MODUL PERKULIAHAN DASAR-DASAR MANAJEMEN PEMASARAN SEGMENTASI PASAR, TARGETING DAN POSITIONING Fakultas Program Studi Ilmu Komunikasi Advertising & Marketing Communications Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 06 MK43025 Sari Widuri, SE, MSi. Abstract Kompetensi Modul ini membahas tentang segmentasi pasar, segmentasi pasar konsumen, segmentasi pasar bisnis, dan strategi target pasar. Setelah mengikuti mata kuliah ini diharapkan mahasiswa dapat mengidentifikasi dan membedakan pasar berdasarkan beragam segmenentasi. SEGMENTASI Sebelum segmentasi pasar dijalankan oleh perusahaan, metode yang di gunakan sebelumnya untuk pemasaran adalah produksi massal (mass productions) yang artinya satu jenis produk di siapkan untuk semua kalangan. Mass production yang menghasilkan satu jenis produk untuk seluruh pasar dikembangkan produsen untuk mencapai skala ekonomis sehingga biaya per unit produksi lebih murah. Karena produksi dilakukan secara massal, maka pemasaran dan komunikasinya pun dilakukan secara massal. Pada dekade 1960-1990, penganut klasik pendekatan ini antara lain Henry Ford dengan mobil Ford model T dan A, karena biayanya murah, otomatis harga yang dibebankan kepada konsumen pun rendah. Harga yang rendah ini mampu menyerap konsumen dalam jumlah besar. Masa kejayaan Ford berakhir, ketika General Motor (GM) menawarkan “a car for every purse and purpose”. GM membuat berjenis-jenis desain dan warna kendaraan, yang masingmasing diberi merek sendiri-sendiri untuk menjangkau kelompok konsumen yang berbedabeda. Upaya GM berhasil menggoyang Ford, sejak itulah dunia sadar bahwa terdapat kelompok-kelompok konsumen dalam masyarakat yang memiliki selera dan keinginan yang berbeda-beda. Perusahaan-perusahaan akhirnya menyadari bahwa mereka tidak bisa menarik semua pembeli yang ada di pasar, atau setidak-tidaknya tidak memperlakukan semua pembeli dengan cara yang sama. Saat ini, sebagian besar perusahaan bergerak menjauh dari pemasaran massal. Sebaliknya, mereka melakukan pemasaran target, mengidentifikasi segmen pasar, memilih satu atau lebih dari segmen yang ada, dan mengembangkan produk serta bauran pemasaran yang disesuaikan dengan masing-masing target yang dipilih. Dengan cara ini, penjual dapat mengembangkan produk yang tepat untuk setiap pasar sasaran dan menyesuaikan harga, saluran distribusi, dan iklan untuk meliput pasar sasaran secara efisien. Oleh karenanya, perusahaan harus mengidentifikasi atau mengenali bagianbagian dari pasar yang dapat dilayani/dipenuhi dengan baik dan yang paling menguntungkan. Untuk itu diperlukan rencana-rencana strategi dalam membangun hubungan baik dengan kustomer-kustomer yang tepat. Jadi, perusahaan umumnya harus merubah cara-cara dari marketing massal menjadi segmentasi dan targeting pasar ‘13 2 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id mengenali segmen-segmen pasar, memilih satu atau lebih dari mereka, dan mengembangkan produk-produk dan program-program pemasaran yang ditujukan ke masing-masing segmen. Ada perbedaan mendasar antara konsep pemasaran massal dengan pemasaran segmentasi, seperti dapat dilihat dalam tabeli berikut ini : 1. Pemasaran Massal Pemasaran Segmentasi Berasal dari cara produksi missal. Berasal dari persaingan yang semakin gencar. 2. Objektifnya adalah mendapatkan laba Objektifnya adalah memenangkan yang maksimum dari kegiatan produksi persaingan dengan memperoleh yang efisien (skala ekonomis). keuntungan yang normal melalui kegiatan yang memuaskan kelompokkelompok konsumen yang berbedabeda. 3. Konsumen diberlakukan sama di seluruh Konsumen yang memiliki karakter yang wilayah geografi dengan produk dan berbeda diberlakukan berbeda-beda promosi yang sama. dengan produk dan cara komunikasi yang beda. 4. Bersifat static, sama dari waktu ke waktu Bersifat dinamis, segmen-segmen baru terus bermunculan dan produk-produk baru dibutuhkan untuk menjangkau segmen baru tersebut. 5. Strategi perusahaan: defensif bertahan Strategi perusahaan: adaptif, responsive dari waktu ke waktu terhadap perubahan-perubahan selera dgn membentengi diri melalui. pasar. Anggaran iklan yang besar dan Perbaikan Dasarnya adalah riset konsumen dan cara kerja produksi mengimbangi kegiatan pesaing. Bagan 24: Perbedaan Pemasaran massal dan Segmentasi Segmentasi Pasar Segmentasi pasar dapat di definisikan sebagai suatu proses untuk membagi-bagi atau mengelompokan-kelompokan konsumen yang heterogen ke dalam kotak-kotak yang lebih homogen atau yang lebih tepat adalah proses mengkotak-kotakkan pasar dalam kelompokkelompok “potensial customer” yang memiliki kesamaan kebutuhan dan atau karakter - yang memiliki respon yang sama dalam membelanjakan uangnya. ‘13 3 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Meski perusahaan mempunyai maksud yang berbeda-beda dalam melakukan segmentasi pasar, segmentasi pasar mempuyai tujuan utama yang sama, yaitu: “To improve your company’s competitive position and better serve the needs of your customers” Tujuan-tujuan lain dari segmentasi pasar, antara lain adalah meningkatkan penjualan, memperbaiki pangsa pasar, dan melakukan komunikasi dan promosi lebih baik. Setidaknya ada lima keuntungan yang dapat diperoleh dengan melakukan segmentasi pasar, yaitu : 1. Mendisain produk-produk yang lebih responsive terhadap kebutuhan pasar. Jadi perusahaan menempatkan konsumen di tempat yang utama, dan menyesuaikan produknya untuk memuaskannya. 