sih MODUL PERKULIAHAN ACCOUNT MANAGEMENT Komunikasi Efektif Fakultas Program Studi Tatap Muka Ilmu Komunikasi Advertising & Marketing Communications 08 Kode MK Disusun Oleh 43028 Sugihantoro, S.Sos, M.Ikom Abstract Kompetensi Modul ini membahas mengenai konsep Setelah mempelajari modul ini dasar komunikasi dan komunikasi diharapkan mahasiswa dapat efektif, komunikasi verbal dan memahami konsep dasar komunikasi nonverbal, komunikasi dan kinerja dan komunikasi efektif, komunikasi perkantoran (organisasi), komunikasi verbal dan nonverbal, komunikasi dan antar budaya interpersonal skills, kinerja perkantoran (organisasi), penjelasan tentang interpersonal skills, komunikasi antar budaya interpersonal unsur-unsur dalam interpersonal skills, arti penting interpersonal skills bagi account management. skills, penjelasan tentang interpersonal skills, unsur-unsur dalam interpersonal skills, arti penting interpersonal skills bagi account management. Komunikasi Efektif 1.1. Konsep Dasar Komunikasi dan Komunikasi Efektif Komunikasi terdengar mudah dilakukan dan setiap orang menganggap bahwa mereka bisa melakukannya. Tetapi komunikasi yang seperti apakah yang dianggap sebagai komunikasi yang efektif? Setiap aktivitas komunikasi sehari-hari biasanya tidak terstruktur, sehingga peran komunikator menjadi tumpang tindih. Hal itu berakibat pula pada makna dari komunikasi yang dilakukan. Komunikasi pada umumnya didefinisikan sebagai kegiatan saling bertukar pendapat, atau hubungan antara manusia, baik individu maupun kelompok. Komunikasi manusia merupakan proses pembentukan makna di antara dua orang atau lebih. Dari pernyataan ini maka komunikasi berhubungan dengan makna yang dapat diperoleh diantara pihak-pihak yang melakukan komunikasi. Menurut A.W. Wijaya (2000: 15) komunikasi adalah penyampaian informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang lain. komunikasi akan dapat berhasil apabila sekiranya timbul saling pengertian, yaitu jika kedua belah pihak, si pengirim dan si penerima informasi dapat memahaminya. Hal ini tidak berarti bahwa kedua belah pihak harus menyetujui sesuatu gagasan tersebut, tetapi yang penting adalah kedua belah pihak samasama memahami gagasan tersebut. Dalam keadaan seperti inilah baru dapat dikatakan komunikasi telah berhasil baik (komunikatif). Dalam praktek kehidupan organisasi, kegiatan komunikasi sangat komplek yaitu melibatkan semua elemen di dalam organisasi itu, sudah tentu anggota dalam organisasi memiliki derajat heterogenitas atau keragaman yang tinggi sehingga kemungkinan adanya homogenitas dalam organisasi hampir tidak ada. Komunikasi yang efektif dalam organisasi dapat terjadi antara pimpinan dengan bawahan atau sebaliknya antara bawahan dengan pimpinan maupun antara bawahan dengan bawahan. 1.1.1 Prinsip Komunikasi Untuk lebih memahami hakekat suatu komunikasi perlu adanya dasar pengetahuan yang cukup tentang prinsip-prinsip dalam berkomunikasi sebagaimana yang disampaikan oleh Seiler (1988), bahwa prinsip dasar dari komunikasi ada empat yaitu suatu proses, suatu system, suatu interaksi dan transaksi, dan suatu yang disengaja maupun tidak disengaja. 1) Komunikasi adalah suatu proses Komunikasi adalah suatu proses yang merupakan suatu seri kegiatan yang terus menerus, yang tidak mempunyai permulaan atau akhir dan selalu berubah-ubah serta berdampak pada terjadinya perubahan. 2016 2 Account Management Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2) Komunikasi adalah suatu sistem Masing-masing komponen atau unsur dalam komunikasi sangat terkait dan mempengaruhi dalam proses komunikasi yang efektif. Satu komponen tidaklah lebih penting dibanding komponen yang lain. 3) Komunikasi merupakan suatu interaksi dan transaksi Interaksi dalam komunikasi adalah saling bertukar pesan atau fikiran. 4) Komunikasi dapat terjadi secara sengaja maupun tidak disengaja. Komunikasi yang disengaja terjadi apabila pesan yang akan disampaikan terlebih dahulu dan dikirimkan kepada penerima yang dimaksudkan. 1.1.2. Tingkatan Komunikasi Komunikasi memiliki berbagai tingkatan, yaitu: 1) Komunikasi Intrapersonal. Komunikasi intrapersonal adalah komunikasi yang terjadi pada diri sendiri atau proses berfikir pada diri sendiri, keyakinan, perasaan dan berbicara pada diri sendiri, bisa juga terjadi pada saat melakukan ibadah misalnya, shalat, kita berkomunikasi dengan Allah SWT, yaitu dengan memohon doa kepada Sang Pencipta. 2) Komunikasi Interpersonal. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi diantara dua orang, yang terjadi kontak langsung dalam bentuk percakapan. Komunikasi ini berlangsung secara tatap muka, bisa melalui medium. Komunikasi ini dianggap paling efektif untuk mengubah sikap, pendapat, dan perilaku seseorang. 3) Komunikasi kelompok. Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang melibatkan lebih dari dua orang atau tiga orang, bisa berbentuk kelompok diskusi, rapat dan lain-lain yang satu sama lain saling mengenal 4) Komunikasi Publik. Komunikasi publik adalah proses komunikasi yang terjadi didepan publik atau masyarakat, baik secara aktif maupun pasif dengan menggunakan media atau dengan tidak menggunakan media (berbicara langsung). 5) Komunikasi Organisasi. Komunikasi yang terjadi didalam organisasi yang bersifat formal maupun nonformal. 6) Komunikasi Massa. Komunikasi yang melibatkan jumlah komunikan yang banyak, tersebar dalam area geografis yang luas, heterogen, namun mempunyai perhatian dan minat terhadap suatu isu atau berita. Biasanya dalam komunikasi ini melibatkan media misalnya, televisi, surat kabar, majalah, dan lain-lain. 2016 3 Account Management Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 1.1.3 Komunikasi yang Efektif Berdasarkan uraian Suharsono dan Dwiantara (2013:45), komunikasi yang baik pada dasarnya adalah komunikasi yang efektif. Komunikasi yang efektif akan menghasilkan respons sesuai dengan isi pesan yang disampaikan oleh komunikator. Ukuran atau kriteris komunikasi efektif sekaligus faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi antara lain : 1) Memiliki pengalaman dan kerangka acuan yang sama (frame of reference) Dalam proses komunikasi yang lebih kompleks dan mencakup masyarakat yang luas, komunikasi akan efektif jika komunikator dan komunikan memiliki berbagai kesamaan acuan dan pengalaman. Bidang pengalaman itu sangat penting. Apabila pengalaman komunikator dan komunikan itu sama maka komunikasi akan lebih mudah terjadi karena makna dari suatu pesan dapat dimengerti dalam kerangka acuan yang sama. 2) Dimensi waktu Kelayakan dan dampak pesan terhadap komunikan itu tergantung pada waktu atau saat kapan komunikasi itu berlangsung. Kontek waktu misalnya pagi, siang, sore dan malam akan mempengaruhi makna pesan yang disampaikan dalam proses komunikasi itu. Hal ini menunjukkan bahwa waktu atau kapan sebaiknya melakukan komunikasi itu sangat penting karena akan mempengaruhi pesan-pesan yang disampaikan komunikator. 3) Tanggapan terhadap umpan balik / feedback Dalam komunikasi antar personal (interpersonal) dan kelompok, baik besar maupun kecil, komunikasi akan berhasil apabila komunikator dapat memperhatikan dengan baik (tanggap) umpan balik yang terjadi. Daya tanggap ini penting untuk mengetahui respons atau sikap komunikan dalam proses komunikasi tersebut. Bagaimana sikap lawan bicara kita, apakah masih berminat, bersemangat, mau mendengarkan dengan baik atau sebaliknya. 