HANDOUT Bahan Kajian : Struktur dan Proses Sosial (Pengantar Filsafat Ilmu) Sks/Kode : 2 sks/SOA 166 Program Studi : Pendidikan Sosiologi Antropologi Fakultas : Ilmu Sosial Dosen : Nora Susilawati, S.Sos, M.Si (4437) Delmira Syafrini S.Sos,MA (4445) Pertemuan Ke : 1 (satu) Learning Outcome : Mata kuliah ini mengkaji tentang dasar-dasar dari filsafat ilmu yang meliputi konsep- konsep dasar filsafat dan filsafat ilmu, jenis dan sumber pengetahuan, dasar-dasar ilmu, struktur ilmu, logika ilmu, sarana ilmiah, kebenaran dalam ilmu, berpikir dalam ilmu, etika dan moral dalam ilmu serta beberapa pandangan dalam filsafat ilmu sosial. Indikator : 1. Menjelaskan konsep-konsep dasar filsafat ilmu.l 2. Menjelaskan ruang lingkup dan manfaat filsafat ilmu. Materi : 1.Pengertian filsafat dan filsafat ilmu 2.Ruang lingkup filsafat ilmu 3.Manfaat mempelajari filsafat ilmu Materi 1. PENGERTIAN FILSAFAT DAN FILSAFAT ILMU Dalam kajian sejarah dapat dijelaskan bahwa perjalanan manusia telah mengantarkan dalam berbagai fase kehidupan. Sejak zaman kuno, pertengahan dan modern telah melahirkan sebuah cara pandang terhadap gejala alam dengan berbagai variasinya. Dalam proses tersebut melahirkan pemikiran yang mengantarkan pemikiran umat manusia dari mitologi oriented pada arah menuju pola pikir ilmiah (perubahan dari pola pikir mitosentris ke logosentris). Setelah adanya demitologisasi oleh para pemikir alam seperti Thales, Anaximenes, Phitagoras, Heraklitos, Parminides, dan pemikir-pemikir lainnya maka pemikiran filsafat berkembang secara cepat karena adanya arus gerakan rasionalisme, empirisme, dan positivisme. Gerakan ini dipelopori oleh pemikir kotemporer yang mengantarkan kehidupan manusia pada tataran era modernitas yang berbasis pada pengetahuan ilmiah. Pengetahuan ilmiah atau ilmu merupakan “a higher level of knowledge”, maka lahirlah filsafat ilmu sebagai penerusan pengembangan filsafat umum. Filsafat ilmu sebagai cabang filsafat menempatkan objek sasarannya ilmu (pengetahuan). Filsafat adalah peletak dasar suatu pengetahuan. Oleh sebab itu filsafat disebut sebagai induk segala ilmu pengetahuan (mater scientarium). Filsafat berasal dari kata Yunani yaitu “philosophia” yang artinya cinta keraifan. Akar katanya adalah philos (philia : cinta, kekasih, sahabat, kecenderungan pada sesuatu) dan sophia (kearifan, kebijaksanaan, pengetahuan). Jadi secara harfiah berarti mencintai kebijaksanaan atau pengetahuan. Filsafat adalah suatu studi yang mempelajari seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis, mendeteksi problem secara radikal, mencari solusi, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu, serta akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses kerja ilmiah. Filsafat dimulai dari perenungan untuk mengusahakan kejelasan, keruntutan dan keadaan memadai dari pengetahuan agar memperoleh pemahaman. PERENUNGAN→PEMIKIRAN→PEMAHAMAN Filsafat memiliki karakteristik seperti : 1. Filsafat sebagai berpikir secara kritis 2. Filsafat adalah berpikir dalam bentuk yang sistematis 3. Filsafat menghasilkan sesuatu yang runtut 4. Filsafat adalah berpikir secara rasional 5. Filsafat bersifat komprehensif Ilmu mempelajari alam sebagaimana adanya (das sein) dan terbatas pada lingkup pengalaman kita. Ilmu adalah kumpulan pengetahuan yang disusun secara konsisten dan kebenarannya telah teruji secara empiris. Hakikat ilmu bersifat pramatis yaitu ilmu tidak mencari kebenaran absolut tetapi kebenaran yang