Analisis perbedaan individu terhadap konsumen

advertisement
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsumen
Konsumen (pelanggan) adalah semua individu dan rumah tangga yang
membeli atau memperoleh barang atau jasa untuk dikonsumsi pribadi (Kotler, 2000).
Konsumen dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu konsumen individu dan
konsumen organisasi. Konsumen individu melakukan kegiatan konsumsi tidak hanya
untuk dirinya sendiri tapi dapat juga digunakan orang lain seperti anggota keluarga
dan teman.
2.2. Karakteristik Konsumen
Setiap perusahaan harus memahami kepuasan konsumennya. Tidak adanya
pemahaman terhadp motivasi, kebutuhan dan preferensi konsumen merupakan
sumber kegagalan terbesar bagi pemasaran perusahaan. Mempelajari kebutuhan
konsumen, dapat memberikan petunjuk bagi pengembngan produk baru, keunggulan
produk, penentuan harga, saluran pemasaran, dan pesan iklan serta elemen bauran
pemasaran lainnya. Konsumen memiliki karakteristik yang dapat mempengaruhi
perilaku dalam proses pembelian. Karakteristik demografi dapat dilihat dari faktorfaktor seperti usia, jenis kelamin, status pernikahan, pendidikan, pekerjaan, agama,
suku bangsa, pendapatan, lokasi geografi dan kelas sosial. Karakteristik demografi
barkaitan dengan sub-budaya yang membagi masyarakat ke dalam kelompokkelompok. Pembagian kelompok tersebut biasanya berdasarkan usia, jenis kelamin,
tempat tinggal, pekerjaan dan sebagainya. Perbedaan pada kelompok-kelompok
masyarakat tersebut dapat menjadi dasar pada perbedaan karakteristik sosial,
ekonomi, dan demografi.
2.3. Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen erat kaitannya dengan bagaimana perilaku konsumen
akhir membeli atau mengkonsumsi suatu produk untuk memenuhi kebutuhannya.
Dalam perilaku pembeliannya, konsumen mengalami proses keputusan pembelian
yang didalamnya dipengaruhi oleh pengaruh dari luar (pengaruh eksternal) dan
pengaruh dari dalam dirinya (pengaruh individu dan proses psikologis). Perilaku
konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong
tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan,
menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal diatas atau kegiatan
mengevaluasi.
Menurut Engel, Roger dan Paul (1994) “Perilaku konsumen sebagai tindakan
yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan
produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli
tindakan ini”. Beliau mengemukakan bahwa determinan perilaku konsumen jatuh ke
dalam kategori :
1. Pengaruh lingkungan;
2. Perbedaan dan pengaruh individual;
3. Proses psikologis.
PENGARUH LINGKUNGAN
Budaya
Kelas Sosial
Pengaruh /pribadi
Keluarga
situs
PERBEDAAN
INDIVIDU
Sumberdaya Konsumen
Motivasi & Keterlibatan
Pengetahuan
Sikap
Kepribadian, Gaya hidup
PROSES
KEPUTUSAN
Pengenalan kebutuhan
Pencarian informasi
Evaluasi alternatif
Pembelian
Hasil
PROSES
PSIKOLOGIS
Pengolahan
Informasi
Pembelajaran
Perubahan
Sikap/perilaku
STRATEGI PEMASARAN
Gambar 1. Model perilaku pengambilan keputusan konsumen dan pengaruhpengaru terhadapnya
2.3.1 Pengaruh Lingkungan
Menurut Engel, Roger dan Paul (1994), konsumen hidup dalam keinginan
yang kompleks sehingga pengaruh yang diterima sebagai hasil interaksi dalam
lingkungan pun menjadi kompleks. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi proses
keputusan pembelian adalah:
a. Budaya
Budaya merupakan kumpulan nilai, persepsi, preferensi, serta perilaku
keluarga dan lembaga-lembaga penting lainnya. Budaya menjadi penentu
keinginan dan perilaku yang paling mendasar. Budaya memperlengkap orang
dengan rasa identitas dan pengertian akan perilaku yang dapat diterima di
dalam masyarakat.
