MODUL PERKULIAHAN Kapita Selekta Ilmu Sosial Paradigma Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi Fakultas Bidang Studi Ilmu Komunikasi Penyiaran Tatap Muka 01 Kode MK Disusun Oleh 85018 Finy F. Basarah, M.Si Abstract Kompetensi Pengertian, Hubungan Ilmu Sosial, Sosiologi, dan Komunikasi, Ruang lingkup, dan perkembangan Sosiologi Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan paradigma ilmu sosial dan komunikasi. Berikut penjelasan secara singkat bagaimana ilmu komunikasi terbentuk sekaligus dipengaruhi oleh berbagai displin ilmu; Awalnya, Ilmu Komunikasi terdapat pada banyak jurusan – ilmu pengetahuan, seni, matematika, sastra, biologi, bisnis, dan ilmu politik (Littlejohn&Foss, 2009:6) Sebenarnya, komunikasi masih diteliti dalam kurikulum universitas. Sebagai contoh, para sosiolog memfokuskan pada masyarakat dan proses sosial, serta melihat pula komunikasi sebagai salah satu faktor sosial yang penting dalam masyarakat. Para antropolog yang biasanya hanya tertarik pada kebudayaan memperlakukan komunikasi sebagai sebuah faktor yang membantu mengembangkan, mempertahankan, dan mengubah kebudayaan. Telah ada perkawinan silang antara komunikasi dan ilmu-ilmu lainnya. “Saat banyak disiplin ilmu telah mengambil keuntungan dari penggunaan model komunikasi, hal yang juga benar adalah bahwa mereka, selanjutnya, pemahaman kita telah tentang ditambahkan interaksi secara kemanusiaan” besar-besaran (Barnlund, ke dalam 1968, dalam Littlejohn&Foss, 2009:6). Robert T. Craig bahkan mengatakan bahwa komunikasi merupakan proses sosial yang utama dan mendasar (Craig, dalam Littlejohn&Foss, 2009:9). 1.1 Pengertian Sosiologi Sosiologi adalah pengetahuan atau ilmu tentang sifat masyarakat, perilaku masyarakat, dan perkembangan masyarakat. Sosiologi sendiri merupakan cabang Ilmu Sosial yang mempelajari masyarakat dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia. Sebagai cabang ilmu, sosiologi dicetuskan pertama kali oleh ilmuwan Prancis, August Comte, yang kemudian dikenal sebagai Bapak Sosiologi. Sebagai sebuah ilmu, sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain atau umum (Syarbaini, Rusdiyanta, & Fakthuri, 2012:1). Berikut ini definisi-definisi sosiologi yang dikemukakan oleh beberapa ahli (Syarbaini, Rusdiyanta, & Fakthuri, 2012:2-4): 1. Pitirim Sorokin. Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial (misalnya gejala 2014 1 Kapita Selekta Ilmu Sosial Finy F. Basarah, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id ekonomi, gejala keluarga, gejala moral, dan gerakan masyarakat). Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non-sosial, seperti gejala geografis, gejala biologis, dan juga ciri-ciri umum untuk semua jenis gelaja-gejala sosial lainnya. 2. Roucek dan Warren. Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok. Dalam kaitan ini, interaksi yang dibangun individu satu dengan yang lain dalam lingkungan masyarakat merupakan fokus kajian sosiologi. 3. William F. Ogburn dan Mayer F. Nimkopf. Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya, yaitu organisasi sosial. Dalam konteks ini, seorang sosiolog berusaha melakukan penelaahan lebih dalam tentang pola interaksi yang dibangun manusia. Penelaahan berkaitan erat dengan pertanyaan apa dan bagaimana hasil dari sebuah interaksi yang dilakukan oleh manusia dalam lingkungannya tersebut. 4. J.A.A Von Dorn dan C.J. Lammers. Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil. 5. Max Weber. Sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakantindakan sosial. 6. Selo Sumardjan dan Soelaeman Soemardi. Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial. 7. Paul B. Horton. Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan penelaahan pada kehidupan kelompok dan produk kehidupan kelompok tersebut. 8. Soerjono Sukanto. Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat. 9. William Kornblum. Sosiologi adalah suatu upaya ilmiah untuk mempelajari masyarakat dan perilaku sosial anggotanya dan menjadikan masyarakat yang bersangkutan dalam berbagai kelompok dan kondisi. 2014 2 Kapita Selekta Ilmu Sosial Finy F. Basarah, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 10. Allan Johnson. Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan dan perilaku terutama dalam kaitannya dengan suatu sistem sosial dan bagaimana sistem tersebut memengaruhi orang dan bagaimana pula orang yang terlibat di dalamnya memengaruhi sistem tersebut. Sosiologi sering disebut kajian tentang masyarakat atau kajian tentang kehidupan sosial. Menurut Horton dan Hunt (1987), pada hakekatnya sosiologi bukan sematamata ilmu murni (pure science) yang hanya mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak demi peningkatan kualitas ilmu itu sendiri, melainkan juga sebagai ilmu aplikasi (applied science) yang menyajikan cara-cara memanfaatkan pengetahuan ilmiahnya untuk memecahkan berbagai masalah praktis dan sosial yang terjadi yang harus ditanggulangi (Horton dan Hunt, 1987, dalam Syarbaini, Rusdiyanta, & Fakthuri, 2012: 4). Sebagai disiplin ilmu yang berdiri sendiri, maka ciri-ciri utama sosiologi adalah (Syarbaini, Rusdiyanta, & Fakthuri, 2012: 5): a. Sosiologi bersifat empiris, artinya bahwa ilmu pengetahuan tersebut didasarkan pada observasi terhadap kenyataan dan akal sehat serta hasilnya tidak bersifat spekulatif. b. Sosiologi bersifat teoritis, yaitu ilmu pengetahuan tersebut selalu berusaha untuk menyusun abstraksi dari hasil-hasil observasi. Abstraksi tersebut merupakan kerangka dari unsur-unsur yang tersusun secara logis serta bertujuan untruk menjelaskan hubungan-hubungan sebab akibat, sehingga menjadi teori. c. Sosiologi bersifat kumulatif, artinya bahwa teori-teori sosiologi dibentuk atas dasar teori-teori yang sudah ada dalam arti memperbaiki, memperluas serta memperhalus teori-teori yang lama. d. Bersifat non-etis, yaitu yang dipersoalkan bukanlah buruk atau tidaknya fakta tertentu, akan tetapi tujuannya adalah untuk menjelaskan fakta tersebut secara analitis. 2014 3 Kapita Selekta Ilmu Sosial Finy F. Basarah, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Perkembangan sosiologi ilmiah pada garis besarnya ditandai dengan pemikiran tokoh-tokoh sebagai berikut (Syarbaini, Rusdiyanta, & Fakthuri, 2012: 5): a. August Comte. Dia menekankan makna ilmiah dengan menggunakan metode-metode yang ada dalam ilmu eksakta untuk mempelajari gejalagejala sosial. Pendapat ini didukung oleh Emile Durkheim. b. Montesquieu. Sebagai seorang tokoh sosial politik, menyatakan dalam bukunya yang berjudul “Spirit of Laws” (1748) bahwa yang kita laporkan adalah “apa yang ada, dan bukan apa yang seharusnya ada”. Fakta-fakta sosial berbeda dengan benda-benda. 1.2 Pokok Bahasan Sosiologi 1.2.1 Berikut pokok bahasan sosiologi (Syarbaini, Rusdiyanta, & Fakthuri, 2012: 6-7): Fakta Sosial Fakta sosial adalah cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berada di luar individu dan mempunyai kekuatan memaksa dan mengendalikan individu tersebut. Contoh: di sekolah seorang murid diwajibkan untuk datang tepat waktu, menggunakan seragam, dan bersikap hormat kepada guru. Kewajiban-kewajiban tersebut dituangkan ke dalam sebuah aturan dan memiliki sanksi tertentu jika dilanggar. Dari contoh tersebut bisa dilihat adanya cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang ada di luar individu (sekolah), yang bersifat memaksa dan mengendalikan individu (murid). 1.2.2 Tindakan Sosial Tindakan sosial adalah suatu tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang lain. Contoh, menanam bunga untuk kesenangan pribadi bukan merupakan tindakan sosial, tetapi menanam bunga untuk diikutsertakan dalam sebuah lomba sehingga mendapatkan perhatian orang lain, merupakan tindakan sosial. 