2. Menganalisis pasar. Segmentasi dapat membantu untuk mendeteksi siapa saja pesaing anda. Pesaing bukan hanya mereka yang menghasilkan produk yang sama, tetapi juga yang mampu menjadi alternatif bagi kebutuhan konsumen. 3. Menemukan peluang pasar. 4. Menguasai posisi yang superior dan kompertitif. Dengan menguasai segmen pasar dengan baik, akan paham betul konsumennya. Mereka mempelajari pergeseranpergeseran yang terjadi di dalam segmennya. 5. Menentukan strategi komunikasi yang efektif dan efisien. Kalau tahu persis siapa segmen Anda, maka akan tahu bagaimana berkomunikasi yang baik dengan mereka. Dalam proses pemasaran terdapat tahapan dalam melakukan pemasaran produk: Langkah pertama adalah segmentasi pasar o Mngidentifikasi pasar menjadi kelompok-kelompok pembeli yang lebih kecil dengan kebutuhan-kebutuhan, sifat-sifat, atau perilaku-perilaku mungkin membutuhkan produk atau bauran marketing berbeda. o Langkah kedua adalah target market o Mengevaluasi setiap segmen pasar yang mempunyai daya tarik. o Memilih satu atau lebih dari segmen-segmen tersebut untuk dilayani. Langkah ketiga adalah posisioning pasar: ‘13 Membangun profile konsumen 4 o Membangun posisioning produk sesuai dengan target pasar. o Membuat bauran marketing terperinci sesuai dengan segmen Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id yang Bagan 25: Tahapan segmentasi pasar, Target pasar dan posisioning Pasar terdiri dari banyak pembeli, dan pembeli-pembeli berbeda dalam satu atau beberapa hal. Mereka berbeda mungkin dari segi keinginan-keinginan, sumberdaya-sumberdaya, lokasi, sikap-sikap pembelian, dan kebiasaan-kebiasaan melakukan pembelian. Melalui segmentasi pasar, perusahaan-perusahaan membagi pasar-pasar yang besar dan heterogen menjadi segmen-segmen yang lebih kecil, yang dapat dijangkau dengan lebih efisien dan efektif dalam menawarkan produk dan jasa-jasa yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan unik mereka. Dalam pemasaran pasar yang tersegmentasi dapat di klasifikasikan dua klasifikasi berdasarkan perilaku pasar menjadi: Pasar-pasar konsumen yang tersegmentasi. Pasar-pasar bisnis yang tersegmentasi. SEGMENTASI PASAR KONSUMEN Perusahaan harus membaca variabel-variabel segmentasi yang berbeda, variabel tunggal atau kombinasi, untuk menemukan cara terbaik dalam melihat struktur pasar. Variabelvariabel utama yang biasa digunakan dalam segmentasi pasar-pasar konsumen adalah berdasarkan geografis, demografis, psikografis, dan perilaku. 1. Geografis Segmentation Segmentasi geografis perlu membagi pasar menjadi unit-unit geografis berbeda: negaranegara, wilayah-wilayah, negara-negara bagian, kabupaten-kabupaten, kota-kota, atau bahkan lingkungan tetangga. membagi-bagi pasar ke dalam unit geografis yang berbedabeda seperti negara, regional, kota, atau lingkungan. Para penganut segmentasi ini percaya ‘13 5 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id setiap wilayah memiliki karakter yang berbeda. Oleh karenanya pemasar perlu mengelompokan wilayah-wilayah berdasarkan kesamaan karakter. Suatu perusahaan dapat memutuskan untuk beroperasi di satu atau beberapa wilayah geografis, atau beroperasi di seluruh wilayah tapi memberikan perhatian untuk perbedaan kebutuhan dan keinginan sesuai geografis masing-masing. Sekarang ini, banyak perusahaan yang membatasi produk mereka, ads, promosi, dan usaha-usaha penjualan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan wilayah, kota-kota, dan bahkan lingkungan tempat tinggal. 2. Demografis Segmentation Demografis segmentation adalah segmentasi (membagi pasar) menjadi grup-grup berdasarkan pada variabel yang didasarkan oleh peta kependudukan. Usia, Jenis kelamin, besarnya anggota keluarga, tahap dalam daur hidup keluarga, tingkat penghasilan, pendidikan, pekerjaan, agama, suku, generasi dan nastionalitas adalah variable-variabel demografi yang penting. Faktor demografis adalah dasar paling popular untuk segmentasi grup konsumen, terutama karena kebutuhan, keinginan, dan tingkat penggunaan konsumen sering beragam sejalan dengan variable demografisnya. Di samping itu, variable demografis lebih mudah diukur ketimbang variable-variabel lainnya. Bahkan ketika segmen pasar pertama-tama didefinisikan dengan menggunakan dasar lainnya, seperti kepribadian atau perilaku, sifat demografisnya harus diketahui agar dapat mengukur besar dari pasar sasaran dan bagaimana meliputnya secara efisien. 3. Psikografis Segmentation Psikofrafis Segmentasi membagi pembeli-pembeli menjadi kelompok-kelompok berbeda berdasarkan kelas sosial, gaya-hidup, atau sifat kepribadian. Orang-orang dalam demographic yang sama dapat memiliki psychographic sangat berbeda. 4. Behavioral Segmentation (Perilaku) Segmentasi ini membagi pembeli-pembeli menjadi kelompok-kelompok berdasarkan atas occasions: waktu secara umum dan waktu spesial (perayaan hari raya, dll), benefit (keuntungan), status pengguna, tingkat penggunaan produk, loyalitas pengguna,tingkat kesisapan dan sikap terhadap produk. Kebanyakan marketer percaya bahwa varibel-variabel perilaku adalah “starting-point” terbaik untuk menyusun segmen-segmen pasar. ‘13 6 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Geografis Wilayah / negara Negara bagian Besarnya kota, wilayah statistik metropolitan Kepadatan penduduk Iklim Demografis usia Jenis kelamin Besar keluarga Siklus keluarga pendapatan pekerjaan pendidikan agama Ras kebangsaan Psikografis Kelas sosial Gaya hidup kepribadian Kognisi,afeksi dan perilaku Waktu Manfaat yang dicari Status pengguna Tingkat penggunaan Status loyalitas Tingkat kesiapan pengguna Amerika, Eropa Barat, Indonesia, Cina, dll. Kalimatan Barat, Jawa Timur, Irian Jaya, dll. Dibawah 5000, 5000 – 19.999. Perkotaan, pinggiran kota, pedesaan, dll. Tropis, 4 musin. Di bawah 6,6- 12, 13- 19 dll. Pria,wanita. 