3 Perspektif dan Paradigma-ttpm 2

advertisement
PERSPEKTIF
ILMU KOMUNIKASI
Teori dan Paradigma
Mirza Shahreza, M.I.K
KERANGKA

KONSEPTUAL
PERANGKAT

ASUMSI
PERANGKAT NILAI

PERANGKAT

GAGASAN
{
PERSPEKTIF
MEMPENGARUHI
PERSEPSI KITA
MEMPENGARUHI
TINDAKAN DALAM SITUASI
Charon, 1998:8
Perspektif dan Persepsi
• Charon (1998:8): “perspektif itu bukanlah
persepsi, melainkan memandu persepsi kita;
perspektif mempengaruhi apa yg kita lihat &
bagaimana kita melihatnya serta
menafsirkan apa yg kita lihat.
• Perspektif adl “kacamata” yg kita pakai utk
melihat, (Mulyana, 2001:7).
• Tanpa perspektif pandangan kita akan
berantakan, centang perenang, ngawur dan tak
bermakna.
• Melalui perspektif, kita memperhatikan,
memahami suatu stimulus dari realitas tertentu
dan mengabaikan stimulus lainnya, & bertindak
berdasarkan pemahaman kita lewat perspektif
tsb.
• Persp memang membatasi pandangan kita dan
kita hanya dpt melihat sst sejauh berada dlm
perspektif kita.
• Perspektif kita bisa berubah tergantung dari
reference group kita.
PERSPEKTIF
atau
PARADIGMA
atau
METATEORI
{

