MODUL PERKULIAHAN ADVERTISING PROJECT MANAGEMENT Modul Standar untuk digunakan dalam Perkuliahan di Universitas Mercu Buana Fakultas Program Studi Tatap Muka Fakultas Ilmu Komunikasi Advertising dan Marketing Communication 05 Kode MK Disusun Oleh MK (43033 Berliani Ardha, SE, M.Si Abstract Kompetensi Pemahaman mengenai Pengertian Setelah mempelajari modul ini, konsep manajemen kualitas jasa. diharapkan mahasiswa mengetahui konsep manajemen kualitas jasa. [Type text] ISI Konsep Kualitas Definisi dan Arti Pentingnya Kualitas Dari segi linguistik kualitas berasal dari bahasa latin qualis yang berarti‘ sebagai mana kenyataannya. Definisi kualitas secara internasional (BSEN ISO9000:2000) adalah tingkat yang menunjukkan serangkaian karakteristik yang melekat dan memenuhi ukuran tertentu (Dale, 2003:4). Sedangkan menurut American Society for quality Control kualitas adalah totalitas bentuk dan karakteristik barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang tampak jelas maupun tersembunyi (Render dan Herizer, 1997:92). Beberapa pakar kualitas mendefinisikan kualitas dengan beragam interpretasi. Juran (1989:16-17), mendefinisikan kualitas secara sederhana sebagai ‘kesesuaian untuk digunakan’. Definisi ini mencakup keistimewaan produk yang memenuhi kebutuhan konsumen dan bebas dari defisiensi. Sedangkan Deming berpendapat kualitas adalah mempertemukan kebutuhan dan harapan konsumen secara berkelanjutan atas harga yang telah mereka bayarkan. Filosofi Deming membangun kualitas sebagai suatu sistem ( Bhat dan Cozzolino, 1993:106) Pengertian kualitas lebih luas (Bina Produktivitas Tenaga Kerja, 1998:24-25) adalah: a. Derajat yang sempurna (degree of exelence): mengandung pengertian komperatif terhadap tingkat produk (grade) tertentu. b. Tingkat kualitas (quality level): mengandung pengertian kualitas untuk mengevaluasi teknikal. c. Kesesuaian untuk digunakan (fitness for purpose user satisfaction): kemampuan produk atau jasa dalam memberikan kepuasan kepada pelanggan. Sedangkan delapan dimensi kualitas menurut Philip Kotler (2000:329-333) adalah sebagai berikut : (1) Kinerja (performance): karakteristik operasi suatu produk utama, (2) Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (feature), 2012 2 Advertising Project Management Berliani Ardha, SE, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id (3) Kehandalan (reliability): probabilitas suatu produk tidak berfungsi atau gagal, (4) Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications), (5) Daya Tahan (durability), (6) Kemampuan melayani (serviceability) (7) Estetika (estethic): bagaimana suatu produk dipandang dirasakan dan didengarkan, dan (8) Ketepatan kualitas yang dipersepsikan (perceived quality). Dalam kenyataannya kualitas adalah konsep yang cukup sulit untuk dipahami dan disepakati. Dewasa ini kata kualitas mempunyai beragam interpretasi, tidak dapat didefinisikan secara tunggal, dan sangat tergantung pada konteksnya. Beberapa definisi kualitas berdasarkan konteksnya perlu dibedakan atas dasar: organisasi, kejadian, produk, pelayanan, proses, orang, hasil, kegiatan, dan komunikasi (Dale, 2003:4). Lebih lanjut pengertian kualitas mencakup: kualitas produk (product), kualitas biaya (cost), kualitas penyajian (delivery), kualitas keselamatan (safety), dan kualitas moral (morale) atau sering disingkat menjadi P-C-D-S-M (Bina Produktivitas Tenaga Kerja, 1998) Secara garis besar ada dua argumentasi yang efektif atas arti pentingnya kualitas bagi perusahaan (Goodman et al, 2000:47): First, quality and service improvements can be directly linked to enhanced s own company; and secondly, higher quality allows companies to obtain higher margins . Dale (2003:12-20), menyimpulkan beberapa hasil survey yang terfokus pada persepsi arti pentingnya kualitas produk dan jasa, diantaranya: persepsi publik atas kualitas produk dan jasa yang semakin luas, meningkatnya pandangan dan peran manajemen puncak, kualitas tidak dapat dinegosiasikan (quality is not negotiable), kualitas meliputi semua hal (quality is allpervasive), kualitas meningkatkan produktivitas, kualitas mempengaruhi kinerja yang lebih baik pada pasar, kualitas berarti meningkatkan