4) Sikap Empati Dalam pemahaman sehari-hari-hari empati sering disederhanakan dengan istilah “ikut merasakan” atau berbela rasa. Dalam konteks komunikasi menurut Onong U. Effendy (2005:19) sebagaimana dikutip Suharsono dan Dwiantara (2013:50), empatik pada dasarnya adalah kemampuan seseorang memproyeksikan dirinya terhadap komunikan, sehingga ia mampu menempatkan diri pada komunikan yang berbeda status sosial, jenis pekerjaan, agama, ideologi, dan suku. SIkap empati ini sangat penting terutama pada komunikasi kelompok, baik kecil maupun besar. Dalam komunikasi ini, seorang komunikator akan berhadapan dengan banyak orang 2016 4 Account Management Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id (komunikan) yang biasanya memiliki berbagai macam perbedan, terutama pengalaman dan pengetahuan. 5) Sikap simpatik Dalam kontek komunikasi, komunikator harus memiliki sikap simpatik. Simpatik ini dipahami sebagai menarik bagi orang lan. Dalam komunikasi kelompok besar, komunikator biasanya berada di depan (mimbar). Oleh karena itu komunikator akan menjadi pusat perharian audience. Sementara itu menurut Joseph de Vito, menyebut ada lima kualitas umum yang dipertimbangkan untuk efektivitas sebuah komunikasi antara lain : 1. Openess (Adanya keterbukaan) 2. Supportiveness (Saling mendukung) 3. Positiveness (Bersikap positive) 4. Emphaty (Memahami perasaan orang lain) 5. Equality (Kesetaraan) Selain itu komunikasi efektif harus dibangun berdasarkan hubungan interpersonal yang efektif. 1.1.4. Hambatan dalam Komunikasi Menurut Dewi (2007:16), agar dapat saling memahami, komunikator dan komunikan harus memiliki pengertian yang sama mengenai kata, gerakan badan, nada suara, dan simbol-simbol lainnya. Hambatan komunikasi antar manusia bisa berupa : 1) Perbedaan persepsi dan bahasa Persepsi merupakan interpretasi pribadi atas sesuatu hal. Definisi seseorang mengenai suatu kata mungkin berbeda dengan orang lain. 2) Pendengaran yang buruk Walaupun sudah mengetahui cara mendengar yang baik, ternyata menjadi pendengar yang baik tidaklah mudah. Dalam keadaan melamun atau lelah memikirkan masalah lain, seseorang cenderung kehilangan minat mendengar. 3) Gangguan emosional Dalam keadaan kecewa, marah, sedih, atau takut seseorang akan merasa kesulitas saat menyusun pesan atau menerima pesan dengan baik. Secara praktis, tidak mungkin menghindari komunikasi ketika sedang ada dalam keadaan emosi. Kesalahpahaman sering terjadi akibat gangguan emosional. 4) Perbedaan budaya Berkomunikasi dengan orang lain yang berbeda budaya tidak dapat dihindari, terlebih lagi dalam zaman globalisasi ini. Perbedaan budaya merupakan hambatan yang paling sulit diatasi. 2016 5 Account Management Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 5) Gangguan fisik Pengirim atau penerima mungkin terganggu oleh hambatan yang bersifat fisik, seperti akustik yang jelek, tulisan yang tidak dapat dibaca, cahaya yang redup, atau masalah kesehatan. Gangguan fisik bisa mengganggu konsentrasi dalam komunikasi. 1.1.5. Mengatasi Hambatan dan Memperbaiki Komunikasi Menurut Dewi (2007:18), cara mengatasi hambatan dan memperbaiki komunikasi agar menjadi efektif yang dikutip dari Bovee dan Thill ( 2003:22), adalah sebagai berikut: 1) Memelihara iklim komunikasi terbuka Iklim komunikasi merupakan campuran dari nilai, tradisi, dan kebiasaan. Komunikasi terbuka akan mendorong keterusterangan dan kejujuran serta mempemudah umpan balik. 2) Bertekad memegang teguh etika komunikasi Etika merupakan prinsip yang mengatur seseorang untuk bersikap atau membawa diri. Orang yang tidak etis biasanya egois dan tidak peduli salah ataupun benar, serta menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. Komunikasi etis termasuk semua informasi yang relevan, benar dalam segala segi, dan tidak memperdayakan orang lain dengan cara apapun. Perbedaan nilai-nilai yang dianut bisa menyebabkan terjadinya dilema etika. 3) Memahami kesulitan komunikasi antar budaya Majunya perkembangan teknologi dan informasi telah menyebabkan terjadinya interaksi antar budaya, baik dalam lingkup regional, nasional, maupun internasional. Memahami latar belakang, pengetahuan, kepribadian, dan persepsi antar budaya akan membantu mengatasi hambatan komunikasi yang terjadi karena perbedaan budaya. 4) Menggunakan pendekatan berkomunikasi yang berpusat pada penerima Menggunakan pendekata yang berpusat pada penerima berarti tetap mengingat penerima ketika sedang berkomunikasi. Sikap empati, peduli, atau peka terhadap perasaan dan kepentingan orang lain bisa menjadi kunci keberhasilan dalam berkomunikasi. 5) Menggunakan teknologi secara bijaksana dan bertanggung jawab untuk memperoleh dan membagi informasi Teknologi dapat dipergunakan untuk menyusun, merevisi, dan mendistribusikan pesan. Penggunaan yang bijaksana dan bertanggung jawab akan mendorong terciptanya komunikasi yang efektif. 2016 6 Account Management Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 6) Menciptakan dan memproses pesan secara efektif dan efisien. Hal ini dapat dilakukan dengan cara: a) Memahami peneriam pesan b) Menyesuaikan pesan dengan penerima c) Mengembangkan dan menghubungkan gagasan d) Mengurangi jumlah pesan e) Memilih saluran atau media yang tepat f) Meningkatkan keterampilan berkomunikasi 1.2. Komunikasi Verbal dan Nonverbal 1.2.1. Definisi Komunikasi Verbal Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan menggunakan kata-kata (verbs), baik lisan maupun tulisan. Dengan demikian sebenarnya definisi komunikasi verbal ini sama dengan kebanyakan definisi dari komunikasi itu sendiri seperti yang diungkapkan oleh para ahli. Misalnya saja oleh Hoben (1954) yang menyatakan bahwa komunikasi adalah pertukaran pikiran atau gagasan secara verbal. Selain itu sebelum memulai mendefinisikan komunikasi verbal, ada baiknya kita mengawalinya dengan mendeskripsikan definisi atau batasan komunikasi nonverbal. Hal ini karena hampir keseluruhan definisi komunikasi yang ditawarkan Frank E.X Dance dan Carl.E. Larson itu merupakan tindakan komunikasi verbal sementara hanya ada satu definisi tentang komunikasi nonverbal dari seratus lebih definisi komunikasi verbal. a) Ciri-Ciri Utama Komunikasi Verbal Setidaknya ada tiga ciri utama yang menandai wujud atau bentuk komunikasi verbal. 1) Bahasa verbal adalah komunikasi yang kita pelajari setelah kita menggunakan komunikasi nonverbal. Jadi, komunikasi verbal ini digunakan setelah pengetahuan dan kedewasaan kita sebagai manusia tumbuh. 2) Komunikasi verbal dinilai kurang universal dibanding dengan komunikasi nonverbal, sebab bila kita keluar negeri misalnya dan kita tidak mengerti bahasa yang digunakan masyarakat setempat maka kita bisa menggunakan bahasa isyarat nonverbal. 3) Komunikasi verbal merupakan aktivitas yang lebih intelektual dibanding dengan bahasa nonverbal. Melalui komunikasi verbal kita mengkomunikasikan gagasan dan konsep-konsep yang abstrak. 