MODUL PERKULIAHAN MARKETINGG COMMUNICATION MANAGEMENT Modul Standar untuk digunakan dalam Perkuliahan di Universitas Mercu Buana Fakultas Fakultas Komunikasi Program Studi Ilmu Advertising dan Marketing Communication Tatap Muka 14 Kode MK Disusun Oleh MK 43036 Berliani Ardha, SE, M.Si Abstract Kompetensi Pemahaman mengenai isu-isu dalam Setelah periklanan diharapkan mempelajari mahasiswa modul ini, mengenai advokasi dalam bisnis periklanan dan marketing communication. 2012 1 Marketing Commmunication Management Berliani Ardha, SE, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id ISI Isue Periklanan Isu Periklanan Dalam kehidupan masyarakat saat ini begitu banyak dipengaruhi oleh iklan, baik konsumen maupun calon konsumen merupakan sasaran iklan bahkan bisa berubah jadi korban iklan. Kondisi ini terjadi karena banyaknya serbuan informasi perihal berbagai macam produk yang ditawarkan baik dalam bentuk media Television Comercial (TVC), radio, film, media luar ruang dan media cetak. Hampir semua informasi produk atau iklan tersebut gencar menjual benefit tanpa memikirkan unsur-unsur lain yang lebih penting bagi konsumen. Pada akhirnya keadaan ini semakin membingungkan konsumen jika ingin membeli suatu produk akibat banyaknya informasi tentang iklan yang beredar di sekeliling mereka. Tetapi, di satu sisi kita juga tidak bisa lepas dari iklan, karena periklanan adalah fenomena bisnis modern. Menurut Riswanto Ramelan (praktisi periklanan Indonesia), kegiatan awal sebuah proses beriklan lebih sering merupakan peristiwa ekonomi. Strategi pemasaran, kebijaksanaan harga, pangsa pasar strategi distribusi dan trade relations merupakan pokokpokok pembicaraan yang paling hangat. Semakin besar skala usaha sebuah biro iklan, semakin besar pula kemampuannya untuk mempekerjakan ahli-ahli dan pakar-pakar pemasaran yang akan menentukan kualitas hubungan awal dengan para calon klien Berbagai isu yang muncul dalam dunia periklanan, antara lain: 1. Etika Masalah yang sering terjadi berkaitan dengan sistem nilai dan moral seorang praktisi ketika menciptakan sebuah iklan. Contohnya iklan rokok bertentangan dengan nilainilai kesehatan. 2012 2 Marketing Commmunication Management Berliani Ardha, SE, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Gambar 1 iklan billboard rokok sampoerna Contoh diatas dikutip dari berita di TEMPO.CO, Jakarta (SELASA, 06 JANUARI 2015 | 16:16 WIB) Iklan Rokok Ini Dinilai Mesum, Mengapa? Iklan rokok A Mild yang menampilkan sepasang laki-laki dan perempuan muda dengan pose nyaris ciuman dinilai mesum oleh sebuah petisi yang digalang oleh Irfan Noviandana lewat Change.org. Dalam situs Change.org, Irfan menggalang dukungan untuk meminta reklame rokok A Mild yang dikeluarkan oleh PT HM Sampoerna Tbk itu segera diturunkan. "Kami meminta kepada pemerintah yaitu Menteri Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia, Komisi Penyiaran Indonesia dan juga PT. HM Sampoerna Tbk selaku produsen Rokok tersebut untuk segera menurunkan iklan rokok pada reklame tersebut," kata dia dalam situs tersebut pada 5 Januari 2015. Petisi ini sudah mendapat 3.809 pendukung. (Baca: Iklan Rokok Pengaruhi Persepsi Remaja) Petisi ini menunjuk kepada salah satu reklame rokok A Mild yang dinilai mereka amoral. Iklan itu memasang foto sepasang pemuda-pemudi dengan adegan yang nyaris berciuman. Pesan yang dilayangkan pada reklame di sejumlah sudut kota Jakarta itu bertuliskan "Mula-Mula Malu-Malu, Lama-Lama Mau". Iklan yang memiliki pesan mesum ini sudah menyebar dan terpasang pada reklame-reklame di 2012 3 Marketing Commmunication Management Berliani Ardha, SE, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id beberapa daerah di Indonesia. Karena itu, "Stop reklame mesum pada iklan rokok A Mild." Penulis petisi menilai iklan itu memiliki pesan mesum. "Bisa dibayangkan bahaya yang mengancam bangsa ini khususnya para pemuda dan pemudi," katanya. (Baca: Mayoritas Anak Merokok Karena Terpengaruh Iklan) "Mereka kian berani menantang masyarakat Indonesia yang sejatinya moralitas menjadi pijakan negeri ini," kata dia. "Belum selesai dengan bahaya kesehatan yang mengancam kita semua, iklan-iklan rokok ini bak preman yang meresahkan." Sumber (http://www.tempo.co/read/news/2015/01/06/078633151/Iklan-Rokok-Ini- Dinilai-Mesum-Mengapa ) 2. Peningkatan konsumsi dan gaya hidup materialistik Iklan mendorong konsumen untuk berpikir bahwa kebahagiaan dapat diraih dengan cara mengkonsumsi produk yang ditawarkan. Ini memicu berkembangnya gaya hidup materialistik. 