BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Halusinasi didefinisikan

advertisement
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Halusinasi didefinisikan sebagai seseorang yang merasakan stimulus yang
sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun, baik stimulus suara, bayangan, bau-bauan,
pengecapan maupun perabaan (yosep,2011).
Menurut stuart (2007) halusinasi adalah kesan,respon dan pengamalan sensori yang
salah. Halusinasi juga dinyatakan sebagai persepsi klien terhadap lingkungan tanpa
stimulus yang nyata,artinya klien menginterpretasikan sesuatu yang nyata tanpa
rangsangan dari luar (direja 2011).
halusinasi pendengaran adalah mendengar suara atau bunyi yang berkisar dari
suara sederhana sampai suara yang berbicara mengenai klien sehingga klien terganggu
terhadap suara atau bunyi tersebut.( Stuart, 2007).
Dari beberapa pengertian yang ditemukan oleh para ahli mengenai halusinasi diatas
disimpulkan bahwa halusinasi adalah suatu kejadian tidak nyata pada pancra indra tanpa
adanya stimulasi dari luar.
B. Etiologi
1. Faktor predisposisi halusinasi menurut stuart (2007)
a. Faktor perkembangan
Perkembangan klien yang terganggu misalnya kurangnya mengontrol emosi
dan keharmonisan keluarga menyebabkan klien tidak mampu mandiri sejak kecil,
mudah prustasi dan hilang percaya diri.
Asuhan Keperawatan Pada..., DHANI INDRAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
b. Faktor sosial kultural
Seseorag yang merasa tidak diterima lingkungannya sejak bayi akan
membekas diingatannya sampai dewasa dan ia akan merasakan disingkirkan,
kesepian dan tidak percaya pada lingkungan.
c. Faktor biokimia
Adanya stress yang berlebihan yang dialami oleh seseorang maka didalam
tuibuhnya akan dihasilkan suatu zat yang dapat bersifat halusinogenik neurokimia
buffofenon dan dimetytranforuse sehingga terjadi ketidak seimbangan acetylcolin.
d. Faktor psikologis
Tipe kepribadian yang lemah dan tidak bertanggung jawab akan mudah
terjerumus pada penyalahgunaan zat adiktif, klien lebih memilih kesenangan sesaat
dan lari dari alam nyata menuju alam khayal.
e. Faktor genetik dan pola asuh
Hasil study menunjukan bahwa faktor keluarga menunjukkan hubungan
yang sangat berpengaruh pada penyakit ini.
2. Faktor presipitasi
Menurut stuart, (2007) faktor presipitasi terjadinya gangguan sensori persepsi
halusinansi adalah :
a. Biologis
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur proses
informasi serta obnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang
menyebabkan ketidak mampuan untuk secara selektif menaggapi stimulasi yang
diterima oleh otak untuk di interpretasikan.
Asuhan Keperawatan Pada..., DHANI INDRAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
b. Stress lingkungan
Ambang toleransi terhadap stress terhadap stress yang berinteraksi terhadap
stresor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.
c. Sumber koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi stresor.
C. Jenis-jenis halusinasi
Menurut stuart (2007) jenis halusinasi antara lain :
1. Halusinasi pendengaran
Karakteristik ditandai dengan mendengarkan suara, terutama suara-suara
orang. Biasanya klien mendengarkan suara yang sedang apa yang sedang
dipikirkannya dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu.
2. Halusinasi pengelihatan
Karakteristik dengan adanya stimulus pengelihatan dalam bentuk panca cahaya.
Gambaran geometric, gambaran kartun dan atau / panorama yang luas dan kompleks.
Pengelihatan bias menyenangkan dan menakutkan.
3. Halusinasi penghidungan
Karakteristik ditandai dengan adanya bau busuk, amis atau bau yang
menjijikkan seperti darah,urine atau feses. Kadang-kadang terhirup
bau harum.
Biasanya berhubungan dengan stroke, tumor, kejang, dan dementie.
4. Halusinasi peraba
Karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak tanpa stimulus
yang terlihat. Contoh merasakan semsasi listrik yang datang dari tanah, benda mati
atau orang lain.