bermanfaat bagi manusia dalm tahap perkembangan tertentu. Ilmu bersifat konsisten artinya penemuan yang satu didasarkan kepada penemuan-penemuan sebelumnya. Ilmu = science dan pengetahuan= knowledge Perkembangan ilmu : Commonsense→Seni→Rasionalisme→Empirisme→Falsifikasionisme→Relativisme→Pra gmatisme→Filsafat ilmu Filsafat ilmu adalah bagian dari filsafat yang menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakikat ilmu. Bidang ini mempelajari dasar-dasar filsafat, asumsi dan implikasi dari ilmu, yang termasuk di dalamnya antara lain ilmu alam dan ilmu sosial. Filsafat ilmu menempatkan ilmu pengetahuan sebagai sasarannya dan tiang penyangga bagi eksistensi ilmu yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi ilmu. Filsafat ilmu sosial adalah filsafat khusus, yang mengkaji tentang seluk beluk ilmu atau hakikat ilmu dari disiplin ilmu sosial yang membicarakan tentang idividu, masyarakat dan kebudayaan dalam relaitas sosial. Thales Thales Thales Aristoteles Kosmologi Astronomi Fisika Geometri Analitika Phythagoras Aristoteles Dialektika Plato (Filsafat Spekulatif) (Organon) Zaman Romawi Kuno Zaman Romawi Kuno Cicero Logika Abad Pertengahan Filsafat Teknologi Zaman Renaisance Galileo, F Bacon Metode Eksperimental Zaman Modern Zaman Modern Zaman Modern Abad XVII Abad XVII Abad XVII Descartes Descartes Newton Newton Zaman Modern Leibniz Abad XVIII Abad XVII Abad XIX Filsafat Mental Filsafat Alam Fisika Boole A de Morgan Dan Moral Abad XX Abad XX Abad XX Abad XX Filsafat Analitik Berbagai Ilmu Baru Berbagai Cabang Logika Modern Filsafat Ilmu Gambar . Pilar Fisafat Ilmu Tabel 4.1 Tingkat Patokan Ilmu , Filsafat Ilmu Level 2 Disiplin Substansi Materi Filsafat Analisis prosedur dan logika penjelasan ilmu ilmiah 1 Ilmu Penjelasan Fakta 0 - Fakta Materi 2 RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU 1. Objek material : Objek material adalah objek yang dijadikan sasaran menyelidiki oleh suatu ilmu, atau objek yang dipelajari oleh ilmu itu. Objek materialnya adalah pengetahuan itu sendiri, yaitu pengetahuan yang telah disusun secara sistematis dengan metode ilmiah tertentu, sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara umum. 2. Objek Formal : Objek formal adalah suatu pandang dari mana sang subjek menelaah objek materialnya. Objek formal filsafat ilmu adalah hakikat (esensi) ilmu pengetahuan, bagaimana cara memperoleh kebenaran ilmiah dan apa fungsi ilmu itu bagi manusia. Problem inilah yang akan dikaji dalam pengembangan ilmu pengetahuan sebagi landasan ontologi, epistemologi dan aksiologi. Ruang Lingkup Ontologi Ilmu Apa hakikat ilmu, apa hakikat kebenaran dan kenyataan yang koheren dengan pengetahuan ilmiah. Filsafat ini menjawab apa dan bagaimana objek apa yang ada (being : objek sebenarnya dapat berupa objek material dan formal). Epistemologi ilmu Sumber, sarana dan tata cara menggunakan sarana tersebut untuk mencapai pengetahuan ilmiah. Perbedaan dalam menentukan ontologi akan menentukan sarana yang dipilih. Nilai manfaat yang bersifat normatif dalam memberikan makna terhadap hasil kajian epistemologi atau kebenaran sebagaimana dijumpai dalam kehidupan. Makna ilmu dapat bersifat ONTOLOGI teleologis, etis, dan integratif. Peristiwa alam/Sosial THE FACT Analisis Analisis INDRAWI Why TEORI Root of Couse NILAI KEGUNAAN How Tindakan Gambar . Berfikir Reflektif (Supriyanto) EPISTEMOLOGI What AKSIOLOGI Aksiologi Ilmu Materi 3 MANFAAT MEMPELAJARI FILSAFAT ILMU Mempelajari filsafat ilmu dapat memberikan manfaat antara lain 1. Sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga menjadi kritis terhadap kegiatan ilmiah. 