MODUL PERKULIAHAN Customer Retention Marketing konsep kustomisasi dan The Individualised Customer Proposition Fakultas Program Studi Tatap Muka Fakultas Ilmu Komunikasi Advertising dan Marketing Communication 04 Abstract Kode MK Disusun Oleh MK43015 Berliani Ardha, SE, M.Si Kompetensi Memahami Ide dasar RM (Relationship Marketing) sebetulnya sederhana yaitu management bahwa jalinan relasi positif jangka panjang dengan para pelanggan Konsep Relationship Customer Relationship Management lima strategi utama RM berpotensi memberikan aliran laba jangka panjang pula bagi perusahaan. (Relationship Marketing) CRM (Customer Relationship Perspektif ini mencerminkan Management), namun juga perubahaan paradigm yang berbeda mencakup jalinan relasi secara signifikan dengan transactional berbagai pihak lainnya. marketing. Fokusnya lebih ditekankan organisasi berusaha pada retensi pelanggan dengan membangun relasi dengan para orientasi pada manfaat produk (baik pelanggan, pemasok, dan fungsional, emosional maupun kelompok stakeholder lainnya eksperiensial) berdimensi jangka panjang. empat perspektif RM (Relationship Marketing) yang banyak berkembang dewasa ini : ”locking in” customers, customers retention, database marketing, dan building strong, close, positive relationships ‘13 2 Customer Retention Marketing 2013 Berliani Ardha, SE, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id ISI konsep kustomisasi dan The Individualised Customer Proposition Case Study : Range Rover Build Your Own The all-new Range Rover is the ultimate in driving refinement and capability. It is the most complete SUV in the world; a bold evolution on an iconic design; unmistakably the Range Rover. The Range Rover is the latest, fourth generation interpretation of Range Rover design. It offers the pinnacle of refinement thanks to its advanced all-aluminium body structure and its state-of-the-art driving technologies, the finest craftsmanship, as well as an entirely fresh take on the distinctive Range Rover silhouette, floating roof, clamshell bonnet and the split rear tailgate. Create your own Range Rover from the tempting array of choices, options, colours, interior finishes and luxury designs Pada Kasus diatas kita bisa lihat pada segmentasi luxurious car (barang mewah) memberikan konsep customized untuk memanjakan konsumennya. ‘13 3 Customer Retention Marketing 2013 Berliani Ardha, SE, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id VOGUE | VOGUE SE FROM £71,310 AUTOBIOGRAPHY FROM £87,910 Mass vs. One-to-One Marketing Mass Average customer Customer anonymity Standard product Mass production Mass distribution Mass advertising One-way message Economies of scale ‘13 4 Customer Retention Marketing 2013 Berliani Ardha, SE, M.Si One-to-One Individual customer Customer profile Customized market offering Customized production Economies of scope Share of customer Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id A. Pengertian Produk Defenisi produk adalah segala sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Kepuasan konsumen tidak hanya mengacu kepada bentuk fisik produk, melainkan satu paket kepuasan yang didapat setelah mengkonsumsi atau memakai produk tersebut. Kotler (2000:139) menyatakan “produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dibeli, digunakan, ataupun dikonsumsi yang dapat memuaskan kebutuhan atau kemauan.” Amir (2005:8) mendefenisikan produk sebagai, “Apa saja yang dapat ditawarkan kepada pasar agar dapat dibeli, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan mereka.” Beberapa defenisi produk yang dikemukakan para ahli tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa produk adalah hasil produksi perusahaan yang akan ditawarkan ke pasar untuk memenuhi berbagai permintaan maupun kebutuhan konsumen dalam rangka memuaskan kebutuhan konsumen tersebut. B. Fungsi Produk Menurut Kotler (dalam Simamora, 2001:139) fungsi produk adalah sebagai berikut : 1. Produk berfungsi lebih baik dari yang diharapakan. Inilah yang disebut dengan diskonfirmasi positif. Jika ini terjadi maka konsumen akan merasa puas. 2. Produk berfungsi seperti apa yang diharapkan. Inilah yang disebut dengan konfirmasi sederhana. Jika ini terjadi maka konsumen akan merasa puas dan tidak mengecewakan konsumen. Konsumen akan memiliki perasaan netral. 3. Produk berfungsi lebih buruk dari apa yang diharapkan. Inilah yang disebut dengan diskonfirmasi negatif. Produk yang tidak berfungsi dengan baik atau tidak sesuai dengan harapan konsumen sehingga menimbulkan kekecewaan sehingga konsumen merasa tidak puas. C. Klasifikasi Produk Menurut Gitosudarmo (2000:182) “produk dapat diklasifikasikan berdasarkan daya tahan produk dan tujuan pembelian”. ‘13 5 Customer Retention Marketing 2013 Berliani Ardha, SE, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Berdasarkan pembagian tersebut maka klasifikasi produk masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Daya Tahan a. Barang tahan lama b. Barang tidak tahan lama 2. Barang Konsumsi a. Barang konvenien (convenience goods) b. Barang belanja (shopping goods) c. Barang spesial (barang mewah) Secara terperinci klasifikasi produk di atas dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Daya tahan a. Barang tahan lama adalah barang yang berwujud yang biasanya dipakai untuk waktu yang lama, misalnya alat perlengkapan rumah tangga, alat-alat dapur, mebel, televisi, barang otomotif, dan lain sebagainya. Penjualan dan penawaran barang tahan lama pada umumnya dilakukan dengan cara memotivasi pembeli dengan pendekatan pribadi (personal selling), yaitu dengan memberikan penjelasan tentang keunggulan barang yang ditawarkan. b. Barang tidak tahan lama Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi satu kali pemakaian. Misalnya makanan, minuman, sabun, shampo, minyak wangi dan sebagainya. Barang ini sering dibeli, oleh karena itu haruslah mudah didapat dan pembeli dimotivasi untuk mencoba produk. 2. Barang konsumsi a. Barang konvienen Barang konvienen ini akan dibutuhkan oleh masyarakat untuk kehidupan setiap hari. Barang ini memiliki sifat-sifat tertentu yaitu frekuensi pembeliannya tinggi dan konsumen berkeinginan hanya dengan sedikit usaha mendapatkannya. Sebagai contoh dari produk ini ‘13 6 Customer Retention Marketing 2013 Berliani Ardha, SE, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id adalah beras, sayuran, lauk pauk dan lain sebagainya. Barang konvienen dapat dibedakan menjadi tiga yaitu : barang kebutuhan pokok, barang impuls (impulse goods) dan barang darurat. Barang kebutuhan pokok adalah barang yang dibutuhkkan untuk kehidupan seharihari dan tanpa barang tersebut konsumen tidak dapat bertahan hidup. Barang impuls adalah barang yang dibeli tanpa rencana dimana konsumen secara mendadak setelah melihat barang tersebut lalu tertarik dan membeli produk tersebut. Barang darurat adalah barang yang dibeli untuk kebutuhan-kebutuhan mendadak dan biasanya tidak dapat ditunda, misalnya obat-obatan. b. Barang belanja (shopping goods) Barang belanja adalah barang kebutuhan pelengkap yang mana terhadap barang tersebut dalam proses pemilihan dan pembeliannya, konsumen terlebih dahulu membandingkan dan mempertimbangkan dengan matang berbagai hal yang berkaitan dengan barang tersebut. Perbandingannya biasanya meliputi keserasian