b. Kelas sosial
Menurut Engel, Roger dan Paul (1994), kelas sosial mengacu pada
pengelompokkan orang-orang yang sama dalam perilaku mereka berdasarkan
posisi ekonomi mereka di dalam pasar. Kelompok status mencerminkan suatu
harapan komunitas akan gaya hidup di kalangan masing-masing kelas dan
juga estimasi sosial yang positif atau negatif mengenai kehormatan yang
diberikan kepada masing-masing kelas. Variabel penting lainnya adalah
pekerjaan, prestasi, pribadi, pemilikan, orientasi nilai, dan kesadaran kelas.
c. Pengaruh pribadi
Pengaruh pribadi ini akan memainkan peranan penting, khususnya apabila
terdapat tingkat keterlibatan tinggi. Menurut Engel, Roger dan Paul (1994),
pengaruh pribadi akan diekspresikan melalui kelompok acuan maupun
melalui kelompok acuan maupun melalui komunikasi lisan. Pengaruh pribadi
sangat menentukan keputusanpembelian terhadap
suatu produk tertentu.
Konsumen yang selektif akan melibatkan diri mereka dalam proses
pengambilan keputusan pembelian.
d. Keluarga
Kegiatan konsumen dalam melakukan pembelian tidak hanya ditentukan oleh
kebutuhan sendiri, tetapi juga dipengaruhi oleh kebutuhan keluarganya. Engel,
Roger dan Paul (1994) menyatakan keluarga adalah kelompok yang terdiri
atas dua orang atau lebih yang dihubungkan melalui darah, perkawinan,
adopsi, dan yang tinggal bersama.
e. Situasi
Situasi dapat memberikan pengaruh yang kuat dalam perilaku konsumen.
Menurut Engel, Roger dan Paul (1994) pengaruh situasi dapat dipandang
sebagai pengaruh yang timbul dari faktor khusus untuk waktu dan tempat
yang spesifik. Karakteristik situasi konsumen menurut Engel, Roger dan Paul
(1994) terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan sosial, waktu, tugas, dan
keadaan atesden (suasana hati sementara). Selain karakteristik, jenis situasi
memberikan dampak potensial dari faktor lingkungan yaitu situasi
komunikasi, situasi pembelian, dan situasi pemakaian.
2.3.2 Perbedaan Individu
Perbadaan individu merupakan faktor (interpersonal) yang menggerakkan dan
mempengaruhi perilaku. Perbedaan individu terdiri dari: sumberdaya konsumen,
motivasi, keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, nilai dan gaya hidup.
1. Sumberdaya Konsumen
Menurut Engel, Roger dan Paul (1994), konsumen memiliki sumberdaya
utama yang mereka gunakan dalam proses pertukaran dan melalui proses ini
pemasaran memberikan barang dan jasa. Ketiga sumberdaya ini adalah ekonomi,
temporal, dan kognitif. Secara praktis, ini berarti bahwa pemasar bersaing untuk
mendapatkan uang, waktu, dan perhatian konsumen. Adapun ketiga sumberdaya
tersebut dijelaskan sebagai berikut:
• Sumberdaya Ekonomi
Keputusan konsumen sehubungan dengan produk dan merk sangat
dipengaruhi oleh jumlah sumberdaya ekonomi yang mereka punya atau mereka miliki
pada masa datang. Harapan konsumen mengenai pendatangan masa datang menjadi
variabel penting dalam meramalkan perilaku konsumen. Walaupun pendapatan
individu sekarang menentukan apa yang mungkin dibeli, harapan mengenai masa
datang kerap mempengaruhi, khususnya sewaktu menganalisis pembelian barang
tahan lama.
• Sumberdaya Temporal
Salah satu variabel yang paling individual dari perilaku manusia berhubungan
dengan bagaiman orang menggunakan anggaran waktu mereka. Sumberdaya
konsumen terdiri atas dua kendala anggaran yaitu anggaran uang dan anggaran
waktu. Walaupun pendapatan memungkinkan konsumen membeli segalanya lebih
banyak. Mengerjakan lebih banyak hal, sebagaimana berlawanan dengan membeli
lebih banyak hal, memerlukan sumberdaya tambahan, yaitu waktu. Karena
pendapatan yang leluasa digunakan terus meningkat didalam masyarakat, pasar untuk
barang atau jasa yang berhubungan dengan waktu menjadi lebih penting. Untuk
konsumen yang kaya, perhatian utama menjadi pembelian lebih banyak waktu
ketimbang lebih banyak produk. Nilai waktu meningkat ketika anggaran waktu
meningkat, sehingga meningkat kemungkinan pemasar menaikkan nilai produk lebih
besar daripada biaya tambahan karena mengerjakannya.
