File - Kesehatan Mental

advertisement
Makalah
Kesehatan Mental
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kesehatan Mental.
Dosen Pengajar : Kadek Suranata, S.Pd., M.Pd., Kons.
Disusun Oleh :
Kelompok 1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Kadek Dian Ayu Pusparini
Ni Wayan Budiani
Nengah Ismi Izhardianti
Anak Agung Ayu Dewi Sutyaningsih
I Komang Sumianto
IGN Alit Paramartha
Bayu Dharma Putra
Fakultas Ilmu Pendidikan
Jurusan Bimbingan Konseling
Univesitas Pendidikan Ganesha
2012
1
(1111011055)
(1111011045)
(1111011074)
(1111011091)
(1111011068)
(1111011075)
(1111011064)
Kata Pengantar
Puji syukuh kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini di buat dengan tujuan agar semua mahasiswa dapat memahami tentang
“Kesehatan Mental”.
Banyak hambatan atau kesulitan sehingga makalah ini mungkin kurang sempurna,
maka dari itu kami mengharapkan saran dan kritik untuk penyempurnaan makalah ini. Dan
kami ucapkan terimakasih setulus-tulusnya kepada pihak-pihak tertentu yang telah
memotivasi kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
Singaraja, 15 Maret 2012
Penulis
2
Daftar Isi
Kata Pengantar.............................................................................................................ii
Daftar Isi......................................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................2
1.3 Tujuan.....................................................................................................................2
1.4 Manfaat...................................................................................................................2
Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian Kesehatan Mental.................................................................................3
2.2 Ciri-ciri Kesehatan Mental.....................................................................................5
2.3 Gangguan Kesehatan Mental.................................................................................6
2.4 Agama dan Kesehatan Mental...............................................................................9
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan............................................................................................................11
3.2 Saran......................................................................................................................12
Daftar Pustaka
3
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Beberapa tingkah laku masyarakat yang beraneka ragam mendorong para ahli Ilmu
Psikologi untuk menyelidiki apa penyebab perbedaan tingkah laku manusia dalam kehidupan
bermasyarakat. Selain itu, juga menyelidiki penyebab seseorang tidak mampu memperoleh
ketenangan dan kebahagiaan dalam kehidupannya.Usaha ini kemudian melahirkan satu
cabang termuda dari ilmu Psikologi, yaitu Kesehatan mental (Mental Hygiene) (Yusak
Burhanuddin, 1999: 10).
Kesehatan mental, sebagai disiplin ilmu yang merupakan bagian dari psikologi agama,
terus berkembang dengan pesat. Hal ini tidak terlepas dari masyarakat yang selalu
membutuhkan solusi-solusi dari berbagai problema kehidupan. Kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi belum mampu memenuhi kebutuhan ruhani, bahkan menambah permasalahanpermasalahan baru, seperti kecemasan dengan kemewahan hidup. Akibat lain adalah
rasionalitas teknologi lebih diutamakan sehingga nilai kemanusiaan diabaikan.
Di samping itu, adanya perhatian manusia yang besar terhadap kesejahteraan hidupnya,
serta adanya kesadaran masyarakat akan pentingnya dilakukan pembinaan kesejahteraan
hidup bersama ikut mempercepat perkembangan ilmu kesehatan mental.
Kajian psikologi pendidikan telah melahirkan berbagai teori yang mendasari sistem
pembelajaran. Kita mengenal adanya sejumlah teori dalam pembelajaran, seperti : teori
classical conditioning, connectionism, operant conditioning, gestalt, teori daya, teori kognitif
dan teori-teori pembelajaran lainnya. Terlepas dari kontroversi yang menyertai kelemahan
dari masing masing teori tersebut, pada kenyataannya teori-teori tersebut telah memberikan
sumbanganyangsignifikandalamprosespembelajaran.
Di samping itu, kajian psikologi pendidikan telah melahirkan pula sejumlah prinsip-prinsip
yang melandasi kegiatan pembelajaran Nasution (Daeng Sudirwo,2002) mengetengahkan
beberapa prinsip dalam belajar, yakni :
1. Agar seorang benar-benar belajar, ia harus mempunyai suatu tujuan
2. Tujuan itu harus timbul dari atau berhubungan dengan kebutuhan hidupnya dan bukan
karena dipaksakan oleh orang lain.
3. Orang itu harus bersedia mengalami bermacam-macam kesulitan dan berusaha
dengan tekun untuk mencapai tujuan yang berharga baginya.