2012 4 Marketing Commmunication Management Berliani Ardha, SE, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 3. Dampak iklan bagi anak-anak a) Berbagai studi membuktikan bahwa : b) anak usia pra-sekolah belum dapat memahami maksud dari sebuah iklan c) Makin sering seorang anak melihat iklan, akan makin sering pula ia meminta barang yang diiklankan tersebut kepada orangtuanya d) pemahaman seorang anak tentang iklan dapat ditingkatkan dengan cara berdiskusi dengan orangtua. 4. Stereotype atas wanita dan kelompok minoritas Wanita dan kelompok minoritas tertentu seringkali ditampilkan secara diskriminatif dalam iklan. Misalnya gambaran orang Negro yang sukses hanya terbatas pada atlet dan penyanyi. 5. Pelanggaran privasi Data pribadi konsumen yang diperoleh secara on-line seringkali diperjualbelikan kepada pihak lain tanpa sepengetahuan konsumen. Hal ini membuat konsumen enggan mengisi data pribadi pada website. 6. Penipuan Iklan yang dibuat oleh agen periklanan kadang bersifat menipu atau terlalu membesar-besarkan kelebihan produk yang diiklankan. Karena itu Pemerintah membuat peraturan untuk mencegah penipuan yang dapat merugikan konsumen. Regulasi dalam Komunikasi Pemasaran Para pengiklan, manajer penjualan dan komunikator pemasaran, dihadapkan pada berbagai batasan dan regulasi yang mempengaruhi ruang lingkup pengambilan keputusan mereka. Regulasi penting untuk melindungi konsumen dan kompetitor dari praktek bisnis yang curang (fraudulent), menipu (deceptive) dan tidak jujur (unfair) yang dilakukan oleh berbagai perusahaan. Manfaat 1. dari adanya peraturan dalam komunikasi pemasaran, meliputi : Konsumen mempunyai alternative pilihan karena mendapatkan informasi yang lebih banyak dari pasar. 2. Konsumen dapat memperoleh kualitas produk yang lebih baik karena produsen cenderung meningkatkan kualitas produk sesuai dengan kebutuhan konsumen 2012 5 Marketing Commmunication Management Berliani Ardha, SE, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 3. Adanya perubahan harga akibat beredarnya informasi yang kurang menguntungkan Kapan suatu regulasi di benarkan? Para penganut free enterprise akan berpendapat bahwa pemerintah seharusnya tidak turut campur dalam aktivitas bisnis, namun para pemerhati yang lebih moderat meyakini bahwa regulasi dibenarkan dalam pada saat tertentu, terutama ketika keputusan konsumen didasarkan pada informasi yang terbatas atau informasi yang salah. Regulasi dari aktivitas komunikasi pemasaran Regulasi digambarkan dari dua sisi yaitu: regulasi pemerintah, dan self regulation dari industri itu sendiri. 1. Regulasi Komunikasi Pemasaran oleh State Agencies a. Setiap negara bagian mempunyai biro pusat pembuat regulasi sendiri untuk melindungi pasar dari parktik penipuan bisnis. Sebagian besar negara bagian, mempunyai departemen consumer affairs atau proteksi konsumen Regulasi Komunikasi Pemasaran dari Agen Federal Regulasi pemerintah dibuat di tingkat negara bagian. Federal Trade Commision adalah agen pemerintah Amerika yang memiliki tanggung jawab utama untuk mengatur periklanan di tingakt federal. Awalnya FTC didirikan untuk mencegah praktik anti persaingan, yang lebih berfungsi melindungi pebisnis. Namun akhirnya diperluas untuk membantu konsumen, khususnya dalam masalah iklan yang menyesatkan. Otoritas pembuatan regulasi di FTC terbagi tiga yaitu deceptive advertising, unfair practices dan information regulation. 