Nama : A.Nur Aulia Ilham Kelas : A1 2017 NIM : 1711042013 A. Masalah siswa 3 1. Kemiringan garis yang melalui titik A(-4,P) dan B (1,2) adalah − 4, tentukan nilai P? Jawaban siswa : 1) 𝑦2−𝑦1 𝑥2−𝑥1 = 2) 2−𝑝 = −1−(−4) 2𝑝 5 𝑦2−𝑦1 𝑥2−𝑥1 =𝑚 2−𝑝 3 = −4 1−(−4) 2𝑝 5 3 = −4 -3 x 5 = 2p x 4 -15 = 8p P = 15 + 8 = 23 3) Lupa rumus 4) Lupa rumus 2. Tentukan persamaan garis dan konstanta, yang melalui titik A(2,2) dan 4 bergradien 3 1) Y-y1=m(x-x1) 4 y-2 = 3(x-2) 4 8 y-2 = 3 𝑥 − 3 4 8 4 2 y = 3𝑥 −3 + 2 y = 3 𝑥 − 3 (persamaan garis) konstanta lupa 2) Lupa rumus 3) Y-y1=m(x-x1) 4 y-2 = 3(x-2) 4 8 y-2 = 3 𝑥 − 3 4 8 4 2 y = 3𝑥 −3 + 2 y = 3𝑥 −3 konstanta lupa rumus 4) Y-y1=m(x-x1) Dari kedua jawaban diatas dapat dilihat bahwa masih kurangnya siswa dalam menyelesaikan soal yang berhubungan dengan aljabar , seperti o siswa pertama dia sudah mampu mengingat rumus dari gradien persamaan garis namun tidak mampu menyelesaikan soalnya dengan baik seperti 2-p menjadi 2p. Sedangkan pada soal kedua siswa sudah mampu menyelesaikan hingga mendapatkan persamaan garis tapi siswa lupa dalam persamaan yang mana konstanta o siswa kedua sudah dapat mengingat rumus gradien dua titik namun sama halnya pada siswa pertama 2-p menjadi 2p tapi siswa kedua sudah bisa menyelesaikan hingga menemukan nilai p walaupun jawabannya kurang tepat. Sedangkan pada soal nomor dua siswa kedua tidak mengingat rumus persamaan garis melalui satu titik sehingga tidak dapat menyelesaikannya o Siswa ketiga tidak mengingat rumus gradien dua titik, untuk soal nomor dua siswa ketiga sudah dapat mengingat rumus persamaan garis melalui satu titik tapi tidak bisa menentukan konstanta dari persamaan garis yang didapatkan o Siswa keempat tidak mengingat rumus gradien dua titik, sedangkan untuk soal nomor dua siswa keempat sudah dapat mengingat rumus persamaan garis melalui satu titik tapi tidak menyelesaikan soal yang diberikan B. Sebab Untuk soal nomor satu o Pada jawaban siswa pertama dan kedua selalu salah konsep tentang penyelesaian bilangan dikalikan pecahan, mereka menganggap jika ada soal pengurangan pecahan itu 𝑎−𝑏 𝑐 menjadi 𝑎𝑏 𝑐 , mereka lupa jika ada soal 𝑎−𝑏 𝑐 𝑎 𝑏 itu sama saja 𝑐 − 𝑐 o Siswa ketiga dan keempat tidak mengingat rumus sehingga tidak bisa menyelesaikan soal yang diberikan Untuk soal nomor dua o Siswa pertama dan ketiga kurang memahami materi PLSV sehingga tidak mengentahui kontanta dari persamaan yang telah didapatkan o Siswa kedua tidak bisa menyelesaikan karena lupa rumusnya, dan siswa keempat mengetahui rumusnya tapi tidak bisa menyelesaikan operasi aljabarnya C. Identifikasi masalah Salah satu masalah yang sering dihadapi oleh guru adalah kurangnya minat belajar matematika siswa di dalam kelas, yang mengakibatkan disaat guru menjelaskan materi, siswa hanya mendengar tidak mengerti akan materi yang disampaikan, sehingga pada saat pemberian soal siswa tidak paham bagaimana cara menyelesaikan soal tersebut seperti pada observasi siswa disekolah siswa kurang dalam menyelesaikan operasi aljabar dan tidak mengingat rumus persamaan garis lurus serta lupa pada pelajaran PLSV karena mereka tidak tau menentukan yang mana konstanta pada persamaan yang telah didapatkan, padahal materi diberikan baru saja dipelajari. Hal tersebut tidak bisa disalahkan sepenuhnya oleh siswa ada kemungkinan siswa mengalami hal tersebut karena pembelajaran matematika yang disampaikan guru itu tidak menarik atau siswa susah paham dengan cara penyampaian materinya, seperti halnya ketika guru menyampaikan dengan metode ceramah tidak semua siswa akan paham, malah hal tersebut akan membuat siswa bosan untuk belajar matematika sehingga akan mengabitkan pada hasil belajar siswa yang menurun. Oleh karena itu untuk menarik minat siswa belajar matematika guru harus mengubah model pembelajaran yang akan mengaktifkan siswa secara keseluruhan, seperti dengan menggunakan model permainan di dalam kelas karena terkadang siswa senang bermain , dengan model yang mengaktifkan siswa pasti membuat semua siswa akan paham akan materi yang di sampaikan oleh guru. Sehingga semua siswa siswa tertarik untuk belajar matematika jadi ketika diberikan soal tidak ada lagi siswa yang lupa rumus ataupun cara penyelesaiannya.