Unduh file PDF ini - STIE AMKOP Makassar

advertisement
Vol. 12 No.1 Jan-Mar 2017 [Jurnal Capacity STIE AMKOP Makassar] ISSN : 1907-3313
PERAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA STRATEJIK TERHADAP
KINERJA PERUSAHAAN CV. CAHAYA JAKARTA
H. Rusdin Mane
STIE AMKOP Makassar
Abstrak
Konsep dasar dari manajemen sumber daya manusia strategis (SDMS) adalah
kehadiran sistem dalam suatu perusahaan yang direncanakan dan dirancang untuk
mencapai keunggulan komparatif yang berkelanjutan melalui sumber daya manusianya.
Dalam mengukur atau menganalisis SHRM di sebuah perusahaan yang menggunakan
aspek termasuk kondisi sumber daya manusia strategis, perubahan internal yang terjadi di
sumber daya manusia strategis, kondisi kesenjangan, kendala yang dihadapi dalam
pengembangan sumber daya manusia dan tindakan strategis untuk mengatasi hambatanhambatan ini, sikap pengembangan manajemen sumber daya manusia strategis, respon
perusahaan untuk pengembangan sumber daya manusia dan pendekatan strategis yang
diambil oleh manajer untuk strategis SDM dalam sebuah perusahaan.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, penelitian ini bertujuan untuk
menggambarkan fenomena dan konteks pelaksanaan di CV. Cahaya Jakarta. Pendekatan
yang digunakan adalah pendekatan kualitatif eksploratif, penelitian ini bertujuan untuk
memperoleh informasi awal tentang SHRM diterapkan di CV. Cahaya Jakarta dan
hubungannya dengan kinerja perusahaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi manajemen sumber daya manusia
strategis yang dimiliki oleh CV. Cahaya Jakarta cukup baik dan cukup kuat untuk dapat
bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis. Peran HRM strategis untuk pencapaian
kinerja perusahaan dianggap sangat positif. Sebagai aset inti dari CV. Cahaya Jakarta,
sumber daya manusia yang berpartisipasi dalam pencapaian kinerja perusahaan dengan
berbagai kompetensi. Kinerja perusahaan diukur melalui indeks kinerja utama (KPI), dua
di antaranya adalah domain dari HR, yang HCR dan OCR. Berdasarkan hasil penelitian
ini diajukan saran pada CV. Cahaya Jakarta adalah untuk menyusun kembali deskripsi
pekerjaan untuk setiap posisi, dan untuk mengembangkan portofolio proyek dan
meningkatkan TNA.
Kata kunci: Faktor manusia, dana Performa sebuah organisasi.
Abstract
The basic concept of strategic human resource management (SHRM) is presence
of a system within an enterprise that is planned and designed to achieve a sustainable
comparative advantage through its human resources. In measuring or analyzing
SHRM at a company that uses aspects include strategic human resource conditions,
the internal changes that occur in strategic human resources, the condition of the gaps,
obstacles encountered in the development of human resources and its strategic actions to
overcome these barriers, attitudes the development of strategic human resource
management, corporate response to human resource development and the strategic
approach taken by managers to strategic HR in a company.
This research is a descriptive study, the research aims to describe the
phenomenon and context in implementation of SHRM in CV. Cahaya Jakarta. The
approach used is an exploratory qualitative approach, the research aims to obtain
750
Website
http://journal.stieamkop.ac.id/
Vol. 12 No.1 Jan-Mar 2017 [Jurnal Capacity STIE AMKOP Makassar] ISSN : 1907-3313
preliminary information on SHRM applied to CV. Cahaya Jakarta and its relationship to
company performance.
The results showed that the condition of strategic human resource management
which is owned by CV. Cahaya Jakarta is good enough and strong enough to be able to
compete with other similar companies. The role of strategic HRM to the achievement of
the company's performance is considered very positive. As the core assets of CV. Cahaya
Jakarta, human resources participating in the achievement of the company's performance
with a range of competency. Corporate performance is measured through key
performance index (KPI), two of which are domains of HR, which is HCR and OCR.
Based on the results of this study submitted suggestions to the CV. Cahaya Jakarta is to
recast the job description for each position, and to develop a portfolio of projects and
improve TNA.
Keywork: Human Capital Readiness, Organization Capital Readiness.
lebih
baik dibandingkan dengan
PENDAHULUAN
kompetitor, agar dapat memenuhi
A. Latar Belakang
Perubahan lingkungan yang
ekspektasi konsumen yang semakin
cepat, meningkatnya persaingan dan
spesifik dan terus bertambah dari waktu
pertumbuhan
perusahaan membuat
ke waktu. Tuntutan ini dapat dipenuhi
pelanggan dan pemegang saham
jika memiliki proses yang kapabel dan
menuntut
perusahaan
dapat
sumber daya manusia yang mumpuni
menyediakan layanan jasa dan produk
yang mampu menjalankan proses
yang inovatif. Agar dapat bersaing
tersebut dengan baik (Purnawanto,
perusahaan harus dapat meningkatkan
2010:26).