Asuhan Keperawatan Pada..., DHANI INDRAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
5. Halusinasi pengecapan
Karakteristik ditandai dengan merasakan sesuatu yang busuk, amis, dan
menjijikkan. Merasa, mengecap rasa seperti darah, urine, atau feses.
6. Halusinasi kenestik
Karakteristik ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti darah mengalir
melalui vena atau arteri, makanan dicerna atau pembentukan urine.
7. Halusinasi kinestetik
Merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak
D. Tanda dan gejala
Menurut direja (2011) :
1. Halusinasi pendengaran
Ds
: bicara atau tertawa sendiri, marah-marah tanpa sebab, mengasahkan telinga
kearah tertentu, menutup telinga
Do
: mendengar suara atau kegaduhan , mendengarkan suara yang bercakapcakap, suara yang menyuruh melakukan hal yang berbahaya.
2. Halusinasi penglihatan
Ds
: menunjuk-nunjuk kearah tertentu ketakutan terhadap sesuatu yang tidak jelas
Do
: melihat bayangan hantu atau monster
3. Halusinasi penghidungan
Ds
: menghidung seperti sedang membaui bau-bau tertentu, menutup hidung
Do
: membaui bau-bauan seperti bau darah urine, feses(kadang kadang bau itu
menyenangkan)
Asuhan Keperawatan Pada..., DHANI INDRAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
4. Halusinasi mengecap
Ds
: sering meludah dan muntah
Do
: merasa rasa seperti darah,urine,feses
5. Halusinasi perabaan
Ds
: menggaruk-garuk permukaan kulit
Do
: mengatakan ada sertangga di permukaan kulit, merasa tersengat listrik
E. Psikopatologi
Proses terjadinya halusinasi diawali dengan seseorang yang mengalami
halusinasi akan menganggap sumber dari halusinasinya berasal dari lingkungannya
/
stimulasi eksternal. Padahal sumber itu berasal dari stimulus internal yang berasal dari
dalam dirinya tanpa ada stimulus eksternal yosep (2011). Pada fase awal masalah itu
menimbulkan pningkatan kecemasan yang terus-menerus dan sistem pendukung yang
kurang akan membuat persepsi untuk membeda-bedakan apa yang dipikirkan dengan
perasaan sendiri menurun, klien sulit tidur sehingga terbiasa menghayal dan klien biasa
menganggap lamunan itu sebagai pemecahan masalah.
Meningkat pula pada fase comforting, klien menglami emosi yang berlanjut
seperti adanya cemas, kesepian, perasaan berdosa dan sensoriknya dapat diatur. Pada
fase ini klien cenderung merasa nyaman dengan halusinasinya.
Halusinasi menjadi sering dating. Klien tidak mampu lagi mengontrolnya dan
berupaya menjaga jarak dengan obyek yang di persesikan. Pada fase condemning klien
mulai menarik diri dari orang lain. Pada fase controlling klien bisa merasakan kesepian
bila halusinasinya berhenti. Pada fase conquering lama-kelamaan pengalaman
sensorisnya terganggu,klien merasa terancam dengan halusinasinya terutama bila tidak
menuruti perintah yang ia dengar dari halusinasinya.
Asuhan Keperawatan Pada..., DHANI INDRAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Halusinasi menjadi sering dating, klien tidak lagi mampu mengontrolnya dan
berupaya menjaga jarak dengan obyek yang dipersepsikan. Pada fase codeming klien
mulai menarik diri dari orang lain. Pada fase controlling klien dapat merasakan kesepian
bila halusinansinya berhenti. Pada fase conquaering lama kelamaan pengalaman
sesnsorinya terganggu,klien merasa terancam dengan halusinasinya terutama bila tidak
menuruti perintah yang ia dengar dan halusinasinya.