2016 7 Account Management Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id b) Perbedaan Antara Komunikasi Verbal dan Nonverbal Meskipun pada intinya kedua jenis komunikasi ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena merupakan satu kesatuan, namun keduanya memilik perbedaan. Menurut Don Stacks dan kawan-kawan, ada tiga perbedaan utama diantara keduanya yaitu kesengajaan pesan (the intentionally of message), tingkat simbolisme dalam tindakan atau pesan (the degree of symbolism in the act or message), dan pemrosesan mekanisme (processing of mechanism). Berikut uraiannya. a) Kesengajaan (intentionally) Komunikasi verbal adalah jika pesan tersebut dikirimkan oleh sumber dengan sengaja dan diterima oleh penerima secara sengaja pula (Burgoon dan Ruffner). Komunikasi nonverbal tidak banyak dibatasi oleh niat atau intent tersebut. Komunikasi nonverbal cenderung kurang dilakukan dengan sengaja dan kurang halus apabila dibandingkan dengan komunikasi verbal. b) Perbedaan perbedaan simbolik (symbolic differences) Komunikasi verbal dengan sifat-sifatnya merupakan sebuah bentuk komunikasi yang diantarai (mediated form of communication). Kita mencoba mengambil kesimpulan terhadap makna apa yang diterapkan pada suatu pilihan kata. Kata-kata yang digunakan adalah abstraksi yang telah disepakati maknanya, sehingga komunikasi verbal bersifat intensional dan harus dibagi diantara orang-orang yang terlibat didalamnya. Mehrabian menjelaskan komunikasi verbal bersifat lebih eksplisit dibanding bahasa nonverbal yang bersifat implisit. Artinya isyarat-isyarat verbal dapat didefinisikan melalui sebuah kamus dan lewat aturan-aturan sintaksis namun hanya ada penjelasan yang samar-samar dan informal mengenai signifikansi beragam komunikasi nonverbal. Komunikasi verbal lebih spesifik artinya ia dapat dipakai untuk membedakan hal-hal yang sama dalam sebuah cara yang berubahubah, sedangkan bahasa nonverbal lebih mengarah pada reaksi-reaksi alami seperti perasaan atau emosi. c) Mekanisme pemrosesan (processing mechanism) Komunikasi verbal didasarkan pada unit-unit yang terputus-.putus, maka mekanisme pemrosesan pesan-pesan verbal di otak terjadi pada bagian otak sebelah kiri, karena secara tipikal otak sebelah kiri adalah tipe informasi yang tidak berkesinambungan dan berubah-ubah. Sementara komunikasi nonverbal yang lebih bersifat berkesinambungan di proses di bagian otak sebelah kanan dimana informasi yang diolah di sini adalah informasi yang berkesinambungan dan alami. 2016 8 Account Management Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Sedangkan menurut Malandro dan Barker perbedaan antara keduanya seperti yang dikutip dalam buku Komunikasi Antar Budaya tulisan Dra. Ilya Sunarwinadi, M.A. antara lain sebagai berikut. a) Struktur >< Nonstruktur Komunikasi verbal sangat terstruktur dan mempunyai hukum atau aturanaturan tata bahasa. Sedangkan komunikasi nonverbal tidak ada sama sekali atau hampir tidak ada struktur formal yang mengarahkan komunikasi. b) Linguistik >< Nonlinguistik Linguistik mempelajari macam-macam segi bahasa verbal, karena linguistik adalah ilmu yang mempelajari asal-usul, struktur, sejarah, variasi regional dan ciri-ciri fonetik dari bahasa. Sedangkan Komunikasi nonverbal belum atau tidak memiliki sistem bahasa yang didokumentasikan walaupun ada usaha untuk memberi arti khusus pada ekspresi-ekspresi wajah tertentu. c) Sinambung >< Tidak Sinambung Komunikasi verbal dianggap bersifat putus-putus, sedangkan komunikasi nonverbal bersifat sinambung. Komunikasi nonverbal baru berhenti ketika orang yang terlibat di dalamnya meninggalkan suatu tempat. Sedangkan komunikasi verbal memiliki titik awal dan akhir yang pasti. d) Dipelajari>< Didapat secara alamiah Jarang sekali individu diajarkan cara untuk berkomunikasi secara nonverbal, bahkan mungkin tidak ada. Seseorang cukup hanya mengamati dan mengalaminya selama berinteraksi dengan lingkungan sosialnya maka secara tidak langsung ia akan menggunakan komunikasi nonverbal. Bahkan ada yang berpendapat bahwa komunikasi nonverbal itu merupakan naluri-naluri dasar sifat manusia. Sebaliknya komunikasi verbal adalah sesuatu yang harus dipelajari. e) Pemrosesan dalam bagian otak sebelah kiri>< Pemrosesan dalam bagian otak sebelah kanan Pendekatan neurofisiologik melihat perbedaan dalam pemrosesan stimuli verbal dan nonverbal dalam diri manusia. Pendekatan ini menjelaskan bagaimana kebanyakan stimuli verbal diproses di otak sebelah kiri sedangkan komunikasi nonverbal diproses di sebelah kanan. 1.2.2. Komunikasi Nonverbal Cara kita berdiri, cara kita berjalan, gaya yang kita tampilkan saat kita mengangkat bahu kita, mengernyitkan dahi kita, menggoyangkan kepala kita; pokoknya semuanya menyampaikan sesuatu ke orang lain, dan itu tentu saja adalah komunikasi. Kita tidak perlu untuk melakukan suatu tindakan yang khusus untuk melakukan semua itu. Kita juga dapat 2016 9 Account Management Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id dikatakan melakukan komunikasi nonverbal melalui pakaian yang kita gunakan, mobil yang kita kendarai, atau kantor yang kita tempati. Memang benar, bahwa yang dikomunikasikan mungkin kurang akurat, namun demikian mau tidak mau tetap saja ada yang dikomunikasikan melalui cara itu. a) Definisi Komunikasi Nonverbal Secara sederhana komunikasi nonverbal dapat didefinisikan sebagai berikut: non berarti tidak, verbal bermakna kata-kata (words), sehingga komunikasi nonverbal dimaknai sebagai komunikasi tanpa kata-kata. Menurut Adler dan Rodman dalam bukunya Understanding Human Communication, batasan yang sederhana tersebut merupakan langkah awal untuk membedakan apa yang disebut dengan vocal communication yaitu tindak komunikasi yang menggunakan mulut dan verbal communication yaitu tindakan komunikasi yang menggunakan kata-kata. Dengan demikian definisi kerja dari komunikasi nonverbal adalah pesan lisan dan bukan lisan yang dinyatakan melalui alat lain di luar alat kebahasaan (oral and nonoral messages expressed by other than linguistic means). Batasan lain mengenai komunikasi nonverbal dikemukakan oleh beberapa ahli lainnya, yaitu: 1) Frank E.X Dance dan Carl E. Larson Komunikasi nonverbal adalah sebuah stimuli yang tidak bergantung pada isi simbolik untuk memaknainya ( a stimulus not dependent on symbolic content for meaning) 2) Edward Sapir Komunikasi nonverbal adalah sebuah kode yang luas yang ditulis tidak dimanapun juga, diketahui oleh tidak seorangpun dan dimengerti semua (an elaborate code that is written now here, known to none, and understood by all) 3) Malandro dan Barker yang dikutip dari Ilya Sunawardi Komunikasi Antar Budaya memberikan batasan-batasannya sebagai berikut: Komunikasi nonverbal adalah komunikasi tanpa kata-kata. Komunikasi nonverbal terjadi bila individu berkomunikasi tanpa menggunakan suara. Komunikasi nonverbal adalah setiap hal yang dilakukan oleh seseorang yang diberi makna oleh orang lain. Komunikasi nonverbal adalah studi mengenai ekspresi wajah, sentuhan waktu, gerak isyarat, bau, prilaku mata, dan lain-lain. 2016 10 Account Management Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id b) Karakteristik Komunikasi Nonverbal Menurut Ronald Adler dan George Rodman, komunikasi nonverbal memiliki empat karakteristik yaitu keberadaannya, kemampuannya menyampaikan pesan tanpa bahasa verbal, sifat ambiguitasnya dan keterikatannya dalam suatu kultur tertentu. Eksistensi atau keberadaan komunikasi nonverbal akan dapat diamati ketika kita melakukan tindak komunikasi secara verbal, maupun pada saat bahasa verbal tidak digunakan. Atau dengan kata lain, komunikai nonverbal akan selalu muncul dalam setiap tindakan komunikasi, disadari maupun tidak disadari. Keberadaan komunikasi nonverbal ini pada gilirannya akan membawa kepada cirinya yang lain yaitu bahwa kita dapat berkomunikasi secara nonverbal, karena setiap orang mampu mengirim pesan secara nonverbal kepada orang lain tanpa menggunakan tanda-tanda verbal. Karakteristik lain dari komunikasi nonverbal adalah sifat ambiguitasnya, artinya ada banyak kemungkinan penafsiran