Untuk mempunyai sumber
kinerja,
meningkatkan
kualitas,
daya manusia yang mumpuni tersebut,
membedakan produk dan layanan serta
diperlukan pengelolaan sumber daya
mengoptimalkan sumber daya yang
manusia yang baik.
dimiliki. Salah satu sumber daya
Kualitas sumber daya manusia
terpenting perusahaan adalah sumber
dan strategi dalam mengelola sumber
daya manusia.
daya manusia dapat mempengaruhi
Pembahasan
mengenai
arti
hasil kinerja suatu perusahaan. Menurut
penting dan eksistensi manusia pada
Purwanto (2010:27) sebagai aset
perusahaan tidak bisa dilepaskan dari
perusahaan yang berharga, sumber daya
perkembangan yang terjadi dalam
manusia merupakan bagian dari strategi
fondasi ekonomi masyarakat. Pada saat
bisnis. Agar dapat memberikan value
unsur sumber daya manusia masih
yang maksimal, maka perlu ada
belum terlalu diperhitungkan dalam
keselarasan antara strategi sumber daya
bisnis, maka hanya sedikit perhatian
manusia
dan
strategi
bisnis.
yang diberikan oleh perusahaan kepada
Ketertarikan antara strategi sumber
mereka. Perhatian kepada sumber daya
daya manusia dan strategi bisnis ini
manusia
mulai
meningkat
saat
menjadi dasar bagi manajemen sumber
kemajuan teknologi dan globalisasi
daya manusia (Human Resource
terbukti mampu mendorong terjadinya
Management)
menjadi
manajemen
perubahan lanskap bisnis dari seller
sumber
daya
manusia
stratejik.
market
menjadi
buyer market.
Manajemen sumber daya manusia
Perubahan lanskap ini menuntut setiap
dinilai berorientasi pada aktivitas,
perusahaan untuk senantiasa dapat
sedangkan manajemen sumber daya
menyediakan produk atau layanan yang
751
Website
http://journal.stieamkop.ac.id/
Vol. 12 No.1 Jan-Mar 2017 [Jurnal Capacity STIE AMKOP Makassar] ISSN : 1907-3313
manusia stratejik (MSDM stratejik)
dipandang lebih berorientasi pada hasil.
Manajemen
sumber daya
manusia stratejik (MSDM Stratejik)
berakar dari perencanaan tenaga kerja,
MSDM
stratejik
menegaskan
pentingnya manajemen yang efektif dari
manusia sebagai sumber keunggulan
kompetitif, yang mendorong
untuk
mengembangkan
kerangka
kerja
menekankan peran
stratejik dari
fungsi sumber daya manusia (Bratton
dan Jeff, 2012:45). Truss dan Gratton
(1994) yang dikutip Chang dan Huang
(2005) menegaskan bahwa terdapat
keterkaitan antara fungsi sumber daya
manusia dengan tujuan dan sasaran
stratejik organisasi untuk meningkatkan
kinerja bisnis dan mengembangkan
budaya organisasi untuk mendorong
inovasi dan fleksibilitas.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar
belakang
masalah seperti yang telah diuraikan
sebelumnya, maka permasalahan yang
dikaji dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana kondisi sumber daya
manusia stratejik CV. Cahaya Jakarta
saat ini?
2. Bagaimana proses perubahan internal
pada sumber daya manusia stratejik?
3. Hambatan-hambatan apakah yang
ditemui
dalam
pengembangan
sumber daya manusia stratejik?
4. Bagaimana kesenjangan kompetensi
yang terjadi saat ini di CV. Cahaya
Jakarta dan pengaruh kualitas
kompetensi SDM dalam menunjang
MSDM stratejik?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang hendak
dicapai adalah untuk mengetahui dan
menganalisis kondisi sumber daya
manusia stratejik CV. Cahaya Jakarta saat
ini, proses perubahan internal yang
disebabkan adanya perubahan dari
lingkungan eksternal sumber daya
manusia
stratejik,
kesenjangan
kompetensi yang terjadi saat ini dan
pengaruh kualitas kompetensi SDM
dalam menunjang MSDM stratejik,
hambatan-hambatan yang ditemui dalam
pengembangan sumber daya manusia
stratejik, sikap manajemen dalam
melakukan pengembangan sumber daya
manusia stratejik dalam memajukan
kepentingan CV. Cahaya Jakarta, respon
CV.
Cahaya
Jakarta
terhadap
pengembangan sumber daya manusia
stratejik, pendekatan yang dilakukan
oleh manajer terhadap sumber daya
manusia stratejik dan peran MSDM
stratejik terhadap kinerja perusahaan di
CV. Cahaya Jakarta.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Manajemen
Sumber
Daya
Manusia
Sirait (2006:4) mendefinisikan
manajemen sumber daya manusia
sebagai “Human resource management
means the policies and practices one
needs to carry out the people or human
resource aspects of management
position, including recruiting, screening,
training, rewarding, and appraising”.