1-2, 3-4 orang, dll. Muda, single: menikah, tanpa anak dll. Di bawah 10.000 dollar dll. Manajer, karyawan petani, pesiunan dll. SD, SMP, SMK, tidak lulus SMA, dll. Islam,Katolik, Kristen, Hindu, Budha dll. Asia, Afrika, Amerika, Indo-cina dll. Amerika, Ingrris,Perancis,Cina dll. Kelas atas, menengah,kelas bawah. Tradisional, canggih, modis, dll. Suka mengalah, agresif, suka berteman dll. Reguler, khusus, dll. Kenyamanan, ekonomis, gengsi, dll Pengguna potensial, bukan pengguna, dll Tidak ada, rendah, sedang, berat. Tidak ada, sebagian,sepenuhnya. tidak sadar, sadar, tertarik, berkeinginan, menbeli, dll. Sikap terhadap produk Antusias, positif, tidak tertarik, negatif, dll. Bagan 26: Variabel segmentasi utama untuk pasar konsumen Perusahaan jarang membatasi analisa segmentasi mereka hanya untuk satu atau beberapa variabel. Kebanyakan menggunakan berbagai basis segmentasi sebagai usaha untuk mengidentifikasi dan mendefinisikan lebih baik kelompok-kelompok target. ‘13 7 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id SEGMENTASI PASAR BISNIS / INDUSTRI Pasar konsumen dan bisnis (cosumer and business marketers) menggunakan banyak variabel yang sama untuk mensegmen pasa-pasar mereka. Pasar bisnis juga menggunakan beberapa variabel tambahan, sehingga segmentasi dalam pasar bisnis / industri di bagi menjadi: demografis, variabel operasional (customer operating characteristics), pendekatan- pendekatan pembelian, faktor-faktor situasional, dan sifat-sifat personal. Dengan menetapkan segmen-segmen sebagai pengganti keseluruhan pasar, perusahaanperusahaan dapat menyampaikan (deliver) hanya penawaran nilai yang tepat (the right value proposition) kepada setiap segmen yang dilayani (to serve) dan sebagai imbalannya akan memperoleh lebih banyak nilai (capture more value in return). Hampir setiap perusahaan melayani paling sedikit beberapa pasar bisnis. Kebanyakan marketer percaya bahwa perilakuperilaku pembelian dan benefit-benefit memberikan basis atau dasar terbaik untuk mensegmen pasar-pasar bisnis. Dalam pasar bisnis / industri terdapat dua pendekatan yaitu: Pendekatan Segmentasi a-priori adalah pendekatan yang dilakukan sebelum suatu survey dilakukan, misalnya menbagi pasar menurut gender, usia, kelas social dan sebagainya. Dalam bahasa yang sederhana dapat dikatakan, segmentasi a-priori “I already know the segment “ saya sudah tahu segmen-segmen yang ada. Segmentasi post-hoc adalah pendekatan ini tidak menkotak-kotakan pasar sebelum data dikumpulkan dan dianalisis sesuai dengan atribut-atribut yang dianggap penting. “I am going to let the customer data show me the segment”. Jadi disini dasarnya adalah apa yang kita kumpulkan. ‘13 8 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id DEMOGRAFIS Industri pembeli produk ini yang mana yang harus menjadi fokus perhatian kita. Ukuran perusahaan Seberapa besar perusahaan yang harus menjadi fokus perhatian kita. Lokasi Wilayah geografis mana yang harus menjadi perhatian kita. VARIABEL OPERASI Teknologi Teknologi konsumen yang mana yang harus menjadi perhatian kita. Status pengguna Apakah kita harus focus pada pengguna berat, sedang, menengah, rendah atau non pengguna. Kemampuan konsumen Apakah kita harus focus pada konsumen yang membutuhkan berbagai layanan atau yang sedikit. PENDEKATAN PEMBELIAN Organisasi fungsi Apakah kita harus focus pada perusahaan dengan organisasi pembelian pembelian yang sangat tersentralisasi atau desentralisasi. Struktur Kekuasaan Apakah kita berfokus pada perusahaan yang didominasi bagian rekayasa, keuangan, atau pemasaran. Bentuk hubungan saat ini Apakah kita berfokus pada perusahaan yang telah memiliki hubungan yang kuat atau sekedar melayani perusahaan yang paling disenangi. Kebijakan pembelian umum Apakah kita berfokus pada perusahaan yang lebih memilih leasing? Kontrak layanan? Pembelian system. Kriteria pembelian Apakah kita berfokus pada perusahaan yang mengejar kualitas, layanan atau harga. FAKTOR SITUASIONAL Kepentingan Apakah kita berfokus pada perusahaan yang memibutuhkan pengiriman dan layanan yang cepat. Penerapan khusus Apakah kita berfokus pada penawaran tertentu produk kita ketimbang semua penawaran. Ukuran pesanan Apakah kita harus tertarik pada pesanan besar atau kecil. CIRI-CIRI PERSONAL Kesamaan pembeli-penjual Apakah kita harus berfokus pada perusahaan yang memiliki karyawan serta nilai-nilai yang dianut sama dengan kita. Sikap terhadap risiko Apakah kita harus berfokus pada konsumen pengambil resiko atau penghindar risiko. Loyalitas Apakah kita harus berfokus pada perusahaan yang menunjukkan loyalitas tinggi kepada pemasoknya. Bagan 27: Variabel segmentasi utama untuk pasar bisnis / industri Industri ‘13 9 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id TARGET PASAR Segmentasi pasar menunjukkan peluang-peluang segmen pasar untuk perusahaan. Perusahaan harus mengevaluasi beragam segmen dan harus memutuskan berapa banyak segmen dan segmen-segmen mana saja yang mungkin dapat terlayani dengan baik. Ada dua proses besar dalam menentuan target pasar yaitu bagaimana perusahaan-perusahaan mengevaluasi dan menyeleksi segmen-segmen target. 