BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pedidikan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka berpengaruh pula pada perkembangan sistem pembelajaran yang berkualitas dan bermutu. Untuk mendapatkan hasil belajar yang berkualitas dan bermutu perlu dilakukan perbaikan, perubahan dan pembaharuan dalam sistem pembelajaran tersebut. Untuk memenuhi tuntutan tersebut diantaranya yaitu dengan mengadakan pembaruan di bidang pendidikan secara terencana,terarah, dan berkesinambungan (Mansur Muslich,2007). Penerapan KTSP, terutama dalam pembelajaran IPA lebih menekankan pada student oriented yang membuat guru harus lebih kreatif dalam memilih dan menentukan serta menerapkan metode, model, dan pendekatan pembelajaran. Pemilihan metode, model dan pedekatan pembelajaran harus desesuaikan dengan tujuan pengajarannya. Kesemuanya itu harus diterapkan seefektif mungkin sehingga diharapkan kualitas hasil belajar menjadi meningkat karena siswa aktif berpartisipasi secara langsung dalam proses pembelajaran. Namun kenyataannya dalam pembelajaran di sekolah-sekolah secara umum termasuk juga pada kelas VI SDN Kebaturan, pelaksanaan pembelajaran sepenuhnya masih terpusat pada guru (teacher center). Guru memegang peranan utama dalam setiap pembelajaran tersebut. Sementara siswa hanya dijadikan objek. Sehingga berdampak pada hasil asil uji kompetensi mata pelajaran IPA pada materi perkembangbiakan makhluk hidup yang telah dilaksankan sebelumnya seperti yang tercantum dalam tabel berikut, 1 Tabel 1 Perolehan Nilai Prasiklus No. Nilai Banyak siswa Persentase Keterangan 1 80 – 100 1 2.5 % tuntas - 2 70 – 79 5 12.5 % tuntas - 3 60 – 69 6 15 % tuntas - 4 50 – 59 24 60 % - tidak 5 0 – 49 4 10 % - tidak Jumlah 40 100% 12 28 KKM 60 Jumlah 40 Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai 80 – 100 sejumlah 2.5% atau 1 siswa, yang mendapat nilai 70 – 79 sejumlah 12.5% atau 5 siswa, dan yang mendapat nilai 60 – 69 sebanyak 15 % atau sebanyak 6 siswa dan yang mendapat nilai 50 – 59 sebanyak 60 % atau 24 siswa, sedangkan yang mendapat nilai 0 – 49 sebanyak 10% atau sebanyak 4 siswa. Dengan KKM yang telah ditentukan oleh sekolah sebesar 60, sehingga dapat diketahui sebanyak 28 siswa atau 70% belum tuntas dan hanya 12 siswa yang sudah mengalami ketuntasan. Apa yang disampaikan oleh seorang guru harus diterima dan dihapalkan oleh siswa sehingga pada waktu ujian siswa diharapkan dapat menjawab semua soal dengan baik. Padahal bagi kaum konstrukvis, seperti yang telah diungkapkan oleh (Paul Suparno,2006) belajar adalah suatu proses organik untuk menemukan sesuatu bukan proses mekanik untuk menemukan fakta. Belajar merupakan suatu perkembangan pemikiran dengan membuat kerangka pengertianyang berbeda. Pelajar harus mempunyai pengalaman dengan membuat hipotesis, memecahkan persoalan, mencari jawaban, menggambarkan, meneliti, berdialog, mengadakan refleksi, mengungkapkan pertanyaan, mengekspresikan gagasan, dan lain-lain untuk membentuk konstruksi yang baru. Pelaksanaan pembelajaran IPA yang saat ini dilakukan di SDN Kebaturan masih mengalami hambatan. Sebagian besar siswa belum dapat mencapai kriteria ketuntasan belajar Kami menyadari bahwa metode ceramah yang selama ini kami lakukan ternyata membuat siswa menjadi pasif. Mereka hanya duduk dan mendengarkan ceramah dari kami, sehingga kami merasakan daya serap siswa terhadap materi pembelajaran yang kami sampaikan menjadi sangat rendah. Yang berdampak pada rendahnya hasil belajar. Berdasarkan kondisi/keadaan yang terjadi pada kelas VI SDN Kebaturan,maka kami memikirkan bagaimana cara untuk mengatasi masalah yang sedang kami hadapi. Dan cara yang