Menurut Simamora (2006:5) manajemen
sumber daya manusia merupakan sebuah
aktivitas yang menyangkut desain dan
implementasi
sistem
perencanaan,
penyusunan karyawan, pengembangan
karyawan, pengelolaan karier, evaluasi
kinerja, kompensasi karyawan dan
hubungan ketenagakerjaan yang baik.
Salah satu tujuan manajemen sumber
daya manusia dibentuk untuk membantu
para manajer mencapai tujuan organisasi
(Simamora, 2006:37). Supaya tujuan
organisasi
dapat
tercapai,
maka
perusahaan harus mampu memanfaatkan
potensi yang ada pada sumber daya
manusia agar memberikan kontribusi
maksimal kepada organisasi. Sirait
(2006:3) menyatakan bahwa sasaran
yang ingin dicapai oleh manajemen
SDM adalah untuk meningkatkan
kontribusi dari pegawai yang ada
dalam organisasi. Melalui sejumlah
kegiatan atau program yang disusun
752
Website
http://journal.stieamkop.ac.id/
Vol. 12 No.1 Jan-Mar 2017 [Jurnal Capacity STIE AMKOP Makassar] ISSN : 1907-3313
oleh manajer
SDM, mulai dari
penarikan karyawan sampai dengan
mereka diberhentikan dari organisasi,
diharapkan karyawan tersebut dapat
menyumbangkan waktu dan tenaganya
secara optimal demi pencapaian tujuan
B. Manajemen
Sumber
Daya
Manusia Strategik
Teori MSDM stratejik sering
digunakan
sebagai kerangka dasar
untuk menginvestigasi strategi sumber
daya manusia dan kinerja perusahaan.
Kualitas sumber daya manusia adalah
aset tidak berwujud yang dapat
menciptakan nilai ketika ada dalam
sistem operasional untuk meningkatkan
kemampuan
perusahaan
untuk
menghadapi persaingan. Melalui sumber
daya
manusia
perusahaan
dapat
memberikan keunggulan kompetitif.
MSDM
stratejik
berakar
dari
perencanaan
tenaga
kerja, MSDM
stratejik
menegaskan
pentingnya
manajemen yang efektif dari manusia
sebagai sumber keunggulan kompetitif,
yang
mendorong
pengembangan
kerangka kerja, menekankan peran
strategis dari fungsi SDM dan
melampirkan awalan strategis untuk
istilah
‘manajemen
sumber
daya
manusia. Wright dan McMahan (1992)
dalam Chang dan Huang (2005)
mendefinisikan MSDM stratejik sebagai
pola
penyebaran
SDM
yang
direncanakan dan kegiatan dimaksudkan
untuk memungkinkan perusahaan untuk
mencapai tujuannya. Sebagai sebuah
proses, Ulrich dan Lake (1991) dalam
Chang dan Huang (2005) menjelaskan
bahwa MSDM stratejik sebagai proses
menghubungkan praktik SDM dengan
strategi bisnis.
Truss dan Gratton (1994) yang
dikutip Chang dan Huang (2005)
mendefinsikan MSDM stratejik sebagai
keterkaitan antara fungsi SDM dengan
tujuan dan sasaran strategis organisasi
untuk meningkatkan kinerja bisnis dan
mengembangkan budaya organisasi yang
organisasi Pada manajemen sumber daya
manusia
terdapat
fungsi-fungsi
manajemen yang meliputi (Sirait,
2006:5): perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengendalian.
mendorong inovasi dan fleksibilitas.
MSDM stratejik adalah suatu proses dari
praktik SDM dengan strategi bisnis yang
menghubungkan modal manusia, sosial,
dan intelektual anggotanya untuk
kebutuhan strategis perusahaan sehingga
diharapkan
mampu
mencapai
keunggulan kompetitif
yang
berkelanjutan
melalui
orang.
Manajemen SDM dinilai berorientasi
pada aktivitas, sedangkan manajemen
SDM
stratejik
dipandang
lebih
berorientasi pada hasil. Fitur yang
membedakan dari MSDM stratejik
dengan MSDM adalah MSDM stratejik
yang lebih mengadopsi perspektif makro
sementara HRM mengadopsi perspektif
mikro.
C. Konsep Dan Model MSDM
Strategik
Pembahasan MSDM stratejik
dan strategi SDM berfokus pada
hubungan antara perumusan strategi
organisasi dan perumusan strategis
SDM. Berbagai usaha MSDM telah
diklasifikasikan
dalam
rangkaian
proaktif-reaktif dan dari segi hubungan
lingkungan bisnis dan sumber daya
manusia strategis (Seyyedjavadin &
Zadeh, 2009). Strategi merupakan sarana
penting untuk menentukan “apa” yang
ingin dilakukan dan “bagaimana” akan
dilakukan. Penentu strategi SDM
dipengaruhi oleh dua hal, yaitu
strategi
bisnis
dan
pengaruh
lingkungan. Untuk memperluas konsep
manajemen strategis, Bratton dan Jeff
(2012)
menggambarkan
model
hubungan antara tiga tiang: lingkungan,
strategi sumber daya manusia dan
strategi
bisnis.