1. Evaluating Market Segments Dalam mengevaluasi segmen-segmen pasar yang berbeda, setiap perusahaan harus melihat tiga faktor: 1. Ukuran dan pertumbuhan segmen. Pertama, perusahaan harus mengumpulkan dan menganalisa data berdasarkan atas penjualan terhadap segmen, tingkat pertumbuhan dari keuntungan yang diharapkan untuk beragam segmen saat ini. Ukuran segmen yang tepat dan pertumbuhan adalah suatu hal yang sifatnya relatif. Segmen-segmen yang paling besar dan pertumbuhannya paling cepat tidak selalu satu-satunya yang menarik bagi setiap perusahaan. 2. Daya tarik struktur segmen. Pada tahap kedua, perusahaan juga perlu mempertimbangkan faktor-faktor struktur penting yang mempengaruhi daya tarik segmen untuk jangka panjang. Sebagai contoh, suatu segmen kurang menarik jika segmen tersebut diperebutkan oleh banyak pesaing kuat dan agresif atau keberadaan produk itu sendiri dan produk pengganti potensial terdapat banyak di pasar dan akan membatasi harga-harga dan keuntungan yang diperoleh perusahaan dari segmen tersebut. Faktor lain, yaitu kekuatan relatif pembeli juga mempengaruhi daya tarik segmen. Pembeli-pembeli yang kekuatan penawaran relatifnya besar atau kuat terhadap para penjual, akan berusaha menekan harga-harga agar turun, menuntut pelayanan yang lebih banyak, dan dapat mengatur persaingan antar sesama kompetitor profitabilitas penjual. 3. Sasaran-sasaran dan sumber-sumber daya perusahaan. ‘13 10 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id sekaligus membebani Tahap terakhir ini adalah suatu segmen bisa juga kurang menarik kalau segmen tersebut memiliki supplier-supplier yang kuat yang dapat mengendalikan hargaharga atau mengurangi kualitas atau kuantitas pesanan barang-barang dan jasa-jasa. Walaupun suatu segmen memiliki ukuran dan pertumbuhan yang baik, serta secara struktur menarik, hal-hal tersebut bukanlah jaminan karena perusahaan harus tetap mempertimbangkan sasaran-sasaran dan sumber-sumber daya yang dimiliki perusahaan. Perusahaan sebaiknya memasuki hanya segmen-segmen dimana perusahaan dapat menawarkan nilai-nilai yang superior atau terbaik dan memiliki keunggulan dibanding pesaing-pesaing. 2. Selecting Target Market Segments Setelah mengevaluasi perbedaan segmen-segmen, selanjutnya perusahaan harus memutuskan yang mana dan berapa banyak segmen yang akan dijadikan target. Suatu pasar yang dijadikan target (a target market) terdiri dari sekumpulan pembeli-pembeli yang mempunyai kebutuhan-kebutuhan atau memiliki ciri-ciri yang umumnya sama dan memungkinkan dipilih perusahaan untuk dilayani atau dipenuhi. Karena para pembeli mempunyai kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan yang khas atau unik, maka seorang penjual secara potensial dapat memandang setiap pembeli sebagai suatu pasar target tersendiri (a separate target market). Dengan mengidentifikasikan bagian pasar yang dapat dilayani secara efektif, perusahaan akan berada pada posisi lebih baik dengan melayani konsumen tertentu dari pasar tersebut. Dalam memilih pasar yang dituju (target pasar), perusahaan dapat menempuh empat alternatif strategi, yaitu: I. Strategi yang Tidak Membeda-bedakan Pasar (Undifferentiated Marketing), II. Strategi yang Membeda-bedakan Pasar (Differentiated Marketing), III. Strategi yang Terkonsentrasi (Concentrated Marketing). IV. Strategi Menyesuaiakan Produk (Micro Marketing) ‘13 11 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id I. Strategi pemasaran tanpa pembeda (Undifferentiated Marketing) Ada beberapa perusahaan yang melihat pasar secara keseluruhan tanpa membedakan target pasar tertentu. Perusahaan yang menggunakan strategi pemasaran ini, hanya menawarkan satu macam produk dan mencakup seluruh pasar. Tanpa membedakan target pasar, perusahaan bertujuan untuk menanamkan image kuat produknya kepada para konsumen. Pemasaran tanpa membedakan target pasar dipilih para pelaku bisnis, karena strategi ini biayanya lebih kecil dibandingkan pemasaran dengan membedakan target pasar. Pemasaran tanpa membedakan target pasar lebih mengandalkan produksi, distribusi dan strategi promosi secara massal, sehingga bisa menghemat biaya. Namun disamping kelebihannya, strategi pemasaran tersebut juga memiliki kekurangan. Kebanyakan pelaku bisnis yang tidak membedakan konsumen, maka akan memilih target pasar yang paling luas untuk menawarkan produknya. Jika banyak pelaku bisnis yang memilih cara tersebut, maka persaingan bisnis pun semakin ketat. Strategi ini menganggap suatu pasar sebagai satu pasar besar dengan kebutuhan yang serupa, sehingga hanya ada satu bauran pemasaran yang digunakan untuk melayani semua pasar. Perusahaan mengandalkan produksi, distribusi, dan periklanan massa guna menciptakan citra superior di mata sebagian besar konsumen. II. o Meninjau pasar secara keseluruhan. o Memusatkan perhatian pada kesamaan kebutuhan konsumen. o Menghasilkan dan memasarkan satu macam produk. o Menarik semua konsumen dan memenuhi kebutuhan semua konsumen o Pasar yang dituju dan teknik pemasarannya bersifat massal. o Ditujukan kepada segmen terbesar