2. Self-Regulation Periklanan Self-Regulation, sepeti yang ditunjukkan dengan namanya, dibaut oleh para pengiklan sendiri dan bukan badan pemerintah. Di Amerika Serikat, self-regulation muncul sebagai reaksi dan kritik konsumen atas iklan yang semakin tajam dan kontrol pemerintah yang semakin ketat. Self regulation merupakan suatu bentuk dari private goverment, di mana sekelompok orang menentukan dan memberlakukan peraturan secara sukarela. Salah satu bentuk self regulation adalah advertising clearance process (proses izin pemasangan iklan), yang terjadi dibelakang layar sebelum sebuah iklan dipublikasikan dihadapn konsumen. Tahap-tahap perizinan yang dilalui sebuah iklan sebelum muncul adalah izin keluar dari biro iklan, persetujuan dari legal departmen si 2012 6 Marketing Commmunication Management Berliani Ardha, SE, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id pengiklan atau biro hukum independen, lalu persetujuan media ( misal panduan jaringan televisi dalam hal standar) setelah selesai iklan akan berhadapan dengan FTC ( federal), NAAC (state), NARC (self regulator). Etika dalam Komunikasi Pemasaran DEFINISI ETIKA Menurut Belch etika adalah prinsip-prinsip moral dan nilai yang menentukan tindakan dan keputusan dari individu atau kelompok. Menurut Schimp, etika adalah tindakan moral yang berkenaan dengan setiap aspek komunikasi pemasaran. 1. Etika dalam targeting Targeting adalah usaha memasarkan produk khusus dan melakukan komunikasi pemasaran yang diarahkan pada segmen tertentu. Dalam targeting terkadang sering muncul dilema etika dalam usaha untuk mengkomunikasikan produk kepada segmen. Misalnya pada anak-anak dan kaum minoritas. Targeting kepada anak-anak, program iklan dan pemasaran cenderung terus mendorong anak-anak menginginkan berbagai produk dan merek. Para kritikus kerap merasa bahwa banyak produk yang ditargetkan untuk anak-anak adalah produk yang tidak penting. 2. Etika dalam periklanan Iklan di anggap oleh para praktisinya amat bertanggung jawab terhadap segala kejadian baik di dalam kehidupan, ataupun penyebab sebagian hal buruk. Kritik-kritik tersebut antara lain: 1) Iklan di anggap tidak jujur dan menipu 2) Hal ini terjadi ketika sebuah iklan salah mempresentasikan sebuah produk dan konsumen mempercayainya sebagai representasi yang benar. 3) Iklan bersifat manipulatif 4) Hal ini menunjukkan bahwa iklan mempunyai kekuatan mempengaruhi orang untuk berprilaku tidak umum, atau melakukan sesuatu yang tidak akan mereka lakukan jika tidak ditunjukkan oleh iklan 5) Iklan menciptakan dan mempertahankan stereotif 2012 7 Marketing Commmunication Management Berliani Ardha, SE, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 6) Akar dari kritik ini adalah bahwa iklan cenderung menggambarkan kelompok orang tertentu secara sempit dan mudah ditebak. Wanita selalu distereotifkan sebagai ibu rumah tangga atau obyek seksual, sedangkan manula digambarkan sebagai manusia yang lemah dan pelupa. 7) Orang-orang membeli barang yang tidak terlalu diperlukan 8) Kritik yang kerap dilemparkan adalah bahwa iklan menyebabkan orang – orang membeli produk/jasa yang tidak mereka perlukan. Iklan sebagian besar mempengaruhi selera konsumen dan mendorong mereka untuk melakukan pembelian yang awalnya mungkin tidak mereka lakukan. 9) Iklan memanfaatkan rasa takut dan ketidakamanan 10) Beberapa iklan memperlihatkan konsekuensi negatif dari keputusan tidak membeli produk, misalnya : nafas tidak sedap, penolakan lawan jenis, dan sebagainya. 3. Etika dalam Public Relation Publisitas sebagai salah satu aspek dari PR yang berhubungan erat dengan komunikasi pemasaran sebaiknya melibatkan penyampaian informasi positif mengenai sebuah perusahaan dan produk-produknya serta memperbaiki publisitas negatif. 4. Etika dalam Promosi penjualan Promotor penjualan sebaiknya tidak menawarkan sebuah penghargaan kepada konsumen yang tidak direalisasikan, misalnya tidak mengirimkan bonus yang dijanjikan. Konsumen sebaiknya tidak melakukan pengembalian atas nama palsu. 