• Sumberdaya Kognitif
Sumberdaya kognitif menggambarkan kapasitas mental yang tersedia untuk
menjalankan berbagai kegiatan pengolahan informasi. Alokasi kapasitas kognitif
dikenal sebagai perhatian (attention). Perhatian terdiri dari dua dimensi yaitu arahan
dan intensitas. Arahan menggambarkan fokus perhatian. Karena konsumen tidak
dapat mengolah semua stimulus internal dan eksternal yang tersedia pada saat
tertentu, mereka harus selektif dalam cara mereka mengalokasikan sumberdaya yang
terbatas ini. Beberapa stimulus akan mendapatkan perhatian, yang lain akan
diabaikan. Intensitas sebaliknya, mengacu pada jumlah kapasitas yang difokuskan
pada arahan tertentu. Konsumen akan sering mengalokasikan hanya kapasitas yang
diperlukan untuk mengidentifikasi stimulus sebelum mengarahkan kembali perhatian
mereka ke tempat lain.
Dari penjelasan yang terurai di atas, sumberdaya konsumen merupakan alat
yang dimiliki produk dan jasa demi memuaskan kebutuhannya.
2. Motivasi
Kebutuhan adalah variabel utama dalam motivasi. Kebutuhan dapat diartikan
sebagai perbadaan yang didasari antara keadaan ideal dan keadaan sebenarnya, yang
memadai untuk mengaktifkan perilaku. Sedangkan keterlibatan mengacu pada tingkat
relevansi yang didasari dalam tindakan pembelian dan konsumsi. Model motivasi
dapat digambarkan sebagai berikut:
Belajar
Kebutuhan
dan keinginan
tidak terpenuhi
Tekanan
Dorongan
Perilaku
Tujuan
memenuhi
kebutuhan
Proses kognitif
Tekanan berkurang
Gambar 2. Model motivasi
Gambar 2 diatas menguraikan bahwa motivasi berawal dari kebutuhan dan
keinginan yang tidak terpenuhi. Hal ini menimbulkan tekanan yang menyebabkan
manusia terdorong untuk memenuhi kebutuhan. Perilaku yang ditampilkan
dipengaruhi oleh proses pembelajaran yang pada gilirannya akan membuat proses
kognitif seseorang bias berubah seiring dengan banyaknya input yang memperkaya
kognitif tersebut.
Suatu kebutuhan akan berubah menjadi motif apabila kebutuhan itu telah
mencapai tingkat tertentu. Motif adalah suatu kebutuhan yang cukup menekan
seseorang untuk mengejar kepuasan. Beberapa ahli telah mengemukakan tentang
teori motivasi, salah satunya yaitu Abraham Maslow (Teori Maslow).
3. Keterlibatan
Menurut Engel, Roger dan Paul (1994) mengatakan bahwa keterlibatan adalah
persepsi kepentingan atau minat personal, yang dibangkitkan oleh suatu stimulus
dalam situasi tertentu. Keterlibatan merupakan fungsi, objek dan situasi. Dimana
fungsi tersebur dimaksudkan sebagai ringgi-rendahnya keterlibatan dipengaruhi oleh
faktor pembeli, faktor produk, dan situasi pembeli yang dihadapi. Keterlibatan
diartikan sebagai objek (produk) dianggap instrumental dalam memenuhi kebutuhan,
tujuan, dan nilai. Namun, signifikasi suatu objek dalam memenuhi kebutuhan yang
bervariasi berdasarkan situasi. Jadi, ketiga faktor orang, objek dan situasi harus
dipertimbangkan dalam keterlibatan.
