Vol. 12 No.1 Jan-Mar 2017 [Jurnal Capacity STIE AMKOP Makassar] ISSN : 1907-3313 PERAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA STRATEJIK TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN CV. CAHAYA JAKARTA H. Rusdin Mane STIE AMKOP Makassar Abstrak Konsep dasar dari manajemen sumber daya manusia strategis (SDMS) adalah kehadiran sistem dalam suatu perusahaan yang direncanakan dan dirancang untuk mencapai keunggulan komparatif yang berkelanjutan melalui sumber daya manusianya. Dalam mengukur atau menganalisis SHRM di sebuah perusahaan yang menggunakan aspek termasuk kondisi sumber daya manusia strategis, perubahan internal yang terjadi di sumber daya manusia strategis, kondisi kesenjangan, kendala yang dihadapi dalam pengembangan sumber daya manusia dan tindakan strategis untuk mengatasi hambatanhambatan ini, sikap pengembangan manajemen sumber daya manusia strategis, respon perusahaan untuk pengembangan sumber daya manusia dan pendekatan strategis yang diambil oleh manajer untuk strategis SDM dalam sebuah perusahaan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan fenomena dan konteks pelaksanaan di CV. Cahaya Jakarta. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif eksploratif, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi awal tentang SHRM diterapkan di CV. Cahaya Jakarta dan hubungannya dengan kinerja perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi manajemen sumber daya manusia strategis yang dimiliki oleh CV. Cahaya Jakarta cukup baik dan cukup kuat untuk dapat bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis. Peran HRM strategis untuk pencapaian kinerja perusahaan dianggap sangat positif. Sebagai aset inti dari CV. Cahaya Jakarta, sumber daya manusia yang berpartisipasi dalam pencapaian kinerja perusahaan dengan berbagai kompetensi. Kinerja perusahaan diukur melalui indeks kinerja utama (KPI), dua di antaranya adalah domain dari HR, yang HCR dan OCR. Berdasarkan hasil penelitian ini diajukan saran pada CV. Cahaya Jakarta adalah untuk menyusun kembali deskripsi pekerjaan untuk setiap posisi, dan untuk mengembangkan portofolio proyek dan meningkatkan TNA. Kata kunci: Faktor manusia, dana Performa sebuah organisasi. Abstract The basic concept of strategic human resource management (SHRM) is presence of a system within an enterprise that is planned and designed to achieve a sustainable comparative advantage through its human resources. In measuring or analyzing SHRM at a company that uses aspects include strategic human resource conditions, the internal changes that occur in strategic human resources, the condition of the gaps, obstacles encountered in the development of human resources and its strategic actions to overcome these barriers, attitudes the development of strategic human resource management, corporate response to human resource development and the strategic approach taken by managers to strategic HR in a company. This research is a descriptive study, the research aims to describe the phenomenon and context in implementation of SHRM in CV. Cahaya Jakarta. The approach used is an exploratory qualitative approach, the research aims to obtain 750 Website http://journal.stieamkop.ac.id/ Vol. 12 No.1 Jan-Mar 2017 [Jurnal Capacity STIE AMKOP Makassar] ISSN : 1907-3313 preliminary information on SHRM applied to CV. Cahaya Jakarta and its relationship to company performance. The results showed that the condition of strategic human resource management which is owned by CV. Cahaya Jakarta is good enough and strong enough to be able to compete with other similar companies. The role of strategic HRM to the achievement of the company's performance is considered very positive. As the core assets of CV. Cahaya Jakarta, human resources participating in the achievement of the company's performance with a range of competency. Corporate performance is measured through key performance index (KPI), two of which are domains of HR, which is HCR and OCR. Based on the results of this study submitted suggestions