akan kami lakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah melakukan perubahan terhadap metode pembelajaran yang selama ini kami laksanakan dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme. Diharapkan dengan ini, siswa lebih aktif, motivasi belajar siswa meningkat sehingga hasil belajar IPA meningkat. Untuk itu, dalam penelitaian ini penulis akan mencoba meneliti dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme, penelitian ini adalah Action Research Class (penelitian tindakan kelas) yang diberi judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Konstruktivisme Pada Siswa Kelas VI SDN Kebaturan Kec. Bawang, Kab. Batang Semester 1 Tahun Pelajaran 2013/2014’’. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut : 1) Kurangnya kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. 2) Pendekatan konstruktivisme belum dilaksanakan di SDN KebaturanKec. Bawang, Kab. Batang. 3) Hasil belajar IPA dalam materi perkembangbiakan makhluk hidup pada siswa masih rendah. 1.3 Cara Pemecahan Masalah Melihat kemampuan siswa kelas VI SDN Kebaturan dalam mata pelajaran IPA, maka peneliti memiliki cara untuk memecahkan masalah hasil belajar IPA dalam materi perkembangbiakan makhluk hidup kelas VI SD dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme sebagai berikut : (1) Guru menyajikan materi pelajaran menggunakan video tentang perkembangan manusia (2) Guru membentuk kelompok belajar yang terdiri dari 5 siswa (3) Guru memberi tugas kepada tiap kelompok untuk didiskusikan (4) Tiap kelompok maju secara bergantian untuk mempresentasikan hasil diskusi (5) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami (6) Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi pelajaran yang sudah dipelajari. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi permasalahan dapat dirumuskan permasalahan pokok yaitu bagaimana meningkatkan hasil belajar IPA melalui pendekatan konstruktivisme pada siswa kelas VI SDN Kebaturan Kec. Bawang, Kab. Batang. Permasalahan tersebut didefinisikan secara khusus yang dirumuskan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut : Apakah penggunaan pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan hasil belajar IPA dalam materi perkembangbiakan makhluk hidup pada siswa kelas 6 SDN Kebaturan, Kec. Bawang, Kab. Batang Semester 1 Tahun Pelajaran 2013/2014? 1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5.1 Tujuan Penelitian Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA dalam materi perkembangbiakan makhluk hidup pada siswa kelas VI SDN Kebaturan, Kec. Bawang, Kab. Batang Semester 1 Tahun Pelajaran 2013/2014 menggunakan pedekatan konstruksivisme. 1.5.2 Manfaat Tujuan Penelitian a. Bagi Guru 1) Sebagai alternatif pengembangan kegiatan belajar yang variatif 2) Menumbuhkan kreatifitas dalam menggunakan metode mengajar b. Bagi Siswa (1) Meningkatkan hasil belajar karena termotivasi oleh proses belajar yang lebih menarik dan menyenagkan (2) Memperkaya pengalaman dengan hal-hal yang lebih bersifat objektif dan realistis (3) Mengembangkan sikap berfikir ilmiah c. Bagi Sekolah Mampu memberikan sumbangan baik serta mendorong sekolah untuk selalu melakukan inovasi dalam rangka perbaikan dan pembaharuan untuk memenuhi tuntutan pedidikan yang terus berkembang seiring dengan pesatnya kemajuan di bidang ilmu pngetahuan dan teknologi. d. Bagi Komponen Pendidikan 1) Sebagai motivasi untuk meningkatkan inovasi dalam pelaksanaan pembelajaran guna meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan. 2) Memberikan sumbangan konseptual untuk mempertimbangkan pendekatan konstruksivisme sebagai pendekatan dalam proses pembelajaran