RAGAM PARADIGMA DALAM PENELITIAN SOSIAL D j u a r a P. L u b i s , P h . D Bahan Kuliah Metode Penelitian Kualitatif dalam Komunikasi Bogor, 19 September 2013 Fakta Sosial (Social Fact) Obyek pengamatan dan penelitian:kejadian-kejadian konkrit. Peneliti menyatakan kejadian tersebut secara deskriptif Fakta sosial: abstraksi tahap pertama dari kejadiankejadian masyarakat konkrit Faktor: fakta yang menjadi penyebab dari fakta lain Data: wujud hasil pengukuran fakta. Empat Macam Pernyataan tentang Fakta ( 1. Pernyataan tidak didukung fakta Apakah pernyataan didukung oleh fakta? Tidak Ya Tidak Apakah dilakukan observasi? Ya 2. Pernyataan dari pihak yang memiliki otoritas Tidak Apakah observasi yang dilakukan reliabel? Ya 3. Pernyataan berdasarkan observasi sekilas 4. Pernyataan didukung bukti ilmiah PENELITIAN Ilmu pengetahuan: metode untuk mengetahui/menyelidiki realitas. Dua kategori realitas: Kesepakatan Pengalaman METODOLOGI PENELITIAN Bagian dari ilmu pengetahuan yang mempelajari prosedur kerja mencari kebenaran Kualitas kebenaran terkait dengan prosedur kerja Kebenaran hanya sejauh kebenaran epistemologik Proses pencarian kebenaran epistemologik: Tesis teori tesis teori dst. METODOLOGI PENELITIAN FAKTA: 1. Fakta sensual 2. Fakta logik 3. Fakta etik 4. Fakta transenden PENDEKATAN FILSAFAT Apa yang dapat saya ketahui? Wilayah Pengetahuan Apa yang dapat saya harapkan? Wilayah Ada Apa yang dapat saya lakukan? Wilayah Nilai PERDEKATAN FILSAFAT Filsafat Ilmu Metafisika Epistemologi ADA Ontologi PENGETAHUAN NILAI Etika Metodologi Logika Estetika Wilayah Pengetahuan Epistemologi = hakikat pengetahuan: sumber, batas, struktur, dan keabsahan pengetahuan Filsafat Ilmu = ciri-ciri dan cara pemerolehannya Logika = azas-azas berfikir tertib dan logis Metodologi = Metode-metode yang digunakan dalam dunia ilmiah Wilayah Ada Ontologi = yang ada sebagai ada, yang sebenar- benarnya ada Metafisika = mengkaji semesta di balik gejalagejala empiris Wilayah Nilai Etika = merefleksikan nilai moral Estetika = merefleksikan nilai-nilai estetis PARADIGMA Seperangkat kepercayaan (belief) yang mengarahkan makna dan tindakan Lebih mantap dari perspektif Menyangkut: Ontologi Epistemologi Metodologi Aksiologi PARADIGMA PENELITIAN ILMU SOSIAL 1. Positivistik dan Post-positivistik 2. Konstruktivisme 3. Teori Kritis 4. Partisipatoris PARADIGMA POSITIVISTIK Berakar pada pemikiran empirisisme Istilah positivisme diperkenalkan oleh ekonom St. Simon Dipelopori oleh Aguste Comte; Sosiologi sebagai Fisika Sosial Salah satu pelopor: Emile Durkheim PARADIGMA POSITIVISTIK Fungsi Ilmu Pengetahuan: Eksplanasi dan Prediksi Tahapan Perkembangan Masyarakat: Teologis: gejala alam = intervensi Tuhan Metafisis: ada kekuatan adikodrati Positif: gejala alam sebagai sebab akibat Teologi, seni, filsafat harus tunduk pada pengalaman empiris PARADIGMA POSITIVISTIK Ciri Positivistik: 1. Bebas nilai 2. Fenomenalisme 3. Nominalisme 4. Reduksionalisme 5. Naturalisme 6. Mekanisme PARADIGMA POSITIVISTIK Keraguan: Banyak fenomena alam yang tidak dapat diterangkan oleh data/pengalaman Ilmu pengetahuan menjadi terlalu deskriptif, tidak mempunyai nilai/norma/etik PARADIGMA KONSTRUKTIVISME Asumsi filosofis: 1. Manusia: mahluk berfikir dan rasional, ilmuan yang selalu ingin meramalkan dan mengendalikan 2. Alam (universe): nyata, eksis, integral, berubah dengan sendirinya 3. Kehidupan: bagian dari alam, dan hanya dapat dihahami dengan memperhatikan kurun waktu Interpretasi tentang alam saat ini selalu dapat diubah dan diganti PARADIGMA KONSTRUKTIVISME Personal construct: setiap manusia mempergunakan pikirannya untuk menafsir, menerangkan, dan meramalkan pengalamannya. Penafsiran penting untuk meramalkan. Personal construct adalah struktur untuk lebih baik mengetahui keadaan masa depan PARADIGMA KONSTRUKTIVISME Asumsi Aksi dan kepercayaan seseorang hanya dapat dimengerti melalui interpretasi Konseptualisasi kehidupan sosial sangat beragam, sesuai dengan konteks budaya PARADIGMA KONSTRUKTIVISME Prakteknya dalam antropologi (studi budaya) Ethno-methodology Pengamatan berperan serta Empathic understanding Observasi panjang Bukan survai PARADIGMA KONSTRUKTIVISME Contoh: Identifikasi makna subyektif (definisi, perasaan, penilaian, interpretasi) Alasan penggunaan hal-hal tersebut PARADIGMA KONSTRUKTIVISME Penelitian: verstehen, pemahaman, understanding bukan verifikasi atau falsifikasi, tetapi kerangka berfikir PARADIGMA KONSTRUKTIVISME Kerangka Penelitian: Etnografi Hermeunetika Simbolik Interaksionis KRITIK TERHADAP POSITIVISTIK dan KONSTRUKTIVIS Positivistik: tidak memadai dan tidak adil Konstruktivist: tidak memperhatikan konteks politik (dimanfaatkan oleh kekuatan politik?) Scientism: Sains dapat menyelesaikan semua masalah, termasuk ketidak-adilan ekonomi Sains menjadi instrumental, berorientasi hasil tidak pada proses (rasionalitas teknokratik) Birokrasi sains: sains menjadi alat mengendalikan masyarakat KRITIK TERHADAP POSITIVISTIK dan KONSTRUKTIVIST Criticalist: Berorientasi nilai (adil) Sarat ideologi, terkait politik Emansipatoris Bertujuan untuk perubahan sosial TERIMAKASIH