753
Website
http://journal.stieamkop.ac.id/
Vol. 12 No.1 Jan-Mar 2017 [Jurnal Capacity STIE AMKOP Makassar] ISSN : 1907-3313
Gambar 1.
Environment as a Mediating Variable for Human Resource Management Strategies.
Sumber: Bratton dan Jeff (2012:14)
dikarenakan penelitian ini fokus pada
METODOLOGI PENELITIAN
peranan MSDM stratejik terhadap hasil
A. Desain Penelitian
Penelitian ini
menggunakan
kinerja perusahaan dan tidak meneliti
pendekatan
kualitatif
eksploratori.
atau menganalisis kinerja perusahaan
Pendekatan
kualitatif
eksploratori
sehingga tidak melibatkan informan
digunakan
untuk
mendapatkan
dari direktorat lain.
pandangan mendalam dan menyeluruh
tentang masalah manajemen
yang
C. Jenis Dan Sumber Data
berkenaan dengan MSDM Stratejik
Jenis dan sumber data yang
pada CV. Cahaya Jakarta dan
digunakan
dalam penelitian ini adalah
hubungannya
dengan
kinerja
sebagai berikut:
perusahaan.
Penelitian
kualitatif
eksploratori
ini
bertujuan
untuk
1. Data primer
mendapatkan informasi awal mengenai
Data primer menurut Silalahi
SHRM yang diterapkan di CV. Cahaya
(2009:289)
adalah
data
yang
Jakarta dan hubungannya dengan
dikumpulkan dari situasi aktual ketika
kinerja perusahaan. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
peristiwa terjadi. Data primer yang
wawancara sebagai alat pengumpulan
diperoleh dalam penelitian ini adalah
datanya.
hasil wawancara dengan informan
B. Informan Dan Target Subyek
penelitian dari PT. X yang dinilai
Penelitian
mengetahui informasi yang berhubungan
Target subyek dan informan
dengan tema penelitian.
yang digunakan dalam penelitian ini
2. Data Sekunder
sejumlah empat orang dari satuan
Data sekunder menurut Silalahi
PMO dan Risiko CV. Cahaya Jakarta
(2009:291) merupakan
data
yang
dan direktorat sumber daya manusia dan
dikumpulkan
dari
tangan
kedua
atau
administrasi CV. Cahaya Jakarta, yaitu:
dari sumber-sumber lain yang telah
1. Kepala Satuan PMO dan Risiko
tersedia sebelum penelitian dilakukan.
2. Officer PMO dan Risiko
Data sekunder yang didapat berupa
3. Staf Senior Renbang SDM
profil, sejarah, visi, misi dan tujuan
4. Staf Senior Personalia SDM
perusahaan, struktur organisasi beserta
Para informan tersebut dipilih
tugas-tugas tiap bagian, informasi
karena dinilai mengetahui informasi
laporan keuangan perusahaan serta
yang berhubungan
dengan
tema
kinerja perusahaan.
penelitian, sehingga peneliti berharap
D. Instrumen Penelitian
dapat memperoleh data yang akurat
Instrumen penelitian ini adalah
dari para informan tersebut. Pemilihan
peneliti,
peneliti menetapkan fokus
informan dari satuan kinerja dan
penelitian,
memilih informan sebagai
direktorat SDM dan Administrasi
754
Website
http://journal.stieamkop.ac.id/
Vol. 12 No.1 Jan-Mar 2017 [Jurnal Capacity STIE AMKOP Makassar] ISSN : 1907-3313
sumber data, melakukan pengumpulan
data, menilai kualitas data, analisis data,
menafsirkan
data
dan
membuat
kesimpulan atas hasil penelitian
E. Teknik Analisa Data
Teknik analisis data dalam
penelitian ini adalah kualitatif. Analisis
data kualitatif dilakukan apabila data
empiris yang diperoleh adalah data
kualitatif berupa kumpulan berwujud
kata-kata dan bukan rangkaian angka
serta tidak dapat disusun dalam kategorikategori/struktur klasifikasi (Silalahi,
2009:339). Analisis data menurut
Moleong (2007:330) dimulai dengan:
1. Menelaah seluruh data yang tersedia
dari berbagai sumber.
2. Reduksi data; cara yang dilakukan
dalam penelitian adalah merangkum
catatan-catatan lapangan dengan
memilah hal-hal yang pokok yang
berhubungan dengan permasalahan
penelitian,
rangkuman
catatancatatan lapangan itu kemudian
disusun secara sistematis agar
diperoleh gambaran yang lebih
tajam.
3. Kategorisasi
adalah
mengelompokkan data yang telah
ditelaah dan direduksi sesuai dengan
definisi variabel yaitu kinerja
perusahaan.