2. Merupakan metode untuk mereflleksi, menguji, mengkritisi, memberikan asumsi keilmuan. 3. Memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan. Manfaat lain mengkaji filsafat ilmu adalah : 1. Tidak terjebak dalam budaya arogansi intelektual. 2. Kritis terhadap aktivitas ilmu/keilmuan. 3. Merefleksi, menguji, mengkritik asumsi dan metode ilmu terus menerus sehingga ilmuan tetap bermain dalam koridor yang benar (metode dan struktur ilmu). 4. Mempertanggungjawabkan metode keilmuan secara logis rasional. 5. Memecahkan masalah keilmuan secara cerdas dan valid. 6. Berpikir sintetis-aplikatif (lintas ilmu-kontekstual). HANDOUT Bahan Kajian : Struktur dan Proses Sosial (Pengantar Filsafat Ilmu) Sks/Kode : 2 sks/SOA 166 Program Studi : Pendidikan Sosiologi Antropologi Fakultas : Ilmu Sosial Dosen : Nora Susilawati, S.Sos, M.Si (4437) Delmira Syafrini S.Sos,MA (4445) Pertemuan Ke : 2 (dua) Learning Outcome : Mata kuliah ini mengkaji tentang dasar-dasar dari filsafat ilmu yang meliputi konsep- konsep dasar filsafat dan filsafat ilmu, jenis dan sumber pengetahuan, dasar-dasar ilmu, struktur ilmu, logika ilmu, sarana ilmiah, kebenaran dalam ilmu, berpikir dalam ilmu, etika dan moral dalam ilmu serta beberapa pandangan dalam filsafat ilmu sosial. Indikator : Mengklasifikasikan jenis dan sumber pengetahuan Materi : 1. Jenis pengetahuan 2. Sumber pengetahuan Materi 1 JENIS PENGETAHUAN Gazalba menjelaskan bahwa pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti dan pandai. Pengetahuan itu adalah semua milik atau isi pikiran. Dengan demikian pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu. John Dewey tidak membedakan pengetahuan dan kebenaran (antara knowledge dengann truth). Jadi pengetahuan itu harus benar, kalau tidak benar berarti kontradiksi. Ada 4 jenis pengetahuan, yaitu : 1. Pengetahuan biasa Pengetahuan yang dalam filsafat dikatakan dengan istilah common sense dan sering diartikan dengan good sense, karena seseorang memiliki suatu dimana ia menerima secara baik. Semua orang menyebutnya sesuatu itu merah karena memang itu merah, benda itu panas karena memang dirasakan panas. Dengan common sense semua orang sampai pada keyakinan secara umum tentang sesuatu.Dimana mereka berpendapat sama semuanya. Common sense diperoleh dari pengalaman sehari-hari seperti air dapat dipakai untuk menyiram bunga, makanan dapat memuaskan rasa lapar, musim kemarau akan mengeringkan sawah tadah hujan. 2. Pengetahuan ilmu Ilmu sebagai terjemahan dari science, dalam arti yang sempit diartikan untuk menunjukkan ilmu pengetahuan alam, yang sifatnya kuantitatif dan objektif. Ilmu pada prinsipnya merupakan usaha mengorganisasikan common sense, suatu pengetahuan yang berasal dari pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, dilanjutkan dengan suatu pemikiran secara cermat dan teliti dengan menggunakan berbagai metode. Ilmu dapat merupakan suatu metode berpikir secara objektif untuk memberi makna terhadap dunia faktual. Pengetahuan yang diperoleh dari ilmu melalui observasi, eksperimen, klasifikasi dan mengutamakan logika. 3. Pengetahuan filsafat Pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran yang bersifat kontemplatif dan spekulatif. Pengetahuan filsafat lebih menekankan pada universalitas dan kedalaman kajian tentang sesuatu. Filsafat memberikan pengetahuan yang reflektif dan kritis sehingga ilmu yang tadinya kaku menjadi longgar. 