REFLEKSI KASUS SKABIES Oleh: Annisa Salsabela 192011101011 Pembimbing: Prof. dr. Bambang Suhariyanto, Sp.KK(K) FINS-DV, FAADV SMF Ilmu Kulit dan Kelamin RSD dr. Soebandi Jember Fakultas Kedokteran Universitas Jember 2020 BAB 1. PENDAHULUAN Mudah menular dan banyak faktor yang mebantu penyebaran nya seperti kemiskinan hygiene individu yang buruk, lingkungan temapt tinggal yang tidak sehat, dan kepadatan penduduk. Banyak dijumpai pada anak-anak dan dewasa, dapat mengenai semua umur. Prevalensi skabies menurut penelitian di seluruh dunia dilaporkan sekitar 300 juta kasus per tahun. Menurut Depertemen Kesehatan RI, prevalensi skabies di Indonesia sebesar 4,6-12,95% dan menduduki urutan ketiga dari 12 penyakit kulit tersering. BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA DEFINISI ETIOLOGI Penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes scabiei var. hominis dan produknya. Sarcoptes scabiei var. hominis TRANSMISI • Kontak langsung (kontak kulit dengan kulit) : berjabat tangan, tidur bersama, hubungan seksual • Kontak tidak langsung (melalui benda): pakaian, handuk, seprei, bantal. SARCOPTES SCABIEI Pearl-like, translusen, putih, tidak memiliki mata, memiliki 4 pasang kaki pendek dan gemuk Dapat hidup selama 3 hari di luar host pada tes tabung steril, dan 7 hari apabila diletakkan di minyak Famili Sarcoptidae, Kelas Arachnida Tidak dapat terbang/lompat Betina dewasa: 0,4x0,3cm; jantan lebih kecil Siklus hidup seluruhnya berada di kulit manusia (hostspecific) Patofisiologi Betina menggali terowongan landai 0,55mm/hari di stratum korneum sampai ke perbatasan stratum granulosum Meletakkan telurnya di terowongan 0-4 telur/hari, hingga 50 telur selama masa hidupnya (30 hari) Telur menetas pada 1012 hari Larva berubah jadi nimfa dan bertahan 2-5 hari di luar host Larva meninggalkan terowongan ke permukaan kulit Gejala klinis Lesi papul eritematous ekskoriasi dengan krusta hemoragik di atasnya 1. Pruritus nokturna Diagnosis dapat dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda cardinal, yaitu: 2. Menyerang manusia secara berkelompok 3. Adanya terowongan (kunikulus) 4. Adanya tungau skabies GEJALA KLINIS Pruritus nokturna ● ● ● ● Pasien mengeluh gatal yang intens di malam hari akibat aktivitas tungau yang lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan dingin Onset biasanya tidak diketahui Gatal biasanya muncul 4-6 minggu setelah infestasi awal Namun, pada re-infestasi berikutnya, gatal bisa timbul hanya dalam 2-3 hari kemudian Menyerang manusia secara berkelompok ● Keluarga, perkampungan padat penduduk, asrama, pondok hiposensitisasi ● Carrier tidak memberikan gejala meskipun mengalami infestasi tungau Adanya terowongan Lesi patognomonik terowongan tipis, seperti benang, linear, atau kadang berbentuk “J”, panjang 1-10 mm Disebabkan oleh pergerakan tungau di stratum korneum Pada ujung terowongan papul/vesikel Predileksi area dengan stratum korneum yang tipis: sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, areola mammae (wanita), umbilicus, pantat, genitalia eksterna (pria), perut bagian bawah sulit ditemukan pada stadium awal atau setelah pasien menggaruk lesinya Infeksi sekunder polimorf (pustule, ekskoriasi, dll.) Bayi/anak-anak tidak bisa menggaruk ditemukan di telapak tangan/kaki, area intertriginosa, batang tubuh Pemeriksaan penunjang Adanya terowongan Cara identifikasi (burrow ink test): 1. Coret dengan spidol hitam di sepanjang area yang dicurigai infeksi 2. Hapus tinta dengan alcohol swab 3. Terowongan akan tampak lebih gelap daripada kulit di sekitarnya karena akumulasi tinta di terowongan Pemeriksaan penunjang Adanya tungau Diagnosis definitive: identifikasi mikroskopis S. scabiei, telur, atau fecal pellets (scibala) Cara scraping/pengerokan : 1. Teteskan minyak di terowongan 2. Kerok secara longitudinal dengan scalpel no. 15 di