2014 4 Kapita Selekta Ilmu Sosial Finy F. Basarah, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 1.2.3 Khalayan Sosiologis Khalayan sosiologis diperlukan untuk dapat memahami apa yang terjadi di masyarakat maupun yang ada dalam diri manusia. Menurut Wright Mills, dengan khalayan sosiologi, kita mampu memahami sejarah masyarakat, riwayat hidup pribadi, dan hubungan antara keduanya. Alat untuk melakukan khalayan sosiologis adalah troubles dan issues. Troubles adalah permasalahan pribadi individu dan merupakan ancaman terhadap nilai-nilai pribadi. Issues merupakan hal yang ada di luar jangkauan kehidupan pribadi individu. Contoh, jika suatu daerah hanya memiliki satu orang yang menganggur, maka pengangguran itu adalah trouble. Masalah individual ini pemecahannya bisa lewat peningkatan keterampilan pribadi. Sementara jika di kota tersebut ada 12 juta penduduk yang menganggur dari 18 juta jiwa yang ada, maka pengangguran tersebut merupakan issue, yang pemecahannya menuntut kajian lebih luas lagi. 1.2.4 Realitas Sosial Seorang sosiolog harus bisa menyingkap berbagai tabir dan mengungkap tiap helai tabir menjadi suatu realitas yang tidak terduga. Syaratnya, sosiolog tersebut harus mengikuti aturan-aturan ilmiah dan melakukan pembuktian secara ilmiah dan objektif dengan pengendalian prasangka pribadi, dan pengamatan tabir secara jeli serta menghindari penilaian normatif. 1.3 Ruang Lingkup Sosiologi Ruang lingkup kajian sosiologi (Veeger, 1985, dalam Syarbaini, Rusdiyanta, & Fakthuri, 2012: 7-8) adalah perilaku manusia yang selalu dilihat dalam kaitannya dengan struktur-struktur kemasyarakatan dan kebudayaan yang dimiliki, dibagi dan ditunjang bersama. Sosiologi mempelajari perilaku sosial manusia dengan meneliti kelompok yang dibangunnya seperti keluarga, suku bangsa, komunitas dan pemerintahan dan berbagai organisasi sosial, agama, politik, dan bisnis. Selain mengamati perilaku dan interaksi kelompok, sosiologi juga menelusuri asal-usul pertumbuhannya serta menganalisis pengaruhnya terhadap anggotanya. Ruang lingkup sosiologi sangat luas, karena meliputi masyarakat, komunitas, keluarga, perubahan gaya hidup, strukutur, mobilitas sosial, gender, interaksi sosial, perubahan sosial, perlawanan sosial, konflik, integrasi, dan sebagainya. 2014 5 Kapita Selekta Ilmu Sosial Finy F. Basarah, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Dalam pandangan Hoult (1969, dalam Syarbaini, Rusdiyanta, & Fakthuri, 2012: 8), sosiologi jelas merupakan ilmu sosial yang objeknya adalah masyarakat, merupakan ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri, karena sosiologi adalah disiplin intelektual yang secara khusus, sistematis, dan terandalkan mengembangkan pengetahuan tentang hubungan sosial manusia pada umumnya dan tentang produk dari hubungan tersebut. Fokus pembahasannya adalah interaksi manusia, yakni pada pengaruh timbal balik diantara dua orang atau lebih dalam perasaan, sikap, dan tindakan. Selo Soemardjan dan Soeleman Soemardi mendefinisikan sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial – termasuk perubahan sosial. Struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok, yakni kaidah-kaidah sosial, lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok serta lapisan-lapisan sosial. Proses sosial adalah pengaruh timbal balik antara berbagai kehidupan bersama (Syarbaini, Rusdiyanta, & Fakthuri, 2012:8). Rakyat merupakan keseluruhan penduduk suatu wilayah atau daerah yang berdaulat, tanpa mempersoalkan cara bergaul atau cara hidupnya. Dalam konsep politik istilah rakyat selalu berhadapan dengan eksistensi pemerintahan. Rakyat adalah mereka yang menerima undang-undang dasar (konstitusi). Sedangkan bangsa diartikan sebagai atribut atau isi Negara. Oleh sebab itu bangsa ialah warga Negara selaku pewaris Negara (republik), sehingga setiap orang praktis memiliki hak dan kewajiban. Sedangkan pengertian masyarakat sangat beragam rumusannya, tergantung aspek apa yang menjadi inti