MODUL PERKULIAHAN Perilaku Konsumen Kelompok Acuan sebagai Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Fakultas Program Studi Fakultas Ilmu Komunikasi Bidang Studi Advertising and Marketing Communication Tatap Muka 12 Kode MK Disusun Oleh B41434EL Martina Shalaty, M.Si Abstract Modul ini memaparkan jenis-jenis kelompok acuan yang mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Kompetensi Mahasiswa mampu menjelaskan kelompok acuan yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian Pengertian Kelompok Kelompok adalah dua atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran perorangan maupun bersama, seperti kelompok persahabatan, kelompok belajar, kelompok kerja, kelompok / masyarakat maya, kelompok aksi konsumen dan lain-lain. Adapun definisi dari kelompok rujukan atau referensi adalah setiap orang atau kelompok yang dianggap sebagai dasar pembandingan bagi seseorang dalam membentuk nilai dan sikap umum / khusus atau pedoman khusus bagi perilaku. Faktor yang berdampak pada pengaruh kelompok rujukan : Informasi dan pengalaman Kredibilitas, daya tarik dan kekuatan kelompok rujukan Para pemasar tertarik pada kemampuan kelompok rujukan untuk mengubah sikap dan perilaku konsumen dengan mendorong timbulnya kesesuaian. Untuk dapat mempunyai pengaruh tersebut, kelompok rujukan harus melakukan hal-hal berikut ini: 1. Memberitahukan atau mengusahakan agar orang menyadari adanya suatu produk / merk khusus 2. Memberikan kesempatan pada individu untuk membandingkan pemikirannya sendiri dengan sikap dan perilaku kelompok 3. Mempengaruhi individu untuk mengambil sikap dan perilaku yang sesuai dengan norma-norma kelompok 4. Membenarkan keputusan untuk memakai produk-produk yang sama dengan kelompok Kelompok acuan yang digunakan dalam komunikasi pemasaran serta peranannya: Selebriti Selebritis merupakan seseorang yang cukup dikenal oleh masyarakat dan biasanya mempengaruhi pembelian suatu produk atau jasa. Selebriti ini bisa berasal dari kalangan artis, politikus, atau ahli dalam bidangnya. Selebriti ini berfungsi sebagai memberikan kesaksian, memberikan dorongan dan penguatan, bertindak sebagai aktore dalam iklan dan betindak sebagai juru bicara perusahaan. Sebagai contohnya, promag yang di iklankn oleh Dedi mizwar. ‘13 2 Perilaku Konsumen Martina Shalaty Putri, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Ahli atau pakar Pemasar menggunakan para pakar atau ahli untuk mengiklankan produknya sehingga relevan. Misalnya produk pasta gigi sensodent dimana seorang dokter gigi memberikan informasi kepada konsumen akan produk pasta gigi tersebut. Orang biasa Perusahaan menampilkan atau menggunakan konsumen yang puas terhadap produknya dalam iklan disebut sebagai penggunaan orang biasa. Misalnya, sabun sunlight menggunakan para penggunanya untuk memberikan keterangan bahwa produk yang ditawarkan memuaskan. Para eksekutif dan karyawan Para eksekutif perusahaan adalah orang-orang yang dianggap sukses dalam bidangnya sehingga pemasar berusaha untuk memberikan kesan kepada konsumen bahwa para eksekutif figur sukses dan menarik mniat konsumen dalam melakukan pembelian. Misalnya produk ”Tolak Angin” menampilkan eksekutif dari perusahaannya untuk menunjukkan bahwa produknya berkualitas dan terjamin bagi konsumen. Karakter dagang atau juru bicara Merupakan simbol dari perusahaan yang digunakan dalam komunikasi pemasaran. Misalnya : Unilever yang selalu menggunakan simbol U dalam setiap iklan produknya. Penguatan lainnya sebagai kelompok acuan Ini merupakan upaya perusahaan untuk memberikan penguatan pada produknya mengenai standar dan kualitas produk, baik berupa simbol ataupun tanda pada produk yang dijual. Misalnya, pada setiap produk makanan atau minuman tertera tulisan halal sehingga bagi sebagian masyarakat yang beragama Islam dapat mengkonsumsi produk tanpa merasa kawatir akan kehalalannya. Menurut Sumarwan, jenis kelompok acuan dibedakan menjadi : 1. Kelompok formal dan informal Kelompok formal merupakan kelompok yang memiliki struktur organisasi secara tertulis dan keanggotaannya yang terdaftar secara resmi. Sedangkan kelompok ‘13 3 Perilaku Konsumen Martina Shalaty Putri, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id informal adalah kelompok yang tidak memiliki struktur organisasi secara tertulis dan resmi, sifat keanggotaannya tidak tercatat. 