F. Rentang Respon
Faktor predisposisi
Biologi
psikologi
sosial budaya
Stressor halusinasi
Biologi
tekanan lingkungan
gejala
Penilaian terhadap stresor
Penurunan koping
Mekanisme koping
Menarik diri
Konstruktif
Adaptif
proyeksi
regresi
restruktif
mal adaptif
Asuhan Keperawatan Pada..., DHANI INDRAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Pikiran logis
Proses pikir terganggu
Gangguan proses piker
Persepsi tepat
Ilusi
Halusinasi
Emosi konsisten
Perilaku yang tidak bias
Kesukaran proses piker
Interaksi
sosial Menarik diri
Isolasi social
harmonis
Sumber ; Stuart (2007)
G. Pohon Masalah
Resiko perilaku kekerasan
Akibat
Gangguan sensori persepsi : halusinasi
Core Problem
Isolasi sosial
Penyebab
Gangguan konsep diri : HDR
(Keliat, 2005)
H. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan sensori persepsi : halusinasi
2. Isolasi sosial
3. Gangguan konsep diri : HDR
4. RPK
Asuhan Keperawatan Pada..., DHANI INDRAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
I. Rencana Tindakan Keperawatan
1. Gangguan persepsi sensori : halusinasi
Tujuan Umum : klien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi
halusinasi.
Tujuan khusus :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat mengenal halusinasi
c. Klien dapat mengontrol halusinasi
d. Klien dapat memilih cara mengatasi seperti yang telah didiskusikan
e. Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasi
f. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik.
Intervensi :
a. Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip komunikasi terapeutik
b. Sapa klien dengan ramah
c. Perkenalkan diri dengan sopan
d. Tanyakan nama lengkap klien
e. Jelaskan tujuan pertemuan
f. Jujur dan tepat janji
g. Tunjukan sikap empati
Asuhan Keperawatan Pada..., DHANI INDRAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
h. Beri perhatian kepada klien
i. Observasi tingkah laku keterkaitan dengan halusinasi
j. Bantu klien mengenal halusinasi
k. Diskusikan dengan klien situasi yang menimbulkan halusinasi
l. Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi
m. Diskusikan manfaat yang dilakukan klien dan beri pujian pada klien.
n. Diskusikan cara lain untuk memutuskan mengontrol halusinasi
o. Bantu klien melatih cara memutus halusinasi
p. Beri kesempatan untuk melakukan cara yang dilatih
q. Ajarkan klien untuk memberi tahu keluarga jika mengalami halusinasi
r. Diskusikan dengan keluarga pada saat berkunjung tentang gejala halusinasi yang
dialami
s. Cara yang dapat dilakukan klien untuk memutuskan halusinasi
t. Cara merawat halusinasi dirumah , beri kegiatan , jangan biarkan sendiri.
u. Beri reinforcement karena sudah berinteraksi
v. Diskusikan dengan klien keluarga tentang dosis, frekuensi dan manfaat obat.
w. Anjurkan klien minta obat sendiri pada perawat dan merasakan manfaat.
x. Anjurkan klien bicara minta pada dokter tentang manfaat , efek samping obat.
y. Bantu klien minum obat.
(Yosep, 2011)
Asuhan Keperawatan Pada..., DHANI INDRAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
2. Resiko Perilaku Kekerasan
TujuanUmum : Klien terhindar dari mencederai diri, orang lain dan lingkungan.
Tujuan Khusus :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Tindakan:
1) Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, empati, sebut nama perawat dan
jelaskan tujuan interaksi.
2) Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai.
3) Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menantang.
b. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
Tindakan:
1) Beri kesempatan mengungkapkan perasaan.
2) Bantu klien mengungkapkan perasaan jengkel / kesal.
3) Dengarkan ungkapan rasa marah dan perasaan bermusuhan klien dengan sikap
tenang.
c. Klien dapat mengidentifikasi tanda tanda perilaku kekerasan.
Tindakan :
1) Anjurkan klien mengungkapkan yang dialami dan dirasakan saat jengkel/kesal.
2) Observasi tanda perilaku kekerasan.
Asuhan Keperawatan Pada..., DHANI INDRAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
3) Simpulkan bersama klien tanda tanda jengkel / kesal yang dialami klien.
d. Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
Tindakan:
1) Anjurkan mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
2) Bantu bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
3) Tanyakan “apakah dengan cara yang dilakukan masalahnya selesai?”
e. Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan.
Tindakan:
1) Bicarakan akibat/kerugian dari cara yang dilakukan.
2) Bersama klien menyimpulkan akibat dari cara yang digunakan.
3) Tanyakan apakah ingin mempelajari cara baru yang sehat.
f. Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam berespon terhadap kemarahan.
