1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Standar

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Satuan Pendidikan No 23 tahun 2006
menyebutkan tujuan pendidikan menengah yang terdiri atas SMA/MA/SMALB/
Paket C adalah untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak
mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
Pembelajaran yang diharapkan merupakan pembelajaran yang mengutamakan
kemampuan proses siswa. Pada kenyataannya ujian nasional yang dilaksanakan setiap
tahun mengarahkan siswa untuk lebih menutamakan konsep dari pada proses.
Standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah mencakup
perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil
pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran, pasal 1 ayat 1 (Permendiknas
No 41 Tahun 2007). Pembelajaran harus direncanakan, dilaksanakan, dinilai dan
diawasi agar memenuhi standar. Bilamana standar proses terpenuhi maka
pembelajaran akan terlaksana secara efektif dan efesien.
Perencanaan pembelajaran adalah salah satu aspek terciptanya pembelajaran
yang efektif dan efesien. Salah satu prinsip perencanaan proses pembelajaran yang
sesuai dengan Permendiknas No 41 Tahun 2007 adalah menyelanggarakan
pendidikan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan siswa yang berlangsung
1
2
sepanjang hayat. Oleh karena diperlukan perencanaan proses pembelajaran yang
memuat prinsip di atas agar terbangun pembelajaran sukses.
Menurut Pribadi (2011: 24) aktivitas pembelajaran perlu dirancang
sebelumnya agar dapat memberikan output atau hasil seperti yang diinginkan. Upaya
untuk merancang aktivitas pembelajaran disebut dengan istilah desain pembelajaran.
Istilah desain mempunyai makna adanya suatu keseluruhan, struktur, kerangka atau
outline, dan urutan atau sistematika kegiatan.. Rancangan perlu direncanakan secara
bertahap (sistematik) dan menyeluruh (sistemik) agar menghasilkan perangkat
pembelajaran. Kebutuhan akan ketersediaan perangkat pembelajaran yang relevan
dengan ini Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang standar proses menunjukkan
perencanaan penting dalam pembelajaran.
Intinya adalah bahwa segala bentuk
perencanaan pelaksanaan pembelajaran yang dirancang guru harus mengarah kepada
terpenuhinya tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam proses belajar mengajar.
Hasil supervisi klinis terhadap perangkat pembelajaran yang dibuat guru-guru
IPA di Kabupaten Tanah Bumbu, keterampilan berpikir siswa belum banyak. Soalsoal tes kognitif masih berkisar kemampuan berpikir tingkat rendah. Pembelajaran
hanya menekankan pada penguasaan konsep, dan belum mengarah pada peguasaan
keterampilan berpikir. Sekalipun sekali-sekali menggunakan lembar kegiatan siswa
(hand on), namun tidak diiringi proses (mind on).
Perangkat pembelajaran yang menekankan keterampilan berpikir harus
dikembangkan, dan sesuai dengan konteks lingkungan belajar siswa. Perangkat
diharapkan bersifat kontekstual, tidak sekedar mencakup ranah kognitif namun juga
psikomotor dan afektif serta berkesesuaian dengan kondisi siswa yang menjalani
3
proses pembelajaran. Dengan demikian perlu dilakukan pengembangan perangkat
pembelajaran yang berpedoman pada model-model konstruktivisme.
Berdasarkan hasil pengamatan di SMA Abdul Kadir Kecamatan Panyipatan
Kabupaten Tanah Laut pembelajaran di luar kelas belum pernah dilaksanakan.
Padahal prinsip pembelajaran menurut Permendiknas No 65 tahun 2013,
pembelajaran memberi peluang dilaksanakan di rumah, di
sekolah, dan di
lingkungan masyarakat. Pembelajaran menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah
guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas. Berdasarkan kaidah ini
pembelajaran menggunakan modul merupakan salah satu pilihan untuk mendekatkan
siswa dengan lingkungan alami. Perangkat pembelajaran perlu disiapkan dengan
matang dengan dipandu langkah-langkah operasioanal. Salah satu model dalam
memandu pengembangan perangkat pembelajaran adalah menggunakan model
prosedural (Nunamaker dan Havner, 2007).
Produk pengembangan perangkat pembelajaran memanfaatkan kemajuan
teknologi menjadi salah satu inovasi yang ditawarkan (Sutrisno, 2011). Hal ini sesuai
amanah dari implemntasi kurikulum 2013 yakni pembelajaran berbasis TIK. Jadi
produk perangkat pembelajaran yang dihasilkan dirasa sesuai dengan kebutuhan
siswa dalam menghadapi persaingan global, khususnya di bidang pendidikan.
