MODUL PERKULIAHAN PSIKOLOGI KOMUNIKASI PROSES KOMUNIKASI INTER PERSONAL Modul Standar untuk digunakan dalam Perkuliahan di Universitas Mercu Buana Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh FIKOM Hubungan Masyarakat 05 (OL) A21423EL Oni.Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom Abstract Kompetensi Modul ini membahas tentang Proses Komunikasi Inter Personal Diharapkan mahasiswa mengerti tentang Proses Komunikasi Inter Personal dan mampu mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari MODUL 5 PROSES KOMUNIKASI INTER PERSONAL PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia di dunia ini memerlukan adanya komunikasi antara satu dengan yang lain. Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk sosial yang berarti memerlukan orang lain. Dengan demikian, secara tidak langsung satu dengan yang lainnya harus melakukan suatu komunikasi, baik verbal maupun non verbal. Suatu komunikasi tersebut tidak akan terjadi dengan baik jika didalamnya terdapat hambatan-hambatan, baik dari komunikan, komunikator, ataupun perantara. Komunikasi yang baik terjadi apabila antara komunikator dengan komunikan memahami isi pesan yang disampaikan atau diterima dan komunikan memberikan tanggapan (feedback) dari pesan yang telah disampaikan oleh komunikator. Jika semua itu, berjalan dengan baik maka komunikasi pun akan berjalan dengan baik pula. Dalam psikologi sosial terdapat dua pendekatan yaitu ada yang menekankan pada faktor psikologis dan ada yang menekankan pada faktor sosiologis. Faktor psikologis biasa disebut faktor personal (faktor yang timbul dari dalam diri individu) dan faktor sosiologis biasa disebut faktor situasional (faktor yang timbul dari luar diri individu). Dalam modul ini akan dibahas tentang pengertian atraksi interpersonal dan faktor-faktor yang berasal dari dalam individu (faktor personal) dan faktor-faktor yang berasal dari luar individu (faktor situasional) yang mempengaruhi Atraksi Interpersonal. 2016 2 Psikologi Komunikasi Dosen : Oni.Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id PEMBAHASAN A. Pengertian Atraksi Interpersonal Atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik seseorang. Makin tertarik kita dengan orang lain maka semakin besar kecenderungan kita untuk berkomunikasi dengan orang lain. B. Faktor Faktor yang mempengaruhi Atraksi Interpersonal Adapun factor yang mempegaruhi atraksi interpersonal yaitu di bagi menjadi dua yaitu: 1. Faktor Personal Faktor personal sangat menentukan timbulnya atraksi sesorang dengan orang lain. Adapun faktor-faktor personal yang mempengaruhi atraksi interpersonal, adalah sebagai berikut: Kesamaan karakteristik personal Orang-orang yang memiliki kesamaan dalam nilai-nilai, sikap, keyakinan, tingkat sosioekonomis, agama, dan ideologis memiliki kecenderungan saling menyukai. Menurut teori Cognitive consistency dari Fritz Heider[1] manusia selalu berusaha mencapai konsistensi dalam sikap dan perilakunya. Contoh: Ketika kita sedang naik kendaraan umum dan berjumpa dengan seorang kenalan baru. Maka percakapan kita berlangsung dan dimulai dari masalah-masalah demografis (dimana anda tinggal, pekerjaan anda, dll) sampai masalah-masalah politik dan sebagainya. Tekanan emosional (stress) Bila seseorang sedang dalam keadaan yang mencemaskannya atau harus memikul tekanan emosional, maka ia akan menginginkan kehadiran orang lain. Tekanan emosional ini dibuktikan oleh Stanley Schacter dengan membuat sebuah eksperimen. Ia mengumpulkan dua kelompok mahasiswi. Kepada kelompok pertama dia menyatakan bahwa mereka akan menjadi subjek eksperimen yang meneliti efek kejutan listrik yang sangat menyakitkan. Sedangkan untuk kelompok kedua dia memberitahukan bahwa mereka hanya mendapat kejutan yang ringan saja. Dari kedua kelompok tersebut Schacter menemukan bahwa kelompok pertama memiliki kecemasan sebesar 63%, sedangkan kelompok kedua memiliki 2016 3 Psikologi Komunikasi Dosen : Oni.Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id tingkat kecemasan 33% dari data tersebut Schacter menyimpulkan bahwa situasi yang membuat orang cemas akan meningkatkan kebutuhan akan kasih sayang. Harga diri yang rendah Menurut wlster[3], bila harga diri seseorang direndahkan, harsat afiliasi (bergabung dengan orang lain) bertambah, dan ia makin responsif untuk menerima kasih sayang orang lain. Orang yang rendah diri cenderung mudah mencintai orang lain. Isolasi sosial Sebagai makhluk sosial, manusia mungkin tahan untuk hidup terasing selama beberapa waktu, namun tidak untuk waktu yang lama. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tingkat isolasi sosial sangat besar pengaruhnya terhadap kesukaan kita pada orang lain[4]. 2. Faktor Situasional Adapun faktor-faktor situasional yang mempengaruhi Atraksi interpersonal yaitu : Daya tarik fisik (Physical Attractiveness) Beberapa peneliti menyimpulkan bahwa daya tarik fisik sering menjadi penyebab utama atraksi personal. Kita cenderung senang kepada orang-orang yang berwajah tampan atau cantik. Mereka sangat mudah memperolah perhatian dari lingkungan sekitarnya. Jadi, tidak salah jika banyak sekali perusahaan yang menggunakan wanita cantik dan pria tampan untuk dijadikan pegawai dalam bagian promosi, iklan, dan bahkan Hubungan Masyarakatnya. Ganjaran (Reward) Kita akan menyukai orang yang menyukai kita dan kita akan menyenangi orang yang memuji kita. Menurut teori pertukaran sosial, interaksi sosial adalah semacam transaksi dagang. Kita akan melanjutkan transaksi bila kita mendapatkan laba yang banyak. Menurut Thibault dan Kelley[5], bila pergaulan kita sangat menyenangkan, sangat menguntungkan dari segi psikologi dan ekonomis, maka kita akan saling menyenangi. Familiarity Prinsip dari familiarity dicerminkan dalam peribahasa Indonesia, “kalau tak kenal, maka tak sayang”. Ketika kita sering berjumpa dengan seseorang dan tidak ada hal yang penting untuk dibicarakan maka kita akan menyukainya. Robert B. Zajonc[6] memperlihatkan foto-foto wajah dalam subjek-subjek eksperimennya. Ia menemukan makin seriang subjek melihat wajah tertentu maka ia akan menyukainnya. Dari 2016 4 Psikologi Komunikasi Dosen : Oni.Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id penelitian tersebut kemudian melahirkan sebuah teori “more exposure” (terpaan saja). Hipotesis itu dipakai sebagai landasan ilmiah akan pentingnya repetisi pesan dalam mempengaruhi pendapat dan sikap. Kedekatan (proximity) atau closeness. Seseorang atau hal-hal yang sudah kita kenal dan akrab dengan kita biasanya lebih disukai daripada hal-hal atau orang yang masih asing bagi kita. Contohnya adalah dengan penerapan teknik repetisi dalam iklan agar kita semakin akrab dengan produk yang diiklankan sehingga akhirnya menyukai produk tersebut. Kemampuan (competence) Kita cenderung menyenangi orang-orang yang memiliki kemampuan lebih tinggi daripada kita, atau lebih berhasil dalam kehidupannya. Aronson menemukan dalam penelitian yang dilakukannya, bahwa orang yang paling disenangi adalah orang yang memiliki kemampuan tinggi, tetapi menunjukkan beberapa kelemahan. Aronson menciptakan empat kondisi eksperimental, yaitu: Orang yang memiliki kemampuan tinggi dan berbuat salah Berkemampuan tinggi tapi tidak berbuat salah Orang yang memiliki kemampuan rata-rata dan berbuat salah Orang yang berkemampuan rata-rata dan tidak berbuat