MODUL PERKULIAHAN Customer Retention Marketing Relationship Marketing & Management Fakultas Program Studi Tatap Muka Ilmu Komunikasi Advertising dan Marketing Communication 01 Abstract Kode MK Disusun Oleh MK43015 Berliani Ardha, SE, M.Si Kompetensi Memahami Ide dasar RM (Relationship Marketing) sebetulnya sederhana yaitu management bahwa jalinan relasi positif jangka panjang dengan para pelanggan berpotensi memberikan aliran laba jangka panjang pula bagi perusahaan. Konsep Relationship Customer Relationship Management lima strategi utama RM (Relationship Marketing) Perspektif ini mencerminkan CRM (Customer Relationship perubahaan paradigm yang berbeda Management), namun juga secara signifikan dengan transactional mencakup jalinan relasi marketing. Fokusnya lebih ditekankan berbagai pihak lainnya. pada retensi pelanggan dengan organisasi berusaha orientasi pada manfaat produk (baik membangun relasi dengan para fungsional, emosional maupun pelanggan, pemasok, dan eksperiensial) berdimensi jangka kelompok stakeholder lainnya panjang. empat perspektif RM (Relationship Marketing) yang banyak berkembang dewasa ini : ”locking in” customers, customers retention, database marketing, dan building strong, close, positive relationships ‘13 2 Customer Retention Marketing 2013 Berliani Ardha, SE, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id ISI Relationship Marketing & Management Penggunaan istilah Relationship Marketing (RM) pertama kali dalam literatur pemasaran bisa ditelusuri pada sebuah paper yang ditulis Leonard L. Berry (1983) “Relationship Marketing” dan dipresentasikan di AMA Services Marketing Conference. Dalam commentary paper yang ditulisnya hampir 20 tahun kemudian, Berry (2002) mengungkap bahwa gagasan dan konsep pokok paper klasiknya tetap relavan setelah sekian tahun. Ia menyatakan bahwa RM merupakan filosofi, bukan sekedar strategi. RM (Relationship Marketing) juga merupakan cara berfikir mengenai pelanggan, pemasaran dan penciptaan nilai bukan sekedar serangkaian alat, teknik, dan taktik. Dengan kata lain RM merupakan ancangan integrative atau holistic yang memerkokoh kompetensi pemasaran perusahaan. Dalam paper klasiknya tersebut, Berry (1983) mengajukan lima strategi utama RM (Relationship Marketing) yang saling berkaitan dan bisa digunakan secara simultan: 1. Core service strategy, yakni merancang dan memasarkan layanan inti (core service) yang bisa mendasari bertumbuhnya relasi pelanggan. 2. Relationship customization, yaitu mengadaptasi layanan yang ditawarkan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan spesifik pelanggan individual. 3. Service augmentation, yakni menambahkan layanan-layanan ekstra pada layanan utama untuk mendiferensiasikan produk perusahaan dari penawaran para pesaing. 4. Relationship pricing, yaitu menggunakan harga sebagai insentif untuk menjalin relasi jangka panjang. 5. Internal marketing, yakni menciptakan iklim organisasi yang bisa memastikan bahwa staf layanan yang tepat menyampaikan layanan secara tepat. Ide dasar RM (Relationship Marketing) sebetulnya sederhana yaitu bahwa jalinan relasi positif jangka panjang dengan para pelanggan berpotensi memberikan aliran laba jangka panjang pula bagi perusahaan. Perspektif ini mencerminkan perubahaan paradigm yang berbeda secara signifikan dengan transactional marketing. Fokusnya lebih ditekankan pada retensi pelanggan dengan orientasi pada manfaat produk (baik fungsional, emosional maupun eksperiensial) berdimensi jangka panjang. Kosekuensinya, komitmen terhadap ‘13 3 Customer Retention Marketing 2013 Berliani Ardha, SE, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id pelanggan sangat tinggi dan ini diwujudkan lewat tanggung jawab kualitas yang diemban semua insane organisasi. Konsep RM (Relationship Marketing) tidak hanya terbatas pada relas