4. Pengetahuan agama Pengetahuan yang diperoleh dari Tuhan lewat utusan-Nya. Pengetahuan agama bersifat mutlak dan wajib diyakini oleh para pemeluk agama. Pengetahuan mengandung bagaimana berhubungan dengan Tuhan dan sesama manusia. Materi 2 SUMBER PENGETAHUAN Pengetahuan berkembang dari rasa ingin tahu manusia yang merupakan ciri khas manusia karena manusia adalah satu-satunya makhluk yang mengembangkan pengetahuan namun pengetahuan tersebut masih terbatas untuk melangsungkan kehidupannya. Pengetahuan diperoleh dari alat yang merupakan sumber dari pengetahuan tersebut. Adapun sumber pengetuan itu adalah : a. Empirisme Manusia memperoleh pengetahuan dari pengalaman indrawi. Dengan indera manusia berhubungan dengan hal-hal yang kongkrit material. Masing-masing indra menangkap aspek yang berbeda mengenai barang atau makhluk yang menjadi objeknya. Jadi, pengetahuan indrawi menurut perbedaan indra dan terbatas pada sensibilitas organ-organ tertentu. Bagaaimana dia mengetahui es itu dingin karena pernah meraba es tersebut. John Locke mengemukakan teori tabula rasa. Menurutnya manusia pada mulanya kosong dari pengetahuan, lantas pengalamannya mengisi jiwa yang kosong tersebut lalu ia memiliki pengetahuan. Mula-mula tangkapan indra tersebut sederhana lalu lama kelamaan menjadi kompleks. David Hume menjelaskan bahwa manusia tidak membawa pengetahuan bawaan dalam hidupnya. Sumber pengetahuan adalah pengamatan. Jadi sumber pengetahuan utama memperoleh pengetahuan adalah data empiris yang diperoleh dari panca indra. Kelemahan empiriisme adalah : Indera terbatas karena benda yang jauh kelihatan kecil padahal tidak. Indera menipu seperti orang sakit merasakan lidahnya pahit padahal manis terhadap makanan yang dirasakannya. Objek menipu seperti fatamorgana yang membohongi manusia. Berasal dari indera dan objek sekaligus. Indera tidak bisa melihat kerbau sekaligus dan kerbaupun tidak bisa memperlihatkan selutuh badannya semuanya. b. Rasionalisme Aliran ini mengatakan bahwa akal adalah dasar pengetahuan. Pengetahuan yang benar diperoleh dan diukur dengan akal. Bagi aliran ini kelemahan alat indra dapat dikoreksi seandainya akal digunakan. Namun rasionalisme tidak mengingkari kegunaan indra dalam memperoleh pengetahuan. Pengalaman indra diperlukan untuk merangsang akal dan memberikan bahan-bahan yang menyebabkan akal dapat bekerja, tetapi sampainya manusia kebenaran adalah karena akal. Descartes mengemukakan bahwa akal budi dipahamkan sebagai teknik deduktif untuk dapat menemukan kebenaran. Dengan demikian penalaranlah yang akan menyusun pengetahuan. c. Intuisi Henry Begson mengatakan bahwa intuisi adalah hasil dari evolusi pemahaman yang tertinggi. Intuisi juga merupakan suatu pengetahuan yang langsung, mutlak dan bukan pengetahuan yang nisbi. Aliran yang mirip dengan intuisi adalah iluminasionisme yang berkembang di kalangan tokoh agama yang disebut dengan ma’rifah yaitu pengetahuan yang datang dari Tuhan melalui pencerahan atau penyinaran. Pengetahuan tersebut akan diperoleh oleh orang yang hatinya telah bersih, telah siap dan sanggup menerima pengetahuan terebut. Kemampuan menerima pengetahuan secara langsung itu diperoleh dengan cara latihan yang dalam Islam disebut dengan Riyadhah dipakai dalam thariqat atau tasawuf.. Memurut ajaran tasawuf manusia ditutupi oleh hal-hal material yang dipengaruhi