MODUL PERKULIAHAN Customer Retention Marketing Customer Retention Marketing (CRM) Fakultas Program Studi Tatap Muka Fakultas Ilmu Komunikasi Advertising dan Marketing Communication 02 Abstract Customer Retention Marketing adalah proses untuk memelihara pelanggan yang telah ada dengan cara meningkatkan hubungan yang baik dengan semua pihak yang membeli produk dari perusahaan. Kode MK Disusun Oleh MK43015 Berliani Ardha, SE, M.Si Kompetensi Memahami apa yang dimaksud dengan Customer Retention Marketing. Tujuan dari Customer Retention Marketing adalah untuk menemukan lifetime value (LTV) dari pelanggan. Pentingnya strategi retensi pelanggan. Program retensi atau mempertahankan pelanggan juga akan mempengaruhi tingkat loyalitas dari pelanggan tersebut kepada perusahaan ISI Customer Retention Marketing (CRM) Perkembangan teknologi informasi dan era globalisasi telah membuat perubahan di bidang pemasaran. Produsen yang dulunya berkonsep product-centric atau corporatecentric sekarang berubah menjadi customer-centric.( Kartajaya, Op. Cit., hal : 13) Di mana konsumen atau pelanggan menjadi pusat perhatian bagi perusahaan. Saat ini perusahaan berlomba-lomba untuk mendapatkan hati pelanggan, dengan memenuhi kebutuhan dan berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi para pelanggan tersebut Mempelajari apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh pelanggan pada saat ini merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan. Pelanggan pada era saat ini, tidak lagi semata-mata disebabkan oleh value, baik yang berasal dari kualitas produk, harga, atau delivery, tetapi mengarah ke unique need, yaitu kebutuhan unik yang berbeda antara satu pelanggan dengan pelanggan lainnya. Pelanggan butuh disapa dengan nama.( Syafrudin Chan. Op. Cit., hal : 24) Konsep retensi pelanggan ini muncul karena banyak perusahaan yang waktu itu cenderung mengabaikan pelanggan yang sudah ada dan lebih memprioritaskan melakukan program akuisisi. Padahal, setelah dilakukan sejumlah kajian, biaya mendapatkan pelanggan baru lebih tinggi daripada biaya mempertahankan pelanggan lama. Maka, jika harus memilih karena keterbatasan sumber daya misalnya, lebih baik memprioritaskan program retensi pelanggan daripada program akuisisi pelanggan. Disamping itu, pelanggan yang hilang karena tidak diretensi dengan baik, cenderung menjadi teroris bagi perusahaan karena menyebarkan berita buruk kepada sepuluh sampai lima belas pelanggan lain.31 Program retensi atau mempertahankan pelanggan juga akan mempengaruhi tingkat loyalitas dari pelanggan tersebut kepada perusahaan. Guru besar loyalti marketing, Frederich Reincheld mengatakan bahwa loyalitas bukanlah masalah kepuasan, melainkan lebih kepada kemampuan untuk mempertahankan pelanggan yang ada. Dalam konsep loyalti marketing, loyalitas tidak hanya diukur dari lama pelanggan tinggal (retensi), tetapi juga dari persentase uang pelanggan yang dibelanjakan untuk membeli produk perusahaan yang relatif terhadap produk pesaing. Dalam bidang pemasaran sendiri, retensi ini lebih dikenal dengan istilah customer retention marketing (CRM). CRM ini mulai dikenal pada era 1990-an dan merupakan konsep yang ‘13 2 Customer Retention Marketing 2013 Berliani Ardha, SE, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id relatif baru dan terus berkembang.Customer Retention Marketing adalah proses untuk memelihara pelanggan yang telah ada dengan cara meningkatkan hubungan yang baik dengan semua pihak yang membeli produk dari perusahaan. Definisi Customer Retention Marketing William G. Zikmund mengartikan secara sederhana mengenai customer retention marketing, yaitu dimana perusahaan berusaha memuaskan pelanggan dengan menawarkan pembelian berulang dengan perusahaan yang sama. CRM ditandai dengan