salah Teori Liking Ada empat teori yang menjelaskan mengapa kita menyukai orang lain: 1. Reinforcement Theory Teori ini menjelaskan bahwa seseorang menyukai dan tidak menyukai orang lain adalah sebagai hasil belajar (learning). Dalam hal ini ada tiga unsur learning, yaitu asosiatif, instrumental, dan sosial. Belajar Asosiatif: kita menyenangi dan tidak menyenangi seseorang berdasarkan pengalaman kita dan stimuli yang kita asosiasikan dengan hal itu. Kita menyukai orang yang kita asosiasikan dengan pengalaman yang menyenangkan. Belajar Instrumental: Kita menyukai orang yang memberikan iimbalan (reward) pada kita dan tidak menyuaki orang yang memberika hukuman. 2016 5 Psikologi Komunikasi Dosen : Oni.Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Belajar Sosial: Kita cenderung lebih menyukai orang-orang yang kita lihat disukai oleh orang lain atau oleh lingkungan sosial dan sebaliknya. 2. Equity theory Teori ini mengatakan bahwa individu selalu cenderung menjaga keseimbangan antara apa yang mereka berikan dan apa yang mereka dapatkan, atau antara cost dan reward. Jika kita berharap banyak dari suatu hubungan maka kita juga harus menyumbang banyak untuk hubungan tersebut. 3. Exchange theory Menurut teori ini, interaksi sosial adalah semacam transaksi dagang. Orang berhubungan deng orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Semakin banyak keuntungan yang diperoleh maka hubungan tersebut akan terus dilangsungkan. 4. Gain-loss theory Kita lebih menyukai orang yang menguntungkan kita daripada yang merugikan bagi kita. C. Pengaruh Atraksi Interpersonal Terhadap Komunikasi Interpersonal Penafsiran pesan dan penilaian Sudah diketahui bahwa pendapat dan penilaian kita tentang orang lain tidak sematamata berdasarkan pertimbangan rasional. Kita juga makhluk emosional. Oleh karena itu, ketika kita menyenangi seseorang, kita juga melihat segala hal yang berkaitan dengan dia secara positif. Sebaliknya, jika kita membencinya, kita cenderung melihat karakteristik secara negative. Efektivitas komunikasi Komunikasi interpersonal dinyatakan efektif bila pertemuan komunikasi merupakan hal yang menyenangkan bagi komunikan. Bila kita berkumpul dengan kelompok yang banyak mamiliki kesamaan dengan kita, maqka kita akan menyenangi mereka. Begitu juga sebaliknya. Menurut Wolosin, komunikasi akan lebih efektif bila para komunikan saling menyukai. Daya tarik seseorang sangat penting bagi komunikasi interpersonal. Jika kita menyukai seeorang maka kita cenderung melihat segala sesuatu dari diri orang tersebut dengan positif sebaliknya jika kita tidak menyuaki seseorang maka kita akan meliaht segala 2016 6 Psikologi Komunikasi Dosen : Oni.Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id sesuatu dari orang tersebut secara negatif. Situasi tersebut sangat penting bagi terciptanya komunikasi interpersonal yang efektif, sebab semakin positif sikap kita terhadap lawan bicara kita maka makin efektif pula kegiatan komunikasi yang kita lakukan dengan orang tersebut. HUBUNGAN INTERPERSONAL Hakikat dari hubungan interpersonal adalah dimana ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya. Jadi ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya menentukan content melainkan juga menentukan relationship. Pandangan ini merupakan hal baru dan untuk menunjukan hubungan pesan komunikan ini disebut dengan metakomunikasi. Dalam hal ini berarti bahwa studi komunikasi interpersonal bergeser dari isi pesan kepada aspek rasional. aspek rasional adalah yang menjadi unit analisis dari komunikasi interpersonal. Dari segi psikologi komunikasi, kita dapat menyatakan bahwa makin baik hubungan