nafsunya. Bila nafsu bisa dikendalikan, maka kekuatan rasa itu mampu bekerja dan menangkap objek-objek gaib.Jiwa mampu melihat alam gaib dan dari situlah diperoleh pengetahuan. d. Wahyu Pengetahuan yang disampaikan oleh Allah kepada manusia lewat perantaraan para nabi. Para nabi memperoleh pengetahuan dari Tuhan tanpa upaya, tanpa bersusah payah, tanpa memerlukan waktu untuk memperolehnya. Pengetahuan mereka terjadi ataas kehendak Tuhan. Tuhan mensucikan jiwa merke dan diterangkan jiwa mereka memperoleh kebenaran dengan jalan wahyu. HANDOUT Bahan Kajian : Struktur dan Proses Sosial (Pengantar Filsafat Ilmu) Sks/Kode : 2 sks/SOA 166 Program Studi : Pendidikan Sosiologi Antropologi Fakultas : Ilmu Sosial Dosen : Nora Susilawati, S.Sos, M.Si (4437) Delmira Syafrini S.Sos,MA (4445) Pertemuan Ke : 3 (tiga) Learning Outcome : Mata kuliah ini mengkaji tentang dasar-dasar dari filsafat ilmu yang meliputi konsep- konsep dasar filsafat dan filsafat ilmu, jenis dan sumber pengetahuan, dasar-dasar ilmu, struktur ilmu, logika ilmu, sarana ilmiah, kebenaran dalam ilmu, berpikir dalam ilmu, etika dan moral dalam ilmu serta beberapa pandangan dalam filsafat ilmu sosial. Indikator : Mengidentifikasi dasar-dasar dari ilmu Indikator : Mengidentifikasi dasar-dasar dari ilmu Materi : Dasar-Dasar Ilmu a. Ontologi b. Epistemologis ONTOLOGI ILMU Landasan Pengembangan Ilmu Ontologi Epistemologi Aksiologi Apa ? Bagaimana ? Mengapa/Untuk Apa? Realita Metodologi Tujuan Nilai A. Dasar Ontologi Ilmu Ontologi membahas tentang apa yang ingin diketahui atau dengan kata lain suatu pengkajian mengenai teori tentang ada. Dasar ontologi ilmu berhubungan dengan materi yang menjadi objek penelaahan ilmu dan bersifat empiris. Apa yang ingin diketahui ilmu ? Atau apa yang menjadi bidang telaah ilmu ? Objek telaah ilmu mencakup seluruh aspek kehidupan yang dapat diuji oleh pancaindera manusia. Dalam pemahaman ontologi, dapat dikemukakan pandangan-pandangan pokok pemikiran sebagai berikut : 1. Monoisme Paham ini menganggap bahwa hakikat yang asal dari seluruh kenyataan itu hanyalah satu saja, lalu paham ini terbagi dua yaitu : a. Materialisme : sumber asal itu adalah materi bukan rohani. b. Idealisme : hakikat kenyataan yang beraneka ragam itu berasal dari ruhani. 2. Dualisme : hakikat kenyataan ada dua materi dan ruhani 3. Pluralisme : segenap mancam bentuk itu semuanya adalah kenyataan. Dunia itu bukan uni-versum tetapi multi-versum. 4. Nihilisme : realitas itu sebenarnya tidak ada atau tidak ada sesuatupun yang eksis. 5. Agnostisisme : menyangkal adanya kenyataan yang mutlak dan bersifat transenden. Timbulnya aliran ini karena belum dapatnya manusia mengenal dan mampu menerangkan secara kongkrit akan adanya kenyataan yang berdiri sendiri dan dapat kita kenal. EPISTEMOLOGI ILMU Epistemologi atau teori pengetahuan, membahas secara mendalam segenap proses yang terlihat dalam usaha kita untuk memperoleh pengetahuan. Proses tertentu itu dikenal dengan metode ilmiah yang merupakan paduan dari berpikir sebelumnya yaitu rasionalisme dan empirisme. Kebenaran ilmu tidaklah absolut karena itu hasil pengetahuan yang diperoleh harus diuji kebenarannya sesuai dengan berjalannya waktu. Pengetahuan yang diperoleh oleh manusia melalui akal, indera, dan lain-lain mempunyai metode tersendiri dalam teori pengetahuan di antaranya adalah : 1. Metode induktif Suatu metode yang menyimpulkan pernyataan-pernyataan hasil observasi disimpulkan dalam suatu pernyataan yang lebih umum. 2. Metode deduktif Suatu metode yang menyimpulkan bahwa data-data empirik diolah lebih lanjut dalam suatu sistem pernyataan yang runtut dan adanya perbandingan logis antara kesimpulan-kesimpulan itu sendiri. 