terhadap setiap prilaku. Sifat ambigu atau mendua ini sangat penting bagi penerima (receiver) untuk menguji setiap interpretasi sebelum sampai pada kesimpulan tentang makna dari suatu pesan nonverbal. Dan karakteristik terakhir adalah bahwa komunikasi nonverbal terikat dalam suatu kultur, atau budaya tertentu. Maksudnya perilaku-perilaku yang memiliki makna khusus dalam suatu budaya akan mengekspresikan pesan-pesan yang berbeda dalam ikatan kultur yang lain. 1.3. Komunikasi dan Kinerja Perkantoran (Organisasi) Berdasarkan uraian Sutojo dan Setiawan dalam bukunya Komunikasi Bisnis yang Efektif, menjelaskan bahwa perusahaan dan organisasi lain terdiri dari sekelompok orangorang yang bekerja sama untuk keperluan bisnis, profesi, sosial dan berbagai macam keperluan lainnya. Mereka bekerja sama menyusun peraturan, mengambil keputusan dan melakukan hubungan dengan berbagai pihak di luar organisasi. Untuk menjalankan tugastugas itu mereka beraksi, berinteraksi dan berkomunikasi. Aksi, interaksi dan komunikasi itu dijalankan dengan bawahan, atasan dan rekan kerjanya maupun dengan pihak ketiga. Dengan berkomunikasi mereka saling bertukar informasi, pendapat dan saran. Mereka saling berkirim berita, berbicara dan mendengarkan. Setiap perusahaan tidak dapat berfungsi dengan sempurna tanpa melakukan komunikasi yang efektif. Banyak pakar manajemen mengutarakan komunikasi yang efektif merupakan suplemen manajemen yang profesional. Komunikasi bisnis yang efektif mempunyai dua tujuan utama, yaitu: Mendapatkan pemahaman penuh tentang makna pesan yang diberikan kepada pihak lain, baik di dalam maupun luar organisasi perusahaan. Mendapatkan tanggapan, tindakan atau persetujuan dari si penerima pesan seperti yang diharapkan si pemberi pesan. 2016 11 Account Management Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pesan itu sendiri dapat berbentuk dapat berbentuk berita, introduksi tentang sesuatu hal yang baru, penyampaain pendapat, informasi, penjelasan, rekomendasi, perintah, pertanyaaan atau himbauan untuk berbuat sesuatu. 1.3.1. Elemen Komunikasi Organisasi Sebagaimana kita ketahui, komunikasi adalah proses memberikan dan menerima pesan verbal dan non-verbal, dengan harapan muncul tanggapan atau reaksi dari si penerima pesan. Komunikasi dapat dikatakan efektif apabila pesan yang diberikan dapat dimengerti secara penuh oleh penerimanya dan di penerima memberikan reaksi atau tanggapan seperti yang diharapkan si pemberi pesan. Komunikasi merupakan proses dua arah dalam tukar menukar informasi, berita, usul atau gagasan di antara dua orang perorangan atau lebih. Dalam praktek sehari-hari komunikasi antar orang perorangan atau perusahaan tidak selalu berjalan mulus. Seringkali komunikasi tersebut cukup kompleks sehingga apabila tidak dilakukan secara baik dapat menimbulkan salah pengertian atau miss-komunikasi. Proses komunikasi antar orang perorangan atau perusahaan melibatkan lima elemen pokok, antara lain: Pemberi pesan (sender atau encoder) Elemen pertama komunikasi adalah pemberi pesan (sender atau encoder). Salah satu tanggung jawab pemberi pesan adlah memformulasikan pesan yang akan mereka berikan sedemikian rupa sehingga dapat dimengerti sepenuhnya oleh penerima pesan. Seperti telah disinggung dimuka, apabila pesan itu tidak dapat dimengerti sepenuhnya oleh si penerima, ada resiko terjadi kesalah pengertian atau miss-komunikasi. Akibatnya si pemberi pesan tidak akan menerika tanggapan yang sesuai dengan yang mereka harapkan. Bahkan mungkin akan mendapat reaksi yang tidak diharapkan. Bahkan mungkin akan mendapat reaksi yang tidak diharapkan. Pesan yang diberikan (message) Pesan yang diberikan pemberi pesan terdiri dari simbol-simbol yang menggambarkan informasi, pendapat, introduksi, petunjuk, penjelasan, perintah, usul, pertanyaan dan larangan yang ingin disampaikan. Simbol-simbol tersebut dapat berbentuk verbal (menggunakan kata-kata secara lisan maupun tulisan) atau nonverbal (tanpa katakata, misalmya dengan mimik muka atau isyarat). Seringkali pesan yang akan diberikan orang perorangan atau organisasi cukup sederhana. Sebagai contoh pesan untuk mematuhi peraturan lalu lintas yang disampaikan kantor kepolisian kepada para pemakai jalan raya cukup sederhana dan mudah dimengerti, yaitu rambu-rambu lalu 2016 12 Account Management Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id lintas dalam bentuk komunikasi visual. Termasuk dalam rambu-rambu tersebut adalah lampu lalu lintas tiga warna, merah, kuning dan hijau. Jalur dan media komunikasi (communication channel and media) Pesan yang ingin disampaikan pemberi pesan dapat disampaikan melalui dua jalur media utama yaitu melalui jalur tulsian (written channel) dan jalur lisan (verbal atau oral channel). Dengan demikian komunikasi dapat dikelompokkan menjadi dua golongan utama yaitu komunikasi lisan dan komunikasi tertulis. Jalur komunikasi mana yang akan dipergunakan tergantung dari kebutuhan atau kondisi yang sedang dihadapi pemberi pesan. Apabila pesan yang akan diberikan cukup penting, rahasia atau membutuhkan tanggapan yang cepat dari penerima pesan, jalur lisan lebih cocok untuk dipergunakan. Media yang dipergunakan antara lain percakapan tatap muka (face to face conversation), rapat, perteuan formal lainnya, pesawat telepon, dan teleconference. Sedangkan apabila pesan yang ingin disampaikan cukup rumit, panjang lembar, sangat teknis, tidak membutuhkan tanggapan cepat atau membutuhkan laporan tertulis untuk arsip, jalur tulisan lebih cocok untuk dipergunakan. Media yang dipergunakan antara lain memorandum, surat, telefax, letter, email, laporan singkat tertulis atau laporan panjang tertulis, surat perjanjian, bulletin, catalog dan brosur. Penerima pesan (receiver, audience, atau decoder) dan Penerima pesan (reciver atau decoder) adalah mereka yang menerima pesan tertulis atau lisan. Mereka menerima pesan melalui pendengaran atau penglihatan, kadangkadang juga melalui sentuhan. Dalam banyak kejadian penerima pesan terdiri dari lebih dari satu orang karena pesan itu disampaikan kepada audience. Bagaimana penerima pesan mengartikan atau bereaksi terhadap pesan yang mereka terima, antara lain dipengaruhi oleh persepsi dan sikap mereka terhadap pesan itu dan terhadap pembawa pesan. Sedangkan persepsi atau sikap tiap orang juga dipengaruhi pengalaman dan lingkungan hidup mereka (termasuk keluarga dan handai taulan). Faktor lain yang mempengaruhi persepsi dan sikap adalah latar belakang pendidikan, tingkat inteligensia, profesi budaya, agama, ras dan suku. Agar dapat bereaksi secara efektif penerima pesan memerlukan persiapan mental dan fisik secukupnya. Fisik mereka tidak boleh terlalu lelah. Apabila fisik terlalu lelah sikap, persepsi dan reaksi mereka terhadap pesan yang diterima tidak dapat optimal. Hal yang sama berlaku pada kondisi mental mereka. Apabila mental penerima pesan sedang letih (mentally fatigue), jenuh, atau emosinya sedang tidak seimbang pesan yang diterima juga tidak dapat mereka cerna denga baik. Seorang pemberi pesan yang mengerti latar belakang penerima pesan dan menyesuaikan diri dengan latar belakang tersebut mempunyai harapan lebih mudah dimengerti. 