to the CV. Cahaya Jakarta is to recast the job description for each position, and to develop a portfolio of projects and improve TNA. Keywork: Human Capital Readiness, Organization Capital Readiness. lebih baik dibandingkan dengan PENDAHULUAN kompetitor, agar dapat memenuhi A. Latar Belakang Perubahan lingkungan yang ekspektasi konsumen yang semakin cepat, meningkatnya persaingan dan spesifik dan terus bertambah dari waktu pertumbuhan perusahaan membuat ke waktu. Tuntutan ini dapat dipenuhi pelanggan dan pemegang saham jika memiliki proses yang kapabel dan menuntut perusahaan dapat sumber daya manusia yang mumpuni menyediakan layanan jasa dan produk yang mampu menjalankan proses yang inovatif. Agar dapat bersaing tersebut dengan baik (Purnawanto, perusahaan harus dapat meningkatkan 2010:26). Untuk mempunyai sumber kinerja, meningkatkan kualitas, daya manusia yang mumpuni tersebut, membedakan produk dan layanan serta diperlukan pengelolaan sumber daya mengoptimalkan sumber daya yang manusia yang baik. dimiliki. Salah satu sumber daya Kualitas sumber daya manusia terpenting perusahaan adalah sumber dan strategi dalam mengelola sumber daya manusia. daya manusia dapat mempengaruhi Pembahasan mengenai arti hasil kinerja suatu perusahaan. Menurut penting dan eksistensi manusia pada Purwanto (2010:27) sebagai aset perusahaan tidak bisa dilepaskan dari perusahaan yang berharga, sumber daya perkembangan yang terjadi dalam manusia merupakan bagian dari strategi fondasi ekonomi masyarakat. Pada saat bisnis. Agar dapat memberikan value unsur sumber daya manusia masih yang maksimal, maka perlu ada belum terlalu diperhitungkan dalam keselarasan antara strategi sumber daya bisnis, maka hanya sedikit perhatian manusia dan strategi bisnis. yang diberikan oleh perusahaan kepada Ketertarikan antara strategi sumber mereka. Perhatian kepada sumber daya daya manusia dan strategi bisnis ini manusia mulai meningkat saat menjadi dasar bagi manajemen sumber kemajuan teknologi dan globalisasi daya manusia (Human Resource terbukti mampu mendorong terjadinya Management) menjadi manajemen perubahan lanskap bisnis dari seller sumber daya manusia stratejik. market menjadi buyer market. Manajemen sumber daya manusia Perubahan lanskap ini menuntut setiap dinilai berorientasi pada aktivitas, perusahaan untuk senantiasa dapat sedangkan manajemen sumber daya menyediakan produk atau layanan yang 751 Website http://journal.stieamkop.ac.id/ Vol. 12 No.1 Jan-Mar 2017 [Jurnal Capacity STIE AMKOP Makassar] ISSN : 1907-3313 manusia stratejik (MSDM stratejik) dipandang lebih berorientasi pada hasil. Manajemen sumber daya manusia stratejik (MSDM Stratejik) berakar dari perencanaan tenaga kerja, MSDM stratejik menegaskan pentingnya manajemen yang efektif dari manusia sebagai sumber keunggulan kompetitif, yang mendorong untuk mengembangkan kerangka kerja menekankan peran stratejik dari fungsi sumber daya manusia (Bratton dan Jeff, 2012:45). Truss dan Gratton (1994) yang dikutip Chang dan Huang (2005) menegaskan bahwa terdapat keterkaitan antara fungsi sumber daya manusia dengan tujuan dan sasaran stratejik organisasi untuk meningkatkan kinerja bisnis dan mengembangkan budaya organisasi untuk mendorong inovasi dan fleksibilitas. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah seperti yang telah diuraikan sebelumnya, maka permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana kondisi sumber daya manusia stratejik CV. Cahaya Jakarta saat ini? 2. Bagaimana proses perubahan internal pada sumber daya manusia stratejik? 3. Hambatan-hambatan apakah yang ditemui dalam pengembangan sumber daya manusia stratejik? 4. Bagaimana kesenjangan kompetensi yang terjadi saat ini di CV. Cahaya Jakarta dan pengaruh kualitas kompetensi SDM dalam menunjang MSDM stratejik? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah untuk mengetahui dan menganalisis kondisi sumber daya manusia stratejik CV. Cahaya Jakarta saat ini, proses perubahan internal yang disebabkan adanya perubahan dari lingkungan eksternal sumber daya manusia stratejik, kesenjangan kompetensi yang terjadi saat ini dan pengaruh kualitas kompetensi SDM dalam menunjang MSDM stratejik, hambatan-hambatan yang ditemui dalam pengembangan sumber daya manusia stratejik, sikap manajemen dalam melakukan pengembangan sumber daya manusia stratejik dalam memajukan kepentingan CV. Cahaya Jakarta, respon CV. Cahaya Jakarta terhadap pengembangan sumber daya manusia stratejik, pendekatan yang dilakukan oleh manajer terhadap sumber daya manusia stratejik dan peran MSDM stratejik terhadap kinerja perusahaan di CV. Cahaya Jakarta. TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Sumber Daya Manusia Sirait (2006:4) mendefinisikan manajemen sumber daya manusia sebagai “Human resource management means the policies and practices one needs to carry out the people or human resource aspects of management position, including recruiting, screening, training, rewarding, and appraising”. Menurut Simamora (2006:5) manajemen sumber daya manusia merupakan sebuah aktivitas yang menyangkut desain dan implementasi sistem perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karier, evaluasi kinerja, kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik. Salah satu tujuan manajemen sumber daya manusia dibentuk untuk membantu para manajer mencapai tujuan organisasi (Simamora, 2006:37). Supaya tujuan organisasi dapat tercapai, maka perusahaan harus mampu memanfaatkan potensi yang ada pada sumber daya manusia agar memberikan kontribusi maksimal kepada organisasi. Sirait (2006:3) menyatakan bahwa sasaran yang ingin dicapai oleh manajemen SDM adalah untuk meningkatkan kontribusi dari pegawai yang ada dalam organisasi. Melalui sejumlah kegiatan atau program yang disusun 752 Website http://journal.stieamkop.ac.id/ Vol. 12 No.1 Jan-Mar 2017 [Jurnal Capacity STIE AMKOP Makassar] ISSN : 1907-3313 oleh manajer SDM, mulai dari penarikan karyawan sampai dengan mereka diberhentikan dari organisasi, diharapkan karyawan tersebut dapat menyumbangkan waktu dan tenaganya secara optimal demi pencapaian tujuan B. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik Teori MSDM stratejik sering digunakan sebagai kerangka dasar untuk menginvestigasi strategi sumber daya manusia dan kinerja perusahaan. Kualitas sumber daya manusia adalah aset tidak berwujud yang dapat menciptakan nilai ketika ada dalam sistem operasional untuk meningkatkan kemampuan perusahaan untuk menghadapi persaingan. Melalui sumber daya manusia perusahaan dapat memberikan keunggulan kompetitif. MSDM stratejik berakar dari perencanaan tenaga kerja, MSDM stratejik menegaskan pentingnya manajemen yang efektif dari manusia sebagai sumber keunggulan kompetitif, yang mendorong pengembangan kerangka kerja, menekankan peran strategis dari fungsi SDM dan melampirkan awalan strategis untuk istilah ‘manajemen sumber daya manusia. Wright dan McMahan (1992) dalam Chang dan Huang (2005) mendefinisikan MSDM stratejik sebagai pola penyebaran SDM yang direncanakan dan kegiatan dimaksudkan untuk memungkinkan perusahaan untuk mencapai tujuannya. Sebagai sebuah proses, Ulrich dan Lake (1991) dalam Chang dan Huang (2005) menjelaskan bahwa MSDM stratejik sebagai proses menghubungkan praktik SDM dengan strategi bisnis. Truss dan Gratton (1994) yang dikutip Chang dan Huang (2005) mendefinsikan MSDM stratejik sebagai keterkaitan antara fungsi SDM dengan tujuan dan sasaran strategis organisasi untuk meningkatkan kinerja bisnis dan mengembangkan budaya organisasi yang organisasi Pada manajemen sumber daya manusia terdapat fungsi-fungsi manajemen yang meliputi (Sirait, 2006:5): perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. mendorong inovasi dan fleksibilitas. MSDM stratejik adalah suatu proses dari praktik SDM dengan strategi bisnis yang menghubungkan modal manusia, sosial, dan intelektual anggotanya untuk kebutuhan strategis perusahaan sehingga diharapkan mampu mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan melalui orang. Manajemen SDM dinilai berorientasi pada aktivitas, sedangkan