4. Pengetahuan
Menurut Engel, Roger dan Paul (1994), pengetahuan merupakan faktor penentu
utama dari perilaku konsumen. Pengetahuan konsumen terdiri dari informasi yang
disimpan di dalam ingatan. Pengetahuan dapat dibedakan menjadi pengetahuan
produk, pembelian dan pemakaian. Pengetahuan produk mencakup kesadaran akan
kategori dan merek produk, atribut atau ciri produk dan kepercayaan tentang kategori
produk secara umum dan mengenai merek secara spesifik. Pengetahuan pembelian
mencakup berbagai macam potongan informasi yang dimiliki konsumen yang
berhubungan erat dengan memperoleh produk. Dimensi dasar dari pengetahuan
pembelian melibatkan informasi berkenaan dengan keputusan tentang dimana produk
tersebut harus dibeli dan kapan pembelian harus terjadi. Pengetahuan pemakaian
mencakup informasi yang tersedia di dalam ingatan mengenai bagaimana suatu
produk dapat digunakan dan apa yang diperlukan agar benar-benar konsumen
menggunakan produk tersebut.
5. Sikap
Menurut Engel, Roger dan Paul (1994), sikap merupakan suatu evaluasi
menyeluruh yang memungkinkan orag berespon dengan cara menguntungkan atau
tidak secara konsisten dengan objek atau alternatif yang diberikan. Sikap sangat
berguna bagi seorang pemasar. Hal ini dikarenakan sikap sering digunakan untuk
menilai keefektifan kegiatan pemasaran, membantu mengevaluasi tindakan
pemasaran sebelum dilaksanakan di pasar dan sangat berhasil dalam membentuk
pangsa pasar dan memilih pangsa target.
6. Kepribadian, gaya hidup, dan demografi
Kepribadian,
gaya
hidup,
dan
demografi
merupakan
sistem
yang
pentingkepribadian didefinisikan sevagai respon yang konsisten terhadap stimulus
lingkungan. Menurut Engel, Roger dan Paul (1994) demografi merupakan fenomena
yang paling banyak dibicarakan, dimana demografi ini mendeskripsikan pangsa
konsumen berdasarkan usia, pendidikan dan pendapatan. Sedangkan gaya hidup
merupakan pola dimana orang hidup dan menghabiskan waktu serta uang. Menurut
Setiadi (2003), gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai cara hidup yang
diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas) apa
yang mereka anggap penting dalam lingkungannya (ketertarikan), dan apa yang
mereka pikirkan tentang diri mereka dan duni sekitarnya (pendapat). Berdasarkan
penelitian ini, pengukuran untuk gaya hidup menggunakan AIO, A untuk activities
(kegiatan), I untuk interest (niat), dan O untuk opinion(opini).
Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa gaya hidup
lebih menggambarkan perilaku seseorang yaitu bagaimana ia hidup menggunakan
uangnya dan memanfaatkan waktunya. Gaya hidup sering kali digambarkab dengan
kegiatan, minat dan opini seseotang, intinya perubahan gaya hidup akan mengubah
pola konsumsi seseorang.
Konsep yang terkait dengan gaya hidup adalah psikografik.
Psikografik
adalah suatu instrumen untuk mengukur gaya hidup, yang memberikan pengukuran
kuantitatif dan dapat dipakai untuk menganalisa data yang sengat besar. Pernyataan
AIO di dalam studi psikografik mungkin bersifat umum atau spesifik.
Tabel 2. Kategori AIO dari Studi Mengenai Gaya Hidup
Kegiatan
Minat
Opini
Demografi
Kerja
Hobi
Peristiwa sosial
Liburan
Hiburan
Keanggotaan
klub
Komunitas
Berbelanja
Olahraga
Keluarga
Rumah
Pekerjaan
Komunitas
Rekreasi
Mode
Makanan
Media
Prestasi
Diri mereka
sendiri
Isu sosial
Politik
Bisnis
Ekonomi
Pendidikan
Produk
Masa depan
Budaya
Usia
Pendidikan
Pendapatan
Pekerjaan
Ukuran keluarga
Tempat tinggal
Geografi
Ukuran kota
Tahap di dalam siklus
kehidupan
Sumber Engel, Roger dan Paul (1994)
2.4. Proses Keputusan
Proses keputusan pembelian konsumen terjadi melalui tahapan pengenalan
kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, proses pembelian dan hasil pembelian.