5. Masalah etika dalam personal selling dan telemarketing Kemungkinan adanya perilaku tidak etis lebih besar kemungkinannya terjadi dalam personal selling, termasuk telemarketing dibanding aspek lain dalam komunikasi pemasaran. Hal ini disebabkan karena personal selling terjadi dalam basis one on one, lebih personal, baik di kantor/ rumah pelanggan ataupun melalui telpon. Seorang sales person berada dalam posisi dimana dia dapat berkata apa saja tanpa harus khawatir untuk mempertanggungjawabkan kepada publik. 2012 8 Marketing Commmunication Management Berliani Ardha, SE, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 6. Masalah etika dalam pengemasan Ada empat aspek dalam kemasan yang melibatkan masalah etis, yaitu : 1) Informasi Label Informasi label dapat menyesatkan jika memberikan informasi yang berlebihan, misal tentang kandungan nutrisi pada suatu produk makanan 2) Grafik pengemasan Grafik pengemasan dikategorikan tidak etis jika gambar dalam kemasan tersebut tidak merepresentasikan isi produk yang sebenarnya, atau kasus lain jika sebuah toko diberi asesoris agar terlihat identik dengan toko lain yang sudah dikenal secara luas. 3) Keamanan pengemasan Misalnya produk berbahaya yang tidak aman bagi anak-anak atau kemasannya mudah rusak 4) Implikasi pengemasan pada lingkungan Dikategorikan menyesatkan jika menjanjikan manfaat bagi lingkungan yang tidak dapat dipenuhinya DAMPAK PERIKLANAN Fungsi iklan pada dasarnya menyampaikan informasi suatu produk pada calon pembelinya dengan tujuan menambah pilihan produk yang diperlukan. Pada pelaksanaannya fungsi ini banyak mengundang sikap skeptic dan kritik. Dia Amerika pada awal tahun 70an hanya ada kurang dari separuh iklan yang dianggap jujur dan informative dari ribuan iklan yang ada waktu itu. Selebihnya diangngap berlebihan dan misrepresentation. Dampak iklan, Tentu saja iklan harus mengemukakan informasi yang penting dari produk yang bersangkutan dan juga membutuhkan kreavitas yang menembus kekacauan dari persaingan periklanan dan mendapatkan perhatian dari konsumen. Tujuan dari iklan adalah untuk menarik perhatian para pemirsa yang biasanya tidak tertarik pada pesan tersebut dab bagaimana pesan tersebut dapat disampsikan. Dalam periklanan etika sangatlah penting sehingga periklanan dapat memberikan informasi yang benar kepada mayarakat. Adalah fakta, iklan memangn memilik dampak pada kehidupan masyarakat atau setidaknya pada perkembangan industri, sebab itu ia terus ada dan diperlukan, selam aktivitas produksi dan kebutuhan mengkomunikasikan apa yang di produksi tetap ada. Namun proses ini selain memiliki efek yang diinginkan terhadap peningkatan produksi dan 2012 9 Marketing Commmunication Management Berliani Ardha, SE, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id pemasaran produk (dampak ekonomi) ia juga memiliki dampak lain yaitu dampak terhadap social budaya masyarakat. Guna mengurangi dampak negative dari iklan serta meredam kritik public terhadap industry periklanan pada tahun 1971 di Amerika oleh FTC (Federal Trade Commision) melakukan the substantiation program, program mengetatkan aturan yaitu biro iklan/pemasang iklan perlu melakukan: Testing terhadap klaim manfaat atau keungulan produk yang ingin ditampilkan dalam iklan. Memiliki dukungan dokumen yang sah dan dikenal bagi keunikan suatu produk yang ingin ditampilkan Affirmative disclosure, menyampaikan dokumen tambahan yang diminta misalnya tentang kelemehan suatu produk yang tidak disebut atau tidak ditampilkan di iklan. Corrective Advertisement, menghilangkan akibat yang mungkin timbul Karen ainformasi yang tidak akurat atau menyimpang pada iklan sebelumnya. Counter Commercial, paling controversial, memasangiklan yang isinya “bertentangan” dengan issue yang disampaikan iklan sebelumnya karena: a. Idenya dianggap controversial b. Memakai issue ilmiah yang menimbulkan kehebohan di masyarakat