mutu, warna, harga model dan sebagainya. Barang tersebut bukan merupakan kebutuhan pokok karena tanpa barang tersebut sebenarnya bisa bertahan hidup. Contoh barang ini seperti hiasan dinding. c. Barang spesial (barang mewah) Barang spesial adalah barang kebutuhan sehari-hari yang pada umumnya harganya mahal dan kebutuhannya tidak menuntut jumlah yang banyak serta frekuensi pembeliannya pun sangat kecil misalnya mobil, sepeda motor, camera, antena parabola, dan lain sebagainya. Konsumen barang mewah biasanya adalah kalangan ekonomi menengah atas yang lebih menekankan pada kualitas barang daripada kuantitas. D. Pengertian Diferensiasi Produk ‘13 7 Customer Retention Marketing 2013 Berliani Ardha, SE, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Suatu perusahaan harus mencoba mengidentifikasi cara-cara yang spesifik yang dapat mendiferensiasikan produknya untuk dapat mencapai keunggulan kompetitif. Maksudnya perusahaan harus dapat mendiferensiasikan produknya agar perusahaan tersebut memiliki keunikan yang dinilai penting oleh konsumen. Menurut Kotler (2000:328) ”pengertian diferensiasi adalah tindakan merancang serangkaian perbedaan yang berarti untuk membedakan tawaran perusahaan dengan tawaran pesaing.” Menurut Mowen dan Miror (2005:55) ”pengertian diferensiasi adalah proses manipulasi bauran pemasaran untuk menempatkan sebuah merek sehingga para konsumen dapat merasakan perbedaan yang berarti antara merek tersebut dengan pesaing.” Assauri (1999:423) mengungkapkan bahwa “diferensiasi produk adalah penjual menghasilkan dan memasarkan dua atau lebih produk dengan perbedaan penampilan, mutu, ukuran, dan sebagainya.” Strategi pembedaan (differentiation strategy) menyediakan produk yang dianggap konsumen sebagai suatu yang unik dan mempunyai nilai lebih, penting untuk dilakukan. Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa diferensiasi produk adalah penciptaan produk yang berbeda dibandingkan dengan produk-produk yang telah beredar untuk membedakan tawaran perusahaan dengan tawaran pesaing. E. Basis Diferensiasi Produk Perusahaan mempunyai strategi yang berbeda dalam meraih kesuksesan. Strategi pemasaran adalah ujung tombak untuk mencapai sukses tersebut. Dengan terus menemukan keunggulan baru dan meluncurkannya satu demi satu sehingga perusahaan pesaing bingung. Perusahaan harus terus berinovasi, tanpa berharap mendapatkan satu keunggulan besar, tapi menemukan banyak keunggulan kecil untuk dapat menguasai pangsa pasar. Produk fisik mempunyai banyak perbedaan. Produk yang diciptakan oleh produsen mempunyai kelebihan-kelebihan tersendiri yang membedakan produk tersebut dengan produk pesaing. Kotler (2000:329) mengemukakan bahwa ”produk-produk fisik itu bervariasi ‘13 8 Customer Retention Marketing 2013 Berliani Ardha, SE, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id dalam potensinya untuk diferensiasi.” Disini para penjual menghadapi beberapa parameter rancangan yang membentuk diferensiasi, yang mencakup : 1. Bentuk 2. Keistimewaan (Feature) 3. Mutu kinerja (conformance) 4. Mutu kesesuaian 5. Daya tahan (Durability) 6. Keandalan (Reability) 7. Gaya (Style) Secara terperinci parameter rancangan yang membentuk diferensiasi dapat diberikan uraian sebagai berikut : 1. Bentuk Banyak produk dapat didiferensiasikan berdasarkan bentuk, ukuran, model, lapisan luar, dosis, dan struktur fisik sebuah produk. Banyak bentuk yang mungkin diambil. Inovasi berdasarkan bentuk ini menjadi pilihan banyak produsen dalam mendiferensiasikan produknya. 