yang ada dalam pasar. Strategi pemasaran dengan pembeda (Differentiated Marketing) Pemasaran yang kedua dengan membedakan target pasar sesuai kebutuhan konsumen. Berbagai variasi kebutuhan yang dibutuhkan para konsumen, menjadi faktor pendorong pelaku bisnis membedakan target pasar mereka. Jika pemasaran tanpa pembeda hanya memproduksi satu macam produk, pemasaran dengan pembeda memproduksi berbagai macam produk yang disesuaikan dengan kebutuhan dan minat para konsumen. Pembedaan produk bisa dilihat berdasarkan letak geografis konsumen, style atau gaya hidup, umur , jenis ‘13 12 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id kelamin, tingkat pendapatan, bahkan bisa juga dibedakan berdasarkan tingkat pendidikan para konsumen . Upaya pembedaan target pasar ini bertujuan agar loyalitas konsumen terhadap suatu produk lebih kuat, karena perusahaan menawarkan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen. Pembedaan target pasar dapat dicontohkan dari produk mie instan, mereka mengembangkan usahanya dengan membedakan varian rasa produk berdasarkan selera para konsumen. Jika dibandingkan dengan pemasaran tanpa pembeda, strategi pemasaran dengan pembeda membutuhkan biaya yang lebih besar. Karena dibutuhkan biaya untuk riset produk baru, proses produksinya yang lebih besar, serta peningkatan biaya untuk riset pasar. Meskipun demikian, pemasaran dengan pembeda lebih disenangi para pelaku usaha. Sebab dengan pemasaran pembeda, produk mereka memiliki daya tarik yang lebih kuat dibandingkan produk yang dipasarkan para pesaing. Perusahaan menghasilkan beberapa produk yang memiliki karakteritik yang berbeda. Konsumen membutuhkan variasi dan perubahan sehingga perusahaan berusaha untuk menawarkan berbagai macam produk yang bisa memenuhi variasi kebutuhan tersebut. o Melayani 2 atau lebih kelompok konsumen tertentu dengan jenis produk tertentu pula. o Menghasilkan dan memasarkan produk yang berbeda-beda melalui program pemasaran yang berbeda-beda untuk tiap kelompok konsumen tertentu tersebut. o Mengarahkan usahanya pada keinginan konsumen. o Memperoleh loyalitas, kepercayaan, serta pembelian ulang dari kelompok konsumen tertentu tersebut. III. Strategi pemasaran terkonsentrasi (Concentrated Marketing) Berbeda dengan strategi pemasaran yang membedakan konsumen sesuai dengan kebutuhan, pemasaran terkonsentrasi hanya fokus memasarkan produknya kepada satu atau beberapa kelompok pembeli saja. Sehingga pemasaran produk hanya ditujukan kepada kelompok pembeli yang paling berpotensi. Seperti produk Tropicana Slim, gula rendah kalori dan bebas gula ini lebih fokus kepada para konsumen yang ingin menjaga kesehatannya terutama bagi para penderita diabetes. Dengan fokus pada kelompok tertentu, perusahaan ‘13 13 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id yang menggunakan strategi pemasaran ini berusaha menawarkan produk yang terbaik bagi target pasar mereka. Sehingga spesifikasi image produk yang ditawarkan dapat tertanam pada konsumen yang menjadi sasaran pasarnya. Selain itu pemasaran terkonsentrasi juga lebih menghemat biaya, baik biaya produksi, biaya distribusi maupun biaya promosi. Sebab semuanya hanya fokus pada satu atau dua kelompok konsumen saja. Tetapi ada juga kelemahan dari pemasaran konsentrasi, bahkan resikonya lebih besar dari pemasaran tanpa pembeda maupun pemasaran dengan pembeda. Bila target pasar yang menjadi fokus pemasaran tiba-tiba beralih ke perusahaan pesaing dengan fokus yang sama, maka Anda akan kehilangan satu-satunya ladang konsumen yang Anda miliki. Besarnya resiko yang ada, membuat pemilik perusahaan lebih memilih memasarkan produknya ke beberapa target pasar. Perusahaan lebih memfokuskan menawarkan beberapa produk pada satu segmen yang dianggap paling potensial. o Memilih segmen pasar tertentu. o Memusatkan segala kegiatan pemasarannya pada satu atau lebih segmen pasar yang akan memberikan keuntungan terbesar. o Mengembangkan produk yang lebih ideal dan spesifik bagi kelompok konsumen tersebut. o Memperoleh kedudukan/posisi yang kuat di dalam segmen pasar tertentu yang dipilih. IV. Strategi Menyesuaiakan Produk (Micromarketing) Micromarketing adalah praktek marketing yang menyesuaikan produk-produk dan programprogram marketing agar cocok dengan selera dari tiap individu dan kelompok-kelompok kustomer lokal. Termasuk di dalamnya adalah marketing lokal (local marketing) dan marketing individual (individual marketing). 4. Local marketing Marketing lokal meliputi penyesuaian-penyesuaian brand dan promosi untuk kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan dari kelompok-kelompok kustomer lokal – kota-kota, kawasan pemukiman, bahkan toko-toko tertentu. Lokal marketing memiliki beberapa kelemahan. Cara ini akan meningkatkan biaya produksi (pabrik) dan marketing dengan mengurangi skala ekonominya. Cara ini juga dapat ‘13 14 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id menimbulkan masalah-masalah logistik sewaktu perusahaan mencoba untuk memenuhi beragam tuntutan atau persyaratan dari pasar-pasar lokal dan regional berbeda. Lebih jauh lagi, imej brand secara keseluruhan mungkin menurun jika produk-produk dan pesan yang disampaikan begitu beragam di lokasi-lokasi berbeda. Meskipun demikian, ketika perusahaan menghadapi pasar-pasar yang semakin terfragmentasi dan ketika teknologi pendukung berkembang, keunggulan dari marketing lokal seringkali lebih banyak daripada kekurangannya. Marketing lokal membantu perusahaan untuk menjual lebih efisien dalam menghadapi perbedaanperbedaan pasar lokal dan regional yang tajam dalam hal demographic dan gaya hidup. Cara ini juga dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan pelanggan lini pertama perusahaan, retailer, yang lebih senang beragam produk (more fine-tuned) untuk para kustomernya. 