4. Pemeriksaan keabsahan data.
5. Penafsiran
data
adalah
untuk
menjawab rumusan masalah yang
dilakukan dengan deskripsi analitik,
yaitu rancangan dikembangkan dari
kategori-kategori
yang
telah
ditemukan dan mencari hubungan
yang disarankan atau yang muncul
dari data.
6. Menarik Kesimpulan dan Verifikasi.
HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
A. Sumber Daya Manusia Strategik
CV. Cahaya Jakarta
Sikap manajemen perusahaan
juga sangat berperan dalam hal
melakukan pengembangan sumber daya
manusia stratejik. Sikap tersebut
ditunjukkan manajemen perusahaan
dengan memberikan berbagai fasilitas
untuk SDM agar mengembangkan
karirnya
yang
dimulai
dari
pengembangan
kompetensi.
Sikap
manajemen yang demikian karena pihak
manajemen
menginginkan
bahwa
sumber daya manusia yang telah
dibentuk
melalui
berbagai
pengembangan
tersebut
dapat
membantu
para
manajer
dalam
melakukan pencapaian tujuan organisasi
(Simamora, 2006:37).
Respon yang ditunjukkan oleh
CV.
Cahaya
Jakarta
terhadap
pengembangan sumber daya manusia
stratejik yang telah dilakukan untuk
karyawan dan para manajernya adalah
dari segi kompensasi. Perusahaan telah
membentuk dua besaran kelompok
kompensasi mejadi P1 dan P2, dimana
P1 adalah gaji pokok dan P2 adalah
tunjangan
jabatan.
Selain
itu
perusahaan juga menyediakan berbagai
fasilitas seperti fasilitas kerja, fasilitas
kesehatan, dan fasilitas hiburan atau
refreshing. Terkait dengan kompetensi,
perusahaan telah membangun sarana
TDC,
membuat
kurikulum,
dan
melakukan pengadaan alat simulator
sebagai sarana untuk mengembangkan
kompetensi
SDM.
Perusahaan
melakukan evaluasi secara berkala
untuk mengetahui gap yang terdapat
pada
setiap
karyawan
terkait
kompetensi masing-masing, sehingga
bisa dilakukan tindakan pengembangan
yang tepat.
Perusahaan
juga
telah
memberikan respon terkait motivasi
kerja dengan memberikan sosialisasi
motivasi kerja kepada karyawan.
Motivasi karyawan CV. Cahaya Jakarta
juga ditumbuhkan melalui nilai-nilai
perusahaan sebagai dasar karyawan
dalam berperilaku di lingkungan kerja
CV. Cahaya Jakarta. Nilai tersebut
adalah SIAP yaitu Service Oriented,
755
Website
http://journal.stieamkop.ac.id/
Vol. 12 No.1 Jan-Mar 2017 [Jurnal Capacity STIE AMKOP Makassar] ISSN : 1907-3313
Integrity,
Active
Learning,
dan
Profesional. Adapun salah satu nilai
tersebut
sesuai
dengan
fungsi
operasional dari manajemen yaitu
integritas, Sirait (2006:6), menyatakan
integritas
adalah
usaha
untuk
menghasilkan situasi di mana terjadi
penyesuaian/pencocokan
antara
kepentingan yang bersifat individual,
organisasi maupun kemasyarakatan.
Pernyataan diatas menunujukkan
bahwa terdapat hubungan yang erat
antara
perusahaan
dengan
karyawannya. Sehingga sangat patut
untuk menjaga hubungan yang baik
dalam sebuah lingkungan perusahaan
agar karyawan dalam bekerja dapat
dengan nyaman dan memberikan
kinerja yang baik dan optimal. Untuk
itu, sebagai karyawan juga harus
mengetahui bagaimana perusahaannya
beroperasi, dan perusahaan pun juga
harus memberikan sebuah penyuluhan
kepada karyawannya untuk dapat
mengetahui bagaimana budaya kerja
yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.
Pada CV. Cahaya Jakarta,
pengenalan budaya kerja yang produktif
dilakukan mulai dari segi disiplin, baik
disiplin
kerja
maupun
disiplin
kehadiran, serta penerapan budaya malu
dengan
memperlihatkan
daftar
karyawan yang kurang disiplin. Hal lain
yang dilakukan oleh perusahaan adalah
dengan melakukan sharing knowledge
dan group discussion dari pengalaman
para expert dan pernah juga dilakukan
internalisasi nilai-nilai budaya. Hal ini
juga didasarkan atas dua agenda yang
telah ditetapkan
yaitu
kompetensi
individu dan SKP menjadi penentuan
penilaian kinerja karyawan. Pengenalan
tersebut sejalan dengan tujuan dari
manajemen sumber daya manusia yang
menyatakan
bahwa
secara
lebih
operasional, dalam arti yang dapat
diamati dan diukur, tujuan manajemen
sumber daya manusia adalah untuk
meningkatkan produktivitas karyawan,
mengurangi
tingkat
absensi,
mengurangi tingkat perputaran kerja,
atau meningkatkan loyalitas karyawan
pada organisasi (Hariandja, 2007:3).
