor dan informasi tidak resmi lainnya).
2.5. Iklim Komunikasi di dalam Kelompok
Selain struktur komunikasi, iklim komunikasi juga berperan penting dalam
mempengaruhi tingkah laku anggota kelompok. Iklim komunikasi dapat bersifat
suportif (kooperatif) dan defensive (kompetitif). Jika iklim komunikasi yang
berkembang membuat anggota kelompok merasa bebas untuk berkomunikasi
secara jujur dan komunikasi ditujukan untuk membahas kerja kelompok, maka
berarti iklim komunikasi suportif tengah berlangsung. Sedangkan jika iklim
komunikasi yang berkembang membuat anggota kelompok saling tidak
percaya, dan saling bersaing, maka iklim komunikasi defensif sedang
berlangsung di dalam kelompok itu.
4. Norma
Norma adalah aturan yang disepakati bersama tentang apa yang
seharusnya dan tidak seharusnya dilakukan oleh anggota kelompok. Norma
memiliki beberapa fungsi (Burn, 2004) :
a). Mengatur tingkah laku anggota kelompok sehingga kelompok dapat
berfungsi
secara efisien dalam mencapai tujuan.
b). Mengurangi ketidakpastian karena individu tahu apa yang diharapkan dari
dirinya di dalam kelompok.
c). Membedakn kelompok dengan kelompok lain,termasuk anggota kelompok
dengan
nonanggota,sehingga
memudahkan
terbentuknya
identitas
kelompok.
2.6. Kohesivitas Kelompok
Kohesivitas kelompok adalah faktor-faktor yang dimiliki kelompok yang
membuat anggota kelompok tetap menjadi anggota sehingga terbentuklah
kelompok.Kohesivitas penting bagi kelompok karena ia yang menyatukan
beragam anggota menjadi satu kelompok. Festinger,Schachter,dan Back
(1950) mengemukakan bahwa kohesivitas dipengaruhi oleh kemenarikan
2015
7
Komunikasi Organisasi
Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
kelompok dan anggotanya serta sejauh mana kelompok bisa memenuhi
kebutuhan atau tujuan individu.Terbentuknya kohesivitas selanjutnya akan
memengaruhi tingkah laku anggota, seperti melanjutkan keanggotaan di dalam
kelompok serta patuh pada norma kelompok.
2.7. Sosialisasi Kelompok
Sosialisasi kelompok adalah bagaiman kelompok berubah dari waktu ke
waktu karena anggotanya berinteraksi sehingga terjadi perubahan struktur
hubungan dan peran di dalam kelompok.
Model perkembangan kelompok dasar dari Tuckman (1965) :
1). Forming (orientasi)
2). Storming (konflik)
3). Norming (struktur)
4). Performing (bekerja)
5). Adjourning (bubar)
2.8. Pengaruh Kelompok Terhadap Tingkah Laku Individu
a. Pemalasan sosial ( social loafing)
Di dalam kelompok, individu juga dapat mengalami pemalasan sosial
dimana individu menjadi ‘malas’ ketika berada di dalam kelompok. Kelompok
membuat motivasi dan usaha individu berkurang. Fenomena ini terjadi pada
berbagai konteks dan tugas. Ada beberapa penyebab pemalasan sosial yang
dikemukakan para ahli,antara lain Geen (1991) yang mengemukakan tiga
sebab berikut :
1) Output Equity.
Pemalasan sosial terjadi karena anggota kelompok beranggapan bahwa
anggota kelompok cenderung bermalas-malasan sehingga mereka mengira
teman sekelompok mereka juga bermalas-malasan. Akibatnya, mereka pun
bermalas-malasan supaya sama.
2) Evaluation Apprehension.Pemalasan sosial terjadi karean identitas individu
menjadi tersamar (anonim) ketikas berada dalam kelompok.
2015
8
Komunikasi Organisasi
Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3) Matcing to Standard.Pemalasan sosial terjadi karena tidak tersedia standar
yang jelas untuk membandingkan performa individu.
Free-rider effect
Free rider adalah orang yang mengambil untung dengan menggunakan
fasilitas atau sumber daya milik umum, namun ia tidak mau berkontribusi untuk
merawatnya.Perbedaan antara free-rider effect dengan social loafing adalah
ada tidaknya kontribusi individu untuk kelompok.Pada social loafing,individu
masih berkontribusi meski sedikit. Sedangkan free-rider sama sekali tidak
memberi sumbangan apapun untuk kelompok.
Mengurangi pemalasan sosial dan free-rider effect
1) Membuat hasil kerja individual dapat segera dikenali.Kelompok atau pemimpin
harus mebuat mekanisme evaluasi yang mengikutsertakan hasil kerja individu
anggota kelompom sebagai bahan evaluasi.Selain itu harus dibuat standar
performa yang jelas sebagai acuan kerja individu maupun kelompok.
2) Meningkatkan komitmen orang untuk sukses bersama.
3) Menegaskan nilai pentingnya tugas yang dikerjakan.
4) Membentuk pandangan bahwa yang dikerjakan setiap orang adalah
unik,bukan sekedar ‘pengulangan’ atau hal yang serupa tapi dikerjakan oleh
orang lain.