3. Metode positivisme Metode ini berpangkal dari apa yang telah diketahui yang faktual dan positif. 4. Metode kontemplatif Pengetahuan ini diperoleh melalui intuisi, karena keterbatasan indera dan akal manusia untuk memperoleh pengetahuan. Dalam tasawuf disebut ma”rifah yaitu pengetahuan yang datang dari Tuhan melalui pencerahan dan penyinaran. Pengetahuan lewat intuisi bersifat individual dan tidak digunakan untuk mencari pengetahuan yang dikomersialkan. 5. Metode dialektis Bentuk pemikiran yang tidak tersusun dari satu pikiran tetapi pemikiran itu seperti dalam percakapan, bertolak paling kurang dua kutub. Dalam kehidupan sehari-hari berarti kecakapan untuk melakukan perdebatan. AKSIOLOGI ILMU Kegunaan ilmu adalah menghasilkan pengetahuan yang dapat digunakan untuk tujuan antara lain : 1. Membuktikan kebenaran 2. Menemukan pengetahuan 3. Memperoleh suatu pemahaman fenomena 4. Memberikan penjelasan 5. Memberikan peramalan 6. Melakukan pengemdalian 7. Melakukan penerapan Ada 3 bentuk value dan valuation 1. Nilai yang digunakan sebagai kata benda abstrak seperti baik, menarik dan bagus 2. Nilai sebagai kata benda kongkret contohnya ketika kita berkata sebuah nilai atau nilai-nilai seringkali dipakai untuk merujuk kepada sesuatu yang bernilai seperti nilainya, nilai dia dan sistem nilai dia. 3. Nilai juga digunakan sebagai kata kerja dalam ekspresi menilai, memberi nilai dan dinilai. Jadi, tujuan ilmu tidak tunggal. Ilmu dikembangkan oleh manusia untuk mencapai kebenaran atau memperoleh pengetahuan. Ilmu dapat memberikan pemahaman tentang alam semesta, dunia sekitar/masyarakat dan diri manusia. Landasan dari ontologi ilmu adalah analisi dari objek materi terkait dengan hal atau benda empiris. Landasan epistemologi ilmu adalah analisis tentang proses tersusunnya ilmu atau metode ilmiah. Landasan aksiologi ilmu adalah analisis tentang penerapan hasil temuan ilmu. Penerapan ilmu untuk memudahkan manusia untuk memenuhi kebutuhan dan keluhuran hidupnya. Etika keilmuan merupakan etika normatif yang merumuskan prinsip-prinsip etis yang dapat dipertanggungjawabkan secara rasional dan dapat diterapkan dalam ilmu pengetahuan. Pokok persoalan etika keilmuan selalu mengacu pada kaidah moral, yaitu hati nurani, kebebasan dan tanggung jawab, nilai dan norma yang bersifat kegunaan. Penerapan ilmu pengetahuan yang telah dihasilkan ilmuan, apakah itu berupa teknologi maupun teori-teori mestinya memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan, nilai agama, nilai adat, dan sebagainya. Ini berarti, ilmu pengetahuan sudah tidak bebas nilai. PENALARAN Penalaran atau reasoning merupaka suatu konsep yang paling umum merujuk pada salah satu proses pemikiran (kegiatan berpikir) untuk sampai pada suatu kesimpulan sebagai pernyataan baru dari beberapa pernyataan lain yang telah diketahui. Dalam proses pemikiran ini perlu di pelajari terlebih dahulu unsur-unsur dari penalaran yang bertolak ada mater atau objek yang dibicarakan. Unsur penalaran yang dimaksud adalah pengertian (ide atau konsep) yang merupakan pembagian (analitis) dari pengertian yang bersifat umum menjadi unsur yang terkecil seingga tidak lagi terjadi kekaburan arti. Penalaran dinyatakan dalam kalimat tertutup atau