kinerja bisnis, Biaya non kualitas yang tinggi, konsumen adalah raja, kualitas adalah pandangan hidup (way of life). Sedangkan Render dan Herizer (2004:93-96) berpendapat bahwa kualitas terutama mempengaruhi perusahaan dalam empat hal, yaitu: 2012 3 Advertising Project Management Berliani Ardha, SE, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id a) Biaya dan pangsa pasar: kualitas yang ditingkatkan dapat mengarah kepada peningkatan pangsa pasar dan penghematan biaya, keduanya juga dapat empengaruhi profitabilitas. b) Reputasi perusahaan: reputasi perusahaan mengikuti reputasi kualitas yang dihasilkan. Kualitas akan muncul bersamaan dengan persepsi mengenai produk baru perusahaan, praktek-praktek penanganan pegawai, dan hubungannya dengan pemasok. c) Pertanggungjawaban produk: organisasi memiliki tanggung jawab yang besar atas segala akibat pemakaian barang maupun jasa. d) Implikasi internasional: dalam era teknologi, kualitas merupakan perhatian operasional dan internasional. Agar perusahaan dan negara dapat bersaing secara efektif dalam perekonomian global, produknya harus memenuhi kualitas dan harga yang diinginkan. Evolusi Total Quality Manajement Sistem untuk meningkatkan dan mengelola kualitas mengalami perkembangan yang pesat selama dua dekade terakhir. Diawali dari aktivitas inspeksi yang sederhana, kemudian dilengkapi dengan pengendalian kualitas, dan yang mutakhir adalah jaminan kualitas dikembangkan dan disempurnakan. Dewasa ini beberapa organisasi menggunakan proses perbaikan berkelanjutan menyeluruh yang dikenal dengan Total Quality Management. Krajewski, Lee, dan Ritzman (1999: 242-243), telah membedakan tahapan evolusi manajemen kualitas tersebut berdasarkan periode tahun sebagai berikut : a. Pada tahun 1950 sampai 1960: kualitas sangatlah menyedihkan, mengingat kerusakan industri akibat perang dunia. b. Awal tahun 1970: W. Edward Deming dan Joseph M Juran, mulai menerapkan kualitas sebagai prioritas kompetitif. Menurut filosofi Deming kualitas merupakan tanggung jawab manajemen. Juran percaya bahwa perbaikan berkelanjutan, campur tangan manaje-men, dan pelatihan menjadi dasar meraih kualitas yang tinggi. c. Tahun 1980: mengubah pandangan yang meremehkan kualitas menjadi standar terbaik secara global (menyeluruh). d. Tahun 1990 dan selanjutnya: perusahaan menyediakan sekumpulan barang maupun jasa berkualitas tinggi. Dua prioritas kompetitif kualitas yang utama yaitu desain yang berkinerja tinggi dan konsistensi kualitas. 2012 4 Advertising Project Management Berliani Ardha, SE, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Kualitas Produk Menurut Crosby dalam M.N Nasution (2001:16) pengertian kualitas produk adalah :“conformance to requirement, yaitu sesuatu dengan disyaratkan atau distandarkan. Suatu produk memiliki kualitas apabila sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan. Standar kualitas meliputi bahan baku, proses produksi dan produk jadi”. Menurut feigenbaum dalam M.N Nasution (2001:16) pengertian kualitas produk adalah “ suatu produk dikatakan berkualitas apabila dapat memberikan kepuasan sepenuhnya kepada konsumen, yaitu sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen atas suatu produk. Menurut garvin dalam M.N Nasution (2001:16) pengertian kualitas produk adalah “ suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, manusia/ tenaga kerja, proses dan tugas, serta lingkungan tang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan atau konsumen”. Meskipun tidak ada definisi mengenai kualitas yang diterima secara universal, namun dari ketiga definisi tersebut terdapat beberapa persamaan elemen-elemen kualitas, yaitu kualitas yang meliputi usaha atau melebihi harapan pelanggan, kualitas mencakup produk (barang dan jasa). Tenaga kerja dan lingkungan kerja, kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah. Kecocokan penggunaan suatu produk adalah apabila suatu produk mempunyai daya tahan penggunaannya lama, produk yang digunakan akan meningkatkan citra atau status konsumen yang memakainya, produknya tidak mudah rusak, adanya jaminan kualitas (quality assurance) dan sesuai etika bila digunakan. Kecocokan penggunaan produk