manajemen SDM stratejik dipandang lebih berorientasi pada hasil. Fitur yang membedakan dari MSDM stratejik dengan MSDM adalah MSDM stratejik yang lebih mengadopsi perspektif makro sementara HRM mengadopsi perspektif mikro. C. Konsep Dan Model MSDM Strategik Pembahasan MSDM stratejik dan strategi SDM berfokus pada hubungan antara perumusan strategi organisasi dan perumusan strategis SDM. Berbagai usaha MSDM telah diklasifikasikan dalam rangkaian proaktif-reaktif dan dari segi hubungan lingkungan bisnis dan sumber daya manusia strategis (Seyyedjavadin & Zadeh, 2009). Strategi merupakan sarana penting untuk menentukan “apa” yang ingin dilakukan dan “bagaimana” akan dilakukan. Penentu strategi SDM dipengaruhi oleh dua hal, yaitu strategi bisnis dan pengaruh lingkungan. Untuk memperluas konsep manajemen strategis, Bratton dan Jeff (2012) menggambarkan model hubungan antara tiga tiang: lingkungan, strategi sumber daya manusia dan strategi bisnis. 753 Website http://journal.stieamkop.ac.id/ Vol. 12 No.1 Jan-Mar 2017 [Jurnal Capacity STIE AMKOP Makassar] ISSN : 1907-3313 Gambar 1. Environment as a Mediating Variable for Human Resource Management Strategies. Sumber: Bratton dan Jeff (2012:14) dikarenakan penelitian ini fokus pada METODOLOGI PENELITIAN peranan MSDM stratejik terhadap hasil A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan kinerja perusahaan dan tidak meneliti pendekatan kualitatif eksploratori. atau menganalisis kinerja perusahaan Pendekatan kualitatif eksploratori sehingga tidak melibatkan informan digunakan untuk mendapatkan dari direktorat lain. pandangan mendalam dan menyeluruh tentang masalah manajemen yang C. Jenis Dan Sumber Data berkenaan dengan MSDM Stratejik Jenis dan sumber data yang pada CV. Cahaya Jakarta dan digunakan dalam penelitian ini adalah hubungannya dengan kinerja sebagai berikut: perusahaan. Penelitian kualitatif eksploratori ini bertujuan untuk 1. Data primer mendapatkan informasi awal mengenai Data primer menurut Silalahi SHRM yang diterapkan di CV. Cahaya (2009:289) adalah data yang Jakarta dan hubungannya dengan dikumpulkan dari situasi aktual ketika kinerja perusahaan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah peristiwa terjadi. Data primer yang wawancara sebagai alat pengumpulan diperoleh dalam penelitian ini adalah datanya. hasil wawancara dengan informan B. Informan Dan Target Subyek penelitian dari PT. X yang dinilai Penelitian mengetahui informasi yang berhubungan Target subyek dan informan dengan tema penelitian. yang digunakan dalam penelitian ini 2. Data Sekunder sejumlah empat orang dari satuan Data sekunder menurut Silalahi PMO dan Risiko CV. Cahaya Jakarta (2009:291) merupakan data yang dan direktorat sumber daya manusia dan dikumpulkan dari tangan kedua atau administrasi CV. Cahaya Jakarta, yaitu: dari sumber-sumber lain yang telah 1. Kepala Satuan PMO dan Risiko tersedia sebelum penelitian dilakukan. 2. Officer PMO dan Risiko Data sekunder yang didapat berupa 3. Staf Senior Renbang SDM profil, sejarah, visi, misi dan tujuan 4. Staf Senior Personalia SDM perusahaan, struktur organisasi beserta Para informan tersebut dipilih tugas-tugas tiap bagian, informasi karena dinilai mengetahui informasi laporan keuangan perusahaan serta yang berhubungan dengan tema kinerja perusahaan. penelitian, sehingga peneliti berharap D. Instrumen Penelitian dapat memperoleh data yang akurat Instrumen penelitian ini adalah dari para informan tersebut. Pemilihan peneliti, peneliti menetapkan fokus informan dari satuan kinerja dan penelitian, memilih informan sebagai direktorat SDM dan Administrasi 754 Website http://journal.stieamkop.ac.id/ Vol. 12 No.1 Jan-Mar 2017 [Jurnal Capacity STIE AMKOP Makassar] ISSN : 1907-3313 sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas hasil penelitian E. Teknik Analisa Data Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah kualitatif. Analisis data kualitatif dilakukan apabila data empiris yang diperoleh adalah data kualitatif berupa kumpulan berwujud kata-kata dan bukan rangkaian angka serta tidak dapat disusun dalam kategorikategori/struktur klasifikasi (Silalahi, 2009:339). Analisis data menurut Moleong (2007:330) dimulai dengan: 1. Menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber. 2. Reduksi data; cara yang dilakukan dalam penelitian adalah merangkum catatan-catatan lapangan dengan memilah hal-hal yang pokok yang berhubungan dengan permasalahan penelitian, rangkuman catatancatatan lapangan itu kemudian disusun secara sistematis agar diperoleh gambaran yang lebih tajam. 