Tindakan :
1) Beri pujian jika mengetahui cara lain yang sehat.
2) Diskusikan cara lain yang sehat.Secara fisik : tarik nafas dalam jika sedang kesal,
berolah raga, memukul bantal / kasur.
3) Secara verbal : katakan bahwa anda sedang marah atau kesal / tersinggung
4) Secara spiritual : berdoa, sembahyang, memohon kepada Tuhan untuk diberi
kesabaran.
Asuhan Keperawatan Pada..., DHANI INDRAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
g. Klien dapat mengidentifikasi cara mengontrol perilaku kekerasan.
Tindakan:
1) Bantu memilih cara yang paling tepat.
2) Bantu mengidentifikasi manfaat cara yang telah dipilih.
3) Bantu mensimulasikan cara yang telah dipilih.
4) Beri reinforcement positif atas keberhasilan yang dicapai dalam simulasi.
5) Anjurkan menggunakan cara yang telah dipilih saat jengkel / marah.
h. Klien mendapat dukungan dari keluarga.
Tindakan :
1) Beri pendidikan kesehatan tentang cara merawat klien melalui pertemuan
keluarga.
2) Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.
i. Klien dapat menggunakan obat dengan benar (sesuai program).
Tindakan:
1) Diskusikan dengan klien tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek
samping).
2) Bantu klien mengunakan obat dengan prinsip 5 benar (nama klien, obat, dosis,
cara dan waktu).
3) Anjurkan untuk membicarakan efek dan efek samping obat yang dirasakan.
Asuhan Keperawatan Pada..., DHANI INDRAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
3. Gangguan konsep diri: harga diri rendah
Tujuan Umum : Klien tidak melakukan kekerasan
Tujuan Khusus :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Tindakan:
1) Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, empati, sebut nama perawat dan
jelaskan tujuan interaksi.
2) Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai.
3) Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menantang.
b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
Tindakan:
1) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
2) Hindari penilaian negatif detiap pertemuan klien
3) Utamakan pemberian pujian yang realitas
c. Klien mampu menilai kemampuan yang dapat digunakan untuk diri sendiri dan
keluarga
Tindakan:
1) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
2) Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke rumah
Asuhan Keperawatan Pada..., DHANI INDRAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
d. Klien dapat merencanakan kegiatan yang bermanfaat sesuai kemampuan yang
dimiliki
Tindakan :
1) Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
kemampuan.
2) Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang klien lakukan.
3) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
e. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan
Tindakan :
1) Beri klien kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan
2) Beri pujian atas keberhasilan klien
3) Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
f. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
Tindakan :
1) Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien
2) Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat
3) Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah
4) Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga
(Yosep, 2011)
Asuhan Keperawatan Pada..., DHANI INDRAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
4. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
Tujuan umum : Pasien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
Tujuan khusus :
a. Pasien mendapatkan perlindungan dari lingkungannya
b. Pasien mampu mengungkapkan perasaannya
c. Pasien mampu meningkatkan harga dirinya
d. Pasien mampu menggunakan cara penyelesaiaan masalah yang baik
Tindakan :
a. Mendikusikan cara mengatasi keinginan mencederai diri sendiri, orang laain dan
lingkungan
b. Meningkatkan harga diri pasien dengan cara :
1) Memberikan kesempatan pasien mengungkapkan perasaannya
2) Memberikan pujian jika pasien dapat mengatakan perasaan yang positif
3) Meyakinkan pasien bahawa dirinya penting
4) Mendiskusikan tentang keadaan yang sepatutnya disyukuri oleh pasien
5) Merencanakan yang dapat pasien lakukan
c. Tingkatkan kemampuan menyelesaikan masalah dengan cara :
1) Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalahnya
2) Mendiskusikan dengan pasien efektfitas masing-masing cara penyelesian masalah
Asuhan Keperawatan Pada..., DHANI INDRAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
3) Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalah yang lebih baik
(Yosep, 2011)
5. Isolasi Sosial.
Tum : Klien dapat berinteraksi dengan orang lain.
Tuk 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Kriteria Hasil : Ekspresi wajah bersahabat, menunjukkan rasa senang, ada kontak mata,
mau berjabat tangan, mau menyebut nama, mau menjawab salam, klien
mau duduk berhadapan dengan perawat, mau mengutarakan masalah
yang dihadapi.