memiliki dua aspek utama. Pertama, yaitu ciri-ciri produknya memenuhi tuntuan pelanggan artinya memiliki cirri-ciri produk tang khusus atau istimewa, berbeda dari produk pesaing dan dapat memenuhi harapan atau tuntuntan sehingga dapat memuaskan pelanggan, dan tidak memiliki kelemahan. Kualitas yang lebih tinggi memungkinkan perusahaan meningkatkan kepuasan pelanggan, membuat produk laku terjual, dapat bersaing dengan pesaing, meningkatkan pangsa pasar dan volume penjualan, serta dapat menjual dengan harga yang lebih tinggi.dan yang kedua bebas dari kelemahan, artinya suatu produk berkualitas tinggi apabila didalam produk tidak ada kelemahan, tidak ada cacat sedikitpun. Kulitas yang tinggi menyebabkan mengurangi tingkat kesalahan, mengurangi pengerjaan kembali dan pemborosan, mengurangi pembiayaan garansi, mengurangi ketidakpuasan pelanggan, mengurangi inspeksi dan pengujian dan meningkatkan utilitas kapasitas produksi serta memperbaiki kinerja penyampaian produk dan jasa. 2012 5 Advertising Project Management Berliani Ardha, SE, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Perspektif Terhadap Kualitas Menurut david garvin yang dikutip oleh fandy tjiptono (2003:24) mengidentifikasikan adanya lima alternative perspektif kualitas yang bisa digunakan, yaitu : 1. Transcendental approach Kualitas dalam pendekatan ini dapat dirasakan atau diketahui tetapi sulit didefinisikan dan dioperasionalkan. Sudut pandang ini biasanya diterapkan dalam seni music, drama, mempromosikan seni produknya tari, dan seni tupa. dengan Selain perusahaan pertanyaan-pertanyaan seperti dapat tempat berbelanja yang menyenagkan (supermarket), elegan (mobil), kecantikan wajah (kossmetik) kelembutan dan kehalusan kulit (sabun mandi) dll. Dengan demikian fungsi perencanaan, produksi, dan pelayanan suatu perusahaan sulit sekali menggunakan definisi ini sebagai dasar manajemen kualitas 2. Produk-based approach Pendekatan ini mengaggap bahwa kualitas sebagai karakteristik atau atribut yang dapat dikuantifikasikan dan dapat diukur. Perbedaan dalam kualitas mencerminkan perbedaan dalam jumlah bebrapa unsur atau atribut yang dimiliki produk. Karena pandangan ini sangat objektif, maka tidak dapat menjelaskan perbedaan dalam selera, kebutuhan, dan preferensi individual. 3. User-based approach Pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kulias tergantung pada orang yang memandangnya, dan peroduk yang paling memuaskan referensi seseorang (misaklnya perceived quality) merupakan produkyang berkualitas yang paling tinggi. Perspektif yang subyektif dan demand-oriented juga menyatakan bahwa pelanggan yang berbeda memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda pula, sehingga kualitas bagi seseorang adalah sama dengan kepuasaan maksimum yang dirasakannya. 4. Manufacturing-based approach Perpektif ini bersifat supply-based dan terutama memperhatikan praktik-praktik perekayasaan dan pemanufakturan, serta mendifinisikan kualitas sebagai sama dengan persyaratannya. Dalam sector jasa, dapat dikatakan kualitasnya bersifat operations-driven. Pendekatan ini berfokus pada penyesuaian spesifikasi yang dikembangkan secara internal, yang sering kali didorong oleh tujuan peningkatan produktivitas dan penenkanan biaya. Jadi yang menentukan kualitas adalah standarstandar yang ditetapkan perusahaan, bukan konseumen yang menggunakanya. 5. Value-based approach 2012 6 Advertising Project Management Berliani Ardha, SE, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pendekatan ini memandang kualitas dari segi nilai dan harga dengan mempertimbangkan trade-off antara kinerja dan harga, kualitas didefinisikan sebagai “affordable excellence”. Kualitas dalam persperktif ini bernilai relative, sehingga produk yang memiliki kualitas paling tinggi belum tentu produk yang paling bernilai. Akan tetapi yang paling bernilai adalah produk atau jasa yang paling tepat dibeli. Dimensi Produk Ada delapan dimensi kualitas yang dikembangkan garvin yang dikutip M.N Nasution (2001:17) dan dapat digunakan sebagai kerangka perencanaan atrategis dan analisis, terutama untuk produk manufaktur, dimensi-dimensi tersebut adalah : 1. Kinerja (performance) berkaitan dengan aspek fungsional dari produk dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan ketika ingin membeli suatu produk. 