Pembelajaran menggunakan perangkat pembelajaran hasil pengembangan
menggunakan model-model konstruktivisme Penggunaan model ini memberi
kebebasan kepada siswa untuk mengeluarkan dan membangun (merekontruksi)
kreatifitas yang dia miliki, tanpa dibatasi. Guru hanya mengarahkan siswa agar tidak
melenceng dari tujuan pembelajaran.
4
Model inkuiri berperan untuk menggali pengetahuan, sedangkan model PBM
menekankan perolehan berpikir kreatif siswa. Menurut Permendikbud No 65 tahun
2013 untuk memperkuat pendekatan ilmiah (scientific), tematik terpadu (tematik
antarmata pelajaran), dan
diterapkan
pembelajaran
tematik
berbasis
(dalam
suatu
mata
pelajaran) perlu
penyingkapan/penelitian
(discovery/inquiry
learning) Kemampuan siswa didorong untuk menghasilkan karya kontekstual, baik
individual maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan
pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based
learning).
Ide pokok teori pembelajaran konstrutivisme adalah siswasecara aktif
membangun pengetahuan mereka sendiri. Belajar merupakan kerja mental aktif,
bukan menerima pengajaran dari pengajar secara pasif. Dalam kerja mental
siswatersebut, pengajar memegang peranan penting dengan cara memberikan
dukungan, tantangan berpikir, melayani sebagai pelatih atau model, namun siswatetap
merupakan kunci pembelajaran (Woolfolk, dalam Wilson, 1995). Oleh karena itu,
peranan pengajar merupakan faktor penting yang dapat memobilisasi segala faktor
lain sehingga terjadi proses pembelajaran yang intensif,dinamis, dan optimal, bukan
hanya sebagai penyaji "pengetahuan jadi" dan direct instruction.
Model inkuiri dan model PBM bukan sesuatu yang baru dalam pembelajaran
di kelas. Namun kedua model ini masih relevan untuk menggali kemampuan berpikir
siswa. Penelitian Ilmiyah (2012) telah menghasilkan perangkat pembelajaran berbasis
inkuiri dengan pendekatan kooperatif tipe penyelididkan kelompok. Pembelajaran
menggunakan model ini berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif produk dan hasil
belajar kognitif proses.
5
Herlina (2013) melaporkan hasil penelitian dan pengembangan perangkat
pembelajaran konsep virus menggunakan model PBM di SMA yang efektif dan
praktis. Efektif karena 1) hasil belajar kognitif produk dan kognitif proses tergolong
baik. 2) keterampilan berpikir tingkat tinggi yakni kemampuan merumuskan masalah
dan kemampuan menentukan prosedur penyelidikan tergolong baik, sedangkan
kemampuan membuat rumusan kesimpulan tergolong cukup. 3) kemampuan bekerja
sama dan menghargai pendapat teman, keduanya menunjukkan peningkatan ke arah
lebih baik. 4) keterampilan bertanya juga meningkat ke arah lebih baik. praktis
digunakan karena 1) kemampuan guru mitra menggunakan perangkat pembelajaran
tergolong baik. 2) para siswa memberikan respon positif terhadap kegiatan
pembelajaran.
Penelitian dan mengembangkan menggunakan model inkuiri maupun model
PBM masih perlu dilaksanakan, karena sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat
ini. Oleh karena itu perlu dilaksanakan penelitian tentang Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Konsep “Hubungan Antara Komponen Ekosistem” Menggunakan
Model-model Konstruktivisme di SMA.
B. TUJUAN PENELITIAN & PENGEMBANGAN
Penelitian
&
pengembangan
ini
bertujuan
menghasilkan
perangkat
pembelajaran konsep “hubungan antara komponen ekosistem” menggunakan modelmodel konstruktivisme di SMA yang praktis dan efektif. Penelitian & pengembangan
juga bertujuan menghasilkan modul sekolah hijau yang praktis dan efektif
6
C. SPESIFIKASI PRODUK YANG DIHARAPKAN
Produk utama yang dihasilkan dari penelitian & pengembangan ini berupa
buku prototype perangkat RPP dan modul sekolah hijau. Perangkat RPP memuat
bagian identitas dan isi. Bagian identitas meliputi cover, kata pengantar, daftar isi.
Bagian isi terdiri atas silabus sesuai konsep yang dibahas, RPP, LKS, kunci LKS,
lembar penilaian,media, dan bahan ajar. Modul memuat bagian identitas dan isi.