pernyataan. Segala sesuatu yang ada, senantiasa memiliki materi dan bentuk. Materi yang sama dapat memiliki berbagai bentuk. Misalnya kayu sebagai materi dapat berbentuk patung, kursi, meja, tiang pintu dan sebagainya. Bentuk sama dapat pula terdiri dari materi yang berbeda. Misalnya patung kuda, dapat dibangun dari materi kayu, atau besi, atau plastik dan sebagainya. Pikiran yang digunakan dalam penalaran dan diungkapkan lewat bahasa, juga memiliki materi dan bentuk. Hasil tangkapan manusia mengenai suatu objek baik materil maupun non material disebut ide atau konsep. Ide dari kata Yunani “eidos” yang artinya gambar, rupa yang dilihat. Akal budi manusia menangkap sesuatu objek melalui bentuk gambarnya. Gambar ini disebut ide. Konsep dalam bahasa latin “concipere” yang artinya mencakup, mengambil, menangkap. Dari cocipere muncul kata benda “conceptus” yang artinya tangkapan. Jadi akal manusia apabila menangkap sesuatu terwujud dengan membuat konsep. Konsep dan ide adalah sama. Ungkapan tentang konsep, ide atau pengertian disebut term. LOGIKA Penalaran merupaka proses berpikir yang membutuhkan pengetahuan. Agar pengetahuan yng dihasilkan oleh penalaran mempunyai dasar kebenaran, maka proses berpikir itu harus dilakukan melalui cara tertentu. Cara tertentu ini yang merupakan kelanjutan dari pernyataan lain yang telah diketahui. Pernyataan yang telah diketahui itu disebut pangkal pikir (premis). Cara tertentu dalam proses berpikir untuk membuahkan pengetahuan yang benar tersebut disebut dengan logika. Logika merupakan jembatan penghubung antara filsafat dan ilmu. Objek materialnya adalah pemikiran dan objek formalnya adalah kelurusan berpikir. Logika juga didefenisikan sebagai kecakapan bernalar yang berkenaan dengan ungkapan lewat bahasa atau alat untuk berpikir secara lurus. MACAM-MACAM LOGIKA Logika ada dua macam yaitu : a. Logika Kodratiah Proses berpikir yang menggunakan perpaduan intuisi, perasaan, dan keterampilan serta akal budinya untuk menghasilkan pengetahuan kreatif/inovatif. Logika kodratiah disebut juga dengan logika tradisional. b. Logika Ilmiah (logika modern) Logika ilmiah membantu logika kodratiah. Logika ini memperhalus, mempertajam pikiran serta akal budi. Berkat pertolongan logika ilmiah, maka akal budi dapat bekerja lebih cepat, lebih teliti, lebih mudah dan lebih aman. Secara umum logika ilmiah dikelompokkan menjadi logika deduktif dan induktif. FUNGSI LOGIKA Fungsi logika adalah : 1. Untuk berpikir rasional, kritis, tertib, metodis, tepat dan koheren. 2. Meningkatkan kemampuan berpikir abstrak, cermat dan objektif. 3. Menambah kecerdasan, meningkatkan ketajaman dan kemandirian berpikir. 4. Cinta ilmu pengetahuan dan menghindari kekeliruan serta kesesatan. AZAS PEMIKIRAN LOGIKA 1. Kata dan Tanda : Berpikir dengan akal budi supaya diterima dan dimgerti oleh orang lain tentu diperlukan kata (verbal) dan simbolik (tanda). 2. Term dan kalimat : Kata yang sudah mengandung pengertian dan membentuk keputusan (kalimat) berfungsi sebagai subjek, predikat dan kata penghubung. Kata yang berfungsi dalam keputusan ini disebut “term” tersubjek (S), term predikat (P), dan term penghubunag diberi kode M 3. Penyimpulan : Setelah dihadapkan pada kaliamat lalu sampai pada penyimpulan yang merupakan ide pikiran yang hakiki. Kalimat penyimpulan juga disebut dengan proposisi. Pengertian Lahiriah Keputusan Pengertian Lahiriah Penyimpulan Pengertian Lahiriah Keputusan Pengertian Lahiriah Gambar .Unsur dan Asas Dasar Logika Lurus-Benar TeraturSistematis TepatMateri Premis, Proposisi Gambar. Proses Penalaran Menjadi Premis dan Proposisi BAHASA Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia karena bahasa sebagai sarana komunikasi antar manusia. Jika tidak ada bahasa, maka tidak akan ada komunikasi. Tanpa komunikasi manusia tidak dapat bersosialisasi dan kehidupan bermasyarakatpun tidak akan terwujud. Karena bahasa adalah sebagai sarana komunikasi, maka segala hal yang menyangkut dengan komunikasi tidak terlepas dari bahasa, seperti berpikir sistematis dalam menggapai ilmu pengetahuan.Tanpa mempunyai kemampuan berbahasa seseorang tidak dapat melakukan kegiatan berpikir secara sistematis dan teratur. Bahasa sebagai alat komunikasi verbal digunakan dalam proses berpikir ilmiah dimana bahasa untuk menyampaikan jalan pikiran kepada orang lain baik induktif maupun deduktif. Bahasa ilmiah yang notabedan notabene adalah ciptaan manusia, bagaimanapun indahnya gaya bahasa dan teraturnya urutan katanya akan berhadapan dengan kritikan dan saran dari pembaca. MATEMATIKA Matematika merupakan sarana untuk melambangkan makna dari serangkaian pernyataan yang ingin diungkapkan. Matematika dikenal sebagai ilmu deduktif dimana proses pengerjaan matematis harus bersifat deduktif. Matematika tidak menerima generalisasi berdasarkan pengamatan (induktif). Metode dalam mencari kebenaran yang dipakai adalah metode deduktif lewat penjabaran. Lambang-lambang matematika bersifat artifisial yang mempunyai makna setelah sebuah makna diberikan kepadanya. Kelebihan matematika dibandingkan bahasa vernal adalah dapat dikembangkan secara numerik yang memungkinkan kita melakukan pengugukuran secara kuantitatif. SATISTIKA Statistika diartikan sebagai kumpulan bahan keterangan atau data baik berwujud angka maupun tidak berwujud angka. yang mempunyai arti penting dan kegunaan yang besar bagi suatu negara. Namun dalam perkembangannya artinya menjadi kumpulan bahan keterangan berwujud angka (data kuantitatif) saja. Statistik tidak lagi dibatasi untuk kepentingan negara saja tetapui sudah digunakan dalam keseharian untuk mempermudah masyarakat untuk menganalisis sesuatu yang berkaitan dengan data-data. Dengan demikian masyarakat bisa menggunakannya untuk kehidupan sehari-hari. Statistik merupakan pengetahuan untuk melakukan penarikan kesimpulan induktif secara lebih seksama. Dalam penalaran induktif meskipun premisnya adalah benar dan prosedur penarikan kesimpulannya adalah sah, namun kesimpulan itu belum tentu benar. Statistik memberikan secara kuantitatif tingkat ketelitian dari kesimpulan yang ditarik tersebut. Semakin besar sampel, maka semakin tinggi tingkat ketelitiannya. LOGIKA Penalaran merupakan proses berpikir yang membuahkan pengetahuan. Agar pengetahuan yang dihasilkan oleh penalaran mempunyai dasar kebenaran, maka proses berpikir itu harus dilakukan melalui cara tertentu. Cara tertentu ini yang merupakan kelanjutan dari pernyataan lain yang telah diketahui. Pernyataan yang telah diketahui itu disebut pangkal pikir (premis). Cara tertentu dalam proses berpikir untuk membuahkan pengetahuan yang benar tersebut disebut dengan Logika. Logika merupakan jembatan penghubung antara filsafat dan ilmu. Objek materialnya adalah pemikiran dan objek formalnya adalah kelurusan berpikir. Logika juga didefenisikan sebagai kecakapan bernalar yang berkenaan dengan ungkapan lewat bahasa atau alat untuk berpikir secara lurus.