2. Ciri-ciri atau kistimewaan tambahan (features), yaitu merupakan aspek kedua dari perporma yang menambah fungsi dasar berkaitan dengan pilihan–pilihan dan pengembangannya. karakteristik sekunder atau pelengkap. 3. Kehandalan (reability), yaitu berkaitan dengan kemungkinan suatu produk berfungsi secara berhasil dalam periode waktu tertentu dibawah kondisi tertentu. kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal. 4. Kesesuaian dengan spesifikasi (comformance to specifications), yaitu sejauhmana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya. 5. Daya tahan (durability), merupakan berapa lama daya pakai suatu produk karakteristik ini berkaitan dengan daya tahan produk ini. 6. Kemampuan pelayanan (Serviceability), merupakan karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan / keseragaman, komptensi, kemudahan serta akurasi dalam perbaikan. 7. Estetika , merupakan karakteristik mengenai keindahan yang bersifat subyektif sehingga berkaitan dengan pertimbangan pribadi dari refleksi dan referensi. Dengan demikian estetika suatu produk dan mencakup karakteristik tertentu. 8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), bersifat subyektif berkaitan dengan perasaan pelanggan dalam mengkonsumsi produk. Hal ini dapat juga berupa karakteristik yang berkaitan dengan reputasi. 2012 7 Advertising Project Management Berliani Ardha, SE, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pengertian Kualitas Jasa Kualitas Jasa diartikan sebagai suatu kesesuaian atau kecocokan dengan persyaratan (conformance Requirement). Dalam konteks bisnis jasa, kualitas berdasarkan perspektif ini cenderung bersifat operation driven. Hal semacam ini menekankan penyesuaian spesifikasi produksi dan operasi yang disusun secara internal yang sering dipicu oleh keinginan untuk meningkatkan produktivitas dan menekan biaya. Faktor-Faktor kualitas jasa Faktor-faktor yang menjadi penentu kualitas jasa diantaranya adalah sebagai berikut: a. Akses Jasa harus mudah dijangkau dalam lokasi yang mudah dicapai b. Komunikasi Jasa harus dapat dengan mudah di uraikan dalam usaha yang dimengerti konsumen. c. Kompetensi Pegawai mengerti dan memiliki ketrampilan dan pemahaman tentang jasa yang diperlukan konsumen d. Kesopanan Pegawai harus dapat bersikap ramah dan sopan terhadapkonsumen e. Kredibilitas Perusahaan dan pegawainya harus dapat dipercaya dan memahamikeinginan dari konsumen. f. Reabilitas Perusahaan haraaus dapat menyediakan jasanya dengan konsisten dan cermat. g. Cepat tanggap Pegawai harus dapat memberikan tanggapan dari setiap keluhan konsumen yng cepat h. Kepastian Jasa harus bebas dari bahaya dan resiko yang akan ditanggung konsumennya. i. Hal yang berwujud Hal yang berwujud dari jasa harus dapat di proyeksikan mutu jasa yag diberikan. j. Memahami Konsumen Pegawai harus daoat memahami setiap kebutuhan dari konsumen. 2012 8 Advertising Project Management Berliani Ardha, SE, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Manfaat Kualitas Jasa Seetiap pelanggan mendambakan pelayan jasa yang mampu memahami kebutuhan spesifik mereka dan memberikan kualitas layanan yang baik. Faktor-Faktor Kualitas Pelayanan Parasuraman, Zeithaml dan Berry (Lupiyoadi, 2008) telah mengidentifikasi lima dimensi pokok kualitas pelayanan jasa yaitu : A. Tangible (bentuk fisik), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, personilnya dan sarana komunikasi. Hal ini berkaitan dengan fasilitas fisik adalah penampilan karyawan, peralatan dan teknologi yang dipergunakan dalam memberi layanan, kondisi ruangan (lobby, kamar, kamar mandi, restauran, café), kebersihan, AC, tempat parkir. Fasilitas fisik merupakan salah satu segi dalam kualitas jasa karena akan memberikan sumbangan bagi konsumen yang memerlukan layanan perusahaan. B. Reliability (kehandalan), meliputi dua aspek utama yaitu konsistensi kinerja (performance) dan sifat dapat dipercaya (dependability). Hal ini berarti perusahaan mampu menyampaikan jasanya secara benar sejak awal (right the first time). Kinerja harus sesuai