Intervensi :
a. Sapa Klien dengan ramah.
b. Perkenalkan diri dengan sopan.
c. Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai.
d. Jelaskan tujuan pertemuan kepada klien.
e. Jujur dan menepati janji.
f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya.
g. Berikan perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien.
Tuk 2 : Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri.
Kriteria Hasil : Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri yang berasal dari diri
sendiri, orang lain, dan lingkungan.
Intervensi :
a. Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri, dan tanda-tandanya.
b. Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik diri.
c. Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, dan tanda-tandanya.
d. Beri pujian kepada klien tentang ungkapan perasaannya.
Asuhan Keperawatan Pada..., DHANI INDRAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Tuk 3 : Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan
kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
Kriteria Hasil : Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain
misalnya banyak teman, tidak sendiri, dan 24emb diskusi. Klien dapat
menyebutkan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain misalnya
sendiri, tidak memiliki teman, dan sepi.
Intervensi :
a. Kaji pengetahuan klien tentang keuntungan dan kerugian tidak berhubungan dengan
orang lain.
b. Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaan tentang keuntungan dan
kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
c. Diskusikan dengan klien tentang keuntungan dan kerugian tidak berhubungan dengan
orang lain.
d. Beri pujian positif tentang kemampuan klien mengungkapkan perasaannya tentang
keuntungan dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
Tuk 4 : Klien dapat berhubungan 24ember secara bertahap.
Kriteria Hasil : Klien dapat mendemonstrasikan berhubungan dengan orang lain (klienperawat)
Intervensi :
a. Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain.
b. Ajarkan klien berkenalan antara :
1) Klien-perawat
2) Klien-perawat-perawat lain
3) Klien-perawat-klien lain
c. Beri pujian positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai.
Asuhan Keperawatan Pada..., DHANI INDRAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
d. Bantu klien untuk mengevaluasi keuntungan berhubungan dengan orang lain dan
kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
e. Motivasi klien untuk berhubungan dengan orang lain.
Tuk 5 : Klien dapat berhubungan dengan orang lain (klien-perawat lain).
Kriteria Hasil : Klien dapat mendemonstrasikan berhubungan dengan orang lain (klien
perawat lain).
Intervensi :
a. Beri kesempatan klien untuk berkenalan dengan seorang perawat.
b. Diskusikan dengan klien tentang perasaan bila berhubungan dengan orang lain.
c. Beri pujian positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan tentang manfaat
berhubungan dengan orang lain.
Tuk 6 : Klien dapat berhubungan dengan orang lain (klien-kelompok perawat/klien
lain).
Kriteria Hasil : Klien dapat mendemonstrasikan berhubungan dengan orang lain (klienperawat-klien lain).
Intervensi :
a. Beri kesempatan klien untuk berhubungan dengan orang lain (klien-kelompok
perawat/klien lain).
b. Beri pujian positif atas kemampuan klien berhubungan dengan orang lain (klienkelompok perawat/klien lain).
c. Motivasi klien untuk berhubungan dengan orang lain.
Tuk 7 : Klien dapat memberdayakan 25ember pendukung atau keluarga mampu
mengungkapkan kemampuan klien untuk berhubungan dengan orang lain.
Asuhan Keperawatan Pada..., DHANI INDRAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Kriteria Hasil : Keluarga dapat menjelaskan perasaannya, cara merawat klien menarik
diri, mendemonstrasikan perawatan klien menarik diri, berpartisipasi
dalam perawatan klien.
Intervensi :
a. Bina hubungan saling percaya dengan keluarga.
b. Diskusikan dengan keluarga tentang perilaku menarik diri, penyebab menarik diri,
dan cara menghadapi klien menarik diri.
c. Dorong keluarga untuk 26ember dorongan kepada klien untuk berhubungan dengan
orang lain.
d. Anjurkan anggota keluarga secara rutin atau bergantian untuk menjenguk klien di
rumah sakit, minimal 1 minggu sekali.
e. Beri pujian positif atas hal yang telah dicapai keluarga.
(Yosep, 2011)
Asuhan Keperawatan Pada..., DHANI INDRAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Download