antara perusahaan dan pelanggan seperti halnya yang ditekankan pada One-on-One Marketing dan CRM (Customer Relationship Management), namun juga mencakup jalinan relasi berbagai pihak lainnya. Secara garis besar, bentuk-bentuk relasi yang mungkin dijalin meliputi : (1) buyer partnership, yakni kemitraan dengan pelanggan perantara dan pelanggan akhir; (2) internal partnership, yaitu relasi antar unit bisnis, relasi antar departemen fungsional, dan relasi dengan para karyawan ; (3) supplier partnership, yaitu relasi dengan pemasok barang dan jasa; (4) lateral partnership, yakni kemitraan dengan para pesaing, organisasi nirlaba, dan pemerintah. Sejatinya, strategi RM (Relationship Marketing) lama dpraktikkan perusahaan-perusahaan kecil, hanya saja dalam lingkup dan konteks terbatas, serta tentu saja namanya belum memakai istilah RM (Relationship Marketing). Sheth & Parvatiyar (1995) melacak evolusi RM (Relationship Marketing) dan menemukan bahwa orientasi relasional dalam pemasaran dengan para konsumennya. Studi-studi antropologi dan ekonomi menunjukkan bahwa perdagangan di India, Cina, Afrika, dan Eropa pada zaman pra-industri telah menekankan pentingnya relasi bisnis jangka panjang yang didasari faktor trust. Namun, kebangkitan kembali orientasi relasional terjadi para era pasca-industrial , yang ditandai dengan kelahiran kembali pemasaran langsung (direct marketing) antara produsen dan konsumen. Sheth & Parvatiyar (1995) mengungkap bahwa perubahaan tersebut dipicu oleh lima faktor utama : (1) pesatnya kemajuan teknologi, terutama teknologi informasi; (2) mulai banyaknya perusahaan yang mengadopsi program Total Quality Management(TQM); (3) pesatnya pertumbuhan perekonomian jasa; (4) proses pengembangan organisasional yang mengarah pada pemberdayaan karyawan dan tim kerja; ‘13 4 Customer Retention Marketing 2013 Berliani Ardha, SE, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id (5) meningkatnya intensitas persaingan yang berdampak pada semakin besarnya perhatian pada retensi pelanggan. Dewasa ini hampir semua organisasi berusaha membangun relasi dengan para pelanggan, pemasok, dan kelompok stakeholder lainnya. Misalnya saja, perusahaanperusahaan penyedia jasa telekomunikasi, hotel, dealer mobil, bank, perusahaan penerbangan, fitness center, dan agen perjalanan berlomba-lomba menawarkan program RM (Relationship Marketing) kepada para pelanggannya. Praktik RM (Relationship Marketing) sangat bervariasi dan sering dijumpai perusahaan menamakan programnya RM atau CRM (Customer Relationship Management), padahal sebetulnya bukan Rowe & Barnes (1998) meng-identifikasi tiga perspektif RM (Relationship Marketing) yang banyak berkembang dewasa ini : ”locking in” customers, customers retention, database marketing, dan building strong, close, positive relationships. 1. Locking in customers perspective. Perspektif ini berusaha mengalokasikan sumber daya dan kapabilitas organisasi untuk menciptakan ikatan structural (structural bonds) antara organisasi dan para pelanggan sedemikian rupa sehingga pelanggan sulit beralih pemasok. Mereka menjadi captive customers dan “terkunci” dalam relasinya dengan perusahaan, karena biaya untuk memutuskan relasi cukup besar dan signifikan. 2. Customer retention perspective. Perspektif ini berusaha mengalokasikan sumber daya dan kapabilitas organisasu pada strategi mempertahankan semua pelanggan. Sayangnya, organisasi yang berupaya menerapkan perspektif ini kerap kali menghamburkan sumber daya dalam upayanya menawarkansegala hal kepada sebanyak mungkin pelanggan.kelemahan utama perspektif ini adalah tipe pelanggan tertentu mungkin saja membutuhkan sumber daya dari organisasi melampui manfaat yang mereka berikan kepada organisasi. Perpektif ini menginginkan sebanyak mungkin pelanggan, sedangkan “locking in” perspective berfokus hanya pada pelanggan yang menguntung-kan bagi perusahaan. 