dengan harapan konsumen yang berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan, sikap yang simpatik dan akurasi yang tinggi. C. Responsiveness (daya tanggap), yaitu kemampuan para karyawan untuk membantu para konsumen dan memberikan layanan dengan tanggap. Hal ini tercermin pada kecepatan, ketepatan layanan yang diberikan kepada konsumen, keinginan karyawan untuk membantu para konsumen (misal: Information service atau receptionist memberikan informasi seperti yang diperlukan konsumen dan kecepatan menghubungi kembali konsumen) D. Assurance (jaminan), yaitu kemampuan para karyawan untuk menumbuhkan rasa percaya konsumen terhadap perusahaan, berupa : 1. Competence (kompetensi), yaitu penguasaan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan agar dapat menyampaikan jasa sesuai dengan kebutuhan pelanggan. 2012 9 Advertising Project Management Berliani Ardha, SE, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Termasuk didalamnya adalah pengetahuan dan keterampilan karyawan, pengetahuan dan keterampilan personil dalam pengoperasionalan. 2. Courtesy (kesopanan), meliputi sikap santun, respek, perhatian dan keramahan para karyawan (seperti resepsionist, bell boy, waitress, security dan lain-lain) 3. Credibility (kredibilitas), sifat jujur dan dapat dipercaya. Kredibilitas mencakup nama perusahaan, reputasi perusahaan, karakter pribadi karyawan dan interaksi dengan pelanggan (hard selling versus soft selling approach) E. Emphaty (empati), yaitu perhatian tulus yang diberikan kepada para konsumen, yang meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan-hubungan dengan konsumen, komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan memahami kebutuhan para konsumen, berupa : 1. Access (akses), meliputi kemudahan untuk dihubungi atau ditemui (approachability) dan kemudahan dalam menghubungi. Hal ini berarti lokasi hotel mudah dijangkau dan kemudahan konsumen untuk mendapatkan informasi dan mereservasi kamar hotel atau fasilitas hotel lainnya (contohnya membuat outlet penjualan atau reservasi di bandara, masuk dalam agen perjalanan) 2. Communication (komunikasi), artinya menyampaikan informasi kepada pelanggan dalam bahasa yang mudah mereka pahami, serta selalu mendengarkan saran dan keluhan konsumen. Termasuk didalamnya adalah penjelasan mengenai jasa yang ditawarkan, biaya jasa, serta proses penanganan masalah potensial yang mungkin timbul. 3. Understanding the customer (kemampuan memahami konsumen), yaitu berupaya memahami konsumen dan kebutuhan spesifik mereka, memberikan perhatian individual dan mengenal pelanggan regular. 2012 10 Advertising Project Management Berliani Ardha, SE, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Anwar Prabu Mangkunegara. 2005. Perilaku dan Budaya Organisasi. Bandung : Refika Aditama Belch, George E. & Michael A. Belch, Advertising & Promotion ; An Integrated Marketing Communication Perspectives, Fifth Edition, Irwin/Graw Hill, New York, 2001 Christopher Lovelock, Jochen Wirtz, Jacky Mussry. 2012. Pemasaran Jasa Manusia, Teknologi, Strategi : Perspektif Indonesia. Jakarta : Erlangga Dessler, Gary. 2009. Manajemen SDM buku 1. Jakarta : Indeks Frances Hasselbein, et.al. 2003. On High Performance Organization. Jakarta : Elexmedia Komputindo Handoko TH,. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Edisi 2. Yogyakarta: BPFE Husein Umar. 2005. Evaluasi Kinerja Perusahaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Ivancevich, John. M, dkk. 2008. Perilaku dan Manajemen Organisasi. Jakarta : Erlangga Jalaludin Rakhmat, 2005, Psikologi Komunikasi, edisi revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya. James C, Van Horne dan Wachiwicz. 2005. Fundamental of Financial Management. Buku 1 dan 2. Jakarta : salemba empat Kotler,Philip & Kevin Lane Keller. 2008. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Indeks Rohim, Syaiful, Teori Komunikasi ; Perspektif, Ragam & Aplikasi, Jakarta : Rineka Cipta, 2009 Sunyoto, Danang. Dasar – Dasar Manajemen Pemasaran : Konsep, Strategi dan Kasus, Yogyakarta : CAPS, 2013 2012 11 Advertising Project Management Berliani Ardha, SE, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id