interpersonal, makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya; makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya; sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung diantara komunikan. Hubungan interpersonal terbentuk ketika proses pengolahan pesan, (baik verbal maupun non verbal) secara timbal balik terjadi dan halini dinamakan komunikasi interpersonal. ketika hubungan itu tumbuh, terjadi pula kesepakatan tentang aturan berkomunikasi antara partisipan yang terlibat. Ada beberapa teori yang menjelaskan mengenai hubungan interpersonal, yaitu: Model Pertukaran Sosial Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu transaksi dagang. Orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya. Thibault dan Kelley, dua orang pemuka dari teori ini menyimpulkan model pertukaran sosial sebagai berikut: “Asumsi dasar yang mendasari seluruh analisis kami adalah bahwa setiap individu secara sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukup memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan biaya”. Ganjaran yang dimaksud adalah setiap akibat yang dinilai positif yangdiperoleh seseorang dari suatu hubungan. Ganjaran dapat berupa uang, penerimaan sosial, atau dukungan terhadap nilai yang dipegangnya. Sedangkan yang dimaksud dengan biaya adalah akibat yang negatif yang terjadi dalam suatu hubungan. Biaya itu dapat berupa waktu, usaha, 2016 7 Psikologi Komunikasi Dosen : Oni.Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id konflik, kecemasan, dan keruntuhan harga diri dan kondisi-kondisi lain yang dapat menimbulkan efekefek tidak menyenangkan. Model Peranan. Model peranan menganggap hubungan interpersonal sebagai panggung sandiwara. Disini setiap orang harus memerankan peranannya sesuai dengan naskah yang telah dibuat oleh masyarakat. Hubungan interpersonal berkembang baik bila setiap individu bertidak sesuai dengan peranannya. Model Interaksional. Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu sistem. Setiap sistem memiliki sifat-sifat strukural, integratif dan medan. Semua system terdiri dari subsistem-subsistem yang saling tergantung dan bertindak bersama sebagai suatu kesatuan. Selanjutnya, semua sistem mempunyai kecenderungan. untuk memelihara dan mempertahankan kesatuan. Bila ekuilibrium dari system terganggu, segera akan diambil tindakannya. Setiap hubungan interpersonal harus dilihat dari tujuan bersama, metode komunikasi, ekspektasi dan pelaksanaan peranan. Tahap Hubungan Interpersonal Adapun tahap-tahap untuk menjalin hubungan interpersonal, yaitu: Pembentukan Tahap ini sering disebut juga dengan tahap perkenalan. Beberapa peneliti telah menemukan hal-hal menarik dari proses perkenalan. Fase pertama, “fase kontak yang permulaan”, ditandai oleh usaha kedua belah pihak untuk menangkap informasi dari reaksi kawannya. Masing-masing pihak berusaha menggali secepatnya identitas, sikap dan nilai pihak yang lain. bila mereka merasa ada kesamaan, mulailah dilakukan proses mengungkapkan diri. Pada tahap ini informasi yang dicari meliputi data demografis, usia, pekerjaan, tempat tinggal, keadaan keluarga dan sebagainya. Menurut Charles R. Berger informasi pada tahap perkenalan dapat dikelompokkan pada tujuh kategori, yaitu: a) informasi demografis; b) sikap dan pendapat (tentang orang atau objek); c) rencana yang akan datang; d) kepribadian; e) perilaku pada masa lalu; f) orang lain; serta; g) hobi dan minat. 2016 8 Psikologi Komunikasi Dosen : Oni.Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Peneguhan Hubungan Hubungan interpersonal tidaklah bersifat statis, tetapi selalu berubah. Untuk memelihara dan memperteguh hubungan interpersonal, diperlukan tindakan-tindakan tertentu untuk mengembalikan keseimbangan. Ada empat faktor penting dalam memelihara keseimbangan ini, yaitu: a) keakraban; b) kontrol; c) respon yang tepat; d) nada emosional yang tepat. Keakraban merupakan pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang. Hubungan interpersonal akan terperlihara apabila kedua belah pihak sepakat tentang tingkat keakraban yang diperlukan. Faktor kedua adalah kesepakatan tentang siapa yang akan mengontrol siapa, dan bilamana. Jika dua orang mempunyai pendapat yang berbeda sebelum mengambil kesimpulan, siapakah yang harus berbicara lebih banyak, siapa yang menentukan, dan siapakah yang dominan. Konflik terjadi umumnya bila masing-masing ingin berkuasa, atau tidak ada pihak yang mau mengalah. Faktor ketiga adalah ketepatan respon. Dimana, respon A harus diikuti oleh respon yang sesuai dari B. Dalam percakapan misalnya, pertanyaan harus disambut dengan jawaban, lelucon dengan tertawa, permintaan keterangan dengan penjelasan. Respon ini bukan saja berkenaan dengan pesanpesan verbal, tetapi juga pesan-pesan nonverbal. Jika pembicaraan yang serius dijawab dengan main-main, ungkapan wajah yang bersungguh-sungguh diterima dengan air muka yang menunjukkan sikap tidak percaya, maka hubungan interpersonal mengalami keretakan. Ini berarti kita sudah memberikan respon yang tidak tepat. Faktor terakhir yang dapat memelihara hubungan interpersonal adalah keserasian suasana emosional ketika komunikasi sedang berlangsung. Walaupun mungkin saja terjadi interaksi antara dua orang dengan suasana emosional yang berbeda, tetapi interaksi itu tidak akan stabil. Besar kemungkinan salah satu pihak akan mengakhiri interaksi atau mengubah suasana emosi. Pemutusan Hubungan Menurut R.D. Nye dalam bukunya yang berjudul Conflict AmongHumans, setidaknya ada lima sumber konflik yang dapat menyebabkan pemutusan hubungan, yaitu: 2016 9 Psikologi Komunikasi Dosen : Oni.Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id a. Kompetisi, dimana salah satu pihak berusaha memperoleh sesuatu dengan mengorbankan orang lain. Misalnya, menunjukkan kelebihan dalam bidang tertentu dengan merendahkan orang lain. b. Dominasi, dimana salah satu pihak berusaha mengendalikan pihak lain sehingga orang tersebut merasakan hak-haknya dilanggar. c. Kegagalan, dimana masing-masing berusaha menyalahkan yang lain apabila tujuan bersama tidak tercapai. d. Provokasi, dimana salah satu pihak terus-menerus berbuat sesuatu yang ia ketahui menyinggung perasaan yang lain. e. Perbedaan nilai, dimana kedua pihak tidak sepakat tentang nilai-nilai yang mereka anut. Kesimpulan Atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik seseorang. Makin tertarik kita dengan orang lain maka semakin besar kecenderungan kita untuk berkomunikasi dengan orang lain. Faktor Faktor yang mempengaruhi Atraksi interpersonal di bagi menjadi dua yaitu: 1. Faktor personal a). Kesamaan Karakteristik Personal b). Tekanan emosional (Stress) c). Harga diri yang rendah d). Isolasi Sosial 2. Faktor Situasional a) Daya tarik fisik (Physical Attractiveness) b) Ganjaran (Reward) c) Familiarity d) Kedekatan (proximity) atau closeness. e) Kemampuan (competence) 3. Pengaruh Atraksi Interpersonal Terhadap Komunikasi Interpersonal a) 2016 Penafsiran pesan dan penilaian 10 Psikologi Komunikasi Dosen : Oni.Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id b) Efektivitas komunikasi Daftar Pustaka Deddy Mulyana, 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosdakarya. Jalaludin Rakhmat, 1994, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya. 2016 11 Psikologi Komunikasi Dosen : Oni.Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id