Bagian identitas meliputi cover, kata pengantar (overview), daftar isi. Bagian isi
terdiri atas 5 bab berisi 13 topik.
D. KEUTAMAAN PENELITIAN & PENGEMBANGAN
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi perorangan maupun institusi
di bawah ini:
1) Peneliti yang bersangkutan dapat memperoleh pengalaman yang berharga untuk
menerapkan ilmu pengetahuan tentang pengembangan perangkat pembelajaran
model kontruktivis di dalam pembelajaran biologi.
2) Guru terampil melaksanakan pembelajaran menggunakan model-model
konstruktivisme sebagai bagian dari implementasi kurikulum 2013.
3) Siswa meningkat kemampuan belajarnya selama proses pembelajaran, sebagai
bekal menghadapi tantangan global di dalam dunia pendidikan maupun di
masyarakat.
4) Sekolah memperoleh kesempatan mengembangkan ragam penelitian dan dapat
memberikan kontribusi terhadap perbaikan dan mutu proses pembelajaran,
khususnya pada pembelajaran biologi.
5) Sekolah juga memperoleh kesempatan menghijaukan sekolah dengan panduan
modul yang dijadikan bahan acuan menciptakan sekolah hijau.
7
6) Mahasiswa Program Pascasarjana terbantu dalam menyelesaikan tesis pada
akhir Program Studi Magister Pendidikan Biologi.
E. BATASAN MASALAH/DEFINISI OPERASIONAL
1) Penelitian & pengembangan perangkat pembelajaran maupun modul terdiri
atas 2 bagian yakni 1) tahap pengembangan dan 2) tahap desiminasi. Tahap
pengembangan melibatkan 3 orang mahasiswa Program Studi Magister
Pendidikan Biologi angkatan 2012/2013. Tahap desiminasi tidak dilaksanakan
pada tahun 2014.
2) Tahap pengembangan dalam penelitian ini hanya sampai uji kelompok kecil.
3) Prototipe adalah tahap desain iteratif (berulang), masing-masing menjadi
mikro-siklus penelitian melalui evaluasi formatif sebagai kegiatan penelitian
yang bertujuan untuk meningkatkan dan menyempurnakan intervensi (Plomp
dan Nieveen, 2007). Prototipe yang dihasilkan dalam penelitian ini hanya
sampai mikro-siklus kedua.
4) Kepraktisan yakni intervensi secara nyata dalam kerangka penelitian &
pengembangan (Plomp dan Nieveen, 2007:26). Kepraktisan perangkat
pembelajaran hanya diperoleh dari 1) kemampuan guru mitra menggunakan
perangkat pembelajaran dan 2) respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran.
Kepraktisan modul diperoleh dari kemampuan siswa memahami isi modul.
Kepraktisan dalam penelitian ini hanya sampai mikro-siklus kedua.
5) Keefektivan perangkat pembelajaran adalah penggunaan hasil-hasil intervensi
untuk memperoleh hasil yang diinginkan (Plomp dan Nieveen, 2007:26).
Dalam penelitian ini hasil yang diinginkan hanya berkaitan dengan 1) hasil
belajar kognitif produk dan kognitif proses 2) keterampilan berpikir tingkat
8
tinggi yakni kemampuan merumuskan masalah dan kemampuan menentukan
prosedur penyelidikan, dan kemampuan membuat rumusan kesimpulan 3)
kemampuan bekerja sama dan menghargai pendapat teman, 4) keterampilan
bertanya. Keefektivan modul diperoleh dari hasil kinerja siswa dalam
mengaplikasikan modul di lapangan. Keefektivan dalam penelitian ini hanya
sampai mikro-siklus kedua.
6) Hasil belajar kognitif produk adalah hasil belajar yang diperoleh setelah siswa
mengikuti kegiatan pembelajaran dan diukur dengan menggunakan tes hasil
belajar kognitif produk. Hasil belajar kognitif proses adalah hasil belajar yang
diperoleh setelah siswa mengikuti kegiatan proses pembelajaran dan diukur
dengan menggunakan tes hasil belajar kognitif proses.
7) Kemampuan berpikir kritis siswa diperoleh melalui tes setelah siswa
menyelesaikan kegiatan pembelajaran yang tertuang dalam melaksanakan
tugas-tugas LKS bersifat individual.
8) Kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran diperoleh dari
keterlaksanaan
kegiatan-kegiatan
guru
yang
tertera
pada
kegiatan
pembelajaran. Dalam penelitian ini berpedoman pada 5M sebagai penjabaran
dari sintak-sintak model pembelajaran berdasarkan masalah.
Download