4. Belajar itu harus terbukti dari perubahan kelakuannya.
5. Seseorang belajar sebagai keseluruhan, tidak hanya aspek intelektual namun termasuk
pula aspek emosional, sosial, etis dan sebagainya.
6. Untuk belajar diperlukan insight. Apa yang dipelajari harus benar-benar dipahami.
Belajar bukan sekedar menghafal fakta lepas secara verbalistis.
7. Belajar hanya mungkin kalau ada kemauan dan hasrat untuk belajar.
4
Kesehatan mental merupakan salah satu aspek penting dalam pendidikan guna memahami
menunjang keberhasilan pendidikan itu sendiri. Melaui kajian psikologis kita dapat
memahami perkembangan perilaku apa saja yang diperoleh peserta didik setelah mengikuti
kegiatan pendidikan atau pembelajaran tertentu.
Di samping itu, kajian psikologis telah memberikan sumbangan nyata dalam pengukuran
potensi-potensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik, terutama setelah dikembangkannya
berbagai tes psikologis, baik untuk mengukur tingkat kecerdasan, bakat maupun kepribadian
individu lainnya.Kita mengenal sejumlah tes psikologis yang saat ini masih banyak
digunakan untuk mengukur potensi seorang individu, seperti Multiple Aptitude Test (MAT),
Differensial Aptitude Tes (DAT), EPPS dan alat ukur lainnya. Pemahaman kecerdasan,
bakat, minat dan aspek kepribadian lainnya melalui pengukuran psikologis, memiliki arti
penting bagi upaya pengembangan proses pendidikan individu yang bersangkutan sehingga
pada gilirannya dapat dicapai perkembangan individu yang optimal.
Oleh karena itu, betapa pentingnya penguasaan psikologi pendidikan bagi kalangan guru
untuk mengetahui kesehatan mental anak didik dalam melaksanakan tugas profesionalnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari kesehatan mental?
2. Bagaimanakah ciri-ciri dari kesehatan mental ?
3. Apa sajakah gangguan kesehatan mental tersebut ?
4. Bagaimanakah keterkaitan antara agama dan kesehatan mental ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari kesehatan mental.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri dari kesehatan mental.
3. Untuk mengetahui gangguan dari kesehatan mental.
4. Untuk mengetahui keterkaitan antara agama dan kesehatan mental.
1.4 Manfaat
1. Untuk mengetahui lebih dalam makna dari kesehatan mental tersebut.
2. Sebagai masukan bagi mahasiswa dan dosen itu sendiri.
3. Sebagai acuan bagi penyusunan makalah selanjutnya.
5
Bab II
Pembahasan
2.1 Pengertian Kesehatan Mental.
Secara etimologis, kata “mental” berasal dari kata latin, yaitu “mens” atau “mentis”
artinya roh, sukma, jiwa, atau nyawa. Di dalam bahasa Yunani, kesehatan terkandung dalam
kata hygiene, yang berarti ilmu kesehatan. Maka kesehatan mental merupakan bagian
dari hygiene mental (ilmu kesehatan mental) (Yusak Burhanuddin, 1999: 9).
Menurut Kartini Kartono dan Jenny Andary dalam Yusak (1999: 9-10), ilmu
kesehatan mental adalah ilmu yang mempelajari masalah kesehatan mental/jiwa, yang
bertujuan mencegah timbulnya gangguan/penyakit mental dan gangguan emosi, dan berusaha
mengurangi atau menyembuhkan penyakit mental, serta memajukan kesehatan jiwa rakyat.
Sebagaimana seorang dokter harus mengetahui faktor-faktor penyebab dan gejalagejala penyakit yang diderita pasiennya. Sehingga memudahkan dokter untuk mendeteksi
penyakit dan menentukan obat yang tepat. Definisi mereka berdua menunjukan bahwa
kondisi mental yang sakit pada masyarakat dapat disembuhkan apabila mengetahui terlebih
dulu hal-hal yang mempengaruhi kesehatan mental tersebut melalui pendekatanhygiene
mental.
Dalam perjalanan sejarahnya, pengertian kesehatan mental mengalami perkembangan sebagai
berikut :
b. Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari gangguan dan penyakit jiwa
(neurosis dan psikosis).