sepanjang terowongan atau area kulit yang dicurigai 3. Hati-hati jangan sampai melukai/berdarah 4. Pengerokan baiknya dilakukan di terowongan, papul, atau vesikel yang tidak terekskoriasi 5. Hasil scraping diletakkan di kaca obyek dan dilihat di mikroskop Temuan dermoskopik klasik: delta-wing jet sign • • • • Delta-wing jet sign Panah merah panjang: kepala scabies Panah hitam: tubuh scabies Panah merah kecil: telur scabies Diagnosis Banding TATA LAKSANA Pengobatan scabies: scabicide dan kontrol tungau Syarat obat ideal: Harus efektif terhadap semua stadium Harus tidak menimbulkan iritasi dan tidak toksik Tidak berbau atau kotor, serta tidak merusak atau mewarnai pakaian Mudah diperoleh dan harganya murah JENIS OBAT TOPIKAL Belerang endap (sulfur presipitatum) 4-20% salep/krim • Tidak efektif dalam stadium telur, sehingga penggunaan nya dilakukan selama 3 hari berturut-turut • Kekurangan : Berbau, Mengotori pakaian, kadang-kadang menimbulkan iritasi. • Dapat digunakan pada anak usia < 2 tahun. Emulsi benzil-benzoas (20-25%) • Efektif terhadap semua stadium • Diberikan setiap malam selama 3 harikekurangan: sulit diperoleh, sering menyebabkan iritasi, kadang-kadang makin gatal dan panas setelah dipakai. Gama benzena heksa klorida 1% krim/lotion • Efektif terhadap semua stadium • Mudah digunakan • Jarang menyebabkan iritasi • Tidak dianjurkan untuk anak usia < 6 tahun dan ibu hamil karena dapat bersifat toksik terhadap sistem saraf pusat. • Pemberian cukup sekali, jika masih ada gejala dapat diulang seminggu kemudian. JENIS OBAT TOPIKAL Krotamiton 10% krim/lotion • Antiskabies dan antigatal. • Hindari penggunaan di area mata, mulut, dan uretra. Permetrin 5% krim • Efektivitas sama • Aplikasi cukup sekali • Dibersihkan dengan mandi setelah 8-10 jam • Pengobatan diulang setelah 1 minggu • Tidak dianjurkan pada bayi usia < 2 bulan Ivermectin 200 μg/kg per oral • Di luar negeri, dianjurkan terutama pasien yang resisten/persisten dengan permetrin. • Tidak direkomendasikan untuk anak dengan BB < 15 kg atau ibu menyusui. EDUKASI 1 Seluruh anggota keluarga/kontak dekat harus diobati secara simultan mencegah re-infestasi dari karier 2 Skabisida topical dioleskan sepanjang malam ke seluruh permukaan kulit (terutama pada lipatan jari tangan & kaki, celah pantat, umbilicus, bawah kuku). Pada dewasa tidak perlu mengolesi kulit kepala dan wajah. Kebanyakan yang diobati akan merasakan gejala berkurang 3 dalam 3 hari perlu diinformasikan bahwa meski telah diterapi skabisidal secara adekuat, ruam dan gatal dapat bertahan hingga 4 minggu disebut post scabietic itch 4 Penting melakukan aplikasi kedua (biasanya 1-2 minggu setelah aplikasi pertama) mengurangi potensi re-infestasi, membunuh nimfa yang mungkin menetas setelah pengobatan EDUKASI Setelah pengobatan gunakan pakaian bersih. Seluruh pakaian, 5 sarung bantal, handuk, sprei yang digunakan di minggu sebelumnya harus dicuci dengan air panas dan dikeringkan pada suhu tinggi 6 Apabila tidak bisa dicuci dry-cleaned, setrika, letakkan di pengering pakaian tanpa dicuci, atau disimpan di kantong plastic bersegel dan taruh di area hangat selama 2 minggu. 7 Lantai dipel, karpet/kain pelapis divakum 8 PROGNOSIS Dengan memperhatikan pemilihan dan cara pemakaian obat, serta syarat pengobatan dan menghilangkan factor predisposisi (hygiene), maka penyakit ini dapat diberantas dan memberi prognosis yang baik. BAB 3 REFLEKSI KASUS IDENTITAS PASIEN Nama Umur Jenis kelamin Agama Suku Bangsa Pekerjaan : An. K : 1 tahun 4 bulan : Perempuan : Islam : Jawa :- ANAMNESIS ● ● KELUHAN UTAMA : Gatal pada sela-sela jari kedua tangan. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG: Pasien diantar oleh ibunya dengan keluhan gatal pada sela-sela jari kedua tangan sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan disertai dengan bintik-bintik merah di sela jari yang terasa gatal terutama pada malam hari sehingga mengganggu tidur. Apabila digaruk gatal akan berkurang tapi kemudian gatal muncul kembali. Gatal tidak dipengaruhi cuaca maupun makanan yang dikonsumsi. Awalnya, terlihat timbul bercak pada sela jari tangan kanan dan kiri lalu lama kelamaan timbul bintil-bintil pada sela jari. Karena sering digaruk bintil menjadi pecah dan mengeluarkan darah. Lama-kelamaan, daerah yang telah digaruk muncul nanah berwarna kekuningan. Keluhan seperti ini pertama kali dirasakan, namun keluhan pasien sempat membaik dengan sendirinya tetapi kemudian muncul kembali dengan keluhan yang bertambah berat sehingga pasien datang untuk berobat. ANAMNESIS ● Riwayat penyakit sekarang: Menurut ibu pasien, ada anak tetangganya yang sering bermain ke rumah pasien yang telah dahulu memiliki keluhan yang sama. Setiap hari pasien mandi 2x sehari tetapi tidak menggosok daerah yang gatal, hanya membasuh dengan sabun dan air. Pasien tidur sekamar dengan ayah dan ibu nya. Pasien menggunakan handuk sendiri, tidak bergantian dengan anggota keluarga yang lain. Ibu pasien mengatakan jarang menjemur kasur, bantal, guling, serta jarang mencuci selimut, seprai, sarung bantal, dan guling. ● Riwayat penyakit dahulu: alergi (-) ● Riwayat penyakit keluarga: Ibu pasien juga memiliki keluhan yang sama semenjak anak nya memiliki keluhan ini, ibu pasien juga mengalami keluhan gatal-gatal di sel-sela jari tangan nya. ● Riwayat pengobatan: (-) ● Riwayat sosial: Pasien tinggal di rumah yang berisi 7 orang. PEMERIKSAAN FISIK STATUS GENERALIS ● Keadaan umum : tampak sakit ringan ● Kesadaran : Compos mentis ● Nadi : 85x/menit, kuat angkat, ● Pernafasan : 20x/menit ● Suhu : 36,4oC ● BB : 12 kg ● TB : 60 cm : anemis (-) ikterik (-) sianosis (-) dyspnea (-) ● Thorax : S1S2 tunggal, ekstrasistol (−) murmur (−) gallop (−) vesikuler +/+, rhonki −/−, wheezing −/− reguler ● Kepala/Leher ● Abdomen : flat, BU (+) normal, timpani, soepel ● Ekstremitas : akral hangat di keempat ekstremitas, edem (-) pada keempat ekstremitas PEMERIKSAAN FISIK STATUS DERMATOLOGIS ● Lokasi lesi: regio interdigitalis manus sinistra et dextra sampai seluruh dorsum dan palmar manus sinistra et dextra. ● Efloresensi: papul dan vesikel eritematous, multiple, ukuran terbesar 1,5 x 1 cm2 dan yang terkecil diameter 0,2 cm, bulat-ireguler, batas sirkumskripta, diskret konfluens disertai erosi dan ekskoriasi dan di beberapa tempat terdapat kanalikuli berwarna kuning keabuan berkelok-kelok dan di ujung nya terdapat vesikel. DIAGNOSIS DIAGNOSIS BANDING DIAGNOSIS KERJA SKABIES 1. 2. 3. 4. Dermatitis Insect bite Pedikulosis korporis prurigo EDUKASI: 1. PLANNING 2. 3. 4. MEDIKAMENTOSA: Permetrin 5% krim dioleskan ke seluruh tubuh pada malam hari selama 8-10 jam, satu kali dalam seminggu. 5. 6. 7. 8. 9. Pasien dianjurkan untuk menjaga kebersihan dan mandi secara teratur setiap hari Mencuci sprei, selimut, handuk, dan pakaian dengan bilasan t erakhir menggunakan air panas Menjemur kasur, bantal, dan guling secara rutin Menjelaskan kepada keluarga pasien mengenai penyakit dan cara penularannya Menjelaskan bahwa scabies adalah penyakit menular Menerangkan pentingnya menjaga kebersihan perseorangan dan lingkungan tempat tinggal Menjelaskan pentingnya mengobati anggota keluarga yang menderita keluhan yang sama Bila gatal sebaiknya jangan menggaruk terlalu keras karena dapat menyebabkan luka dan resiko infeksi Memberi penjelasan bahwa pengobatan dengan penggunaan krim yang dioleskan pada seluruh badan tidak boleh terkena air, jika terkena air harus diulang kembali. Krim dioleskan ke seluruh tubuh saat malam hari menjelang tidur dan didiamkan selama 8 jam hingga keesokan harinya. Obat digunakan 1 x seminggu dan dapat diulang seminggu kemudian. PROGNOSIS Quo ad vitam: ad bonam Quo ad functionam: ad bonam Quo ad sanationam: ad bonam