3. Building strong, close, positive relationships perspective. Ketiga perpektif terdahulu memiliki kelemahan dasar menyangkut dua karakteristik utama relasi : mutuality dan special status. Menurut Czepiel (1990), sebuah relasi harus didasarkan pada mutual recognition terhadap statusspesial di antara dua mitra pertukaran.ketiga perpektif terdahulu cenderung berorientasi satu arah, yaitu dari ‘13 5 Customer Retention Marketing 2013 Berliani Ardha, SE, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id organisasi ke pelanggan. Selain itu, motif utamanya lebih diarahkan pada penciptaan manfaat bagi organisasi, bukan bagi pelanggan secara langsung. Menurut Rowe & Barnes (1998), strong, close, positive relationships perspective lebih didasari pada pengembangan mutuality dan special status antara perusahaan dan pelanggan. Dalam analisisnya, Rowe & Barnes (1998) mengemukakan bahwa dari keempat perpektif tersebut, hanya strong, close, positive relationships perspective yang berpotensi menciptakan keunggulan bersaing berkesinambungan, sedangkan tiga perpektif lainnya cenderung hanya mampu menciptakan keunggulan bersaing temporer. Konsep Customer Relationship Management (Zikmund, McLeod & Gilbert, Customer Relationship Management, Wiley, 2003.) Relationship management (RM)? “The term relationship management (or Relationship Marketing) communicates the idea that a major goal of a business enterprise is to engage in interactions with customers over the longterm.” (Zikmund, McLeod & Gilbert, Customer Relationship Management , 2003). “RM didefinisikan sebagai pengenalan setiap pelanggan secara lebih dekat dengan menciptakan komunikasi dua arah dengan mengelola suatu hubungan yang saling menguntungkan antara pelanggan dan perusahaan.” (Syafruddin Chan, Relationship Marketing, 2003). 1. Konsep Relationship management. Tujuan utama Relationship Marketing sebenarnya adalah untuk menemukan Lifetime Value (LTV) dari pelanggan. Setelah LTV Lifetime Value diperoleh, tujuan selanjutnya adalah bagaimana agar LTV Lifetime Value masing-masing kelompok pelanggan dapat terus diperbesar dari tahun ke tahun. Setelah itu, tujuan berikutnya adalah bagaimana menggunakan profit yang didapat dari tujuan-tujuan tersebut untuk mendapatkan pelanggan baru dengan biaya yang relatif murah. Dengan demikian, tujuan jangka panjangnya adalah menghasilkan keuntungan terus-menerus dari dua kelompok pelanggan: pelanggan sekarang dan pelanggan baru. ‘13 6 Customer Retention Marketing 2013 Berliani Ardha, SE, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Tujuan tersebut di atas tidak dapat diraih dalam rentang waktu yang pendek. Dengan kata lain RM mendorong para pemasar untuk selalu berpikir dalam kerangka waktu jangka panjang. Customer Relationship Management (CRM)? “CRM is a business strategy that uses information technology to provide an enterprise with a comprehensive, reliable, and integrated view of its customer base so that all processes and customer interactions help maintain and expand mutually beneficial relationships.” (Zikmund, McLeod & Gilbert, Customer Relationship Management , 2003). CRM (Customer Relationship Management) merupakan cara atau serangkaian proses yang didesain untuk mengumpulkan data pelanggan dan menyediakan informasi yang berguna bagi perusahaan dalam mengevaluasi berbagai alternatif strategis. CRM (Customer Relationship Management) dapat pula didefinisikan sebagai konsep pengelolaan dalam upaya menciptakan, mengembangkan dan mewujudkan hubungan yang saling menguntungkan dengan pelanggan dalam jangka waktu yang panjang, khususnya dengan pelanggan potensial dalam upaya memaksimalkan nilai pelanggan (customer value) dan kemampulabaan (corporate profitability). Customer Relationship Management (CRM) system? “A CRM system is a process to compile information that increases understanding of how to manage an organization’s relationships with its customers.” (Zikmund, McLeod & Gilbert, Customer Relationship Management , 2003). 