Berikut gambar proses pembelian:
Pengenalan
Kebutuhan
Pencarian
informasi
Evaluasi
alternatif
Pembelian
Hasil
Gambar 3. Tahapan pengambilan keputusan pembelian
1. Pengenalan Kebutuhan
Menurut Engel, Roger dan Paul (1994), pengenalan kebutuhan merupakan
persepsi atas perbedaan antara keadaan yang diinginkan dengan situasi aktual
yang memadai untuk menggugah dan mengaktifkan proses kebutuhan. Proses
kebutuhan pembelian suatu produk terjadi ketika kebutuhan mulai dirasakan
dan dikenali.
2. Pencarian Informasi
Faktor yang menjadi minat utama pemasar adalah sumber-sumber informasi
utama yang menjadi acuan konsumen dan pengaruh relatif tiap sumber
tersebut terhadap keputusan pembelian selanjutnya. Pengaruh sumber
informasi berbeda-beda bergantung dari jenis produk dan karakteristik
pembeli. Menurut Engel, Roger dan Paul (1994), konsumen yang telah
mengenali kebutuhannya akan terlibat dalam pencarian informasi akan
pemuas kebutuhan yang potensial. Pencarian informasi dapat didefinisikan
sebagai aktivitas termotivasi dari pengetahuan yang tersimpan dalam ingatan
atau perolehan informasi dari lingkungan.
3. Evaluasi Alternatif
Konsumen memiliki sikap yang berbeda-beda dalam memandang atributatribut yang dianggap relevan dan penting. Mereka akan memberi perhatian
terbesar pada atribut yang memberikan manfaat yang dicarinya. Pasar sebuah
produk sering dapat disegmentasikan berdasarkan atribut yang menonjol
dalam sekelompok konsumen yang berbeda-beda.
4. Pembelian
Strategi yang digunakan untuk membuat pilihan akhir disebut sebagai kaidah
keputusan. Kaidah ini disimpen dalam ingatan dan diperoleh kembali jika
dibutuhkan. Kaidah keputusan sangat sederhana misalnya terhadap akan
pemikiran produk apa yang dibeli konsumen terakhir kali dan hari-hari
tertentu serta sangat kompleks dimana dapat menyerupai model sikap banyak
atribut. Tahap evaluasi konsumen membentuk preferensi atas merek-merek
dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga akan membentuk niat untuk
membeli produk yang paling disukai.
5. Hasil
Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami tingkat kepuasan atau
ketidakpuasan tertentu. Pengaruh positif terhadap pembelian berikutnya akan
timbul jika konsumen merasa puas. Menurut Engel, Roger dan Paul (1994),
konsumen tidak terhenti pada tahapan pembelian dalam proses keputusan
pembelian tapi konsumen melakukan evaluasi terhadap pilihan produk yang
dibelinya. Pada tahap hasil pembelian, konsumen melakukan evaluasi untuk
mengetahui alternatif yang dipilih telah memenuhi kebutuhan dan harapan
segera setelah digunakan.
Keputusan pembelian merupakan tahap dalam proses pengambilan keputusan
pembelian, dimana konsumen benar-benar membeli produk. Pada tahap evaluasi, para
konsumen membentuk preferensi atas merek-merek dalam kumpulan pilihan.
Konsumen juga mungkin membentuk niat untuk membeli produk yang paling
disukai. Menurut Kotler (2005) terdapat dua faktor yang mempengaruhi niat
pembelian dan keputusan pembelian, kedua faktor tersebut adalah:
1. Sikap Orang Lain
Sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai seseorang
akan bergantung pada dua hal, yaitu intensitas sikap negatif orang lain
terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk
menuruti keinginan orang lain.
2. Situasi yang Tidak Terantisipasi
Faktor situasi yang tidak terantisipasi dapat muncul dan mengubah niat
pembelian. Untuk lebih jelasnya kondisi mengenai keputusan pembelian dapat
dilihat pada Gambar 4 berikut.
