PENDAHULUAN Latar Belakang Susu berperan cukup besar dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani bagi penduduk Indonesia. Salah satu produk pangan yang sekarang ini mulai diminati oleh masyarakat adalah produk pangan fungsional. Pangan yang mengandung bakteri probiotik merupakan salah satu contoh pangan fungsional. Berbagai jenis pangan fungsional yang mengandung bakteri probiotik yang terus berkembang adalah produk pangan yang berbasis susu dan susu fermentasi. Produk olahan susu mengalami peningkatan kualitas dan daya guna dibandingkan dengan susu segar dilihat dari daya simpan yang memungkinkan susu berperan sebagai medium bagi pertumbuhan mikobia merugikan sehingga kualitas susu mudah rusak. Yoghurt amat bermanfaat bagi kecukupan gizi masyarakat.Yoghurt mengandung gizi yang cukup tinggi dengan komposisi nutrisi yang lengkap. Yoghurt sangat baik dikonsumsi oleh orang yang tidak tahan terhadap gula susu (laktosa), yang dikenal sebagai penderita lactose intolerance. Proses pembuatan yoghurt dapat menurunkan seperempat kadar gula susu yang ada, sehingga sangat menguntungkan bagi orang yang menderita lactose intolerance dan merupakan makanan sumber gizi. Yoghurt juga dapat meningkatkan kesehatan tubuh, karena semua bakteri yang menguntungkan bagi tubuh yang masuk ke dalam usus akan menyelimuti dinding usus, sehingga dinding usus menjadi asam. Kondisi dinding usus yang asam, dapat menyebabkan mikroba-mikroba patogen menjadi tertekan atau tidak dapat menyerang. Yoghurt merupakan makanan yang aman dikonsumsi oleh orang yang alergi susu dan lansia, mempunyai beberapa manfaat seperti vitamin B1, vitamin B2, serta beberapa jenis asam amino penyusun protein. Yoghurt mempunyai kandungan kalsium 120 mg dan fosfor 90 mg baik untuk mencegah osteoporosis dan kanker usus. Di dalam lambung dan usus halus terdapat banyak jenis mikroflora, salah satu yang dominan adalah bakteri asam laktat (Shah, 1993). Bakteri asam laktat (BAL) merupakan salah satu kelompok mikroba yang telah banyak digunakan sebagai probiotik. Bakteri asam laktat sering dipakai dalam proses fermentasi berbagai bahan pangan. Salah satu peranan mikroba ini adalah dalam pengolahan berbagai produk susu seperti yoghurt, keju, mentega dan berbagai produk susu asam (Widodo, 2003). Es krim merupakan salah satu produk makanan yang populer dan disukai masyarakat. Salah satu bahan baku utama dari es krim adalah susu. Kualitas es krim sangat dipengaruhi oleh bahan baku yang digunakan, bahan tambahan makanan yang digunakan dan proses pembuatan maupun proses penyimpanan. Oleh karena itu, es krim sangat memungkinkan untuk dijadikan sebagai salah satu produk yang dapat dikonsumsi dengan menambahkan bakteri probiotik. Adanya bakteri probiotik di dalam es krim akan memberikan nilai tambah tersendiri bagi produk ini yaitu dapat membantu meningkatkan kesehatan konsumennya. Es krim probiotik merupakan es krim yang mengandung bakteri hidup yang dapat berkembang biak sebagai probiotik, yaitu mikrobia dari makanan yang menguntungkan bagi mikroflora di dalam saluran pencernaan. Es krim probiotik dibuat dengan memfermentasikan campuran es krim dengan strain probiotik yang kemudian dibekukan. Inovasi yang mulai berkembang saat ini untuk meningkatkan manfaat es krim bagi kesehatan salah satunya adalah pembuatan es krim menggunakan yoghurt sebagai bahan tambahan. Es krim yoghurt ini diharapkan mampu memberikan nilai tambah pada es krim. Penambahan buah strawberry dapat menjaga rasa asam yang akan berpengaruh pada kualitas es krim yoghurt probiotik selama penyimpanan. Strawberry memiliki beberapa kandungan asam yang tinggi dibanding beberapa buah lainnya. Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa es krim yang diperkaya dengan BAL (Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus) mempunyai kandungan BAL sebanyak 22,1 x 108 cfu/ml dan secara umum kualitas es krim memenuhi SNI 01-371395. Bahkan setelah disimpan beku selama satu bulan rata-rata viabilitas BAL masih tinggi yaitu 6.15 x 108 sel/ml (Mulyani et al.,2006). Angka tersebut memenuhi standar internasional untuk minuman probiotik yaitu minimal 107 sel/ml (Davidson et al., 2000). Hasil penelitian Hekmat dan McMahon (1992) yang menambahkan bakteri probiotik L. acidophilus ke dalam es krim menunjukkan bahwa starter bakteri yang digunakan tetap hidup selama penyimpanan beku (1 minggu) dengan jumlah koloni 1,5x108 cfu/ml. Sejauh ini penelitian mengenai penambahan jus buah strawberry pada es krim yoghurt probiotik belum pernah dilakukan. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan jus buah strawberry sebanyak 25% terhadap kualitas fisik, kimia dan mikrobiologis pada es krim yoghurt probiotik selama penyimpanan 30 hari. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam hal memberikan informasi tentang pembuatan susu fermentasi khususnya pembuatan es krim yoghurt probiotik dan menambah inovasi dalam pembuatan yoghurt dengan penambahan probiotik sebagai bahan pangan produk olahan susu yang dapat memberi dampak yang menguntungkan bagi kesehatan manusia sebagai salah satu produk makanan kesehatan.