ilmiah sendiri c. Menyembunyikan side effect yang nerugikan dari suatu produk. Dampak ekonomi ataupun dampak social budaya iklan masing-masing bisa positif dan negative. Dampak ekonomi yang ditonjolkan biasanya yang positif aja, yaitu memperluas pilihan produk, membangun kepercayaan pada produsen dan membuat orang kenla dan ingat. Ketiganya bermuara pada meningkatkan penjualan yang memiliki multiplier effects luas dan berguna bagi perkembangan ekonomi masyarakat. DIsis lain dampak ekonomi yang negative kurang terekspos karena kalah oleh pengaruh dampak positifnya. Yang dianggap dampak ekonomi yang negative yaitu antara lain iklan dianggap membuat harga produk jadi lebih mahal dan iklan merupakan pemborosan. 2012 10 Marketing Commmunication Management Berliani Ardha, SE, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Sebaliknya pada dampak social budaya yang senantiasa dipermsalahkan adalah dampak negatifnya karena hal ini dianggap berbahaya dan berpengaruh pada kehidupan dan perilaku atau gaya hidup masyarakat, terutama bagi iklan yang dikembangkan oleh praktisi yang membuat iklan dengan tidak mencermati etika periklanan atau peraturan yang ada, bisa membuat kita menjadi seorang materialistis, iklan mendorong orang menjadi kosnumtif. Sbegaian ahli beranggapan indikasi atau sinyalemen ini sifatnya debatable. Iklan Ekonomi Sosial Budaya Positif (+) Positif (+) Pilihan Produk berkembang Perubahan Sikap/wawasan Kredibilitas produsen Gaya Hidup Dikenal dan diingat Negatif(-) Negatif(-) Harga lebih mahal, boros Konsumtif, Materialistis 2012 11 Marketing Commmunication Management Berliani Ardha, SE, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Dampak ekonomi Industri membuat berbagai kategori produk; ada roduk keperluan anak, ibu dan ayah. Ada produk keperluan rumah tangga, ada produk kosmetik, toiletries, kantoran, kamera, obat-obatan, bank, pariwisata dsb. Berbagai kategori produk ini merupakan “spesialisasi”. Pengkhususan produksi ini yang mengembangkan ekonomi dan tidak akan sukses hasil spesialisasi itu jika tidak dikomunikasikan. Salah satu bentuk komunikasi yang penting dan efektif adalah iklan. Inilah fungsi social iklan. Mlelui berbagai produk khusus dan proses komunikasi kita memperkaya khasanan hidup kita. Iklan adalah cara komunikasi paling efficient, dimana cara penggunaannya bersifat variatif sesuai kebutuhan. Pada saaat penjualan meunurn, budget iklan pun disesuaikan dan pada saat suatu produk baru dipasarkan dan ditargetkan dapat menjadi produk missal, maka dana iklan pun menjadi besar. Pada saaat perkemabangen ekonomi membaik, perkembangan budget atau belanja iklan juga meningkat. Ekonomi dibanguin oleh perkembangan produktivitas berbagai macam industry, yang khusus (special) membuat berbagai jenis produk sesuai minat dan kealiannya yang menuntu informasi tidak sekedar masalah ketersediaan produk (availability) dan harganya (price) saja, tapi diperlukan pula usaha peningkatan (improvement) produk dan usaha menghindari kelalaian produksi serta usaha menghindari kecenderungan menipu kepentingan konsumen. Konsumen suatu ketika misalnya menghendaki adanya produk cereal bervitamin. Produsen mendeteksinya dan membuat hal itu. Pemenuhan kebutuhan ini berhubungan dengan tingkat kepuasan. Dan keberhasilan pemasarannya berhubungan dengan keberhasilan mengkomunikasikanya dan sampai seberapa jauh produk itu bisa memenuhi aspirasi atau selera konsumen. Dalam kaitan ini secara teori dikatakan “lahirnya keputusan yang bertangguang jawab dari produsen untuk memproduksi suatu produk dimungkinkan oleh adanya peran komunikasi/iklan yang sangat besar dalam perkembangan ekonomi yang penuh dengan para spesialis industry ini”. Iklan atau industri periklanan memiliki peran besar dalam mengembangkan tingkat perekonomian suatu bangsa dengan cara merangsang aktifitas produksi melalui upaya persuasive yang sitematik dalam kegiatan komunikasi pemasaran suatu produk berlandaskan etika periklanan yang berlaku. Karena iklan memiliki pula “side effect” yang negative, sebab itu perlu hati-hati dalam pengguanaannnya. 