Pengertian ini terelihat sempit, karena yang dimaksud dengan orang yang sehat
mentalnya adalah mereka yang tidak terganggu dan berpenyakit jiwanya. Namun demikian,
pengertian ini banyak mendapat sambutan dari kalangan psikiatri (Sururin,2004: 142)
Kembali pada istilah neorosis, pada awalnya kata tersebut berarti ketidakberesan
dalam susunan syaraf. Namun, setelah para ahli penyakit dan ahli psikologi menyadari bahwa
ketidakberesan tingkah laku tersebut tidak hanya disebabkan oleh ketidakberesan susunan
6
syaraf, tetapi juga dipengaruhi oleh sikap seseorang terhadap dirinya sendiri dan terhadap
orang lain, maka aspek mental (psikologi) dimasukkan pula dalam istilah tersebut.
c. Kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri, dengan orang lain dan
masyarakat serta lingkungan di mana ia hidup. Pengertian ini lebih luas dan umum, karena
telah dihubungkan dengan kehidupan sosial secara menyeluruh. Dengan kemampuan
penyesuaian diri, diharapkan akan menimbulkan ketentraman dan kebahagiaan hidup.
d. Terwujudnya keharmonisan yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi jiwa serta
mempunyai kesanggupan untuk mengatasi problem yang biasa terjadi, serta terhindar dari
kegelisahan dan pertentangan batin (konflik).
e. Pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan
potensi, bakat dan pembawaan semaksimal mungkin, sehingga membawa kebahagiaan diri
dan orang lain, terhindar dari gangguan dan penyakit jiwa.
Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa orang yang sehat mentalnya
adalah orang yang terhindar dari gangguan dan penyakit jiwa, maupun menyesuaikan diri,
sanggup menghadapi masalah-masalah dan kegoncangan-kegoncangan yang bias, adanya
keserasian fungsi jiwa, dan merasa bahwa dirinya berharga, berguna, dan berbahagia serta
dapat menggunakan potensi-potensi yang ada semaksimal mungkin (Sururin,2004: 144).
Kesehatan mental (mental hygiens) adalah ilmu yang meliputi sistem tentang prinsipprinsip, peraturan-peraturan serta prosedur-prosedur untuk mempertinggi kesehatan ruhani
(M. Buchori dalam Jalaluddin,2004: 154) Menurut H.C. Witherington, kesehatan mental
meliputi pengetahuan serta prinsip-prinsip yang terdapat lapangan Psikologi, kedokteran,
Psikiatri, Biologi, Sosiologi, dan Agama (M. Buchori dalam Jalaluddin,2004: 154)
Kesehatan Mental merupakan kondisi kejiwaan manusia yang harmonis. Seseorang
yang memiliki jiwa yang sehat apabila perasaan, pikiran, maupun fisiknya juga sehat. Jiwa
(mental) yang sehat keselarasan kondisi fisik dan psikis seseorang akan terjaga. Ia tidak akan
mengalami kegoncangan, kekacauan jiwa (stres), frustasi, atau penyakit-penyakit kejiwaan
lainnya. Dengan kata lain orang yang memiliki kesehatan mental juga memiliki kecerdasan
baik secara intelektual, emosional, maupun spiritualnya.
7
Pada umumnya pribadi yang normal memiliki mental yang sehat. Demikian sebaliknya,
bagi yang pribadinya abnormal cenderung memiliki mental yang tidak sehat (Yusak
Baharuddin, 1999: 13). Orang yang bermental sehat adalah mereka yang memiliki
ketenangan batin dan kesegaran jasmani.
Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari keluhan dan gangguan mental baik
berupa neurosis maupun psikosis( penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial) orang yang
sehat mental akan senantiasa merasa aman dan baghagia dalam kondisi apapun, ia akan juga
selalu intropeksi atas segala hal yang dilakukannya sehingga ia akan mampu mengontrol dan
mengandalikan dirinya sendiri.
2.2 Ciri-ciri Kesehatan Mental.
Ciri-ciri kesehatan mental dikelompokkan kedalam enam kategori, yaitu:
1. Memiliki sikap batin yang positif terhadap dirinya sendiri.
2. Aktualisasi diri.
3. Mampu mengadakan integrasi dengan fungsi-fungsi psiskis yang ada.
4. Mampu berotonom terhadap diri sendiri ( mandiri).
5. Memiliki persepsi yang obyektif terhadap realitas yang ada.
6. Mampu menselaraskan kondisi lingkungan dengan diri sendiri.
Di samping itu pula, untuk memahami jiwa yang sehat, dapat diketahui dari beberapa ciri
seseorang yang memiliki mental yang sehat. Dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada
tahun 1959 memberikan batasan mental yang sehat adalah sebagai berikut :
1. Dapat menyesuaikan diri secara konstuktif pada kenyataan meskipun kenyataan itu buruk
banginya.