2016 13 Account Management Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Tanggapan atau umpan balik (feedback) Tanggapan atau reaksi penerima pesan dipengaruhi oleh seberapa jauh mereka dapat memahami arti atau makna pesan yang diberikan. Tanggapan dapat berbentuk lisan, tulisan, tindakan, atau kombinasi dari dua atau ketiga-tiganya. Ia dapat berupa persetujuan, penolakan, permintaan penjelasan lebih lanjut, keputusan yang diinginkan atau tidak diinginkan pembawa pesan. Tanggapan juga dapat berbentuk laporan panjang atau pendek. Efektifitas komunikasi bisnis juga ditentukan oleh tanggapan yang diberikan penerima pesan. 1.3.2. Manfaat Komunikasi Bisnis yang Efektif Menurut Sutojo dan Setiawan, semua komunikasi bisnis yang dilakukan pimpinan puncak, manajer, eksekutif dan karyawan dan sebagainya dari perusahaan diperlukan untuk memperlancar pelaksanaan rencana kerja. Komunikasi tersebut juga diperlukan untuk membantu tercapainya tujuan bisnis perusahaan serta memonitor kinerja bisnis perusahaan mereka. Dalam bukunya Business Communication, Strategies and Skill, Prof. Richard C. Huseman, University of Central Florida, USA mengutarakan sayangnya salah satu masalah besar yang dihadapi banyak perusahaan di dunia pada dewasa ini adalah kekurangmampuan para manajernya berkomunikasi secara efektif. Kekurangmampuan berkomunikasi secara efektif tersebut berlaku baik dalam komunikasi dengan bawahan maupun dengan pihak ketiga termasuk para pelanggan. Masalah komunikasi bisnis menurut beliau menjadi lebih pelik lagi bilamana organisasi berkembang secara berarti. Dalam banyak kejadian, pertumbuhan perusahaan tidak terbatas pada skala dan bidang usaha mereka saja, melainkan juga menyangkut ruang lingkup geografi (lokal, nasional bahkan internasional) kegiatan. Dengan pertumbuhan perusahaan seperti itu justru karyawan dan bagian dalam struktur organisasi perusahaan juga bertambahn. Demikian juga jenis tugas khusus dan istilah teknis atau jargons yang dipergunakan oleh tiap bagian dan tiap individu karyawan. Latar belakang usia, pola pikir, pendidikan dan pengalaman karyawan di dalam bagian-bagian perusahaan tersebut menjadi lebih bervariasi. Jarak antara atasa dan bawahan maupun antara bagian yang satu dengan yang lainnya menjadi lebih besar. Dengan demikian proses tukar-menukar informasi, pendapat, saran dan sebagainya menjati tidak semudah sebelumnya. Selanjutnya apabila perusahaan berkembang dari skala lokal ke skala nasional atau internasional, para karyawan yang bekerja di lokasi yang berbeda dapat mempunyai latar belakang suku, golongan sosial, kebudayaan, tradisi bahkan bahasa ibu yang berbeda-beda pula. Oleh karena itu untuk memperlancar komunikasi dibutuhkan teknik-teknik yang lebih canggih. 2016 14 Account Management Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Prof. Huseman menyatakan pada dasarnya sebagian besar orang tidak mahir berkomunikasi secara efektif. Walaupun demikian menurut beliau, keterapilan manajemen (managerial skills) yang satu ini dapat dipelajari. Pada dewasa ini tidak sedikit perusahaan yang dikelola secara professional menyusun rencana dan melaksanakan program training komunikasi bisnis yang efektif secara berskala bagi anggota manajemen, ekesekutif dan staff mereka. Manfaat komunikasi intern yang efektif. Komunikasi intern perusahaan dilakukan antara: Atasan dengan bawahan (downward communication) Bawahan dengan atasan (upward communication) Di antara rekan kerja yang setingkat (horizontal communications) Komunikasi Vertikal Komunikasi dari atas ke bawah yang efektif dapat menciptakan suasana kerja yang kondusif serta kepuasan kerja bagi bawahan. Suasana kerja yang kondusif tersebut dapat meningkatkan moral, motivasi dan efisiensi kerja perusahaan. Komunikasi dari bawah ke atas yang efektif mempunyai banyak manfaat bagi atasan yang professional. Di samping laporan tertulis yang disampaikan bawahan secara periodic, atasan yang professional ingin mendengar komentar, pendapat, usul, keinginan, kesan bahkan keluhan tentang berbagai macam hal secara jujur dan terbuka dari bawahanya. Dengan mendengarkan hal-hal tersebut secara jujur dan terbuka atasan perusahaan dapat mengetahui berbagai macam hal yang bersangkutan dengan pelaksanaan manajemen secara lebih transparan. Sebagai kelanjutannya mereka dapat mengambil keputusan yang diperlukan secara lebih tepat. Komunikasi Horizontal Komunikasi horizontal yang efektif membantu individu dan bagian perusahaan dalam bekerjasama memecahkan problem yang dihadapi bersama. Ini juga dapat membantu mereka dalam menunaikan tugas dan mengambil keputusan bersama. Komunikasi horizontal yang efektif merupakan salah satu sarana untuk menyamakan persepsi, pendapat, dan pola pikir antar bagian. Dengan demikian ia dapat menjadi sarana untuk membangun keharmonisan hubungan dan kerjasama antar bagian dalam perusahaan. Manfaat yang satu ini juga berlaku bagi setiap jenis organisasi yang lain, apakah mereka itu lembaga pendidikan, koperasi, yayasan, organisasi dan olahraga, organisasi keagamaan, partai politik, organisasi masa bahkan bagi cabinet yang memerintah negara sekalipun. 2016 15 Account Management Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Manfaat Komunikasi Ekstern yang Efektif Komunikasi bisnis dengan pihak ketiga yang efektif membawa dampak yang positif yag dalamkeberhasilan usaha bisnis dan upaya memabngun citra perusahaan di masyarakat. Sebagai contoh surat kepada pihak ketiga, laporan, brosur, dan presentasi bisnis yang disusun secara professional dapat meningkatkan citra perusahaan. Komunikasi ekstern yang professional (termasuk penyelenggaraan program promosi penjualan) dapat meningkatkan minat konsumen kepada barang atau jasa yang dipasarkan. Di lain pihak komunikasi bisnis yang tidak efektif sangat mahal “biayanya.” Ia dapat menurunkan citra perusahaan, memboroskan jam kerja dan menjauhkan pelanggan. Manfaat Bagi Para Staf dan Eksekutif Bagi para staf dan eksekutif yang dalam menjalankan tugasnya lebih memerlukan pikiran daripada tenaga, kemampuan berkomunikasi secara efektf dapat menunjang perkembangan karir pekerjaan mereka. Secara rata-rata para anggota manajemen dan eksekutif perusahaan menghabiskan 60 sampai 80 persen hari-hari kerja mereka untuk berkomunikasi (berdiskusi, menghadiri rapat, ceramah, berbicara melalui telepo, teleconference, korenpondensi dan sebagainya). Oleh karena itu kinerja mereka banyak dipengaruhi kemampuanya berkomunikasi. Dalam bukunya Effective Business Communication, Prof. Herta A. Murphy, University of Washington, USA mengutarakan ada delapan factor yang dipergunakan banyak pimpinan perusahaan di Amerika Serikat sebagai bahan pertimbangan mempromosikan jenjang karir eksekutif mereka. Walaupun yang diutarakan Prof. Murphy tersebut dipergunakan di Amerika Serikat, namun dalam banyak hal ia juga dapat diterapkan banyak negara lain termasuk Indonesia. Adapun bahan pertimbangan promosi jenjang karir tersebut adalah sebagai berikut: 1) Kemampuan bekerja keras (hard worker) 2) Kemampuan manajemen (managerial ability) 3) Kepercayaan diri (self confidence) 4) Kemampuan mengambil keputusan yang sehat (making sound decisions) 5) Latar belakang pendidiakn akademis (college education) 6) Kemampuan berkomunikasi secara efektif (ability to communicate effectively) 7) Berpenampilan menarik (good appearance) Dari daftar syarat promosi di atas Nampak kemampuan berkomunikasi secara efektif merupakan salah satu bahan pertimbangan. Kemampuan berkomunikasi secara efektif (terutama komunikasi verbal) juga menjadi salah satu syarat keberhasilan 2016 16 Account Management Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id menjalankan pekerjaan atau jabatan tertentu. Contoh jenis pekerjaan tersebut antara lain pengacara, politikus, diplomat, wartawan, tenaga pengajar, tenaga riset lapangan, konsultan, public auditor, manajer pemasaran, manajer penjualan, resepsionis dan sales executive. 