Jadi apa yang dilakukan oleh CV.
Cahaya Jakarta itu sudah benar, yaitu
pengenalan budaya kerja produktif
dimulai dari segi absensi, karena
dengan
berkurangnya
intensitas
ketidakhadiran karyawan, maka akan
dapat
meningkatkan
produktivitas
karyawan. Dalam hal ini yang dimaksud
dengan produktivitas adalah kompetensi
karyawan.
B. Kinerja Perusahaan Di CV.
Cahaya Jakarta
Berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilakukan oleh peneliti
menunjukkan bahwa kinerja perusahaan
di CV. Cahaya Jakarta diukur melalui
rasio operasi (operating ratio), return on
equity (ROE), average collection period
(ACP), human capital readiness (HCR),
dan organization capital readiness
(OCR). Pencapaian kinerja CV. Cahaya
Jakarta selama kurun waktu 2014 hingga
2016, pencapaian kinerja CV. Cahaya
Jakarta kurun waktu tahun 2014 hingga
2016. Rasio operasi (operating ratio)
yang dicapai oleh CV. Cahaya Jakarta
pada tahun 2016 menunjukkan bahwa
CV. Cahaya Jakarta mampu melebihi
target
yang
telah
ditetapkan
sebelumnya, dan diketahui bahwa CV.
Cahaya Jakarta dapat menekan biaya
proyek (beban usaha dan beban
kontrak). Artinya, CV. Cahaya Jakarta
memiliki kemampuan dalam melakukan
efisiensi biaya. Hal ini tentunya
dikarenakan
adanya
ketepatan
manajemen. CV. Cahaya Jakarta dalam
melakukan tata kelola pembangkitan dan
manajemen proyek sehingga dapat
mencapai target rasio operasi yang
menjadi kontrak kinerja manajemen
dengan pemegang saham.
Pencapaian Return on Equity
(ROE) CV. Cahaya Jakarta pada tahun
2016 melebihi target yang ditetapkan.
756
Website
http://journal.stieamkop.ac.id/
Vol. 12 No.1 Jan-Mar 2017 [Jurnal Capacity STIE AMKOP Makassar] ISSN : 1907-3313
Pencapaian
sebesar
160,01%
dibandingkan target dan meningkat dari
dua tahun sebelumnya, menunjukkan
bahwa kinerja CV. Cahaya Jakarta
sangat baik. Laba yang diperoleh
meningkat, hal ini menunjukkan bahwa
CV. Cahaya Jakarta mampu mengelola
proyek-proyeknya dengan baik. Terlebih
dilihat bahwa rasio operasinya yang juga
baik dengan efisiensi yang berhasil
dilakukan. Keberhasilan CV. Cahaya
Jakarta mengelola proyeknya dengan
meningkatkan revenue dan melakukan
efisiensi tersebut tidak terlepas dari
kinerja karyawannya
dengan
kompetensi yang memadai. Kinerja
karyawan yang baik tersebut juga
dipengaruhi oleh manajemen stratejik
sumber daya manusia yang diterapkan
CV. Cahaya Jakarta.
Untuk
Average
Collection
Period (ACP), berdasarkan data yang
diperoleh dari laporan manajemen CV.
Cahaya Jakarta tahun 2016 diperoleh
rata-rata ACP tahun 2016 adalah 44
hari. Pencapaian ACP tahun 2013
dibawah target perusahaan yaitu 35 hari.
Meskipun pencapaian ACP tahun 2013
dibawah target, namun relasisasi ACP
thaun 2013 mengalami perbaikan
dibandikan tahun 2014 dan 2015. Hal
tersebut
menunjukkan
kinerja
perusahaan yang semakin meningkat
dari tahun ke tahun. Pencapaian kontrak
kinerja untuk Human Capital Readiness
(HCR) CV. Cahaya Jakarta tahun 2016
berdasarkan laporan manajemen berada
di level 3,99, sementara target HCR
tahun 2016 adalah 3,2. Dengan
demikian pencapaian HCR sebesar
124,69%.
Pencapaian
tersebut
menunjukkan bahwa CV. Cahaya Jakarta
sebagai perusahaan yang akan selalu
mengalami perubahan sesuai dengan
kebutuhan pasar, memiliki sumber daya
manusia stratejik yang selalu siap dalam
menghadapi kompetensi individu untuk
dilakukannya pengembangan.
Hal ini ditunjukkan
dengan
hasil wawancara yang telah diuraikan
di atas, yang menyebutkan bahwa
dalam
menghadapi
perkembangan
bisnis yang terjadi saat ini dan
menjawab
semua
target
yang
diberikan oleh pemegang saham,
maka
CV. Cahaya Jakarta telah
memberikan
kebijakan
untuk
melakukan pengembangan kompetensi
melalui
pelatihan,
diklat,
pendampingan dengan tugas karya,
dan lain-lain sebagaimana yang telah
diuraikan di atas. Pencapaian level
HCR perusahaan yang melebihi target
menunjukkan kesiapan modal sumber
daya
manusia
perusahaan
dalam
mengelola dan menjalankan bisnis
perusahaan.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa dalam laporan manajemen CV.