keberhasilan menjaga konsumen untuk tetap memiliki hubungan bisnis dengan perusahaan. Biasanya ditandai dengan pembelian ulang dan frekuensi komunikasi konsumen dengan perusahaan yang cukup sering. Pada tataran ini biasanya semua karyawan masih senang merawat dan melayani konsumen, karena konsumen belum terlalu dekat (baru mulai dekat). Laudon dan Traver mengatakan bahwa CRM menyimpan informasi pelanggan dan merekam semua kontak yang terjadi antara pelanggan dan perusahaan, serta membuat profil pelanggan untuk staf perusahaan yang memerlukan informasi tentang pelanggan tersebut. Sedangkan Kotler berpendapat bahwa CRM mendukung suatu perusahaan untuk menyediakan pelayanan kepada pelanggan secara real time dengan menjalin hubungan dengan tiap pelanggan yang berharga melalui penggunaan informasi tentang pelanggan. Berdasarkan apa yang diketahui pelanggan, perusahaan dapat membuat variasi penawaran pelayanan, program, pesan dan media. Definisi-definisi mengenai CRM di atas pada dasarnya mendefinisikan CRM sebagai sebuah konsep untuk menjaga hubungan yang harmonis dengan para pelanggan. Teknologi informasi menjadi aspek yang penting dalam CRM. Karena untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi para pelanggan, setiap informasi mendetail mengenai pelanggan menjadi sangat penting. Oleh karena itu setiap informasi mengenai pelanggan harus diinput dalam database, yang memungkinkan para pemasar untuk mudah dalam mengakses data mengenai pelanggan tersebut. Teknologi informasilah yang memungkinkan informasi yang berjumlah sangat banyak dan kompleks dari para pelanggan dapat tersimpan dengan rapi dan terorganisir dengan baik, sehingga pemasar dapat dengan mudah mengaksesnya dalam rangka memenuhi kebutuhan para pelanggan. Tujuan Customer Retention Marketing (CRM) Tujuan utama CRM adalah untuk menemukan lifetime value (LTV) dari pelanggan. Setelah LTV diperoleh, tujuan selanjutnya adalah bagaimana agar LTV masing-masing kelompok pelanggan dapat terus diperbesar dari tahun ke tahun. Setelah itu tujuan berikutnya adalah ‘13 3 Customer Retention Marketing 2013 Berliani Ardha, SE, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id bagaimana menggunakan profit yang didapat dari tujuan-tujuan tersebut untuk mendapatkan pelanggan baru dengan biaya yang relatif murah. Dengan demikian tujuan jangka panjangnya adalah menghasilkan keuntungan terus menerus dari dua kelompok pelanggan, yaitu pelanggan sekarang dan pelanggan baru.Tujuan dari penerapan dari customer retention Marketing lainnya adalah sebagai berikut: 1. Menggunakan hubungan dengan pelanggan untuk meningkatkan keuntungan perusahaan. 2. Menggunakan informasi untuk memberikan pelayanan yang memuaskan. 3. Mendukung proses penjualan berulang kepada pelanggan. CRM bertujuan untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggan, terutama kepada pelanggan yang telah ada. Hal ini dalam rangka mengajak pelanggan untuk meraih keuntungan bersama dengan perusahaan. Dengan menjaga pelanggan yang dimiliki, maka keuntungan dalam jangka panjang pun dapat diraih. Karena menjaga dan mempertahankan pelanggan yang dimiliki akan mengeluarkan biaya yang relatif lebih murah dibandingkan dengan mencari pelanggan baru. Pelanggan yang loyal merupakan asset yang paling berharga bagi sebuah perusahaan, karena dari para pelanggan yang loyal itulah keuntungan bagi perusahaan berasal. Strategi Retensi Pelanggan Sejumlah riset mengonfirmasi pentingnya strategi retensi pelanggan. Berdasarkan pengalaman konsultasi bisnisnya Dakwins & Reichheild (1990) menyatakan bahwa kenaikan tingkat retensi pelanggan sebesar 5% berkontribusi pada peningkatan Net Present Value para pelanggan sebesar 25-85% di sejumlah industri, mulai dari penyedia jasa kartu kredit dan broker asuransi hingga