1.3.3. Bentuk-Bentuk Komunikasi Bisnis Modern Menurut Sutojo dan Setiawan, dalam masyarakat modern komunikasi bisnis di dalam maupun ke luar perusahaan dilakukan dalam tiga bentuk antara lain: 1) Komunikasi lisan (oral atau verbal communications) Komunikasi lisan juga disebut komunikasi verbal (verbal; ata oral communications) dan dipergunakan baik antar individu di dalam organisasi maupun dengan individu di luar perusahaan. Komunikasi verbal dilakukan untuk berbagai macam tujuan, antara lain: o Penyampaian perintah, penjelasan dan bimbingan tugas kepada bawahan o Presentasi bisnis di depan forum atau audience o Presentasi subyek tertentu di depan rapat atau pertemuan formal lainnya o Berbagai macam wawancara o Pembicaraan bisnis melalui telepon dan teleconference 2) Komunikasi tertulis (written communications), dan Seperti halnya komunikasi verbal komunikasi tertulis dilakukan baik antar individu dan bagian adlam struktur organisasi perusahaan maupun dengan pihak ketiga. Komunikasi tertulis dilakukan dalam berbagai macam bentuk dan tujuan, antara lain: o Formulir, memorandum, surat penugasan – terutama untuk menjalankan kegiatan di dalam perusahaan o Surat, telefax letters, email, telex – terutama untuk korespondensi dengan pihak ketiga dan antar bagian perusahaan yang terpisah oleh jarak jauh. o Laporan formal – sebagai bahan masukan untuk menyusun strategi, rencana kerja atau pengambilan keputusan. o Naskah, hands-out, kertas kerja. o Sarana promosi – brosur, prospectur, iklan, spanduk, poster, baliho. 3) Komunikasi dengan sinyal atau alat peraga (visual communications) 2016 17 Account Management Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pilihan Bentuk Komunikasi Komunikasi lisan diperlukan antara lain bilamana pesan yang akan disampaikan sangat penting, rahasia, atau membutuhkan tanggapan yang cepat dari penerima pesan. Sedangkan komunikasi tertulis dapat dipilih bilamana: o Pesan atau subyek yang ingin disampaikan cukup banyak dan kompleks; perlu penjelasan panjang lebar atau teknis; perlu visualisasi pesan dalam bentuk angka-angka, grafik, gambar data statistic. o Penerima pesan terpisah jarak dengan pemberi pesan. o Memerlukan laporan data atau dokumen tertulis untuk arsip o Tidak dibutuhkan tanggapn cepat dari penerima pesan 1.3.4. Persyaratan Komunikasi Bisnis yang Efektif Mutu komunikasi bisnis ditentukan oleh dua macam factor yaitu: 1) Sikap positif para pemberi pesan dan Sikap berkomunikasi bisnis mempunyai kontribusi penting dalam membangun citra. Perusahaan yang pimpinan dan eksekutifnya mampu berkomunikasi secara professional akan menciptakan citra organisasi yang mereka wakili sebagai perusahaan yang professional. Sebaliknya pimpinan, eksekutif dan staf perusahaan yang menunjukkan sikap dominan, memaksanakn kehendak, arogan atau tidak menguasai subyek yang disampaikan, dapat meciptaka citra perusahaan yang tidak professional. Setiap orang pimpinan, eksekutif dan karyawan peruashaan wajib memiliki sikap positif. Mereka harus sadar atas peranannya untuk memperoleh pemahaman makna pesan yang mereka berikan kepada pendengar atau pembaca pesan itu. Selanjutnya mereka harus mampu memperoleh tanggapan atau reaksi dari penerima pesan seperti yang diharapka perusahaannya. Sikap positif tersebut tidak hanya ditunjukkan pada aat mereka menjalankan tugas penting (misalnya memenangkan tender penjualan barang), melainkan juga selama menjalankan tugas rutin dengan orang-orang dari luar perusahaan. Hal ini disebabkan karena kumulasi kesan terhadap sikap dari deretan komunikasi rutin, juga menimbulkan kesan tertentu terhadap citra perusahaan. Ciri sikap positif berkomunikasi yang lain adalah kompeten, antusias, dan penuh perhatian kepada penerima pesan. Sebagai contoh seorang pembicara atau penulis yang efektif tidak pernah merasa bosan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sama atau serupa dari penanya yang berlainan. Sikap positif juga harus dimiliki para karyawan yang menjalankan tugas kehumasan dan yang menjalankan tugas melayani pembeli da pelanggan. 2016 18 Account Management Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2) Memenuhi syarat-syarat khusus Di samping mempersiapkan diri dengan baik untuk menjadi komunikator bisnis yang efektif diperlukan syarat-syarat khusus sebagai berikut: o Cerdas, kaya bahan pertimbangan yang sehat dalam memilih topik atau fakta yang perlu dikemukakan selama berkomunikasi. o Sabar dan penuh pengertian; bahkan pada saat-saat menghadapi orangorang yang perangainya tidak terpuji sekalipun. o Jujur, mempunyai integritas yang tinggi. o Menguasai subyek dan Bahasa yang dipergunakan selama berkomunikasi. o Memiliki pengetahuan dasar tentang proses komunikasi dan metode-metode memberikan dan menerima pesan secara efektif. Fungsi Komunikasi Organisasi Fungsi komunikasi dalam organisasi sangat besar. Menurut Sendjaja (Burhan. 2009), organisasi baik yang berorientasi untuk mencari keuntungan (profit) maupun nirlaba (non-profit), memiliki empat fungsi organisasi, yaitu: fungsi normatif, regulatif, persuasif, dan integratif 1) Fungsi informatif Organisasi dapat dipandang sebagai suatu system proses informasi (informationprocessing system). Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik, dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. Informasi pada dasarnya dibutuhkan oleh semua orang yang mempunyai perbedaan kedudukan dalam suatu organisasi. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di samping itu juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan. 2) Fungsi Regulatif Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Pada semua lembaga atau organisasi, ada dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif ini. Pertama, atasan atau orang-orang yang berada dalam tatanan manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Disamping itu, mereka juga mempunyai 2016 19 Account Management Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id kewenangan untuk memberi instruksi atau perintah, sehingga dalam struktur organisasi kemungkinan mereka ditempatkan pada lapis atas (position of outhority) supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana mestinya. Namun demikian, sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung pada: Keabsahan pimpinan dalam menyampaikan perintah Kekuatan pimpinan dlaam memberi sanksi Kepercayaan bawahan terhadap atasan sebagai seorang pimpinan sekaligus sebagai pribadi. Tingkat kredibilitas pesan yang diterima bawahan Kedua, berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh untuk dilaksanakan 3) Fungsi persuasif Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk memersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya. 4) Fungsi integratif Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi formal, seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (newsletter, bulletin) dan laporan kemajuan organisasi; juga saluran komunikasi informal, seperti perbincangan antarpribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga, ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi. 1.4. Interpersonal Skills Keterampilan interpersonal adalah kemampuan seseorang secara efektif untuk berinteraksi dengan orang lain maupun dengan rekan kerja, untuk mengenali dan merespon secara layak perasaaan, sikap dan