2. Keistimewaan (Feature) Sebagian besar produk dapat ditawarkan dengan berbagai keistimewaan seperti karakteristik yang melengkapi fungsi dasar produk. Upaya untuk menjadi yang pertama dalam memperkenalkan keistimewaan baru yang berharga merupakan salah satu cara yang efektif untuk bersaing. Suatu perusahaan dapat mengidentifikasi dan memilih keistimewaan baru yang tepat dengan terlebih dahulu menghubungi para pembeli dan mengajukan pertanyaan. Tugas selanjutnya adalah memutuskan keistimewaan yang patut ditambahkan. Untuk tiap kemungkinan keistimewaan, perusahaan harus menghitung nilai pelanggan dibandingkan dengan biaya perusahaan. Perusahaan perlu mengetahui seberapa besar pasar yang menginginkan keistimewaan produk tersebut, berapa waktu yang dibutuhkan untuk memperkenalkan keistimewaan itu. ‘13 9 Customer Retention Marketing 2013 Berliani Ardha, SE, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Perusahaan harus berupaya agar pasar merespon keistimewaan yang ditawarkan dan memberikan keuntungan jangka panjang bagi perusahaan. 3. Mutu Kinerja (conformance) Mutu kinerja mengacu pada level dimana karakteristik dasar produk itu beroperasi. Sebagian besar produk ditetapkan pada salah satu dari empat level kinerja, yaitu rendah, rata-rata, tinggi, dan super. Perusahaan mendapatkan keuntungan dari pembelian ulang yang lebih banyak, kesetiaan pelanggan dan kesan yang positif serta biaya yang efektif untuk memberikan kualitas yang lebih baik dan hasilnya jauh lebih tinggi dari unit bisnis yang berproduksi mutu rendah. Strategi pertama, perusahaan terus mengembangkan produk, menghasilkan tingkat pengembalian investasi, dan pangsa pasar yang tertinggi. Strategi kedua adalah mempertahankan mutu produk pada level tertentu. Karena banyak perusahaan yang membiarkan mutu mereka tidak berubah setelah formulasi awal kecuali jika terjadi kegagalan pangsa pasar. Dan strategi ketiga adalah mengurangi mutu produk seiring dengan waktu. Beberapa perusahaan melakukan hal ini untuk mengimbangi kenaikan biaya dan ada juga yang sengaja mengurangi mutu untuk menaikkan laba sekarang walau tindakan ini berpotensi merusak profitabilitas jangka panjang mereka. 4. Mutu kesesuaian Kualitas kesesuaian adalah tingkat dimana semua unit yang diproduksi adalah identik dan memenuhi sasaran yang dijanjikan. Pembeli mengharapkan produk yang memiliki mutu kesesuaian yang rendah adalah bahwa produk itu akan mengecewakan pembeli. 5. Daya tahan (Durability) Daya tahan adalah suatu ukuran usia operasi produk yang diharapkan dalam kondisi normal. Daya tahan merupakan atribut yang berharga untuk menawarkan sebuah produk. Pembeli biasanya rela membayar lebih untuk barang yang mempunyai reputasi tinggi karena tahan lama. 6. Keandalan (Reability) Keandalan adalah ukuran kemungkinan sebuah proyek tidak akan rusak atau gagal dalam suatu periode tertentu. Pembeli pada umumnya akan membayar lebih demi mendapatkan suatu produk yang dapat diandalkan. 7. Gaya (Style) ‘13 10 Customer Retention Marketing 2013 Berliani Ardha, SE, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Gaya menggambarkan karakter dan perasaan yang ditimbulkan oleh produk itu bagi pembeli. Gaya memiliki keunggulan menciptakan perbedaan produk yang sukar ditiru sehingga menghasilkan produk yang unik. Disisi negatif, gaya yang menarik tidak selalu menjamin kinerja yang tinggi. F. Penerapan Diferensiasi Pendekatan di dalam penerapan diferensiasi berdasarkan pada keunggulan bersaing produk tersebut di pasar. 4 pendekatan diferensiasi di dalam menciptakan nilai bagi pembeli, yaitu : 1. Atribut produk dan fitur pembelian harus lebih rendah daripada biaya yang dikeluarkan oleh pembeli. 2. Fitur yang ditonjolkan harus dapat meningkatkan kinerja produk. 3. Fitur yang dimasukkan harus dapat memuaskan pembeli. 