Cahaya Jakarta pencapaian OCR pada
tahun 2016 berada pada level 3,89
melebihi target kontrak kinerja yaitu
level 3,2. Artinya adalah dengan
perolehan yang tinggi pada unsur OCR
ini, maka CV. Cahaya Jakarta dinyatakan
mempunyai kesiapan organisasi yang
baik. Dengan kesiapan organisasi yang
baik
akan
menunjang
kinerja
perusahaan, terlebih CV. Cahaya Jakarta
bergerak di jasa yang memerlukan
kesiapan organisasi untuk mengelola
sumber daya manusia. Jadi dari hasil
pencapaian semua kontrak kinerja yang
digunakan untuk mengukur kinerja
perusahaan di CV. Cahaya Jakarta
dalam penelitian ini menunjukkan hasil
yang baik. Semua kontrak kinerja
mencapai target bahkan melebihi target
yang
ditentukan
sehingga
dapat
disimpulkan bahwa kinerja dari CV.
Cahaya Jakarta dalam periode 2016 ini
dalam kondisi yang sangat baik.
C. Peran SDM Stratejik terhadap
Kinerja Perusahaan di CV.
Cahaya Jakarta
Berdasarkan pencapaian di atas,
menunjukkan bahwa memang peran
757
Website
http://journal.stieamkop.ac.id/
Vol. 12 No.1 Jan-Mar 2017 [Jurnal Capacity STIE AMKOP Makassar] ISSN : 1907-3313
sumber daya manusia sangatlah vital
dalam CV. Cahaya Jakarta Hal ini
sesuai
dengan
pendapat
yang
dikemukakan
oleh
Purnawanto
(2010:27), yang menyatakan bahwa
sebagai aset perusahaan yang berharga,
SDM tidak dapat dipisahkan dan
merupakan bagian dari strategi bisnis.
Hasil penelitian ini berbeda
dengan penelitian terdahulu. Penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Chang
dan Huang (2005) menguji dampak
product market strategy (PMS) pada
hubungan antara MSDM stratejik dan
kinerja perusahaan. Penelitian Chang
dan Huang (2005) tidak mendukung
perspektif universal yang menyatakan
bahwa MSDM stratejik adalah praktik
terbaik
dan
sumber
keunggulan
kompetitif
yang
berkelanjutan.
Sebaliknya
mendukung
perspektif
kontingensi bahwa kesesuaian antara
MSDM stratejik
dan
PMS
berkontribusi pada kinerja perusahaan.
Penelitian Cooke (2000) menguji
hubungan kebijakan sumber daya
manusia yang baik dengan kinerja
perusahaan. Penelititan Cooke (2000)
menyatakan bahwa perusahaan di
Inggris
tidak
mampu
mengimplementasikan
kebijakan
sumber daya manusia dan inisiatif
berkualitas secara keseluruhan dengan
manfaat simbiosis yang meyakinkan.
Sementara penelitian ini menguji
peranan yang diberikan oleh MSDM
stratejik terhadap pencapaian kinerja
perusahaan. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa praktik MSDM
stratejik yang sudah dilakukan oleh CV.
Cahaya Jakarta memberikan peran yang
positif terhadap pencapaian kinerja
perusahaan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang telah dilakukan,
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut ini:
1. Kondisi sumber daya manusia
stratejik yang dimiliki oleh CV.
Cahaya Jakarta sudah cukup baik
dan cukup kuat untuk dapat
berkompetisi dengan perusahaan
lain yang sejenis.
2. Proses perubahan internal pada
sumber daya manusia strategis di
CV. Cahaya Jakarta dimulai dengan
adanya strategi SDM yang berupa
program
transfer
knowledge,
sertifikasi
keahlian,
program
pendidikan S2, percepatan karier,
dan
program
OJT
bertujuan
memetakan kompetensi.
3. Kondisi kesenjangan kompetensi
yang saat ini terdapat pada CV.
Cahaya Jakarta bisa dinilai sudah
semakin kecil di lingkungan kerja
CV. Cahaya Jakarta.
4. Bentuk hambatan yang dihadapi
oleh CV. Cahaya Jakarta adalah
dana
untuk
menyelenggarakan
diklat,
kurangnya
pengalaman
karyawan
organik,
kurangnya
mentor, insfrastruktur yang juga
terbatas, serta masalah jadwal diklat
dengan aktivitas kerja yang sering
berbenturan, dan hambatan tersebut
sudah dapat diatasi CV. Cahaya
Jakarta dengan beberapa cara.
DAFTAR PUSTAKA
Allen, Arthur C. 1994. “The effect of
large-firm audits on municipal
bond rating decision.” A journal
of practice and theory (APT),
Vol. 13, spring.
Arifin, J., & Sumaryono, A. 2007.