5. Individual Marketing. Secara ekstrim, micromarketing menjadi individual marketing jika membuat produkproduk dan program-program pemasaran untuk kebutuhan-kebutuhan kustomer individual. Individual Marketing juga disebut one-to-one marketing, mass customization, and markets-of-one marketing. Meluasnya penggunaan marketing massal (mass marketing) telah mengaburkan fakta bahwa untuk berabad-abad, konsumer telah dilayani sebagai individual: Penjahit membuat pakaian berdasarkan pesanan; Tukang sepatu merancang sepatu untuk individual; Tukang lemari membuat furniture sesuai pesanan. Dengan dukungan teknologi terbaru, komputer berkemampuan tinggi, database yang lengkap, produksi dijalankan secara robotik dan proses manufaktur yang fleksibel, dan media komunikasi interaktif seperti email dan internet, kesemuanya mendorong “customized.” Atau “mass customization,” perusahaan kembali ke marketing yaitu proses dimana perusahaan berinteraksi one-to-one dengan massa pelanggan, untuk membuat dan mendisain produk-produk dan jasa-jasa yang ditujukan untuk kepentingan individual. ‘13 15 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id POSITIONING Setelah memutuskan segmen-segmen mana dari pasar yang dijadikan target, perusahaan harus memutuskan posisi-posisi apa yang diinginkan untuk menguasai segmen-segmen tersebut. A product’s position is the way the product is defined by consumers on important attributes, the place the product occupies in consumer’s minds relative to competing products. Positioning melibatkan penanaman benefit atau manfaat dan perbedaan kekhasan brand ke dalam pikiran atau ingatan konsumer. Konsumer menerima banyak dan terkadang berlebihan informasi mengenai produk-produk dan jasa-jasa. Mereka tidak selalu bisa mengevaluasi ulang mengenai produk-produk setiap kali mereka melakukan keputusan membeli. Untuk menyederhanakan proses sewaktu membeli, konsumer menetapkan produkproduk, jasa-jasa, dan perusahaan-perusahaan ke dalam kategori-kategori dan posisi di dalam ingatan mereka. A product’s position adalah serangkaian atau sekumpulan yang kompleks dari persepsi-persepsi, impresi-impresi, dan perasaan-perasaan yang konsumer miliki untuk membanding-bandingkan suatu produk dengan produk-produk pesaing. Positioning Maps Dalam perencanaan strategi-strategi positioning perusahaan, marketer seringkali mempersiapkan “perceptual positioning maps,” yang memperlihatkan persepsi konsumer terhadap brand-brand perusahaan versus produk-produk pesaing berdasarkan dimensidimensi pembelian penting (important buying dimensions) Strategi Positioning Tiap perusahaan harus membedakan penawaran-penawarannya dengan membangun serangkaian benefit yang unik atau khas untuk menarik kelompok substansial dalam segmen. Perusahaan harus mengkomunikasikan dan menyampaikan dengan cara yang efektif pilihan posisinya ke pasar. ‘13 16 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Tiga hal yang harus dilakukan dalam posisioning: 1. Identifikasi serangkaian keunggulan bersaing yang memungkinkan untuk membangun sebuah posisi. 2. Memilih keunggulan bersaing yang tepat. 3. Menyeleksi keseluruhan strategi posisioning. 1. Identifikasi serangkaian keunggulan bersaing yang memungkinkan untuk membangun sebuah posisi (Identifying Possible Competitive Advantages) Untuk membangun hubungan yang menguntungkan dengan kustomer target, marketer harus memahami kebutuhan-kebutuhan kustomer lebih baik dari kompetitor, dengan melakukan dan memberikan lebih banyak nilai (value). Untuk mencapai itu, perusahaan dapat memposisikan dirinya sebagai pemberi atau penyedia nilai yang superior atau terbaik. Sehingga perusahaan mendapatkan “competitive advantage atau keunggulan bersaing.” Akan tetapi posisi-posisi yang solid tidak mungkin dibangun atas janji-janji kosong. Jika perusahaan memposisikan produk-produknya dengan menawarkan kualitas dan layanan terbaik, maka perusahaan harus memberikan kualitas dan layanan sesuai yang dijanjikan. Sehingga posisioning dimulai dengan mendiferensiasi penawaran marketing perusahaan secara nyata agar posisioning memberikan kepada konsumer nilai-nilai yang superior. Untuk mendapatkan masukan mengenai diferensiasi, marketer harus berpikir melalui cara dan pengalaman kustomer menyikapi produk-produk atau jasa-jasa yang ditawarkan perusahaan. Perusahan yang jeli akan menemukan cara-cara untuk mendiferensiasi dirinya pada setiap kontak dengan kustomer. o Diferensiasi produk Di ekstrim yang satu, produk-produk fisik ada yang hanya sedikit variasinya atau keberagamannya, contoh: ayam, logam, aspirin. Di ekstrim yang lainnya ada produk-produk yang sangat terdiferensiasi, seperti: mobil, pakaian, dan furniture. Produk-produk ini dapat didiferensiasi berdsarkan feature, performance, style dan disain. o Diferensiasi jasa/services Beberapa perusahaan melakukan diferensiasi jasa/service dengan cara: kecepatan/speedy, ketepatan, atau pengiriman