Sikap
Orang Lain
Evaluasi
Alternatif
Niat
Pembelian
Keputusan
Pembelian
Situasi yang
tidak
terantisipasi
Gambar 4. Tahapan antara evaluasi alternatif dan keputusan pembelian
Diantara niat pembelian dan keputusan membeli yang dilakukan oleh
konsumen, dipengaruhi oleh banyak hal berupa stimuli yang datang dari informasi
mengenai produk, harga, lokasi, dan promosi yang berpengaruh menyangkut masalah
ekonomi keuangan, teknologi, politik, budaya dan sebagainya. Lalu konsumen akan
mengolah segala informasi tersebut dan diambillah berupa respon yang muncul
mengenai produk apa yang dibeli, merek, toko yang dipilih dan waktu pembelian.
Marketing Stimuli
Buyer’s Black Box
Buyer’s Responses
Product
Economic
Buyer
Price
Technology
Place
Political
Buying
Characteristic Decision
Process
Promotion Cultural
Product choice
Brand choice
Dealer choice
Purchase amount
Gambar 5. Model of buyer behaviour
Keputusan konsumen untuk memodifikasi, menunda atau menghindari suatu
keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh resiko yang dirasakan. Ada empat
keputusan yang dilakukan konsumen, yaitu:
1. Pilihan Produk
Perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada konsumen yang berniat
membeli sebuah produk serta alternatif yang mereka pertimbangkan.
a. Keunggulan produk, berupa tingkat kualitas yang diharapkan oleh
konsumen pada produk yang dibutuhkannya dari berbagai pilihan produk
yang ada.
b. Manfaat produk, berupa tingkat kegunaan yang dapat dirasakan oleh
konsumen pada tiap pilihan produk dalam memenuhi kebutuhannya.
c. Pemilihan produk, berupa pilihan konsumen pada produk yang dibelinya,
sesuai dengan kualitas yang diinginkan dan manfaat yang akan
diperolehnya.
2. Pilihan Merek
Setiap merek memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri, sehingga konsumen
harus memutuskan merek mana yang akan dibeli. Dalam hal ini perusahaan
harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merek.
a. Ketertarikan pada merek, berupa ketertarikan pada citra merek yang telah
melekat pada produk yang dibutuhkannya
b. Kebiasaan pada merek, konsumen memilih produk yang dibelinya dengan
merek tertentu, karena telah biasa menggunakan merek tersebut pada
produk yang diputuskan untuk dibelinya
c. Kesesuaian harga, konsumen selalu mempertimbangkan harga yang sesuai
dengan kualitas dan manfaat produk. Jika sebuah produk dengan cara
merek yang baik, kualitas yang bagus dan manfaat yang besar, maka
konsumen
tidak
akan
segan
mengeluarkan
biaya
tinggi
untuk
mendapatkan produk tersebut.
3. Pilihan Penyalur
Setiap konsumen berbeda-beda dalam hal menentukan penyalur, dikarenakan
faktor lokasi yang dekat, harga yang murah, persediaan barang yang lengkap,
kenyamanan berbelanja, keleluasaan tempat dan sebagainya.
a. Pelayanan yang diberikan, pelayanan yang baik serta kenyamanan yang
diberikan oleh distributor ataupun pengecer pada konsumen, mebuat
konsumen akan selalu memilih lokasi tersebutuntuk membeli produk yang
dibutuhkannya.
b. Kemudahan untuk mendapatkan, selain pelayanan yang baik, konsumen
akan merasa lebih nyaman jika lokasi pendistribusian (pengecer, grosir,
dll) mudah dijangkau dalam waktu singkat dan menyediakan barang yang
dibutuhkan.
c. Persediaan barang, kebutuhan dan keinginan akan suatu produk tidak
dapat dipastikan kapan terjadi. Namun, persediaan barang yang memadai
pada penyalur akan membuat konsumen memilih untuk melakukan
pembelian di tempat tersebut.