2. Memperoleh kepuasan dari hasil jerih payah usahanya.
3. Merasa lebih puas memberi dari pada menerima.
4. Secara relatif bebas dari rasa tegang dan cemas.
8
5. Berhubungan dengan orang lain secara tolong-menolong dan saling memuaskan.
6. Menerima kekecewaan untuk dipakainya sebagai pelajaran dikemudian hari.
7. Menjuruskan rasa permusuhan kepada penyelesaian yang kreatif dan konstruktif.
8. Mempunyai rasa kasih sayang yang besar.
2.3 Gangguan Mental.
Gangguan mental dapat dikatakan sebagai perilaku abnormal atau perilaku yang
menyimpang dari norma-norma yang berlaku dimasyarakat, perilaku tersebut baik yang
berupa pikiran, perasaan maupun tindakan.
Ada beberapa jenis penyakit mental, dengan beberapa gangguan dalam setiap
kategori. Ini bervariasi dari ringan sampai parah dan adalah mungkin bagi gangguan ini dapat
me Ada empat jenis penyakit mental:
1. Gangguan organik otak
Jenis gangguan ini adalah akibat langsung dari fisik (seluruh tubuh) perubahan dan penyakit
yang mempengaruhi otak. Hal ini menyebabkan perubahan untuk beberapa derajat
kebingungan dan delusi selain kecemasan dan kemarahan. Beberapa penyakit ini adalah:
A. penyakit degeneratif:
1). Huntington: penyakit-penyakit genetik yang terdiri dari gerakan abnormal, demensia, dan
masalah psikologis.
2). Multiple Sclerosis: gangguan sistem kekebalan tubuh yang mempengaruhi sistem saraf
pusat (otak & saraf tulang belakang).
3). Pikun
4). Parkinson: gangguan saraf yang menyebabkan kelumpuhan.
B. Kardiovaskular: gangguan-gangguan Ini berhubungan dengan jantung, stroke, dan
gangguan yang berhubungan dengan tekanan darah tinggi.
9
C. Trauma diinduksi: Ini semua berhubungan dengan cedera otak, perdarahan dan gegar otak.
D. Intoksikasi: Obat dan Alkohol terkait, obat dan gejala penarikan alkohol.
2. Mood dan Kecemasan
Beberapa gangguan utama dalam kategori ini adalah: depresi, fobia, gangguan Panic. Ini bisa
begitu ringan. Beberapa penyebab penyakit ini disebabkan oleh situasi sebelumnya, misalnya:
terutama peristiwa traumatis, seperti korban pelecehan seksual dan veteran perang biasanya
memiliki kepanikan dan fobia.
3. Gangguan kepribadian
Ada 3 kelompok gangguan kepribadian :
1). Odd Perilaku yang tidak biasa - termasuk
1. Kepribadian paranoid: perasaan bahwa setiap orang dan segala sesuatu diketahui
mereka namun pada kenyataannya hal ini tidak benar.
2. Skizofrenia Kepribadian – apatis terhadap orang lain dan tidak ada keinginan untuk
bersosialisasi.
2). Dramatis, atau perilaku emosional tak menentu
Ini termasuk di dalamnya :
a. Antisocial: menghindari orang
b. Borderline kepribadian-menentu emosi dan berhubungan dengan orang.
c. Munafik kepribadian-perhatian pencari-manipulator – Cenderung melebih-lebihkan
hubungan-”semua orang mencintai saya”.
3. Cemas takut. Termasuk:
a. Avoidant : gangguan kepribadian-takut mengambil risiko, mudah tertipu, hiper-sensitif,
menghindari segala sesuatu yang mencakup interaksi sosial.
