Modul ke: PENDIDIKAN PANCASILA Materi Ini Memuat : Fakultas Fikom Program Studi Humas Wahyudi Pramono, S.Ag. M.Si PANCASILA DAN ILMU PENGETAHUAN 2 TM 12 Indikator: 1. 2. 3. h Mampu melakukan kajian dalam 3 berbagai literatur yang dapat membentuk dan membangun pemahaman bahwa nilai-nilai Pancasila harus dijadikan dasar pengembangan ilmu. Dengan metode kajian literatur mahasiswa dapat mengkaji dan membuktikan nilainilai Pancasila harus menjadi dasar dalam pengembangan setiap ilmu. Menunjukkan hasil pembelajaran melalui pengkajian literatur dengan membandingkan, mempersamakan dan membedakan ilmu-ilmu yang didasari oleh Pancasila dan ilmu-ilmu yang tidak didasari nilai-nilai Pancasila. Ilmu dalam perspektif historis: • • • • • Ilmu lahir dimulai zaman Yunani. Kelahirannya identik dengan filsafat dgn corak mitologis Dilanjutkan gerakan demitologisasi menuju rasionalitas Tokoh : Socrates, Plato dan Aristoteles Aristoteles membagi ilmu: • pengetahuan poietis (terapan), • ilmu pengetahuan praktis (etika, politik) dan • ilmu pengetahuan teoretik terbagilagi:: • ilmu alam, • ilmu pasti 4 Ilmu Abad Tengah h (ke 5 M): Filsafat menjadi bercorak teologis 5 Tokohnya Augustinus dan Thomas Aquinas Biara juga pusat kegiatan intelektual Bersamaan dgn itu hadir filosuf Arab dgn tokoh: Al Kindi, Al Farabi, Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, Al Gazali. Ilmu menyebar dari Yunani (Aristoteles) ke Cordova kemudian ke Barat: Simbol ““Jika orang Yunani adalah Bapak metode ilmiah, maka orang muslim adalah Bapak angkatnya”. Ilmu Abad Moderr (18-19M) : • Gerakan Renaissance (15M) – Aufklaerung (18M), Tokoh: Copernicus, Galileo Galilei, Kepler, Descartes dan Immanuel Kant • Dunia sekuler: Agama semula menguasai dan manunggal dengan filsafat , ditinggalkan oleh filsafat. • Masing-masing berdiri mandiri dan berkembang menurut dasar dan arah pemikiran sendiri 6 Specialisasi Ilmu: 1. Lepasnya ilmu-ilmu cabang dari batang filsafatnya , tokoh: Copernicus, Versalius, Isaac Newtown dll. 2. Puncaknya: hadirnya Auguste Comte :untuk menerangkan bahwa yang benar dan yang nyata haruslah konkret, eksak, akurat, dan memberi kemanfaatan. 3. Metode observasi, eksperimentasi, dan komparasi yang dipelopori Francis Bacon . Dr. Syahrial / PP 7 Iptek dan Fenomena Perubahan: • Masa transisi masyarakat berbudaya agraristradisional menuju masyarakat dengan budaya industri modern • Masa transisi budaya etnis-kedaerahan menuju budaya nasional kebangsaan • Masa transisi budaya nasional-kebangsaan menuju budaya global-mondial. 8 Aspek Penting Dlm Iptek: • • • Paradigma iptek menjadi universalisme, komunalisme, dan skepsisme yang teratur dan terarah Pengembangan ilmu melalui ilmu melalui penelitian, eksperimen, ekspedisi, seminar, konggres Aspek struktural Iptek memiliki unsur-unsur: • Objek untuk diketahui (Gegenstand) • Dipertanyakan dengan suatu cara (metode) tertentu tanpa mengenal titik henti • Jawaban-jawaban yang diperoleh kemudian disusun dalam suatu kesatuan sistem Sumber materi: Dr. Syahrial./ Dosen Koord PP 9 Pilar-pilar penyangga bagi eksistensi Iptek: 1. Ilmu tidak pernah selesai meskipun ilmu itu didasarkan pada kerangka objektif, rasional, metodologis, sistematis, logis dan empiris. 2. Kekuatan bangunan ilmu terletak pada sejumlah pilar-pilarnya, yaitu pilar ontologi, epistemologi dan aksiologi. 3. Pilar tersebut dinamakan filosofis keilmuan. 4. Berfungsinya: penyangga, penguat, dan bersifat integratif serta prerequisite/saling mempersyaratkan. 5. Pengembangan ilmu selalu dihadapkan pada persoalan ontologi, epistemologi dan aksiologi. 10 . Pilar ontologi (ontology) Aspek kuantitas : Apakah yang ada itu tunggal, dual atau plural (monisme, dualisme, pluralisme ) Aspek kualitas (mutu, sifat) : bagaimana batasan, sifat, mutu dari sesuatu (mekanisme, teleologisme, vitalisme dan organisme). Pengalaman ontologis dapat memberikan landasan bagi penyusunan asumsi, dasar-dasar teoritis, dan membantu terciptanya komunikasi interdisipliner dan multidisipliner 11 Pilar epistemologi (epistemology): Sarana legitimasi bagi ilmu/menentukan keabsahan disiplin ilmu tertentu Memberi kerangka acuan metodologis pengembangan ilmu Mengembangkan ketrampilan proses Mengembangkan daya kreatif dan inovatif 12 Pilar aksiologi (axiology) Selalu berkaitan dengan problematika pertimbangan nilai (etis, moral, religius) dalam setiap penemuan, penerapan atau pengembangan ilmu. Pengembangan etos keilmuan seorang profesional Dalam aspek inilah peranan nilai nilai Pancasila 13 Terima Kasih Wahyudi Pramono, S.Ag. M.Si