4. Jumlah Pembelian
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa besar produk yang
akan dibelinya pada suatu saat. Pembelian mungkin dilakukan lebih dari satu
kali.
a. Keputusan jumlah pembelian, selain keputusan pada suatu merek yang
diambil konsumen, konsumen juga dapat menentukan jumlah produk yang
akan di belinya sesuai kebutuhan
b. Keputusan pembelian untuk persediaan, dalam hal ini konsumen membeli
produk selain untuk memenuhi kebutuhannya, juga melakukan beberapa
tindakan persiapan dengan sejumlah persediaan produk yang mungkin
dibutuhkannya pada saat mendatang
2.5. Peneliti Terdahulu
Putrinanda (2010) dengan judul “Analisis Perilaku Konsumen Dalam Proses
Pengambilan Keputusan Frozen Yoghurt (Studi Kasus Gerai Frozen Yoghurt Sour
Sally Senayan City)”. Tujuan penelitian yaitu mengidentifikasi konsumen Frozen
Yoghurt Sour Sally, mengidentifikasi proses keputusan pembelian Frozen Yoghurt
Sour Sally, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam
keputusan pembelian Frozen Yoghurt Sour Sally, dan mengetahui sikap konsumen
terhadap Frozen Yoghurt Sour Sally. Metode pengambilan sampel yang digunakan
dalam peneitian ini adalah Convenience Sampling dalam jumlah responden 110
responden. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis faktor,
dan analisis multiatribut Fishbein dengan bantuan software SPSS versi 15,00 dan
Microsoft Excel 2007.
Hasil penelitian memperlihatkan mayoritas konsumen Sou Sally adalah wanita
(78 persen), belum menikah (79 persen) dengan usia antara 19-24 tahun (38 persen),
berstatus pelajar/mahasiswa (61 persen) dengan pendidikan akhir S1 (37 persen)
dengan pendapatan rata-rata perbulan kurang lebih sama dengan Rp 1.000.000 (48
persen). Adapun proses pengambilan keputusan pembelian konsumen Sour Sally
melalui lima tahap, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi
alternatif, pembelian, dan evaluasi pasca pembelian. Berdasarkan hasil analisis faktor,
terdapat enam faktor yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian
Frozen Yoghurt, yaitu komposisi dan tampilan produk (komposisi, jenis topping,
ketersediaan, ukuran penyajian, kebersihan, promosi, kemasan) dengan eigenvalue
6.578, pengaruh lingkungan (kelas sosial, gaya hidup, lingkungan, motivasi) dengan
eigenvalue 3.342, perbedaan individu (jenis kelamin, usia, harga, merek) dengan
eigenvalue 1.925, jenis dan sumber (kesehatan, keluarga, pengetahuan, manfaat,
teman, kehalalan) dengan eigenvalue 1.367, dan pendapatan dengan eigenvalue
1.137. Berdasarkan hasil analisis multiatribut Fishbein, atribut yang dipentingkan
konsumen dalam Frozen Yoghurt Sour Sally adalah rasa, kebersihan, dan kehalalan.
Berdasarkan hasil skor Fishbein yang diperoleh yaitu sebesar 16.237 dapat dikatakan
produk Frozen Yoghurt Sour Sally termasuk dalam kategori baik pada interval skor 60 sampai dengan +60.
Masrurah (2009) dengan judul “Analisis Faktor yang Dipertimbangkan dalam
Pembelian Krim Yoghurt Activia (Kasus di Giant Botani Square, Bogor). Tujuan
penelitian ini ada tiga yaitu: mengidentifikasi karakteristik umum konsumen krim
yoghurt Activia, mengidentifikasi keputusan pembelian krim yoghurt Activia, dan
mengindentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian krim
yoghurt Activia. Pembelian krim Yoghurt Activia oleh responden dilakukan dengan
terlebih dahulu melalui tahap-tahap dalam proses keputusan pembelian, yaitu
pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, proses pembelian dan
perilaku pasca pembelian. Pada tahap pengenalan kebutuhan alasan/motivasi utama
yang mendasari pembelian krim yoghurt Activia dikarenakan faktor kesehatan.
Sumber informasi yang paling berpengaruh terhadap pembelian krim yoghurt Activia
adalah iklan di televisi. Pada tahap evaluasi alternatif, konsumen mempertimbangkan
khasiat dan rasa krim yoghurt Activia. Setelah tahap evaluasi alternatif, konsumen
melakukan proses pembelian. Mayoritas responden melakukan pembelian di
Supermarket/Hypermarket. Konsumen umumnya sudah merasa puas dengan krim
yoghurt Activia dan tidak berminat untuk mengganti dengan merek lain.Lima
variabel teratas yang menjadi pertimbangan utama responden krim Yoghurt Activia
dalam melakukan pembelian krim yoghurt Activia adalah variabel membantu
pencernaan menempati urutan pertama, yang berarti variabel tersebut paling besar
pengaruhnya. Urutan selanjutnya adalah produk bebas pengawet, rasa, sertifikasi
halal dan iklan. Komponen utama krim yoghurt Activia adalah: promosi dan
distribusi produk, label kemasan, keamanan produk, manfaat produk, rasa produk,
pengaruh eksternal dan atribut kemasan.