3. Kategorisasi adalah mengelompokkan data yang telah ditelaah dan direduksi sesuai dengan definisi variabel yaitu kinerja perusahaan. 4. Pemeriksaan keabsahan data. 5. Penafsiran data adalah untuk menjawab rumusan masalah yang dilakukan dengan deskripsi analitik, yaitu rancangan dikembangkan dari kategori-kategori yang telah ditemukan dan mencari hubungan yang disarankan atau yang muncul dari data. 6. Menarik Kesimpulan dan Verifikasi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Sumber Daya Manusia Strategik CV. Cahaya Jakarta Sikap manajemen perusahaan juga sangat berperan dalam hal melakukan pengembangan sumber daya manusia stratejik. Sikap tersebut ditunjukkan manajemen perusahaan dengan memberikan berbagai fasilitas untuk SDM agar mengembangkan karirnya yang dimulai dari pengembangan kompetensi. Sikap manajemen yang demikian karena pihak manajemen menginginkan bahwa sumber daya manusia yang telah dibentuk melalui berbagai pengembangan tersebut dapat membantu para manajer dalam melakukan pencapaian tujuan organisasi (Simamora, 2006:37). Respon yang ditunjukkan oleh CV. Cahaya Jakarta terhadap pengembangan sumber daya manusia stratejik yang telah dilakukan untuk karyawan dan para manajernya adalah dari segi kompensasi. Perusahaan telah membentuk dua besaran kelompok kompensasi mejadi P1 dan P2, dimana P1 adalah gaji pokok dan P2 adalah tunjangan jabatan. Selain itu perusahaan juga menyediakan berbagai fasilitas seperti fasilitas kerja, fasilitas kesehatan, dan fasilitas hiburan atau refreshing. Terkait dengan kompetensi, perusahaan telah membangun sarana TDC, membuat kurikulum, dan melakukan pengadaan alat simulator sebagai sarana untuk mengembangkan kompetensi SDM. Perusahaan melakukan evaluasi secara berkala untuk mengetahui gap yang terdapat pada setiap karyawan terkait kompetensi masing-masing, sehingga bisa dilakukan tindakan pengembangan yang tepat. Perusahaan juga telah memberikan respon terkait motivasi kerja dengan memberikan sosialisasi motivasi kerja kepada karyawan. Motivasi karyawan CV. Cahaya Jakarta juga ditumbuhkan melalui nilai-nilai perusahaan sebagai dasar karyawan dalam berperilaku di lingkungan kerja CV. Cahaya Jakarta. Nilai tersebut adalah SIAP yaitu Service Oriented, 755 Website http://journal.stieamkop.ac.id/ Vol. 12 No.1 Jan-Mar 2017 [Jurnal Capacity STIE AMKOP Makassar] ISSN : 1907-3313 Integrity, Active Learning, dan Profesional. Adapun salah satu nilai tersebut sesuai dengan fungsi operasional dari manajemen yaitu integritas, Sirait (2006:6), menyatakan integritas adalah usaha untuk menghasilkan situasi di mana terjadi penyesuaian/pencocokan antara kepentingan yang bersifat individual, organisasi maupun kemasyarakatan. Pernyataan diatas menunujukkan bahwa terdapat hubungan yang erat antara perusahaan dengan karyawannya. Sehingga sangat patut untuk menjaga hubungan yang baik dalam sebuah lingkungan perusahaan agar karyawan dalam bekerja dapat dengan nyaman dan memberikan kinerja yang baik dan optimal. Untuk itu, sebagai karyawan juga harus mengetahui bagaimana perusahaannya beroperasi, dan perusahaan pun juga harus memberikan sebuah penyuluhan kepada karyawannya untuk dapat mengetahui bagaimana budaya kerja yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Pada CV. Cahaya Jakarta, pengenalan budaya kerja yang produktif dilakukan mulai dari segi disiplin, baik disiplin kerja maupun disiplin kehadiran, serta penerapan budaya malu dengan memperlihatkan daftar karyawan yang kurang disiplin. Hal