FILSAFAT PENDIDIKAN MK 115 Dosen: Drs. Ph. Pirenomulyo, MA TUJUAN PERKULIAHAN • Membantu mahasiswa memahami pendidikan dari sudut pandang filsafat sehingga mampu terlibat dalam kegiatan berpikir kritis, mendasar dan menyeluruh tentang pendidikan untuk mencapai kompetensi kesarjanaan di bidang pendidikan. MATERI PERKULIAHAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Pengertian dan Tujuan Pendidikan Hubungan Filsafat dan Pendidikan Pengertian dan Peran Filsafat Pendidikan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Ontologi Filsafat Pendidikan Epistemologi dan Aksiologi Filsafat Pendidikan Tes Tengah Semester 8. Filsafat Pendidikan Socrates, Plato, dan Aristoteles 9. Aliran-aliran dalam Filsafat Pendidikan: Idealisme, Realisme, Pragmatisme 10. Progresivisme, Esensialisme, dan Perenialisme 11. Eksistensialisme, Rekonstruksionisme, dan Behaviorisme. 12. Refleksi Pentingnya Filsafat Pendidikan bagi Sekolah dan Profesi Guru. 13.Tes Akhir Semester EVALUASI 1. 2. 3. 4. Tes Tengah Semester: Tes akhir Semester: Tugas Makalah: Presentasi Kelompok: 35% 35% 15% 15% Catatan: Bahan untuk Makalah dan dan Presentasi wajib diambil dari Barnadib, Imam, 2002, Filsafat Pendidikan, Yogyakarta, Adicita, Karya Nusa. Unit 1 PENGERTIAN PENDIDIKAN • Kata pendidikan berasal dari pedagogia (Yunani), terdiri atas dua kata, yaitu paedos (anak) dan agoge ( saya membimbing/memimpin). Sedangkan paedagogos ialah seorang pelayan atau pemuda pada zaman Yunani kuno yang pekerjaannya mengantar dan menjemput anak ke dan dari sekolah. • Dari kata paedagogos kemudian berkembang menjadi paedagoog, yang berarti seorang pendidik atau ahli didik atau guru. • Dalam bahasa Lain digunakan kata peadagogie, yang berarti pendidikan. • Dari sudut pandang ini, pendidikan adalah kegiatan seseorang dalam membimbing dan memimpin anak menuju ke kedewasaan yang bertanggungjawab. • UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1, Ayat 1: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.” • Fungsi pendidikan: 1. Upaya menyiapkan generasi muda untuk memegang peranan tertentu dalam masyarakat di masa depan. 2. Mentransfer pengetahuan dan keterampilan. 3. Mentransfer nilai-nilai untuk memelihara kelangsungan hidup masyarakat yang beradab. • Pendidikan sebagai kata benda berarti proses perubahan tingkah laku seseorang atau kelompok untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan. • Menurut Ensiklopedia Pendidikan, pendidikan berarti semua perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk memberikan pengetahuan, pengalaman, kecakapan, dan keterampilannya kepada generasi di bawahnya sebagai upaya untuk menyiapkan mereka agar dapat memenuhi fungsi hidupnya di masa depan. • Langeveld: pendidikan adalah pemberian bimbingan oleh seorang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaan (Pidarta, 1997:10). • Ki Hajar Dewantara: pendidikan adalah upaya menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia yang mendapat keselamatan dan kebahagiaan setinggitingginya (Pidarta, 2997:10) • Di lingkungan keluarga, orangtua bertanggungjawab mendidik, memanusiakan, membudayakan, dan menanamkan nilai-nilai kepada anakanaknya. Setelah anak-anak menjadi dewasa, orangtua dianggap telah menyelesaikan tugasnya. • Sekolah berperan untuk membantu proses pendewasaan anak, sehingga perkembangan fisik, kesehatan, keterampilan, pikiran,perasaan, kemauan, sosial, sampai perkembangan iman. • John Dewey: pendidikan sebagai proses pembentukan kecakapan mendasar secara intelektual dan emosional. • Rousseau: pendidikan sebagai pemberian bekal yang dibutuhkan pada waktu anakanak menjadi dewasa. • Jadi, pedidikan mencakup kegiatan mendidik, mengajar, dan melatih melalui transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi. • Dalam transformasi tersebut ada syarat yang harus dipenuhi: 1. Ada hubungan edukatif yang baik antara pendidik dan terdidik. 2. Harus ada metode pendidikan yang sesuai dengan kemampuan pendidik, materi, kondisi terdidik, tujuan pembelajaran, dan kondisi lingkungan. TUJUAN PENDIDIKAN • Tujuan pendidikan terkait erat dengan sistem nilai yang harus diperhatikan: 1. Pendidikan harus bersifat otonomous, yaitu memberi kesadaran, pengetahuan, dan kemampuan secara maksimal kepada individu atau kelompok untuk hidupmandiri dan bersama dalam kehidupan yang lebih baik. 2. Pendidikan harus bersifat equal (sama rata), memberi kesempatan seluruh warga masyarakat untuk memperoleh pendidikan yang sesuai. 3. Pendidikan harus memberikan warisan budaya kepada generasi berikutnya untuk menjamin kehidupan mereka (survival). • Pendidikan di Indonesia didasarkan pada ideologi Pancasila dan UUD 1945 sebagai falsafahnya. • Dalam UU No 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dijelaskan “pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan.” • Pendidikan tidak hanya berlangsung di sekolah, tetapi juga di keluarga dan masyarakat sebagai lingkunga pendidikan. • Kegiatan belajar tidak hanya berlangsung selama usia sekolah tetapi sepanjang hayat (life-long education). HUBUNGAN FILSAFAT DAN PENDIDIKAN • Hubungannya tidak terpisahkan, baik dari arah, tujuan, proses, dan materinya. Mengapa? • Karena pendidikan itu hakekatnya merupakan hasil spekulasi filsafat, terutama filsafat tentang nilai-nilai, dan filsafat memberikan kesadaran menyeluruh tentang asal mula, eksistensi, dan tujuan hidupmanusia. • Tanpa filsafat, pendidikan tidak dapat berbuat apa-apa dan tidak tahu apa yang harus dikerjakan. • Sebaliknya, tanpa pendidikan, filsafat tetap berada dalam dunia utopianya. Oki., seorang guru harus memahami dan mendalami filsafat, khususnya filsafat pendidikan. • Melalui filsafat pendidikan, guru memahami hakikat pendidikan, karena pendidikan dapat dikembangkan dengan filsafat ontologi, epistemologi, serta aksiologi. Contoh Filsafat Sekolah