jasa reparasi mobildan manajemen gedung perkantoran. Riset komprehensif yang dilakukan Bain & Company terhadap sejumlah industry jasa di Amerika menemukan bahwa loyalitas pelanggan berhubungan positif dengan profitabilitas perusahaan (Reichheild,1996). Rata-rata profit per pelanggan meningkat seiring ‘13 4 Customer Retention Marketing 2013 Berliani Ardha, SE, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id perjalanan waktu dikarenakan 6 faktor utama : biaya akuisisi pelanggan, profit dasar, pertumbuhan pendapatan, penghematan biaya, referral, dan premium harga. Keenam faktor yang sekaligus juga merupakan manfaat ekonomik mempertahankan pelanggan tersebut bisa diuraikan sebagai berikut: 1. Biaya akuisisi pelanggan baru. Meskipun bervariasi antara industri dan antar situasi, umumnya biaya mendapatkan pelanggan baru lebih mahal 5-6 kali lipat dibandingkan biaya mempertahankan pelanggan yang puas (Gronroos, 2000; Vavra,1994a,1994b). Biaya-biaya tersebut dikeluarkan untuk beriklan, mengontak calon pelanggan (biaya memprospek calon pelanggan), menyediakan informasi tentang produk atau jasa perusahaan, dan seterusnya. 2. Profit dasar. Pada banayak industri jasa, harga yang dibayarkan pelanggan selama tahun pertama atau bahkan beberapa tahun pertama belum bisa menutupi biaya-biaya menghasilkan jasa. Pada kasus lainnya, harga menutupi biaya dan menghasilkan profit perpelanggan pada tahun pertama. Profit ini disebut profit dasar. Setelah beberapa tahun, tergantung pada tipe industri dan faktor lainnya, akumulasi profit dasar bisa menutupi biaya pemasaran awal dalam rangka mendapatkan pelanggan. 3. Pertumbuhan pendapatan. Dalam kebanyakan situasi, pelanggan lama bisa memberikan bisnis lebih banyak bagi penyedia jasa yang sama. Ini berarti secara rata-rata pelanggan berkontribusi lebih besar bagi profit perusahaan seiring dengan bertumbuhnya relasi antara perusahaan dan pelanggan. Pendapatan tahunan per pelanggan meningkat sepanjang waktu, sehingga berkontribusi pada pertumbuhan laba. 4. Penghematan biaya. Seiring dengan berjalannya waktu, penyedia jasa dan pelanggan saling mempelajari satu sama lain tentang apa yang diharapkan dan bagaimana mewujudkannya, sehingga proses layanan menjadi lebih lancar, hemat waktu, dan relative bebas dari kesalahan-kesalahan yang tidak perlu. Implikasinya, biaya operasi rata-rata per pelanggan akan turun, yang ada gilirannya berdampak positif pada profit. 5. Referrals. ‘13 5 Customer Retention Marketing 2013 Berliani Ardha, SE, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pelanggan lama yang puas bisa menyampaikan komunikasi getok tular positif dan merekomendasikan penyedia jasa kepada teman, tetangga, saudara, rekan kerja, dan pihak lain. Pelanggan mengambil alih peranan sebagai pemasar tanpa biaya tambahan bagi perusahaan. Kondisi seperti ini menyebabkan pelanggan baru bisa didapatkan dengan biaya lebih rendah dibandingkan biaya akuisisi normal, sehingga berdampak positif pada profit. 6. Harga premium. Dalam sejumlah kasus, diskon harga perkenalan ditawarkan dalam rangka merayu pelanggan baru agar bersedia pindah pemasok dan membeli produk/jasa perusahaan. Sementara pelanggan lama biasanya membayar harga yang lebih mahal dibandingkan pelanggan baru. Bagi pelanggan lama, mereka merasakan bahwa nilai atau manfaat yang didapatkan dari penyedia layanan yang mereka kenal jauh lebih besar dibandingkan berganti-ganti pemasok. Dengan kata lain, pelanggan lama memiliki toleransi harga lebih besar dan tidak mudah dirayu diskon harga pesaing. Retensi pelanggan bisa dipandang sebagai bayangan cermin dari defeksi pelanggan (customer defection), di mana tingkat retensi yang tinggi berdampak sama dengan tingkat defeksi rendah. Implikasinya, upaya meningkatkan retensi pelanggan