Buku Kerja Berbasis Komputer
Untuk Manajer Keuangan dan
Akuntan. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor
Publik:
Suatu
Pengantar.
Yogyakarta: Erlangga.
Bratton, J., & Gold, Jeff. 2012. Human
Resource Management: Theory
and
Practice.
758
Website
http://journal.stieamkop.ac.id/
Vol. 12 No.1 Jan-Mar 2017 [Jurnal Capacity STIE AMKOP Makassar] ISSN : 1907-3313
Into
Tangible
Outcomes.
Boston:
Harvard
Business
School Publishing Corporation.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2006.
Manajemen
Sumber
Daya
Manusia. Bandung: Remaja
Rosda Karya.
Marimin., Tanjung, Hendri., Prabowo,
Haryo. 2005. Sistem Informasi
Manajemen
Sumber
Daya
Manusia. Jakarta: Grasindo.
MacDuffie,
J.P.
1995.
Human
Resource
Bundles
and
Manufacturing
Performance:
Organizational
Logic
and
Flexible Production Systems in
The
World
Automotive
Industry. Industrial & Labour
Relations Review 48 (2) (Jan
1995): 197-221.
Meyer, J. P., Allen, N. J., & Smith, C.
A. 1993. Commitment to
Organizations and Occopations.
Journal of Applied Psychology,
78 (4): 538-551.
Purnawanto, Budi, 2010, Management
SDM Berbasis Proses. Jakarta:
Gramedia Widiasarana.
---------------, 2010. Manajemen Sumber
Daya Manusia Berbasis Proses:
Pola Pikir Baru Mengelola
Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Grassindo.
Rangkuti,
Freddy.
2011.
SWOT
Balanced
Sorecard:
Teknik
Menyusun Strategi Korporat
yang
Efektif
plus Cara
Mengelola Kinerja dan Risiko.
Jakarta:
Gramedia
Pustaka
Utama.
Schuler. R.S., & Walker, J.W. 1990.
Human
Resource
Strategy:
Focusing
on
Issues
and
Actions.
Organizational
Dynamics, New York: West
Publishing Company.
Seyyedjavadin, S.R. & Zadeh, M.H.
2009. HR Strategy and Its
Aligning With Organizzational
London: Macmillan Press. Chaneta,
Isaac. 2010. Strategic Human
Resource
Management.http://ir.uz.ac.zw/js
pui/bitstream/10646/630/1/strate
gic_hrm_mgt.pf
Chang, Wan-Jing April, & Huang,
Tung Chun. 2005. Relationship
between
strategic
human
resource management and firm
performance: A contingency
perspective.
International
Journal of Manpower, Vol. 26
No. 5, 2005, pp. 434-449.
Cooke, Fang Lee. 2000. Human
Resource Strategy to Improve
Organisational Performance: A
Route for British
Firms.
Working Paper, Manchester
School of Management.
Gaspers, Vincent. 2007. Ge Way And
Malcolm Baldrige Criteria For
Performance
Excellence.
Jakarta:
Gramedia
Pustaka
Utama.
Hariandja, M.T.E. 2007. Manajemen
Sumber
Daya
Manusia:
Pengadaan,
Pengembangan,
Pengkompensasian,
Dan
Peningkatan
Produktivitas
Pegawai. Jakarta: Grasindo.
Huselid. 1995. The Impact of Human
Resources
Management
Practices on
Turnover,
Productivity and
Corporate
Financial
Performance.
Academy
of
Management
Journal. 38: 635-672.
Hasibuan,
Malayu
S.P.
2005.
Manajemen
Sumber
Daya
Manusia, Edisi Revisi. Jakarta:
Bumi Aksara.
Kaplan, Robert S. & Norton, David P.
2004. Measuring the Strategic
Readiness of Intangible Assets.
Harvard
Business
Review,
February 2004.
.
2008.
Strategy MAPS:
Convertig Intangible Assets
759
Website
http://journal.stieamkop.ac.id/
Vol. 12 No.1 Jan-Mar 2017 [Jurnal Capacity STIE AMKOP Makassar] ISSN : 1907-3313
Strategy
and
Human
Capabilities. Iranian Journal of
Management Studies,Vol 2.
No.2. June 2009 pp: 5-29.
Shapiro,
Joel.
2012.
Strategi
Manajemen
Sumber
Daya
Manusia: Sebuah Perspektif
Organisasi
untuk
Kinerja
Tinggi. Jurnal Bisnis dan
Manajemen Besok. Vol.2 No.6.
Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian
Sosial.
Bandung:
Refika
Aditama.
Simamora, Henry. 2006. Manajemen
Sumber Daya Manusia, edisi
ketiga,
Cetakan
kedua,
Yogyakarta: STIE YKPN. Sirait,
Justine T. 2006. Memahami
Aspek-aspek
Pengelolaan
Sumber Daya Manusia dalam
Organisasi. Jakarta: Grasindo.
760
Website
http://journal.stieamkop.ac.id/
Download