yang berhati-hati. Sebagai contoh, BankOne telah membuka cabang-cabang ‘13 17 layanan penuh di Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. supermarket-supermarket Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id dengan menyediakan kemudahan atau kedekatan lokasi, sepanjang hari Sabtu, Minggu, dan sorehari pada harihari kerja yang sibuk. o Instalasi Instalasi juga dapat membedakan perusahaan satu dengan yang lain. Kebanyakan pembeli mobil akan dengan senang hati membayar sedikit lebih dan perjalanan agak sedikit jauh untuk membeli sebuah mobil dari sebuah dealer yang memberikan layanan perbaikan atau servis yang sangat baik. Ada juga perusahaan yang mendiferensiasi penawaran mereka dengan menyediakan jasa pelatihan, jasa konsultasi – data, sistem informasi, dan jasa-jasa advice yang dibutuhkan pembeli. o Diferensiasi Saluran/channel differentiation Keunggulan bersaing bisa juga diperoleh melalui diferensiasi cakupan penyaluran atau pendistribusian, keahlian, dan performance. Amazon.com, Dell, dan Avon menetapkan diri mereka terpisah dengan penyalur langsung yang high quality. Keberhasilan Caterpillar dalam industri peralatan konstruksi mengandalkan pada superioritas distributor. Dealer-dealernya di seluruh dunia terkenal dengan layanan “first-rate”-nya. o Diferensiasi Melalui SDM Perusahaan dapat meraih keunggulan kompetitif yang kuat melalui diferensiasi SDM/orangorang perusahaan. SDM yang terseleksi dan terlatih baik dibandingkan dengan yang dilakukan kompetitor. Diferensiasi SDM mengharuskan perusahaan menseleksi SDM yang berhubungan dengan kustomer secara cermat dan melatih mereka dengan baik. o Diferensiasi pencitraan/image Meskipun ketika persaingan menawarkan hal-hal yang kelihatan-nya sama, para pembeli mungkin mempersepsikan sesuatu yang beda berdasarkan perusahaan atau diferensiasi citra brand (brand image differentiation). Citra perusahaan atau brand seharusnya menggambarkan posisioning dan benefit yang berbeda dengan brand perusahaan kompetitor untuk produk yang sama. Mengembangkan citra yang kuat dan berbeda memerlukan kreativitas dan kerja keras. Perusahaan tidak bisa mengembangkan suatu citra dalam ingatan publik hanya dalam semalam dengan menggunakan sedikit advertensi. Pilihan simbol-simbol dan unsur-unsur pencitraan lainnya haruslah dikomunikasikan melalui advertising yang menunjukkan personalitas perusahaan atau brand. ‘13 18 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2. Memilih keunggulan bersaing yang tepat (Choosing the Right Competitive Advantages) Seandainya perusahaan sudah memiliki beberapa keunggulan kompetitif potensial. Perusahaan tersebut harus memilih satu dari yang akan dikembangkan sebagai strategi posisioning. Perusahaan harus memutuskan berapa banyak perbedaan dan yang mana. o How Many Differences to Promote? Kebanyakan marketer menganggap bahwa perusahaan sebaiknya mengembangkan secara agresif hanya satu benefit kepada pasar yang dijadikan target (the target market). Sebagai contoh, Advertensi Rosser Reeser mengatakan, “perusahaan sebaiknya mengembangkan “a unique selling proposition,” untuk masing-masing brand dan “stick to it.” Perusahaanperusahaan yang serius menekuni satu dari posisi-posisi tersebut dan secara konsisten mengkomunikasikannya, kemungkinan akan menjadi sangat dikenal dan diingat untuk itu. Marketer lainnya menganggap bahwa perusahaan sebaiknya memposisikan diri mereka pada lebih dari satu pembeda/diferensiator. Ini diperlukan jika dua atau lebih perusahaan mengklaim menjadi terbaik untuk sifat-sifat yang sama. Sekarang ini, waktu dimana pasar massal (mass market) terpecah menjadi banyak segmen yang kecil-kecil. Perusahaan harus berusaha memperluas atau meperlebar strategi posisioning mereka untuk menarik lebih banyak segmen. o Which Differences to Promote? Tidak semua perbedaan-perbedaan brand akan bermakna atau bernilai; tidak setiap perbedaan menghasilkan suatu pembeda/diferensiator yang baik. Setiap perbedaan memiliki potensi untuk menimbulkan atau menambah biaya-biaya bagi perusahaan, begitu juga manfaatnya bagi kustomer. Oleh karenanya, perusahaan harus hati-hati memilah cara-cara agar cara yang dipilih akan membedakannya dari para kompetitor. Suatu perbedaan atau diferensiator adalah penetapan suatu nilai yang untuk itu harus memenuhi kriteria berikut: Important: pembeda memberikan benefit yang bernilai tinggi untuk pembeli target. Distinctive: para kompetitor tidak menawarkan perbedaan tersebut atau perusahaan menawarkannya dalam cara-cara yang berbeda. Superior: perbedaan adalah superior dibandingkan cara-cara yang kompetitor ‘13 19 lakukan yang dirasakan atau diperoleh kustomer. Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Communicable: perbedaan dapat dikomunikasikan dan terlihat oleh para pembeli/buyer. Preemptive: para kompetitor tidak mudah meniru perbedaan tersebut. Affordable: para pembeli mampu membayar untuk atau karena perbedaan tersebut. Profitable: perusahaan dapat mengintroduksikan perbedaan tersebut sehingga dapat memberikan keuntungan. Kebanyakan perusahaan yang mengintroduksikan diferensiasi-diferensiasi tersebut gagal untuk memenuhi satu atau lebih syarat-syarat tersebut di atas. 3. Menyeleksi keseluruhan strategi posisioning (Selecting an Overall Positioning Strategy). Konsumen biasanya memilih produk atau jasa yang memberikan kepada mereka nilai atau manfaat terbaik (the greatest value). Nilai posisioning yang ada pada komsumen yaitu merek sebagai keuntungan yang di terima konsumen (The full mix of benefits upon which the brand is positioned). Nilai posisioning sebuah produk dapat menjadi keunggulan dan dapat pula mengalami kegagalan. Penawaran-penawaran nilai yang menarik atau berhasil memberikan posisioning yang kompetitif dari perusahaan. Bagan 28: Skema nilai posisioning pasar ‘13 20 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Kotak di tengah yang berwarna kuning menggambarkan posisi marginal. Berikut penjelasan ke lima proposisi nilai yang berhasil, dimana perusaaan dapat memposisikan produknya: More for More. Posisioning “more for more” mencakup penyediaan atau penawaran produk atau jasa “super mewah” dengan menetapkan harga lebih tinggi untuk menutup biaya-biaya (produksi, dll) yang tinggi. More for the Same. Perusahaan dapat menyerang posisi kompetitor yang menerapkan “more-for-more” dengan mengintroduksi suatu brand yang menawarkan kualitas yang setara, tapi dengan harga lebih rendah. The Same for Less. Menawarkan “the same for less”, bisa menjadi proposisi nilai yang powerfull – setiap konsumen menghendaki transaksi yang baik atau menguntungkan. Less for Much Less. Pasar untuk posisioning yang menawarkan “less and therefore cost less,” selalu eksis. Karena tidak setiap konsumen selalu mampu membeli yang terbaik (the very best). Ada konsumer yang lebih senang less performance daripada optimal performance. Less for much less. Posisioning ini perlu mempertemukan kemampuan konsumen yang kurang atau yang tidak menuntut kualitas dengan harga yang lebih rendah. Developing a Positioning Statement Posisioning perusahaan dan brand sebaiknya dinyatakan atau diungkapkan dalam suatu pernyataan posisioning (a positioning statement). Pernyataan sebaiknya mengikuti format: To (target segment and need) our (brand) is (concept) that (point-of-difference). Suatu pernyataan posisioning lebih detail: “To young, active soft drink consumers who have little time for sleep, Mountain Dew is the soft drink that gives you more energy than any other brand because it has the highest level of caffeine. With Mountain Dew, you can stay alert and keep going even when you haven’t been able to get a good night’s sleep.” Setelah perusahaan memilih satu posisi, perusahaan harus mengambil langkah-langkah tegas untuk menyampaikan dan mengkomunikasikan posisi yang diinginkan tersebut kepada konsumer target. Seluruh bauran pemasaran perusahaan berupaya untuk mendukung ‘13 21 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id strategi posisioning ini. Posisioning perusahaan memerlukan tindakan kongkrit, tidak hanya diucapkan. Jika perusahaan memutuskan untuk membangun suatu posisi atas dasar layanan dan kualitas yang lebih baik, maka pertama perusahaan harus menyampaikan posisi tersebut. Merancang bauran pemasaran product, price, place, and promotions, meliputi penyusunan rincian secara taktis strategi posisioning. Sehingga perusahaan yang menggunakan misalnya posisi “a more-for-more” mengetahui bahwa dirinya harus menghasilkan produk-produk berkualitas tinggi, menetapkan harga tinggi, mendistribusikan melalui para dealer yang berreputasi sangat baik, dan mengiklankannya di media-media yang sangat berbobot. Perusahaan harus mempekerjakan dan melatih banyak tenaga pelayanan yang sangat baik, mencari retailer yang mempunyai reputasi baik di pelayanan, dan mengembangkan pesanpesan iklan dan penjualan yang mampu menyampaikan jasa-jasa atau layanan superior perusahaan. Ini adalah satu-satunya cara untuk membangun posisi “more-for-more,” yang konsisten dan bisa dipercaya. Sekali perusahaan membangun posisi yang dipilih, maka harus waspada untuk menjaga posisi tersebut dengan kinerja atau prestasi dan komunikasi yang konsisten. Perusahaan harus cermat memonitor dan menyesuaikan posisi sepanjang waktu untuk mencocokkan perubahan-perubahan kebutuhan konsumer dan juga strategi-strategi kompetitor. Akan tetapi, perusahaan sebaiknya tidak melakukan perubahan secara mendadak yang dapat membingungkan konsumer. Oleh karenanya, posisi produk sebaiknya berubah atau berkembang secara gradual disesuaikan dengan lingkungan marketing yang selalu berubah. ‘13 22 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id DAFTAR PUSTAKA 1. Kotler P., & Amstrong, G., “Principles of Marketing”, Pearson International Edition, 2006 New Jersey, Eleventh Edition. 2. Kotler P., et al. Marketing Management, An Asian Perspektif, Prentise Hall, 1996 Singapore. 3. Kotler, P., & Keller, K.L., “Marketing Management, 12e”, Pearson International Edition, 2006, New Jersey. 4. Hawkins, Del I. & David L. Mothersbaugh, Consumer Behavior: Building Marketing Strategy. Eleventh Edition. McGraw-Hill Irwin. 2010 5. Mowen, John C. and Michael Minor, Consumer Behavior. Fifth Edition. Prentice Hall International. 1998 6. Schiffman, Leon G. & Leslie Lazar Kanuk, Consumer Behavior; Global Edition. Tenth Edition. Pearson Education, Inc. 2010 7. Kasali, Rhenald, (cetakan ketiga, 1999), Membidik Pasar Indonesia, Segemnetasi, Targeting dan Positioning, Jakarta PT Gramedia 8. Kotler, Philip., Amstrong Gary (Edisi Bahasa Indonesia, 1997), 9. Dasar-Dasar Pemasaran Jilid 1, Jakarta, Prehallindo ‘13 23 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id