KERANGKA TEORI

KERANGKA
KONSEPTUAL

MODEL KOMUNIKASI
M EM PENG ARUHI
M ETO DE PENELITIAN
M EM PENG ARUHI
TEKN IK-TEKNIK PENELITIAN
HASIL PENELITIAN
PERSPEKTIF
Kumpulan
asumsi /
keyakinan
tentang
sesuatu hal.
Melalui
perspektif
orang akan
memandang
sesuatu hal
berdasarkan
cara2 tertentu.
Cara2 tsb
berhubungan dg
asumsi dasar yg
menjadi alasan
dari
pandangannya
tsb, unsur2
pembentuknya &
ruang lingkup apa
yg dipandangnya.
Perspektif membimbing setiap orang
untuk menentukan bagian yg relevan dg
fenomena yg terpilih dari konsep2
tertentu untuk dipandang secara rasional.
perspektif
Adl kerangka kerja konseptual, sekumpulan
asumsi, nilai, gagasan yg mempengaruhi cara
pandang manusia sehingga menghasilkan
tindakan dalam suatu konteks situasi tertentu.
Paradigma
Paradigma dalam bidang keilmuan juga disebut perspektif, atau
sering pula disebut mazhab pemikiran (school of thought) atau
teori. Paradigma sendiri adalah suatu cara pandang untuk
memahami dunia nyata, (Deddy Mulyana, 2001:8-9).
Paradigma juga dapat diartikan sebagai : “ . . . a set of basic beliefs
(or metaphysics) that deals with ultimates or first principles . . . a
world view that defines, for its holder, the nature of the ‘world’ . .
.” (Guba, dalam Denzin dan Lincoln, 1994:107).
Paradigma adalah sekumpulan
keyakinan dasar yang kemudian akan
menuntun pada suatu tindakan
(Denzin dan Lincoln, 2000).
PENGERTIAN PARADIGMA
1. (Patton dalam Mulyana) Paradigma adalah:
• Suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas
nyata.
dunia
• Sesuatu yang menunjukan apa yang penting, masuk akal dan
absah.
• Bersifat normatif, menunjukan apa yang harus dilakukan tanpa
harus melakukan pertimbangan eksistensial/epistemologi yang
panjang.
Lanjutan Pengertian Paradigma…..
2. Anderson:
“Suatu ideologi dan praktik suatu komunitas ilmuwan
yang menganut suatu pandangan yang sama tentang
suatu realitas, memiliki seperangkat kriteria yang
sama untuk menilai aktivitas penelitian dan
menggunalan metode.”
3. Baldwin:
“Pada dasarnya merupakan pendekatan yang sifatnya
masih general dalam memandang realitas kehidupan.
Dan teori akan membantu suatu fenomena menjadi
lebih spesifik/khusus.
Lanjutan Pengertian Paradigma…..
4. Kunh:
 Paradigma merupakan cara memandang
kehidupan sosial dan kehidupan alam
dengan seperangkat asumsi atau keyakinan
mengenai bagaimana dunia tersebut.
 Paradigma yang sifatnya umum menjadi
lebih spesifik dengan lahirnya kelompokkelompok teori dan lebih spesifik lagi masuk
kepada teori-teori yang mengkaji gejalagejala yang lebih khusus.
4 Tipologi Paradigma
(Guba & Lincoln (1994)
Positivism,
Critical Theories,
Postpositivism
Constructivism.
3 PARADIGMA ILMU SOSIAL
Classical
paradigm (
mencakup
positivism &
postpositivism)
Critical
paradigm
Constructivism
paradigm
TIGA PARADIGMA PENELITIAN KOMUNIKASI
KLASIK
Menempatkan ilmu
komunikasi seperti
ilmu alam; metode
yang terorganisasi;
logika deduktif;
pengamatan empiris;
probbabilitas; hukum
sebab akibat untuk
prediksi pola umum
(generalisasi)
KONSTRUKTIVIS
Menempatkan ilmu
komunikasi sebagai
analis sistematis thd
socially meaningful
action; pengamatan
langsung; “alamiah”;
penafsiran tentang
pelaku sosial dalam
mengelola dunia
sosial mereka.
KRITIS
Menempatkan ilmu
komunikasi sebagai
soatu proses kritis
yang
mengungkapkan the
real structures yang
ditampakkan dunia
materi dengan tujuan
memperbaiki dan
mengubah kondisi
kehidupan manusia
PARADIGMA KLASIK =METODE KUANTITATIF DAN PARADIGMA
KONSTRUKTIVIS DAN KRITIS=METODE KUALITATIF
Penelitian Kuantitatif
• Ilmu-ilmu keras
• Fokus ringkas dan sempit
• Reduksionistik
• Objektif
• Penalaran logis, deduktif
• Basis pengetahuan: hubungan sebabakibat
• Menguji teori
• Kontrol atas variabel
• Instrumen
• Elemen dasar analitis:angka
• Analisis atas statistik
• generalisasi
Penelitian Kualitatif
• Ilmu-ilmu lunak
• Fokus konpleks dan luas
• Holistik dan menyeluruh
• Subjektif/perspektif etnik
• Penalaran dialektif-induktif
• Basis pengetahuan:
temuan
makna
dan
• Mengembangkan/membangun teori