2. Pemasaran Konvensional Selain sisi teknologi, perusahaan dan para pemasarnya juga berlomba untuk memodifikasi strategi pemasarannya. Mereka semakin mengerti bahwa pelanggan adalah nyawa atau kehidupan perusahaannya. Pelanggan, terutama pelanggan yang loyal, harus tetap dijaga agar tidak berpaling ke perusahaan lain. Dengan dukungan teknologi, dapat diciptakan strategi pemasaran yang mampu memberikan sentuhan pelayanan personal, yang memperlakukan pelanggan benar-benar seperti raja. Semua produk yang ditawarkan, ‘13 7 Customer Retention Marketing 2013 Berliani Ardha, SE, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id proses penawaran sampai pada cara bertransaksi, disesuaikan dengan keinginan setiap individu pelanggan tersebut. Inilah yang disebut relationship marketing (RM). Apakah dengan demikian pemasaran konvensional telah mati? Itulah yang banyak dikatakan oleh para pakar pemasaran belakangan ini. Benarkah demikian? Memudarnya popularitas conventional marketing dan semakin diminatinya relationship marketing-lah yang membuat para pakar dan pemasar yakin bahwa pemasaran konvensional telah mati. Pemasar mulai menyadari bahwa komunikasi pemasaran yang dijalankan satu arah dan ditujukan ke semua orang sudah tidak memadai lagi karena adanya ekspektasi konsumen yang semakin tinggi dari waktu ke waktu. Konsumen ingin diakui sebagai individu yang unik. Konsumen juga ingin dilayani secara personal. Bahkan direct marketing yang sudah berusaha melakukan komunikasi one-to-one belum sepenuhnya dapat memenuhi ekspektasi pelanggan. Jadi ke mana sebenarnya arah kebutuhan pemenuhan kepuasan pelanggan ini menuju? Jawabannya cukup sederhana, ya relationship management (marketing) tadi. Banyak juga orang menyebutkan dengan istilah one-to-one marketing. 3. Perbandingan Konsep Komunikasi Pemasaran Mass marketing melalui kegiatan periklanan misalnya, menyampaikan satu pesan untuk semua orang, tanpa harus mengenali kepada siapa tepatnya pesan itu disampaikan. Mereka hanya melandaskan pada analisis yang mereka lakukan bahwa komunikasi pemasaran telah mengarah ke target market yang benar. Konsep direct marketing dan relationship marketing telah mendasarkan kegiatan komunikasi pemasarannya pada database pelanggan yang telah mereka punyai. Perbedaannya, direct marketing lebih mengarah kepada komunikasi satu arah, sedangkan relationship marketing lebih menekankan pada interaksi, yaitu komunikasi one-to-one dua arah. Komunikasi one-toone dua arah ini implementasinya dimungkinkan berkat munculnya teknologi internet. Ditambah dengan semakin murahnya biaya penyelenggaraan e-commerce yang didukung oleh semakin besarnya kemampuan komputer dengan biaya yang semakin murah, maka jadilah ia “the raising star”. Muncul dan langsung menjadi primadona, setidak-tidaknya itulah kesan yang tertangkap bila kita mengamati relationship marketing yang diterapkan oleh banyak perusahaan belakangan ini. Perusahaan-perusahaan itu adalah perusahaan yang sangat ‘13 8 Customer Retention Marketing 2013 Berliani Ardha, SE, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id berorientasi pada pelanggan. Perusahaan ini amat menyadari bahwa nasib bisnis mereka: berkembang atau mati sepenuhnya bergantung pada pelanggan. Di Amerika, pemasar yang terkenal jago dalam hal menyenangkan dan memanjakan pelanggannya menjadi pelopor penerapan konsep RM ini. Mulai dari Microsoft, Hallmark, Citibank, US Sprint telepon, dan lain-lain. Di Jepang perusahaan kawakan sekelas Seiko, Toyota, Honda, dan lain-lain juga sangat sadar untuk mengadopsi relationship marketing untuk aktivitas