definisinya. Namun demikian secara umum pengertian masyarakat adalah sejumlah manusia yang hidup dalam suatu lingkungan, dalam kurun waktu yang cukup lama sehingga melahirkan budaya dengan satu kesatuan kriteria dalam memiliki sistem hidup bersama. Dan, sistem hubungan kemasyarakatan yang menjadi pokok bahasan sosiologi adalah hubungan kekerabatan, hubungan pergaulan, hubungan kerja, hubungan pemerintahan, hubungan formal dan informal, hubungan alumni, hubungan daerah asal kelahiran atau keturunan, hubungan bisnis, dan lain sebagainya (Syarbaini, Rusdiyanta, & Fakthuri, 2012: 8-9). Dalam setiap aspek kehidupan bersama terdapat unsur-unsur yang sama, yang dinamakan unsur sosial atau unsur kemasyarakatan, Unsur sosial inilah yang menjadi ruang lingkup sosiologi. Unsur-unsur sosial yang pokok adalah normanorma atau kaidah-kaidah sosial, lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok serta lapisan sosial. Kesemua ini terjalin satu sama lain yang saling berhubungan yang dapat dinamakan struktur sosial. Pengaruh timbal balik dari unsur-unsur tersebut 2014 6 Kapita Selekta Ilmu Sosial Finy F. Basarah, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id merupakan bentuk dari proses sosial. Sehingga sosiologi melakukan kajian tentang struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan-perubahan sosial. Objek sosiologi adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antar manusia, dan proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat. Pada umumnya perhatian penyidikan ditujukan kepada gejala-gejala sosial, seperti agama, adat istiadat, sistem keluarga dan lembaga-lembaga politik. Pada hakekatnya sosiologi tidak mempelajari apa yang seharusnya atau yang diharapkan, melainkan mempelajari apa yang nyata-nyata ada atau terjadi. Dengan semikian sosiologi memenuhi persyaratan sebagai suatu ilmu pengetahan (Syarbaini, Rusdiyanta, & Fakthuri, 2012: 9-10). Berikut pengertian masyarakat itu sendiri menurut para ahli (Syarbaini, Rusdiyanta, & Fakthuri, 2012: 10): a. Mac Iver dan Page, “Masyarakat adalah suatu sistem dari kebiasaan dan tata cara, dari wewenang dan kerjasama antara berbagai kelompok dan penggolongan dari pengawasan tingkah laku serta kebebasan-kebebasan manusia. Keseluruhan yang selalu berubah ini kita sebut masyarakat. Masyarakat merupakan jalinan hubungan sosial, dan masyarakat selalu berubah”. b. Ralph Linton, “Masyarakat merupakan setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja bersama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas.” c. Nadel, “masyarakat adalah suatu kumpulan manusia yang terikat dalam suatu kesatuan, yaitu yang bertindak secara terintegerasi dan tetap serta bersifat kekal dan stabil.” d. Selo Soemardjan, “masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama, yang menghasilkan kebudayaan”. Dari berbagai definisi tersebut, maka unsur-unsur masyarakat adalah: a. Manusia yang hidup bersama. b. Bercampur untuk waktu yang lama. 2014 7 Kapita Selekta Ilmu Sosial Finy F. Basarah, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id c. Mereka sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan. d. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama. Sejak lahir, manusia mempunyai naluri untuk hidup berkawan sehingga disebut social animal. Setiap masyarakat mempunyai komponen-komponen dasar sebagai berikut (Syarbaini, Rusdiyanta, & Fakthuri, 2012: 10-11): a. Populasi, yakni warga-warga suatu masyarakat yang dilihat dari sudut pandangan kolektif. b. Kebudayaan, yaitu hasil karya, cipta, dan rasa dari kehidupan bersama yang mencakup sistem lambang-lambang dan informasi. c. Hasil-hasil kebudayaan material. d. Organisasi sosial, yakni jaringan hubungan antara warga-warga masyarakat yang bersangkutan, antara lain mencakup warga masyarakat secara individual, peranan-peranan, kelompok-kelompok sosial, dan kelas-kelas sosial. e. Lembaga-lembaga