lain yang dilakukan oleh perusahaan adalah dengan melakukan sharing knowledge dan group discussion dari pengalaman para expert dan pernah juga dilakukan internalisasi nilai-nilai budaya. Hal ini juga didasarkan atas dua agenda yang telah ditetapkan yaitu kompetensi individu dan SKP menjadi penentuan penilaian kinerja karyawan. Pengenalan tersebut sejalan dengan tujuan dari manajemen sumber daya manusia yang menyatakan bahwa secara lebih operasional, dalam arti yang dapat diamati dan diukur, tujuan manajemen sumber daya manusia adalah untuk meningkatkan produktivitas karyawan, mengurangi tingkat absensi, mengurangi tingkat perputaran kerja, atau meningkatkan loyalitas karyawan pada organisasi (Hariandja, 2007:3). Jadi apa yang dilakukan oleh CV. Cahaya Jakarta itu sudah benar, yaitu pengenalan budaya kerja produktif dimulai dari segi absensi, karena dengan berkurangnya intensitas ketidakhadiran karyawan, maka akan dapat meningkatkan produktivitas karyawan. Dalam hal ini yang dimaksud dengan produktivitas adalah kompetensi karyawan. B. Kinerja Perusahaan Di CV. Cahaya Jakarta Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa kinerja perusahaan di CV. Cahaya Jakarta diukur melalui rasio operasi (operating ratio), return on equity (ROE), average collection period (ACP), human capital readiness (HCR), dan organization capital readiness (OCR). Pencapaian kinerja CV. Cahaya Jakarta selama kurun waktu 2014 hingga 2016, pencapaian kinerja CV. Cahaya Jakarta kurun waktu tahun 2014 hingga 2016. Rasio operasi (operating ratio) yang dicapai oleh CV. Cahaya Jakarta pada tahun 2016 menunjukkan bahwa CV. Cahaya Jakarta mampu melebihi target yang telah ditetapkan sebelumnya, dan diketahui bahwa CV. Cahaya Jakarta dapat menekan biaya proyek (beban usaha dan beban kontrak). Artinya, CV. Cahaya Jakarta memiliki kemampuan dalam melakukan efisiensi biaya. Hal ini tentunya dikarenakan adanya ketepatan manajemen. CV. Cahaya Jakarta dalam melakukan tata kelola pembangkitan dan manajemen proyek sehingga dapat mencapai target rasio operasi yang menjadi kontrak kinerja manajemen dengan pemegang saham. Pencapaian Return on Equity (ROE) CV. Cahaya Jakarta pada tahun 2016 melebihi target yang ditetapkan. 756 Website http://journal.stieamkop.ac.id/ Vol. 12 No.1 Jan-Mar 2017 [Jurnal Capacity STIE AMKOP Makassar] ISSN : 1907-3313 Pencapaian sebesar 160,01% dibandingkan target dan meningkat dari dua tahun sebelumnya, menunjukkan bahwa kinerja CV. Cahaya Jakarta sangat baik. Laba yang diperoleh meningkat, hal ini menunjukkan bahwa CV. Cahaya Jakarta mampu mengelola proyek-proyeknya dengan baik. Terlebih dilihat bahwa rasio operasinya yang juga baik dengan efisiensi yang berhasil dilakukan. Keberhasilan CV. Cahaya Jakarta mengelola proyeknya dengan meningkatkan revenue dan melakukan efisiensi tersebut tidak terlepas dari kinerja karyawannya dengan kompetensi yang memadai. Kinerja karyawan yang baik tersebut juga dipengaruhi oleh manajemen stratejik sumber daya manusia yang diterapkan CV. Cahaya Jakarta. Untuk Average Collection Period (ACP), berdasarkan data yang diperoleh dari laporan manajemen CV. Cahaya Jakarta tahun 2016 diperoleh rata-rata ACP tahun 2016 adalah 44 hari. Pencapaian ACP tahun 2013 dibawah target perusahaan yaitu 35 hari. Meskipun pencapaian ACP tahun 2013 dibawah target, namun relasisasi ACP thaun 2013 mengalami perbaikan dibandikan tahun 2014 dan 2015. Hal tersebut menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pencapaian kontrak kinerja untuk Human Capital Readiness (HCR) CV. Cahaya Jakarta tahun 2016 berdasarkan laporan manajemen berada di level 3,99, sementara target HCR tahun 2016 adalah 3,2. Dengan demikian pencapaian HCR sebesar 124,69%. Pencapaian tersebut menunjukkan bahwa CV. Cahaya Jakarta sebagai perusahaan yang akan selalu mengalami perubahan sesuai dengan kebutuhan pasar, memiliki sumber daya manusia stratejik yang selalu siap dalam menghadapi kompetensi individu untuk dilakukannya pengembangan. Hal ini ditunjukkan dengan hasil wawancara yang