membutuhkan pemahaman terhadap faktor-faktor yang menyebabkan pelanggan beralih pemasok. DeSouza (1992) mengidentifikasi enam tipe defectors (pelanggan yang beralih ke pesaing): (1) price defectors, yaitu mereka yang beralih pemasok karena mengejar haraga lebih murah; (2) product defectors, yaitu pelanggan yang beralih ke pemasok karena menemukan produk superior ; (3) service defectors, yaitu pelanggan yang beralih pemasok karena mendapatkan layanan yang lebih bagus di tempat lain; (4) market defectors, yaitu pelanggan yang beralih pemasok karena pindah ke pasar lain; (5) technological defectors, yaitu pelanggan yang beralih pemasok karena beralih dari teknologi tertentu ke teknologi lainnya, contohnya pemakai jasa wartel(warung telekomunikasi) pindah ke ponsel; dan (6) organizational defectors, yaitu pelanggan yang dikarenakan tekanan politik. Dalam konteks industri jasa, ‘13 6 Customer Retention Marketing 2013 Berliani Ardha, SE, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id beralih pemasok Keaveney (1995) mengelompokkan delapan faktor penyebab perilaku beralih jasa : 1) Harga, meliputi harga mahal, kenaikan harga, penetapan harga tidak fair, dan deceptive pricing. 2) Karyawan gagal merespons kegagalan layanan, seperti respons negatif, tidak ada respons, dan respons malas-malasan. 3) Kompetisi, di mana pelanggan menemukan jasa/layanan yang lebih baik di tempat lain. 4) Masalah etis, di antaranya cheating, hard selling¸ tidak aman,dan konflik kepentingan 5) Involuntary switching, di antaranya dikarenakan pelanggan pindah alamat atau penyedia jasa gulung tikar. 6) Kegagalan interaksi layanan, seperti tidak perhatian, tidak sopan, tidak responsif, dan jurang kompeten. 7) Kegagalan layanan inti, di antaranya kesalahan jasa/layanan, kesalahan tagihan, dan service catastrophe.* 8) Ketidaknyamanan, terutama menyangkut lokasi dan jam operasi, waktu tunggu untuk membuat janji (appointment),dan waktu menunggu dilayani. Keterangan gambar: *service catasrophe Berdasarkan telaah literature dan observasi terhadap sejumlah praktik bisnis,Ahmad & Buttle (2001) mengemukakan beberapa strategi potensial untuk mempertahankan pelanggan. Strategi-strategi tersebut disesuaikan dengan konteks pasar yang dilayani setiap perusahaan : konsumen FMCG (Fast Moving Consumer Goods), konsumen jasa,dan konsumen bisnis/industrial mengingat bahwa strategistrategi tersebut masih sangat luas cakupannya, maka implementasinya msih perlu diadaptasikan dengan situasi bisnis spesifik yang dihadapi setiap perusahaan. Perubahan dalam Program Relationship Marketing ‘13 7 Customer Retention Marketing 2013 Berliani Ardha, SE, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Strategi perusahaan dalam menerapkan relationship marketing dewasa ini telah mengalami perubahan dan perkembangan. Konsep retensi pelanggan diawali dengan pembahasan mengenai 3 aspek program relationship, yakni: 1. Financial Relationships: Frequent Buyer Programs Implikasi terhadap perusahaan: Financial incentives; Frequent flyer/reader/buyer/ visitor….Point rewards, Diskon, dll. Hal tersebut dapat meningkatkan loyalitas pelanggan terhadap harga dan insentif. Keterangan gambar diambil dari: http://www.anz.com/personal/credit-cards/rewardsfrequent-flyer/frequent-flyer/ 2. Social Bonding Implikasi terhadap perusahaan: Friendly companionship, kepercayaan (trust), interaksi antar pribadi yang saling menguntungkan dapat meningkatkan loyalitas pelanggan terhadap perusahaan. 