perilaku, motivasi serta keinginan orang lain. Bagaimana seseorang mampu membangun hubungan yang harmonis dengan memahami dan merespon manusia atau orang lain. Interpersonal skill (keterampilan interpersonal) sebagai kemampuan seseorang secara efektif untuk berinteraksi dengan orang lain maupun dengan rekan kerja, seperti pendengar yang baik, menyampaikan pendapat secara jelas dan bekerja dalam satu tim. Pakar lain mengatakan bahwa interpersonal skill adalah kecakapan atau keterampilan yang 2016 20 Account Management Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id dimiliki oleh seseorang dalam hubungannya dengan orang lain, kecakapan atau keterampilan untuk berkomunikasi baik verbal maupun nonverbal. Keterampilan interpersonal tidak hanya penting di tempat kerja, kehidupan pribadi dan sosial kita juga bisa mendapatkan keuntungan dari keterampilan interpersonal yang lebih baik. Orang-orang dengan kemampuan interpersonal yang baik biasanya dianggap sebagai orang yang optimis, tenang, percaya diri dan karismatik-kualitas yang sering menawan atau menarik bagi orang lain. Dalam dunia kerja dan bisnis, keterampilan interpersonal yang tinggi akan membawakan kesuksesan dalam pekerjaan, misalnya dalam kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun non-verbal. Soft skills merupakan keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (interpersonal skills) dan keterampilan dalam mengatur dirinya sendiri (intrapersonal skills) yang mampu mengembangkan hasil kerja secara maksimal. Terdapat banyak komponen dari soft skills diantaranya yaitu : kejujuran, kemampuan berkomunikasi, kemampuan organisasi, tanggung jawab, kemampuan beradaptasi, mampu berlaku adil, dan lain sebagainya. Adapun beberapa interpersonal skill (keterampilan interpersonal), antara lain : 1) Keterampilan listening (mendengarkan) Salah satu komponen dari proses komunikasi adalah bagian menerima pesan, salah satunya ialah mendengarkan. Mendengarkan bukan secara harfiah menggunakan alat pendengaran (telinga) , tetapi memiliki arti yang lebih luas dengan penggunaan alat penerimaan pesan lainnya. Berikut ini ada empat alasan utama mengapa orang perlu mendengarkan : a) Untuk memahami dan memperoleh informasi Orang yang menguasai informasi memiliki kesempatan yang lebih besar untuk sukses, baik secara pribadi maupun konteks professional, sebab, di era sekarang, menguasai informasi berarti menguasai sumber daya. Memahami perintah, memahami pesan, memahami kebutuhan orang lain, menggali lebih banyak informasi dibutuhkan sebagai modal agar dapat berkomunikasi serta menjadi kemampuan utama untuk dapat berhasil dalam setiap pekerjaan. b) Analisis terhadap kualitas Informasi Kemampuan seseorang untuk dapat menganalisis informasi dibutuhkan agar dapat bertindak tepat. Mendengarkan dan mendapatkan informasi lebih banyak akan meningkatkan kualitas pesan yang diterima, kelengkapan data, dan kemampuan mengolah informasi, sehingga simpulan atau analisis terhadap suatu kondisi atau keadaan dapat diambil. c) Membangun dan memelihara hubungan 2016 21 Account Management Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Alasan untuk mendengarkan adalah untuk melakukan komunikasi interpersonal. Banyak survey telah membuktikan bahwa orang yang memiliki kemampuan untuk mendengar dengan efektif memiliki hubungan yang lebih baik dengan sesamanya, sebaliknya mereka yang kurang mampu untuk mendengarkan akan memperburuk hubungan atau setidaknya tidak dapat membangun hubungan yang lebih baik d) Menolong orang lain Kemampuan mendengarkan wajib dimiliki agar dapat memahami orang lain dan pada akhinya, dapat menolong orang lain. Pada saat seseoramg mau mendengarkan dan memberikan perjhatian yang tulus serta serius kepada permasalahan yang kita sampaikan, hamper sebagian besar masalah kita telah dapat ditolong, atau minimal dapat memberikan pola atau prespektif yang baru tentang kita dapat menghadapi masalah yang kita hadapi. 2) Keterampilan providing feedback (memberikan umpan balik) Umpan Balik adalah setiap bentuk komunikasi yang disampaikan kepada seseorang dengan tujuan agar orang tersebut mengetahui dampak perilakunya terhadap anda atau orang lain. 3) Keterampilan persuading (membujuk) Persuading (membujuk) adalah komunikasi tatap muka yang dilakukan dengan sengaja oleh seseorang dengan tujuan agar pihak lain mau mengikuti dengan sukarela kehendak seseorang. 4) Keterampilan resolving conflicts adalah kemampuan untuk mengatasi konflik dengan orang lain. Selanjutnya terdapat sepuluh cara untuk meningkatkan interpersonal skills, antara lain: 1. Smile. Sedikit orang yang ingin berada di sekitar seseorang yang selalu terlihat tak bahagia. Lakukan yang terbaik untuk menjadi seseorang yang friendly dan antusias dengan rekan-rekan kerja anda. Bangun sikap positif dan ceria mengenai pekerjaan dan mengenai kehidupan. Seringlah tersenyum. Energi positif yang anda pancarkan akan menarik yang lain kepada anda 2. Jadilah apresiatif. Carilah satu hal positif tentang setiap orang yang anda bekerja sama dan biarlah mereka mendengarnya. Jadilah murah hati dengan pujian dan kata-kata yang mengobarkan semangat. Ucapkan terima kasih ketika seseorang menolong anda. Buatlah kolega anda merasa diterima ketika mereka menelepon atau datang ke kantor anda. Jika anda 2016 22 Account Management Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id membiarkan orang lain mengetahui bahwa mereka dihargai, mereka akan mau memberikan yang terbaik untuk anda. 3. Perhatikanlah orang lain. Cermatilah apa yang sedang terjadi dalam kehidupan orang lain. Ketahuilah momenmomen bahagia mereka, dan tunjukkanlah perhatian dan simpati pada situasi-situasi sulit seperti waktu sakit atau kematian. Buatlah eye contact dan ingatlah orang dari nama pertama mereka. Tanyakan yang lain akan opini-opini mereka. 4. Latihlah mendengarkan dengan aktif. Untuk mendengarkan dengan aktif adalah dengan mendemonstrasikan bahwa anda memang mau untuk mendengar dan mengerti akan pandangan orang lain. Itu berarti menegaskan kembali, dengan bahasa anda sendiri, apa yang orang lain telah katakan. Dengan cara ini, anda mengetahui bahwa anda mengerti apa yang mereka maksudkan dan mereka mengetahui bahwa respon anda melebihi lip service. Rekan-rekan kerja anda akan menghargai mengetahui bahwa anda benar-benar mendengarkan dengan apa yang telah mereka katakan. 5. Bawalah kebersamaan. Ciptakanlah lingkungan yang mengajak orang lain untuk bekerja sama. Perlakukanlah setiap orang dengan sama, dan jangan bermain `siapa yang favorit.` Hindari berbicara tentang orang lain di belakang mereka. Tindak lanjutkan apa yang orang lain sarankan atau minta. Ketika anda membuat pernyataan atau pengumuman, pastikan bahwa anda telah dimengerti. Jika rekan-rekan anda melihat anda sebagai seseorang yang solid dan fair, mereka akan mempercayai anda. 6. Tangani konflik-konflik. Ambillah sebuah langkah mudah untuk membawa kebersamaan, dan menjadi seseorang yang menangani konflik-konflik ketika akan terjadi. Pelajari bagaimana menjadi mediator yang efektif. Jika ada rekan-rekan kerja yang ber-cekcok mengenai permasalahan personal atau professional, aturlah agar kedua pihak duduk bersama dan bantu mengatasi perbedaan mereka. Dengan mengambil peranan memimpin, anda akan mendapatkan respek dan kekaguman dari orang sekitar anda. 7. Berkomunikasi dengan jelas. Perhatikanlah apa yang anda katakan dan bagaimana anda mengatakannya. Seorang komunikator yang jelas dan efektif menghindari salah pengertian dengan rekan-rekan kerja, kolega-kolega, dan rekan sejawat anda. Kelancaran verbal anda memproyeksikan gambaran akan intelijensi dan kedewasaan, tidak peduli berapa pun usia anda. Jika anda tetap mengeluarkan semua apa yang ada di pikiran anda, orang tidak akan terlalu menaruh perhatian dengan kata-kata ataupun opini anda. 2016 23 Account Management Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 8. Hiburlah mereka. Janganlah takut untuk menjadi lucu ataupun pandai. Banyak orang yang mau berada di dekat orang-orang yang bisa membuat mereka tertawa. Gunakanlah rasa humor anda sebagai alat efektif untuk menurunkan batas dan menghimpun perhatian orang. 