telah diuraikan di atas, yang menyebutkan bahwa dalam menghadapi perkembangan bisnis yang terjadi saat ini dan menjawab semua target yang diberikan oleh pemegang saham, maka CV. Cahaya Jakarta telah memberikan kebijakan untuk melakukan pengembangan kompetensi melalui pelatihan, diklat, pendampingan dengan tugas karya, dan lain-lain sebagaimana yang telah diuraikan di atas. Pencapaian level HCR perusahaan yang melebihi target menunjukkan kesiapan modal sumber daya manusia perusahaan dalam mengelola dan menjalankan bisnis perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam laporan manajemen CV. Cahaya Jakarta pencapaian OCR pada tahun 2016 berada pada level 3,89 melebihi target kontrak kinerja yaitu level 3,2. Artinya adalah dengan perolehan yang tinggi pada unsur OCR ini, maka CV. Cahaya Jakarta dinyatakan mempunyai kesiapan organisasi yang baik. Dengan kesiapan organisasi yang baik akan menunjang kinerja perusahaan, terlebih CV. Cahaya Jakarta bergerak di jasa yang memerlukan kesiapan organisasi untuk mengelola sumber daya manusia. Jadi dari hasil pencapaian semua kontrak kinerja yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan di CV. Cahaya Jakarta dalam penelitian ini menunjukkan hasil yang baik. Semua kontrak kinerja mencapai target bahkan melebihi target yang ditentukan sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja dari CV. Cahaya Jakarta dalam periode 2016 ini dalam kondisi yang sangat baik. C. Peran SDM Stratejik terhadap Kinerja Perusahaan di CV. Cahaya Jakarta Berdasarkan pencapaian di atas, menunjukkan bahwa memang peran 757 Website http://journal.stieamkop.ac.id/ Vol. 12 No.1 Jan-Mar 2017 [Jurnal Capacity STIE AMKOP Makassar] ISSN : 1907-3313 sumber daya manusia sangatlah vital dalam CV. Cahaya Jakarta Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Purnawanto (2010:27), yang menyatakan bahwa sebagai aset perusahaan yang berharga, SDM tidak dapat dipisahkan dan merupakan bagian dari strategi bisnis. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Chang dan Huang (2005) menguji dampak product market strategy (PMS) pada hubungan antara MSDM stratejik dan kinerja perusahaan. Penelitian Chang dan Huang (2005) tidak mendukung perspektif universal yang menyatakan bahwa MSDM stratejik adalah praktik terbaik dan sumber keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Sebaliknya mendukung perspektif kontingensi bahwa kesesuaian antara MSDM stratejik dan PMS berkontribusi pada kinerja perusahaan. Penelitian Cooke (2000) menguji hubungan kebijakan sumber daya manusia yang baik dengan kinerja perusahaan. Penelititan Cooke (2000) menyatakan bahwa perusahaan di Inggris tidak mampu mengimplementasikan kebijakan sumber daya manusia dan inisiatif berkualitas secara keseluruhan dengan manfaat simbiosis yang meyakinkan. Sementara penelitian ini menguji peranan yang diberikan oleh MSDM stratejik terhadap pencapaian kinerja perusahaan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa praktik MSDM stratejik yang sudah dilakukan oleh CV. Cahaya Jakarta memberikan peran yang positif terhadap pencapaian kinerja perusahaan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut ini: 1. Kondisi sumber daya manusia stratejik yang dimiliki oleh CV. Cahaya Jakarta sudah cukup baik dan cukup kuat untuk dapat berkompetisi dengan perusahaan lain yang sejenis. 2. Proses perubahan internal pada sumber daya manusia strategis di CV. Cahaya Jakarta dimulai dengan adanya strategi SDM yang berupa program transfer knowledge, sertifikasi keahlian, program pendidikan S2, percepatan karier, dan program OJT bertujuan memetakan kompetensi. 3. Kondisi kesenjangan kompetensi yang saat ini terdapat pada CV. Cahaya Jakarta bisa dinilai sudah semakin kecil di lingkungan kerja CV. Cahaya Jakarta. 