Bauran pemasaran diklasifikasikan menjadi empat kelompok yang disebut
empat P dalam pemasaran: produk, harga, tempat dan promosi. Strategi produk
terkait dengan positioning produk, krim Yoghurt Activia diposisikan sebagai produk
yang dapat membantu melancarkan buang air besar. Strategi harga yang dilakukan
perusahaan adalah dengan menjual krim Yoghurt Activia dengan harga yang lebih
murah dibandingkan dengan yoghurt merek lain. Untuk menjaga kesegaran dan
kualitas produk, untuk sementara distribusi Activia masih hanya meliputi daerah
Jabodetabek. Perusahaan melakukan strategi promosi dengan berbagai macam cara,
diantaranya melalui media televisi, internet, radio, seminar tentang edukasi kesehatan,
dan pemberian sampel gratis.
Rakhmawati (2009) dengan judul “Analisis Proses Pengambilan Keputusan
dan Persepsi Calon Konsumen Terhadap Wisata Kampung (Studi Kasus SD SMP,
dan SMA di Kota Bogor)”. Tujuan penelitian yaitu mengidentifikasi karakteristik
calon konsumen Wisata Kampung Cendawasari, menganalisis proses pengambilan
keputusan pembelian jasa Wisata Kampung Cendawasari, mengidentifikasi atributatribut yang mempengaruhi persepsi calon konsumen dalam keputusan pembelian
jasa Wisata Kampung Cendawasari, dan merumuskan upaya-upaya yang sebaiknya
dilakukan oleh pengelola wisata yang dimilikinya. Penelitian ini menggunakan
Analisis Faktor dengan bantuan software SPSS versi 15,0 untuk menganalisis
variabel apa saja yang mempengaruhi keputusan pembelian calon konsumen dan
Microsoft Excel untuk analisis deskriptif. Penelitian ini menggunakan sekolah SD,
SMP, dan SMA yang berada di Kota Bogor sebagai responden.
Karakteristik sekolah-sekolah tersebut antara lain dilihat berdasarkan jumlah
sekolah yaitu 62.35 persen Sekolah Dasar, 25.88 persen Sekolah Menengah Pertama
dan 11.77 persen Sekolah Menengah Atas. Karakteristik lainnya adalah jumlah siswa
yaitu 67.06 persen adalah sekolah yang memiliki jumlah siswa antara 300 sampai 600
orang. Selain itu sekolah yang berstatus negeri berjumlah 80 persen. Berdasarkan
analisis faktor, maka faktor yang dianggap paling penting oleh calon konsumen dari
faktor-faktor tengible, reliability, assurance, emphathy, dan responsiveness adalah
tengible. Sedangkan variabel yang dianggap penting dari masing-masing faktor
adalah harga tiket (0.850), promosi yang dilakukan oleh pengelola wisata kampung
(0.668), pengetahuan pemandu (0.655), kecepatan pemandu melayani pengunjung
(0.758), dan pada responsiveness antara variabel pelayanan pemandu dan
ketanggapan pemandu melayani konsumen memiliki nilai yang sama (0.634) yang
berarti variabel ini dianggap sama penting. Upaya-upaya yang sebaiknya dilakukan
oleh pengelola Wisata Kampung Cendawasari adalah menjaga keindahan dan
kelestarian sumber daya alam, meningkatkan kegiatan promosi Wisata kampung
Cendawasari, menambah fasilitas-fasilitas pendukung, memperbaiki aksesbilitas dan
petunjuk menuju lokasi Wisata Kampung Cendawasari, menyediakan pemandu
wisata yang cekatan, tanggap, dan berpengetahuan luas, dan menetapkan harga yang
sesuai dengan fasilitas tersedia.
Download