2. Kelompok aspirasi dan disasosiasi Kelompok aspirasi adalah kelompok yang memperlihatkan keinginan untuk mengikuti norma, nilai maupun perilaku dari orang lain yang dijadikan kelompok acuan. Kelompok diasosiasi merupakan orang atau kelompok yang berusaha untuk menghindari asosiasi dengan kelompok acuannya. Tipe-tipe Kelompok Acuan Terdapat beberapa kelompok acuan yang terkait dengan konsumen, yaitu : 1. Kelompok Persahabatan (Friendship Group) Merupakan kelompok dimana anggotanya memilki ikatan atau hubungan pertemanan, sahabat atau lainnya. Dan pemasar melihat bahwa kelompok persahabatan berpengaruh terhadap pembelian produk atau jasa. 2. Kelompok Belanja (Shopping Group) Kelompok ini merupakan kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang melakukan belanja secara bersama-sama, baik dalam ikatan keluarga atau hubungan lain maupun yang belim memilki ikatan dalam artian melakukan aktivitas belanja dalam satu tempat secara bersama-sama. Mereka yang terlibat dalam kelompok belanja memiliki kecenderungan untuk saling bertukar ataupun memberi informasi mengenai produk atau merek yang dijual. 3. Kelompok Kerja (Work Group) Kelompok kerja ini merupakan kelompok yang bekerja bersama dalam satu tempat kerja. Biasanya didalam tempat kerja, interaksi yang terjadi ditempoat kerja akan mempengarihi perilaku konsumsi dan pengambilan keputusan konsumen dalam membeli produk atau jasa. Misalnya, ketika jam makan siang, seseorang akan mempengarihi atau memberikan informasi kepada rekan kerja lainnya untuk makan di tempat tertentu (merekomendasikan). ‘13 4 Perilaku Konsumen Martina Shalaty Putri, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 4. Kelompok atau Masyarakat Maya (Virtual Groups or Communities) Kelompok ini terbentuk karena adanya batasan geografik dan waktu sehingga menggunakan tekhnologi dalam berkomunikasi melalui internet dengan membentuk kelompok-kelompok tertentu. Saat ini sudah cukup banyak website yang terbentuk seperti yang saat ini marak melalui facebook, email, friendster, dll. 5. Kelompok Pegiat Konsumen (Consumer Action Groups) Kelompok ini merupakan kelompok yang terbentuk sebagai akibat adanya kurang puas atau perasaan kecewa terhadap pembelian produk ataupun jasa. Dimana konsumen memeilki kecenderungan untuk diam, mengirim surat ke pemasar, atau mengeluh melalui media lain untuk mempublikasikan kekecewaannya. Oleh karena itu, maka muncul kelompok yang berusaha untuk melindungi atau membantu mengatasi kekecewaan dalam pembelian, misalnya Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia. Terdapat tiga alasan seseorang bergabung dengan sebuah grup referensi : 1. Untuk Mendapatkan Pengetahuan Yang Berharga 2. Untuk Mendapatkan Penghargaan Atau Menghindari Hukuman 3. Untuk Mendapatkan Makna Yang Digunakan Untuk Membangun, Memodifikasi Atau memelihara konsep pribadi mereka Terdapat tiga pengaruh yang diberikan oleh grup referensi (kelompok acuan) : 1. Informasional Memberikan informasi yang berguna kepada konsumen baik secara verbal maupun demostrasi. Informasi yang relevan lebih membuat konsumen terpengaruh oleh kelompok acuan. Informasi yang diberikan dapat diberikan secara : Sengaja ( mencari tahu informasi) Tidak sengaja ( biasanya dalam benuk obrolan bersama) Bagaimana informasi dapat dipindahkan ke konsumen adalah ketika grup referensi memulai proses tersebut. 2. Utilitarian Kelompok acuan memilki kontrol atas imbalan atau hukuman yang penting. Konsumen biasanya menyesuaikan diri dengan keinginan grup referensi jika 1) mereka percaya bahwa grup tersebut dapat mengontrol imbalan dan hukuman, 2) perilakunya nyata atau dapat diketahui oleh kelompok dan 3) mereka mendominasi untuk mendapatkan imbalan atau menghindari hukuman. ‘13 5 Perilaku Konsumen Martina Shalaty Putri, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 3. Pengaruh ekspresi – nilai Mencerminkan makna yang diinginkan. Pengaruh kelompok acuan pada produk dan merek ada dua dimensi, yaitu : Berkaitan dengan sejauh mana suatu produk atau merek adalah sesuatu yang dibutuhkan atau benda yang mewah. Sejauh mana objek yang sedang dipertanyakan menarik atau dikenal oleh orang lain. Dibagi menjadi dua yaitu barang public ( kepemilikan dan penggunaan barang diketahui oleh orang lain, dapat diketahui mereknya tanpa mengalami kesulitan) dan barang pribadi (digunakan secara pribadi dan kurang diketahui). Berdasarkan keterangan diatas maka dapat disimpulkan bahwa efek dari dimensi