9. Lihatlah dari sisi mereka. Empati berarti menjadi mampu untuk menaruh diri anda dalam sepatu orang lain dan mengerti apa yang mereka rasakan. Cobalah untuk melihat situasi dan respon-respon dari perspektif orang lain. Ini bisa terjadi dengan tetap berhubungan dengan emosiemosi anda sendiri; orang-orang yang menghindari perasaan mereka sendiri terkadang menjadi sulit untuk ber-empati dengan orang lain. 10. Janganlah mengeluh. Tidak ada yang lebih buruk dibandingkan seorang pengeluh yang kronis ataupun perengek. Jika anda harus mengemukakan tentang sesuatu, simpanlah itu dalam buku harian anda. Jika anda harus mengungkapkan dengan kata-kata keluhan-keluhan anda, ungkapkan kepada teman terdekat anda dan keluarga saja, dan jadikanlah singkat. Bagikan itu kepada semua orang sekitar anda atau yang lainnya dan anda akan mendapatkan reputasi buruk. 1.5. Pentingnya Interpersonal Skills bagi Account Management Konsep diri merupakan faktor yang sangat menentukan dalam komunikasi interpersonal, karena setiap orang bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dengan konsep dirinya. Sukses komunikasi interpersonal banyak bergantung pada kualitas konsep diri anda, positif atau negatif. Sebagai peminat komunikasi, sebaiknya kita mampu mengidentifikasikan tanda-tanda konsep diri yang positif dan negatif. Orang yang memiliki konsep diri positif ditandai dengan lima hal: a) Ia yakin akan kemampuannya mengatasi masalah b) Ia merasa setara dengan orang lain c) Ia menerima pujian tanpa rasa malu d) Ia menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat e) Ia mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubahnya. Terdapat beberapa manfaat interpersonal skill dalam dunia kerja termasuk dalam account management, antara lain : 1. Beberapa ciri utama yakni orang yang mudah merebut peluang 2016 24 Account Management Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2. Punya ketajaman intuisi karena sering melihat kedalam dirinya (intuitif) 3. Punya skill berkomunikasi dengan orang lain untuk memperluas jaringan kerja (komunikatif) 4. Punya motivasi dan gairah yang kuat untuk maju 5. Punya kecakapan menggunakan bakat yang dimiliki (talented) 6. Bisa mengolah apa yang lama menjadi baru atau menemukan sesuatu yang baru 7. Inisiatif, kaya prakasa tentang kemajuan 8. Punya kesadaran bertanggung jawab yang lebih besar untuk memperbaiki dirinya. Dalam kenyataan, memang tidak ada orang yag betul-betul sepenuhnya berkonsep diri negatif atau positif, tetapi untuk efektivitas komunikasi interpersonal, sedapat mungkin kita memperoleh sebanyak mungkin tanda-tanda konsep diri positif. Kita agak membicarakan konsep diri yang positif, karena dari konsep diri positiflah lahir pola perilaku komuniasi interpersonal yang positif pula, yakni melakukan persepsi yang lebih cermat dan mengungkapkan peunjuk yang membuat orang lain menafsirkan kita dengan cermat pula. Sudah diketahui bahwa pendapat dan penilaian kita tentang orang lain tidak sematamata berdasarkan pertimangan rasional. Kita juga makhluk emosional, karena itu ketika kita menyenangi orang seseorang, kita juga cenderung elihat segala hal yang berkaitan dengan dia secara positif. Sebaliknya jika kita membencinya, kita cenderung melihat karakteristiknya secara negatif. Komuikator yang dipandang menraik karena kesamaan, kedekatan, daya tarik fisik lebih efektif dalam mempengaruhi perubahan pendapat dan sikap. Atraksi tidak saja mempengaruhi keputusan kita dalam bidang politik, tetapi juga menentukan pola komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal dinyatakan efektif bila pertemuan komunikasi merupakan hal yang menyenangkan bagi komunikan. Kegagalan komunikasi sekunder terjadi, bila isi pesan kita dipahami, tetapi hubungan diantara komunikan menjadi rusak. Komunikasi intepersonal yang efektif meliputi banyak unsur, tetapi hubugan interpersonal barangkali yang paling penting. Setiap kali kita melakukan komunikasi, kita bukan hanya sekedar menyampaikan isi pesan, kita juga menentukan kadar hubungan interpersonal bukan hanya menentukan content tetapi juga relationship. Penting sekali untuk kita mengembangkan interpersonal skill karena interpersonal skill dapat terlihat dari bagaimana kita berkomunikasi, memotivasi, memimpin, bernegosiasi, dan berprestasi dan juga interpersonal skill dalam diri manajer mempengaruhi kinerja anggota organisasinya. Utamanya interpersonal skill dimiliki seseorang untuk memimpin organisasinya mendapatkan kesuksesan dan keuntungan. Namun ada juga manfaat lain dari interpersonal skill, seperti: 1. Meningkatkan human relations dalam kehidupan bermasyarakat dan organisasi. 2016 25 Account Management Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2. Meningkatkan kemampuan menjadi pemimpin dan dapat bekerja sama dalam tim. 3. Interpersonal skill bukan merupakan bagian dari karakter kepribadian yang bersifat bawaan, tetapi merupakan keterampilan yang dapat dipelajari. 4. Interpersonal skill yang baik dapat dibangun dari kemampuan mengembangkan perilaku dan komunikasi yang asertif dan efektif. 5. Mempunyai kesadaran bertanggung jawab yang lebih besar untuk memperbaiki diri Keterampilan interpersonal adalah keterampilan untuk mengenali dan merespon secara layak perasaan, sikap dan perilaku, motivasi serta keinginan orang lain. Ketrampilan interpersonal mencakup bagaimana diri kita mampu membangun hubungan yang harmonis dengan memahami dan merespon manusia atau orang lain. Kemampuan interpersonal sangat mempengaruhi bagaimana kita mempersepsikan diri kita terhadap orang lain, dan bagaimana kita mempersepsikan diri kita. Ketika kita memiliki keterampilan interpersonal yang tinggi kita akan memiliki rasa percaya diri yang tinggi, sehingga kita akan dihargai orang lain, dan pada akhirnya kita kan membangun hubungan yang harmonis dengan orang lain. *** 2016 26 Account Management Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Arni, Muhammad. 2005. Komunikasi Organisasi. Jakarta: PT Bumi Aksara. AW, Suranto. 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu. Dewi, Sutrisna. 2007. Komunikasi Bisnis. Yogyakarta: CV. Andi Offset. Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung : Remaja Rosdakarya. Pace, R. Wayne & Don F. Faulos, 2006. Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan (Editor Deddy Mulyana, MA, Ph.D.), Bandung: PT Remaja Rosdakarya Suharsono, Lukas Dwiantara. 2013. Komunikasi Bisnis. Yogyakarta: CAPS (Center or Academic Publishing Service) Sumber lain: Dwihartanti, Muslikhah. Komunikasi yang Efektif. Dalam http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/muslikhah-dwihartantimpd/komunikasi-yang-efektif.pdf. (Diakses 24 Oktober 2016, Pukul 13.00 WIB) 2016 27 Account Management Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id