2012 12 Marketing Commmunication Management Berliani Ardha, SE, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id DAMPAK SOSIAL BUDAYA Kita sama memaklumi media televise mampu menjangkau kurang lebih 60% dari penduduk Indonesia ataas dasar data dari 9 kota yang di survey AC Nielsen, bahkan data jangkauan TVRI yang diumumkan jauh sebelum TV swasta Hadir. TVRI waktu itu sudah mampu menjangkau hampir 80%penduduk Indonesia. Kemampuan penetrasi sebesar ini tentu memiliki konsekwensi tersendiri. Apalagi jika dikaitkan dengan data jumalah tayangan iklan yang menurut AC Nielsen awal tahun ini berjumlah sekitar 7000 spot sehari. Disamping memiliki daya jangkau yang paling luas Televisi juga punya kemampuan lain untuk :”mengikat” pemirsanya berlama-lama berada dihadapan layar kaca, yaitu kemampuan mempresntasikan tayangan dalam gerak dan warna serta kemapuan mendramatisasi tayangannya. Keampuhan Media TV ini antara lain ditujukan di Amerika diman aanak-anaka usia sekolah lebih banyak menghabisakn waktunya menonton iklan TV dariapada belajar disekolah. Hal yang sama kemungkinan juga terjadi di Indonesia. Situasi ini menjadi masalah kita semua; pemerintah, dunia usaha dan masyarakat secara umum. Menyadari betapa dinamisnya pengaruh media TV pada khalayak dan disisi lain mengingat kemampuannyta sebagai alat komunikasi pemasaran yang handal, maka kita harus berhati-hati dalam menggunakannya dan sudah bisa mengetahui berapa jauh pengaruhnya pada system nilai yang ada. Salah satu pengaruh yang sudah tampak dan disadari terjadap sistim nilai, gaya hidup dan sikap budaya masyarakat di Amerika, mungkin juga di Indonesia, yaitu masyarakat menjadi cenderung bersifat materialistis. Berorientasi kebendaan (things) karena tiap hari yang ditawarakan iklan TV adalah “benda” dan “benda” (produk), yang akhirnya mempengaruhi basic and inner needs dan aspiration individu. Individu bersikap dan bereaksi terhadap keinginan dan harapan hanya memakai “material solution” yang instan, tidak ada usaha atau mencari keahlian lain mengatasinya. Situasi ini timbul disebsbkan pula oleh dorongan secara eksternal yaitu keinginan berbuat dan bersikap “seperti tetangga” atau ingin jadi individu yang sukses dan popular. Sebetulnya apa yang direspons oleh iklan terhadap harapan dan keinginan seseorang hanyalah merupakan jawaban distortif dan kecenderungan over simplistic. 2012 13 Marketing Commmunication Management Berliani Ardha, SE, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Iklan sering pula dianggap menyajikan suasana/situasi yang menyimpang dari kenyataannya, tidak realistic. Bnayak menampilkan keluarga menengaj keatas, cenderung memakai etnis tertentu (indo). Dianggap lebih banyak menampilkan “mimpi” sang pembuat. Namun sebetulnya hal itu tidak demikian sederhana mengingat pembuatan iklan berkaitan dengan berbagai aspek lain. 2012 14 Marketing Commmunication Management Berliani Ardha, SE, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Belch, George E. & Michael A. Belch, Advertising & Promotion ; An Integrated Marketing Communication Perspectives, Fifth Edition, Irwin/Graw Hill, New York, 2001 Duncan, Tom.(2005) Advertising & IMC, 2nd Ed., McGraw-Hill Kasali, Rhenaldi, Manajemen Periklanan ; Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Jakarta : PT. Pustaka Utama Grafiti, 2007 Kasali, Rhenaldi, Membidik Pasar Indonesia ; Segmentasi, Targeting dan Positioning, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2001 Kotler,Philip & Kevin Lane Keller. 2008. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Indeks Shimp, Terence A, Periklanan & Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jilid II Edisi ke 5, University of South Carolina, Erlangga, 2000 2012 15 Marketing Commmunication Management Berliani Ardha, SE, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id