public-pribadi dan mewah-kebutuhan pada pengaruh grup referensi untuk pilihan produk dan merek adalah sebagai berikut: Tabel . Efek Dari Dimensi Publik-Pribadi dan Mewah-kebutuhan Publik Pribadi ‘13 6 Perilaku Konsumen Martina Shalaty Putri, M.Si Kebutuhan Barang mewah Kebutuhan Barang mewah public public Pengaruh Pengaruh referensi referensi Produk : lemah Produk : kuat Merek : kuat Merek : kuat Contoh : jam, Contoh : club mobil golf Kebutuhan Barang mewah pribadi pribadi Pengaruh Pengaruh referensi referensi Produk : lemah Produk : kuat Merek : lemah Merek : lemah Contoh : kasur, Contoh : game lampu TV Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Komunikasi dari Mulut ke Mulut (Word of Mouth) Definisi Word of Mouth "Word of Mouth Marketing adalah komunikasi tentang produk dan jasa antara orangorang yang dianggap independen dari perusahaan yang menyediakan produk atau jasa, dalam medium yang akan dianggap independen dari perusahaan. Komunikasi ini bisa saja berupa percakapan, atau hanya satu arah testimonial. Misalnya berbicara langsung, melalui telepon, e-mail, listgroup, atau sarana komunikasi lainnya.” (Silverman, George. 2001.The Secret of WOM Marketing. Ebook Edition, hal. 25) Bicara mengenai WOM akan membawa kita pada tatanan komunikasi interpersonal dan komunikasi dalam kelompok. WOM memiliki kekuatan yang lebih besar dibandingkan dengan iklan maupun penjualan langsung, karena kekuatan WOM terletak pada kemampuannya dalam memberikan rekomendasi (referral). Hal tersebut sejalan dengan pemikiran Dye bahwa “kehidupan sehari-hari, seseorang cenderung senang untuk membagi pengalamannya tentang sesuatu.” (Godin, Seth. 2000.Unleashing the Ideavirus: e-book edition.New York: Do You Zoom Inc, hal 12.) Komponen Word of Mouth Gambar 1 Proses WOM Model di atas dimaksudkan untuk memberikan gambaran sederhana atas hal-hal yang berkaitan dengan proses WOMM. Ketiga hal diatas yaitu content, context dan carrier disebut konstituen dari proses WOMM. Variabel konstituen tersebut nantinya akan digunakan oleh peneliti untuk: 1. Content: Content di sini dimaksudkan sebagai pesan atau informasi yang menjadi bahan pembicaraan dalam proses dan interaksi WOM. Pesan atau informasi tersebut dapat bersifat positif atau negatif dalam kaitannya dengan merek atau produk yang menjadi bahan pembicaraan. ‘13 7 Perilaku Konsumen Martina Shalaty Putri, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2. Context : Pengertian dari context disini adalah bila isi pesan atau content mengalami proses penerimaan (decoding) dan pengiriman pesan (encoding). Context juga mengacu pada saluran (channel) yang dipakai pada suatu proses pesan. Contoh dari channel dapat berupa interest groups di internet dan yang menjadi context adalah tema dari interest group tadi. 3. Carriers : Carrier mengacu pada individu-individu yang melihara dan mempertahankan pesan dan informasi (content). Jenis Word Of Mouth dan tingkatannya WOM dapat dikategorikan menjadi dua jenis yaitu WOM positif (PWOM) dan WOM negatif (NWOM)dan keduanya memiliki pengaruh yang kuat terhadap perilaku konsumen dan kinerja bisnis. WOM positif merupakan proses penyampaian informasi dari mulut ke mulut yang dilakukan oleh individu yang satu ke individu lain berdasarkan pengalaman yang bersifat positif terhadap suatu produk, jasa, maupun perusahaan. Sementara itu, komunikasi WOM negatif merupakan proses interaksi dari mulut ke mulut yang didasarkan pada pengalaman negatif yang diperoleh dari individu yang satu ke individu yang lain terhadap suatu produk, jasa, atau perusahaan. Adapun WOM dibagi menjadi 9 level tingkatan mulai dari minus 4 hingga level plus 4 yang pada dasarnya mencoba untuk mengkolaborasikan lebihlanjut konsep WOM positif dan WOM negatif. Daftar Pustaka Prasetijo Tistiyanti, John JOI Ihalauw. 2006. Perilaku Konsumen. Jakarta: Andi Publisher. Peter dan Olson, 1996. Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. D. Sihombing (penerjemah). Consumen Behavior. Gelora Aksara Pratama. Jakarta. Saurabh Kanwar. What’s the buzz: Demistifying Word of Mouth Stategy M Research Paper.2002: 4. Sumarwan, U. 2004. Perilaku Konsumen. Ghalia Indonesia. Jakarta Ujang Sumarwan. 2011 . Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam pemasaran. Jakarta: Penerbit PT Ghalia Indonesia ‘13 8 Perilaku Konsumen Martina Shalaty Putri, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id