3. Structural-Interactions ‘13 8 Customer Retention Marketing 2013 Berliani Ardha, SE, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Implikasi terhadap perusahaan: Systemic mass personalization, management mass personalization, yang dapat meningkatkan loyalitas pelanggan terhadap pengalaman (experiences). Successful Customer Retention Marketing Customer retention and customer retention marketing are key components in maintaining a profitable business. The goal of customer retention marketing is to convert first-time or occasional buyers into loyal, long term customers. And to accomplish this, a business needs to understand what it is that converts the occasional or first-time buyer into a loyal customer. Through customer retention marketing, businesses are able to uncover what it is that makes this conversion happen. Customer Retention marketing (CRM) merupakan pendekatan taktis berdasarkan perilaku konsumen. CRM merupakan aktivitas inti yang berlangsung di belakang layar aktivitas Relationship Marketing, Loyalty Marketing, Database Marketing, Permission Marketing, dan program lain yang sejenis. Berikut adalah filosofi dasar bagi pemasar berbasiskan “retention-oriented”: 1. Perilaku konsumen di masa lalu dan saat ini merupakan prediksi terbaik bagi perilaku konsumen di masa mendatang. 2. Siklus konsumen (Zikmund, 2003; p.87): Acquisition -> Retention -> Winback 3. Retention Marketing adalah sesuatu mengenai: ”Action – Reaction – Feedback – Repeat”. 4. Strategi Customer Retention (Zikmund, 2003; p.88-93): ‘13 9 Customer Retention Marketing 2013 Berliani Ardha, SE, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id a) A welcome strategy; apresiasi perusahaan terhadap awal terjadinya hubungan pelanggan (a good first step is to thank to the customer for the order). b) Reliability; dalam hal ini adalah kemampuan output perusahaan yang dapat diandalkan (baik produk maupun jasa yang dijual). c) Responsiveness; Konsumen ingin diperlakukan secara benar, sehingga berdampak terhadap kepedulian perusahaan dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. d) Recognition; pengenalan pelanggan kaitannya dengan pemberian perhatian lebih dan apresiasi dari perusahaan. e) Personalization; kemampuan perusahaan dalam menyesuaikan program promosi dan produknya sesuai dengan karakteristik pelanggan tertentu. f) Acces Strategy; kemampuan perusahaan untuk mengakses dan membangun hubungan dengan pelanggannya. Hal tersebut terkait dengan “Traditional Communication Process” dan “Customer-initiated Communication”. 5. Retention Marketing memerlukan alokasi sumber daya pemasaran. Sebagai ilustrasi, misalkan anda mempunyai 1.000 konsumen, dan anda mempunyai anggaran tahunan sebesar $1,000. Anda menghabiskan $1 untuk setiap konsumen per tahunnya, dan untuk sebesar $1 tersebut, anda memperoleh pengembalian laba sebesar $1.10. Itu merupakan ROI (Return On Investment) sebesar 10%; anda memperoleh hasil pengembalian sebesar $1,100 untuk pengeluaran sebesar $1,000. ‘13 10 Customer Retention Marketing 2013 Berliani Ardha, SE, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Cook, Sarah, Customer Care Excellence, Edisi Terjemahan, Lembaga Manajemen PPM, Jakarta, 2004. Tjiptono, Fandy, Service Management mewujudkan layanan prima, andi jogjakarta Edisi 1, Jakarta 2008 Griffin, Jill. Customer Loyalty : Menumbuhkan Dan Mempertahankan Kesetiaan Pelanggan. Jakarta : Erlangga, 2003. Kartajaya, Hermawan. Seri 9 Elemen Marketing: On Service. Bandung : Mizan Media Utama (MMU), 2007. Kartajaya, Hermawan. Boosting Loyalty Marketing Perfomance: Menggunakan Teknik Penjualan, Customer Relationship Management, dan Servis Untuk Mendongkrak Laba. Jakarta : MarkPlus, Inc. 2007. Irawan D, Handi. 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan. Jakarta : Elex Media Komputindo, 2007. Kennedy, John E dan R. Dermawan Soemanagara. Marketing Communication Taktik Dan Strategi. Jakarta : PT. Bhuana Ilmu Populer, 2005. ‘13 11 Customer Retention Marketing 2013 Berliani Ardha, SE, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id