2.10. Jenis Kelompok
2.10.1. Organisasi Formal
Organisasi formal ini merupakan organisasi yang dengan sengaja direncanakan
dan strukturnya secara tegas disusun. Organisasi formal harus memiliki tujuan
atau sasaran. Tujuan organisasi ini akan menentukan struktur organisasinya.
Jadi, struktur organisasi merupakan suatu kerangka yang menunjukkan seluruh
kegiatan-kegiatan untuk pencapaian tujuan organisasi , hubungan antar fungsifungsi, serta wewenang dan tanggung jawabnya.
Kelompok Kerja Formal di organisasi
Organisasi mempunyai beberapa tipe utama kelompok kerja formal, yaitu:
* Kesatuan tugas khusus (special task forces)
2015
9
Komunikasi Organisasi
Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kesatuan tugas khusus atau tim, dibentuk untuk menangani suatu masalah
atau tugas khusus. Kesatuan ini keberadaannya hanya sampai tugas
diselesaikan atau masalah terpecahkan. Kesatuan tugas biasanya dibentuk
untuk menangani masalah – masalah dan tugas –tugas yang kompleks dan
melibatkan beberapa satuan kerja organisasi yang meliputi para wakil dari
suatu organisasi, ditambah para ahli yang secara teknis diperlukan untuk
menangani
masalah
atau
tugas.
*Panitia
Panitia tetap (standing committess ) dan panitia Ad hoc. Panitia tetap (dikenal
sebagai panitia sruktural ) adalah bagian tetap dari struktur suatu organisasi
yang dibentuk untuk menangani tugas yang terus-menerus ada dalam
organisasi seperti panitia anggaran, panitia pengembangan, produk baru,
panitia pembelian, dsb. Panitia ini biasanya membuat rekomendasi formal
kepada menejer tingkat atas atau mempunyai wewenang untuk membuat
keputusan sendiri bagi suatu kegiatan organisasi yang terbatas. Panitia Ad Hoc
mempunyai fungsi yang serupa dengan panitia tetap, hanya tidak bersifat tetap.
Tujuan dibentuknya panitia manajemen adalah untuk mengkoordinasikan dan
mempertukarkan informasi, memberi saran manajemen, puncak atau bahkan
membuat keputusan sendiri.

Dewan atau Komisi
Organisasi Informal
Organisasi informal memainkan penting dalam dinamika perilaku organisasi.
Organisasi informal berdiri di atas struktur yang tidak jelas, fleksibel, sukar
didefinisakan, anggotanya sulit ditentukan, dan pola hubungan di antara para
anggotanya tanpa tujuan yang khusus. Kelompok – kelompok informal muncul
tak terhindarkan kapan saja orang-orang bergabung bersama dan berinteraksi
kapan
saja
orang-orang
bergabung
bersama
dan
berinteraksi
dalam
pengelompokkan-pengelompokkan.
Alasan utama terbentuknya organisasi informal adalah untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan manusiawi yang tidak sepenuhnya dapat dipuaskan oleh
organisasi formal, seperti pengenalan diri, pengetahuan tentang perilaku yang
diterima, perhatian, pelestarian nilai-nilai budaya, bantuan dalam pencapaian
2015
10
Komunikasi Organisasi
Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
tujuan, kesempatan berpengaruh dan berkreasi, dan kebutuhan akan informasi
serta berkomunikasi.
Kebutuhan-kebutuhan yang mendasari terbentuknya organisasi informal :
* Kebutuhan Sosial
* Pengetahuan Perilaku yang dapat diterima
* Perhatian atau simpati
* Bantuan dalam mencapai tujuan
* Kesempatan berpengaruh dan berkreasi
* Pelestarian niali-nilai budaya
* Komunikasi dan informasi.
C. Pengalaman dalam Kelompok
Sebuah kelompok itu harus memiliki kerjasama yang baik untuk menghasilkan
hasil yang baik. Tapi sering kali terjadi dalamsuatu kelompok itu hanya
beberapa dari anggota tersebut yang aktif mengerjakan tugas kelompok
tersebut. Sedangkan kelompok yang baik adalah kelompok yang saling
memberi solusi satu sama lain terhadap permasalahan yang ada di dalam
tugas kelompok tersebut, dan semua harus bekerja sama tidak hanya
‘menumpangkan’ nama di dalam kelompok tersebut.
Peran kelompok dalam suatu organisasi
Pelibatan
kelompok
dalam
suatu
organisasi
dapat
dilakukan
dengan
mekanisme pembagian atas individu–individu agar membentuk suatu kumpulan
yang mempunyai pola dan sistem kerja yang bersinergi antara satu dengan
lainnya.
Suatu kelompok pada dasarnya adalah sekumpulan individu yang berada
dalam
suatu
organisasi
dimana
para
anggotanya
saling
mempunyai
ketergantungan satu sama lain dalam melaksanakan suatu kinerja secara
berstruktur.
Organisasi lebih mengutamakan atas pencapaian tujuan dasar yang lebih
mengedepankan kepada hasil yang ingin dicapai. Suatu kinerja kelompok akan
lebih efisien ketika di letakkan di ruang lingkup organisasi karena suatu tujuan
akan lebih cepat tercapai jika didalam pengelolaannya dikerjakan secara
berstruktur atau berkelompok.
2015
11
Komunikasi Organisasi
Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2015
12
Komunikasi Organisasi
Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download