4. Fitur yang digunakan harus dapat memberikan nilai kepada konsumen. G. Dimensi Diferensiasi Secara tradisional, diferensiasi didefenisikan sebagai tindakan merancang seperangkat perbedaan yang bermakna didalam tawaran perusahaan. Defenisi ini masih tetap valid. Ada tiga dimensi diferensiasi sehingga benar-benar membedakan perusahaan dengan pesaing. Menurut Covey (2009) perusahaan dapat menciptakan sebuah tawaran yang unik dengan berkonsentrasi pada tiga dimensi berikut : 1. Content (kepuasan) 2. Context (keadaan / suasana) 3. Infrastructure (fasilitas) Secara terperinci tiga dimensi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Content (kepuasan) ‘13 11 Customer Retention Marketing 2013 Berliani Ardha, SE, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Adalah dimensi yang menunjuk pada value yang ditawarkan. Ini merupakan bagian tangible (nyata) dari diferensiasi. Ini merupakan hal yang benar-benar perusahaan tawarkan kepada para konsumen. Misalnya kelebihan-kelebihan produk dibanding produk yang ditawarkan oleh pesaing. 2. Context (keadaan / suasana) Merupakan dimensi yang menunjuk pada cara perusahaan menawarkan produk. Bagaimana agar konsumen benar-benar menikmati pelayanan dalam memaksimalkan penggunaan produk. Hal ini merupakan bagian dari intangible (tidak nyata) dari diferensiasi. Ini berhubungan dengan usaha-usaha perusahaan untuk membantu pelanggan dalam menilai tawaran perusahaan dengan cara yang berbeda dari pesaing. 3. Infrastructure (fasilitas) Infrastruktur menunjuk pada teknologi, SDM (people), dan fasilitas yang digunakan untuk menciptakan diferensiasi content dan context di atas. Untuk menciptakan diferensiasi yang solid, perusahaan harus memiliki harmonisasi antara ketiga dimensi diferensiasi di atas. Perusahaan juga harus mengintegrasikan ketiga dimensi ini dengan tepat sehingga menciptakan hubungan yang kompatibel dan saling memperkuat satu sama lain guna menciptakan nilai-nilai yang unik dan menarik, yang pada gilirannya berfungsi sebagai basis bagi keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Contoh Kasus dimensi diferensiasi adalah: Fitnes center di jakarta, yang semakin banyak dan 1. Content (kepuasan) Kelebihan dari celebrity fitness: banyaknya kelas program setiap harinya Kelebihan dari Gold’s Gym: Lengkapnya peralatan untuk pembentukan otot Kelebihan dari Life Spa: dilengkapi dengan fasilitas spa. 2. Context (keadaan / suasana) ‘13 12 Customer Retention Marketing 2013 Berliani Ardha, SE, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Suasana di Celebrity Fitnes : Penataan cahaya yang remang-remang mirip dengan keadaan di Klub Suasana di LifeSpa Penataan cahaya yang terang benderang dan suasana lebih natural. 3. Infrastructure (fasilitas) Celebrrity Fitnes : memberikan instruktur yang berpengalaman dari dalam dan luar negeri Lifespa memberikan fasilitas kolam renang, lapangan squash ‘13 13 Customer Retention Marketing 2013 Berliani Ardha, SE, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Cook, Sarah, Customer Care Excellence, Edisi Terjemahan, Lembaga Manajemen PPM, Jakarta, 2004. Tjiptono, Fandy, Service Management mewujudkan layanan prima, andi jogjakarta Edisi 1, Jakarta 2008 Butscher, Stephan A, “Customer Loyalty Programmes and Club” (Membangun Klub Pelanggan itu mudah; anda juga bisa), Edisi terjemahan cetakan ke 2, Lembaga Manajemen PPM, Jakarta 2006 Zikmund, McLeod & Gilbert, Customer Relationship Management, Wiley, 2003. http://www.landrover.com/us/en/lr/all-new-range-rover/ ‘13 14 Customer Retention Marketing 2013 Berliani Ardha, SE, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id