10
b. Dependent: gangguan kepribadian-karena kelalaian, miskin, telah ditinggalkan dan merasa
itu akan terjadi lagi.
c. Obsesif-kompulsif : gangguan kecemasan, menarik pikiran dan obsesi tentang hal-hal yang
tidak nyata
4. Gangguan psikotik
Gangguan psikotik adalah kumpulan penyakit yang sangat mempengaruhi proses otak dan
berpikir. Orang-orang ini mengalami kesulitan berpikir rasional dan penilaian mereka
terganggu. Hidup kehidupan sehari-hari menjadi sangat sulit. Namun, untuk yang terburuk
dari gangguan ini ada perawatan yang tersedia. Gejala yang paling umum penyakit ini
biasanya delusi dan halusinasi. Delusi percaya fakta tertentu bahkan setelah fakta-fakta
tersebut telah terbukti salah. Halusinasi mirip dengan delusi dalam keyakinan yang salah,
namun halusinasi dirasakan dengan indra dan tidak pikiran. ”Mendengar hal” atau “melihat
sesuatu” adalah contoh dari halusinasi. Beberapa gejala lain adalah: perilaku aneh (mungkin
berbahaya untuk diri sendiri atau orang lain), kurangnya kebersihan pribadi, penurunan minat
dalam melakukan hal-hal, pola bicara aneh yang tidak dimengerti, perubahan suasana hati,
kesulitan hubungan, lambat atau gerakan-gerakan aneh.
Gangguan psikotik yang utama adalah:
1. Skizofrenia: orang-orang ini memiliki gejala yang bertahan lebih lama dari enam
bulan, gejala seperti delusi, dan halusinasi adalah gejala biasa dari gangguan ini.
2. Schizophreniform: Orang-orang yang menderita gangguan ini juga memiliki gejala
Schizophrenia, tetapi tidak bertahan lebih lama dari enam bulan.
3. Gangguan schizoafektif-orang-orang ini memiliki keduanya skizofrenia dan suasana
hati lain atau gangguan afektif seperti gangguan bipolar.
4. Gangguan Delusional: orang-orang ini memiliki delusi bahwa terakhir tidak kurang
dari sebulan. Delusi ini dapat pikiran aneh seperti yang diikuti, atau, mirip dengan
paranoia, orang lain berpikir yang ganging melawan mereka
5. Penyalahgunaan Obat- gangguan psikotik-psikotik yang disebabkan oleh konsumsi
alkohol atau obat-obatan, gejala-gejala ini biasanya bingung dan gagap dalam bicara,
delusi, dan halusinasi.
11
2.4 Agama dan Kesehatan Mental.
Agama tampaknya memang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.
Pengingkaran manusia terhadap agama mungkin karena faktor-faktor tertentu baik yang
disebabkan oleh kepribadian maupun lingkungan masing-masing. Namun untuk menutupi
atau meniadakan sama sekali dorongan dan rasa keagamaan kelihatannya sulit dilakukan, hal
ini Karena manusia ternyata memiliki unsur batin yang cenderung mendorongnya untuk
tunduk kepada Zat yang gaib, ketundukan ini merupakan bagian dari faktor intern manusia
dalam psikologi kepribadian dinamakan pribadi (Self) ataupun hati nurani (conscience of
man).
Beberapa temuan dalam bidang kedokteran dijumpai sejumlah kasus yang membuktikan
adanya hubungan antara agama dengan kesehatan mental manusia. Orang yang merasa takut
langsung akan kehilangan nafsu makan, atau buang air. Atau dalam keadaan kesal dan
jengkel, maka perut seseorang akan merasa kembung. Dalam kedokteran dikenal ada
beberapa macam pengobatan antara laing dengan menggunakan bahan-bahan kimia, cairan
suntik atau dengan meminum obat. Atau bisa juga dengan menggunakan sorot sinar laser,
getaran arus listrik, dan lain sebagainya. Selain itu juga dikenal pengobatan tradisional
dengan cara pijat, suntik jarum sampai keperdukunan.
Ketika saraf tubuh manusia terputus dengan dunia luar , maka mereka akan dapat
berhubungan dengan dunia khayal atau dalam arti lain mereka akan berhalusinasi sehingga
meraka tidak akan sadarkan diri untuk beberapa waktu. Rasa halusinasi ini terjadi ketika
manusia merasa takut karena berdosa atau melakukan sesuatu yang membuat dirinya
mengecil dari orang lain, penuhkeraguan ketika memutuskan sesuatu permasalahan, mereka
akan terbawa jauh dari kenyataan hidup yang sebenarnya. Dan orang yang seperti ini tidak
akan mengalami kemajuan sama sekali baik dari sisi keagamaan maupun dari sisi sosialnya.