sosial dan sistemnya. Masyarakat sebagai kenyataan objektif adalah produk manusia. Manusia dengan segala dinamikanya adalah pembentuk masyarakat itu sendiri. Masyarakat di mana manusia-manusia berada, nilai dan aturan sosial yang menentukan mereka semuanya adalah produk dan buatan manusia. Sekalipun dalam sosiologi terdapat berbagai macam spesialisasi atau cabang-cabang ilmu, namun ide atau konsep mendasar yang menjadi objek sosiologi telah disepakati ahli sosiologi, yaitu (Syarbaini, Rusdiyanta, & Fakthuri, 2012: 19-20): a. Masyarakat dan sosial setting lainnya, seperti nilai dan norma sosial adalah hasil karya atau produk manusia. Masyarakat sebagai kenyataan objektif adalah produk manusia. Manusia dengan segala dinamikanya adalah pembentuk masyarakat itu sendiri, masyarakat di mana manusia-manusia berada, nilai, dan aturan-aturan sosial yang menuntun mereka semuanya adalah produk dan buatan manusia. Sebagai contoh, zaman dahulu ada larangan memotong kuku di malam hari karena dianggap “tabu”, alasannya 2014 8 Kapita Selekta Ilmu Sosial Finy F. Basarah, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id adalah malam hari gelap sehingga berbahaya menggunakan pisau pemotong, namun sekarang malam hari cukup terang sehingga larangan itu tidak dipakai lagi. Jadi manusia tidak lagi menggunakan norma itu. b. Masyarakat memengaruhi dan membentuk perilaku manusia. Manusia sebagai pencipta masyarakat adalah kenyataan objektif dan masyarakat akan memengaruhi kembali manusia yang menciptakannya. Proses ini berlangsung dalam tiga proses, yaitu eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Sosiologi juga mempunyai kegunaan bagi proses pembangunan, terutama dalam hal-hal sbb.: 1. Pada tahap perencanaan pembangunan, untuk mengidentifikasi kebutuhankebutuhan sosial, pusat perhatian sosial, stratifikasi sosial, pusat-pusat kekuasaan, sistem dan saluran komunikasi sosial. 2. Pada tahap pelaksanaan, meliputi identifikasi terhadap kekuatan-kekuatan sosial dalam masyarakat, pengamatan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. 3. Pada tahap evaluasi, yaitu analisa terhadap efek-efek sosial dari pembangunan. Perencanaan sosial dewasa ini menjadi ciri yang umum bagi masyarakat-masyarakat yang sedang mengalami perubahan-perubahan atau perkembangan. Sebenarnya perencanaan sosial yang bertujuan untuk melihat jauh ke depan yang telah juga dipikirkan oleh para sosiolog terdahulu. Menurut Ogburn dan Nimkoff, prasyarat suatu perencanaan sosial yang efektif, adalah: 1. Adanya unsur-unsur modern dalam masyarakat yang mencakup suatu sistem ekonomi di mana telah digunakan uang, urbanisasi yan teratur, intelegensia di bidang teknik dan ilmu pengetahuan dan suatu sistem administrasi yang baik. 2. Adanya sistem pengumpulan keterangan dan analisa yang baik. 3. Terdapatnya sikap publik yang baik terhadap usaha-usaha perencanaan. 2014 9 Kapita Selekta Ilmu Sosial Finy F. Basarah, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 4. Adanya pimpinan ekonomi dan politik yang progresif. Selanjutnya untuk melaksanakan perencanaan sosial tersebut dengan baik, diperlukan organisasi yang baik yang berarti adanya disiplin di satu pihak dan hilangnya kemerdekaan di pihak lain Bagi pembangunan, maka sosiologi dapat dimanfaatkan untuk memberikan data sosial pada taha-tahap perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi proses pembangunan. Di dalam penelitian, misalnya penelitian komunikasi, sosiologi dapat dimanfaatkan bagi perencanaan sistem komunikasi massa, penerapannya, maupun penilaian proses tersebut. Daftar Pustaka Littlejohn, Stephen W, dan Karen A. Foss. 2009. Teori Komunikasi. Jakarta: Salemba Humanika Syarbaini, Syahrial, Rusdiyanta dan Fatkhuri. 2012. Konsep Dasar Sosiologi & Antropologi. Jakarta: Hartomo Media Pustaka 2014 10 Kapita Selekta Ilmu Sosial Finy F. Basarah, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id