4. Bentuk hambatan yang dihadapi oleh CV. Cahaya Jakarta adalah dana untuk menyelenggarakan diklat, kurangnya pengalaman karyawan organik, kurangnya mentor, insfrastruktur yang juga terbatas, serta masalah jadwal diklat dengan aktivitas kerja yang sering berbenturan, dan hambatan tersebut sudah dapat diatasi CV. Cahaya Jakarta dengan beberapa cara. DAFTAR PUSTAKA Allen, Arthur C. 1994. “The effect of large-firm audits on municipal bond rating decision.” A journal of practice and theory (APT), Vol. 13, spring. Arifin, J., & Sumaryono, A. 2007. Buku Kerja Berbasis Komputer Untuk Manajer Keuangan dan Akuntan. Jakarta: Elex Media Komputindo. Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Yogyakarta: Erlangga. Bratton, J., & Gold, Jeff. 2012. Human Resource Management: Theory and Practice. 758 Website http://journal.stieamkop.ac.id/ Vol. 12 No.1 Jan-Mar 2017 [Jurnal Capacity STIE AMKOP Makassar] ISSN : 1907-3313 Into Tangible Outcomes. Boston: Harvard Business School Publishing Corporation. Mangkunegara, Anwar Prabu. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Remaja Rosda Karya. Marimin., Tanjung, Hendri., Prabowo, Haryo. 2005. Sistem Informasi Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Grasindo. MacDuffie, J.P. 1995. Human Resource Bundles and Manufacturing Performance: Organizational Logic and Flexible Production Systems in The World Automotive Industry. Industrial & Labour Relations Review 48 (2) (Jan 1995): 197-221. Meyer, J. P., Allen, N. J., & Smith, C. A. 1993. Commitment to Organizations and Occopations. Journal of Applied Psychology, 78 (4): 538-551. Purnawanto, Budi, 2010, Management SDM Berbasis Proses. Jakarta: Gramedia Widiasarana. ---------------, 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis Proses: Pola Pikir Baru Mengelola Sumber Daya Manusia. Jakarta: Grassindo. Rangkuti, Freddy. 2011. SWOT Balanced Sorecard: Teknik Menyusun Strategi Korporat yang Efektif plus Cara Mengelola Kinerja dan Risiko. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Schuler. R.S., & Walker, J.W. 1990. Human Resource Strategy: Focusing on Issues and Actions. Organizational Dynamics, New York: West Publishing Company. Seyyedjavadin, S.R. & Zadeh, M.H. 2009. HR Strategy and Its Aligning With Organizzational London: Macmillan Press. Chaneta, Isaac. 2010. Strategic Human Resource Management.http://ir.uz.ac.zw/js pui/bitstream/10646/630/1/strate gic_hrm_mgt.pf Chang, Wan-Jing April, & Huang, Tung Chun. 2005. Relationship between strategic human resource management and firm performance: A contingency perspective. International Journal of Manpower, Vol. 26 No. 5, 2005, pp. 434-449. Cooke, Fang Lee. 2000. Human Resource Strategy to Improve Organisational Performance: A Route for British Firms. Working Paper, Manchester School of Management. Gaspers, Vincent. 2007. Ge Way And Malcolm Baldrige Criteria For Performance Excellence. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hariandja, M.T.E. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia: Pengadaan, Pengembangan, Pengkompensasian, Dan Peningkatan Produktivitas Pegawai. Jakarta: Grasindo. Huselid. 1995. The Impact of Human Resources Management Practices on Turnover, Productivity and Corporate Financial Performance. Academy of Management Journal. 38: 635-672. Hasibuan, Malayu S.P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara. Kaplan, Robert S. & Norton, David P. 2004. Measuring the Strategic Readiness of Intangible Assets. Harvard Business Review, February 2004. . 2008. Strategy MAPS: Convertig Intangible Assets 759 Website http://journal.stieamkop.ac.id/ Vol. 12 No.1 Jan-Mar 2017 [Jurnal Capacity STIE AMKOP Makassar] ISSN : 1907-3313 Strategy and Human Capabilities. Iranian Journal of Management Studies,Vol 2. No.2. June 2009 pp: 5-29. Shapiro, Joel. 2012. Strategi Manajemen Sumber Daya Manusia: Sebuah Perspektif Organisasi untuk Kinerja Tinggi. Jurnal Bisnis dan Manajemen Besok. Vol.2 No.6. Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama. Simamora, Henry. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia, edisi ketiga, Cetakan kedua, Yogyakarta: STIE YKPN. Sirait, Justine T. 2006. Memahami Aspek-aspek Pengelolaan Sumber Daya Manusia dalam Organisasi. Jakarta: Grasindo. 760 Website http://journal.stieamkop.ac.id/