Jika seseorang berada dalam keadaan normal, seimbang, hormon dan kimiawinya, maka ia
akan selalu berada dalam keadaan aman. Perubahan yang terjadi dalam kejiwaan ini disebut
dnegan spektrum hidup.
Barangkali hubungan antara kejiwaan dan agama dalam kaitannya dengan hubungan antara
agama sebagai keyakinan dan kesehatan jiwa, terletak pada sikap peyerahan diri seseorang
terhadap sesuatu kekuasaan Yang Maha Tinggi. Sikappasrah yang semacam ini diduga akan
memberi sikap positif seperti rasa bahagia, rasa aman, senang, puas, sukses, merasa dicintai.
12
Sikap yang demikian merupakan bagian dari kebutuhan mendasar manusia yang harus
dipenuhi sebagai makhluk yang ber-Tuhan. Maka kondisi yang seperti ini akan membawa
manusia dalam keadaan yang tenang dan normal sehingga manusia dapat melaksanakan
aktivitas keseharian mereka dengan penuh rasa percaya diri dan merasakan ketenangan dalam
diri mereka karena sebagian dari kebutuhan dasar mereka sudah terpenuhi. Ketika kebutuhan
dasar mereka belum terpenuhi, maka manusia akan merasa cemas, khawatir, ragu-ragu dan
tidak merasakan ketenagan dalam hidupnya sehingga ketika mereka beraktivitas mereka tidak
akan maksimal dan hasil yang mereka peroleh pun tidak akan
13
Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Orang yang sehat mentalnya adalah orang yang terhindar dari gangguan dan penyakit
jiwa, maupun menyesuaikan diri, sanggup menghadapi masalah-masalah dan kegoncangankegoncangan yang bias, adanya keserasian fungsi jiwa, dan merasa bahwa dirinya berharga,
berguna, dan berbahagia serta dapat menggunakan potensi-potensi yang ada semaksimal
mungkin (Sururin,2004: 144).
Maka dari itu ada beberapa ciri-ciri kesehatan mental dikelompokkan kedalam enam
kategori, yaitu:
1. Memiliki sikap batin yang positif terhadap dirinya sendiri.
2. Aktualisasi diri.
3. Mampu mengadakan integrasi dengan fungsi-fungsi psiskis yang ada.
4. Mampu berotonom terhadap diri sendiri ( mandiri).
5. Memiliki persepsi yang obyektif terhadap realitas yang ada.
6. Mampu menselaraskan kondisi lingkungan dengan diri sendiri.
Ada beberapa jenis penyakit mental, dengan beberapa gangguan dalam setiap
kategori. Ini bervariasi dari ringan sampai parah dan adalah mungkin bagi gangguan ini dapat
me Ada empat jenis penyakit mental:
1. Gangguan organik otak
2. Mood dan Kecemasan
3. Gangguan kepribadian
4. Gangguan psikotik
Agama tampaknya memang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.
Pengingkaran manusia terhadap agama mungkin karena faktor-faktor tertentu baik yang
14
disebabkan oleh kepribadian maupun lingkungan masing-masing. Namun untuk menutupi
atau meniadakan sama sekali dorongan dan rasa keagamaan kelihatannya sulit dilakukan, hal
ini Karena manusia ternyata memiliki unsur batin yang cenderung mendorongnya untuk
tunduk kepada Zat yang gaib, ketundukan ini merupakan bagian dari faktor intern manusia
dalam psikologi kepribadian dinamakan pribadi (Self) ataupun hati nurani (conscience of
man).
3.2 Saran
Dari kesimpulan di atas kami menyarankan kepada semua pihak bahwa kesehatan mental
sesorang sangat penting untuk diperhatikan karena ciri-ciri dan ngangguan mental pada
seseorang dapat diamati dari tingkah laku maupun sikap yang ditunjukkan seseorang tersebut.
15
Daftar Pustaka
http://luluasegaf.wordpress.com/2010/12/19/kesehatan-mental-dan-implikasinya-dalampembelajaran/
http://bpi-uinsuskariau3.blogspot.com/2010/12/pengertian-kesehatan-mental-dankonsep.html
http://www.dikutip.com/2010/10/definisi-kesehatan-mental.html
http://krewengcool.blogspot.com/2011/07/agama-dan-kesehatan-mental-psikologi.html
http://aris-anakpintar.blogspot.com/2011/06/agama-dan-kesehatan-mental.html
http://radensomad.com/hubungan-agama-dan-kesehatan.html
16
Download