pemasarannya. Fenomena yang sama juga terjadi di Indonesia. Misalnya Citibank Indonesia yang gencar melakukan point reward untuk pemegang kartu kreditnya. Kemudian Garuda Indonesia dengan kartu frequent flyer-nya. Ada lagi Alfa-mart dengan program keanggotaan kartu AKU. 4. Pandangan Baru tentang Pemasaran, “4R” Relationship Membangun pelanggan (Hubungan) Mengarah pada Retention (Ketahanan) Referrals Menghasilkan (Perekomendasian) Recovery Dan lebih mudah dilakukan (Pemulihan) Ada 4 konsep lain selain “4P Pemasaran” yang harus dipandang sama seriusnya untuk mencapai sukses, keempat konsep ini merupakan konsep yang lebih mutakhir tentang apa yang berperan dalam mencapai sukses pemasaran. 4R dari pemasaran adalah: Retention, Relationship, Referrals dan Recovery (Ketahanan, Hubungan, Perekomendasian dan ‘13 9 Customer Retention Marketing 2013 Berliani Ardha, SE, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pemulihan) adalah penting dalam menciptakan program pemasaran yang sukses. Dari pada memusatkan perhatian manajemen pada alat-alat (tools) pemasaran, pandangan ini mensyaratkan bahwa manajemen memahami apa yang akan mengarah pada sukses jangka panjang dan peningkatan nilai bagi pemegang saham. Hubungan mungkin terjadi ketika pelanggan secara sukarela atau bahkan secara antusias melakukan bisnis dengan sebuah perusahaan selama jangka waktu yang lama. Membangun hubungan berarti mendekati pelanggan dan berusaha untuk memahami dan melayani mereka dengan lebih baik. Sifat alamiah suatu hubungan adalah membutuhkan kepercayaan, komitmen, komunikasi dan pemahaman. Ketahanan adalah bagaimana mempertahankan pelanggan yang kita inginkan dengan memenuhi dan memuaskan kebutuhan mereka. Mempertahankan pelanggan jauh lebih murah daripada mencari pelanggan baru. Fokus seharusnya adalah pelanggan bertahan secara sukarela. Jika pelanggan bertahan karena mereka tidak memiliki alternatif atau kita mengunci mereka dengan program berhadiah, maka hal ini sedikit sekali membantu perkembangan hubungan jangka panjang. Seringkali begitu pelanggan dapat membebaskan diri dari situasi yang dirasa membelenggu mereka, pelanggan tersebut akan berpindah berbisnis dengan perusahaan lain. Perekomendasian merujuk pada efek penyebaran berita dari mulut ke mulut yang merupakan hasil dari kepuasan pelanggan – pesan yang kuat yang memuaskan pelanggan akan dibawa pada orang lain. Ketika pelanggan merasa sangat puas dengan jasa atau produk, mereka cenderung menyebarkan berita tersebut. Pemulihan dari pelayanan yang buruk pada pelanggan haruslah menjadi sebuah komponen penting dalam mengelola hubungan pelanggan. Pulih dari suatu kesalahan dapat menegaskan kepada pelanggan yang loyal dan juga menunjukkan kepada pelanggan baru mengenai kesungguhan perusahaan untuk melayani dan memuaskan pelanggan. Untuk melakukan hal ini, karyawan harus diberi wewenang untuk mengatasi terjadinya kekurangan dalam pelayanan dan kualitas produk. Pelanggan menjadi frustasi ketika harus melewati beberapa lapisan manajemen dan harus menunggu jawaban yang kembali (dari keluhannya) melewati beberapa lapisan sebelum masalah tersebut dapat diperbaiki. ‘13 10 Customer Retention Marketing 2013 Berliani Ardha, SE, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Cook, Sarah, Customer Care Excellence, Edisi Terjemahan, Lembaga Manajemen PPM, Jakarta, 2004. Tjiptono, Fandy, Service Management mewujudkan layanan prima, andi jogjakarta Edisi 1, Jakarta 2008 Butscher, Stephan A, “Customer Loyalty Programmes and Club” (Membangun Klub Pelanggan itu mudah; anda juga bisa), Edisi terjemahan cetakan ke 2, Lembaga Manajemen PPM, Jakarta 2006 Zikmund, McLeod & Gilbert, Customer Relationship Management, Wiley, 2003. ‘13 11 Customer Retention Marketing 2013 Berliani Ardha, SE, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id