• Sumbangsih tafsiran
• Komunikasi dan observasi
• Elemen dasar analitis: kata-kata
• Interpretasi individual
RENTANG PERSPEKTIF SUBJEKTIF DAN PERSPEKTIF OBJEKTIF
SUBJEKTIF
Fenome
nologi
OBJEKTIF
Etno
metodologi
Gareth Morgan dan Linda Smircich3
Teori
Tindakan
Sosial
Siber
netik
Teori
Sistem
Terbuka
Dapat dijadikan sebagai teori umum (grand
theory) dalam ilmu komunikasi
Behaviorisme
Teori Belajar
sosial
Rentang Ilmu Berdasarkan Paradigma
Subjektif
Objektif
______________________________________________
_____
Fenome
Etnome
Teori
nologi
delogi
Tindakan
Sosial
Sibernetika
Teori Sistem Behaviorisme
Terbuka
Teori Belajar
Sosial
PERSPEKTIF TEORI KOMUNIKASI
Stephen Littlejohn
PERSPEKTIF
BEHAVIORISTIK
(BEHAVIORISTIC
PERSPECTIVE)
Berkaitan
dengan perilaku
atau sikap yang
dipengaruhi oleh
rangsangan dan
tanggapan
(stimulus dan
response)
terhadap pesan
(komunikasi)
yang diterima
PERSPEKTIF
TRANSMISSIONAL
(TRANSMISSIONAL
PERSPECTIVE
Menekankan pada
suatu media
komunikasi, waktu
dan unsur – unsur
konsekuensi.
Perspektif ini
memandang
komunikasi sebagai
pengiriman
informasi dari nara
sumber kepada
penerimanya, yaitu
menggunakan
gerakan model
linier dari suatu
tempat ke tempat
lainnya
PERSPEKTIF
INTERAKSIONAL
(INTERACTIONAL
PERSPECTIVE
Pelaku komunikasi
saling menanggapi
satu sama lain
atau terjadi
interaksi yaitu
menggunakan
model sirkuler dan
terjadi umpan
balik dan efek
bersama
merupakan kunci
konsepnya
PERSPEKTIF
TRANSAKSIONAL
(TRANSACTIONAL
PERSPECTIVE)
Menekankan pada
kegiatan saling
memberi, konteks,
proses, dan
fungsional. Dalam
komunikasi
pesertanya terlibat
secara aktif dan
perspektif ini
menekankan
bolisme, yang proses
komunikasinya saling
menyampaikan
makna satu sama
lain.
Melahirkan sejarah perkembangan ilmu komunikasi dimana ke empat perspektif
tersebut dijadikan sebagai teori umum ilmu komunikasi (Deddy Mulyana)
5 PENDKT TEORI ORGANISASI
(Baldwin, dkk, 2004: 278-304)
Teori Sistem
Teori Klasik
Teori Human Relations (teori motivasi, teori X & teori Y)
Teori Human Resources (Teori Hierarki kebutuhan, Teori Z)
Teori Pendekatan Budaya
Klasifikasi Teori-Teori Ilmu Komunikasi
1. Teori tentang pesan: information theory, meaning of
meaning, symbolic interaction, semiotic, expectancy
violations theory dll
2. Teori tentang komunikasi interpersonal: cognotive
dissonancy theory, social penetration theory dll
3. Teori komunikasi kelompok dan komunikasi publik:
cultural approach, symbolic convergency dll
4. Teori komunikasi massa: spiral of silence, agenda
setting, uses and gratification dll
5. Teori konteks budaya: face negotiation theory,
speech code theory, genderlect style dll
PARADIGMA
PARADIGMA
JENIS TEORI
PARADIGMA
JENIS TEORI
TEORI
JENIS TEORI
TEORI
TEORI
GAMBAR : Paradigma, jenis-jenis teori, dan teori-teori (M. Baldwin, 2004 : 25)
POSTPOSITIVISM
CRITIS
POSITIVISM
KOGNITIF
PSIKOANALISIS
BEHAVIOUR
S-R
SOCIAL
SOCIAL
THEORY
LEARNING
EXCHANGE
THEORY
THEORY
APLIKASI PARADIGMA, JENIS TEORI DAN TEORI
Paradigma
Paradigma
Interaksi
Simbolik
Theory Type:
Labeling
Theory Type:
Transaksional
Theory Type:
Dramaturgi
Theory:
Atribusi
Theory:
Penetrasi
Sosial
Theory:
Penetapan
Sosial
Bagan Aplikasi Paradigma dan
Teori
PARADIGMA : SCIENTIFIC
TIPE TEORI : TEORI ORGANISASI &
PUBLIC RELATIONS
TEORI : TEORI KLASIK, TEORI HUMAN
RELATIONS, TEORI HUMAN RESOURCES
Dari Cara Pandang (Paradigma) ‘Pengunaan
istilah’Lain:
•Positivis
•Interpretif
•Kritis
Paradigma POSITIVISTIK
• Ilmu didasarkan pada hukum dan prosedur2 baku
• Secara mendasar ilmu bebeda dari spekulasi dan “common sense”
• Bersifat deduktif (dari hal umum dan abstrak menuju yang konkret dan spesifik/khusus)
• Nomotetik (didasarkan pada hukum2 kausal yang universal yg digunakan untuk
menjelaskan peristiwa2 sosial seta hub bariabel2 di dalamnya)
• Ilmu adl pengetahuan yang diperoleh dari indra, sumber pengetahuan lain dianggap tidak
reliabel
• Ilmu bebas nilai (dapat dan perlu memisahkan fakta dari nilai)
(Sarantakos, 1993)
28
PARADIGMA DAN ILMU
Paradigma INTERPRETIF (FENOMENOLOGIS)
(berada di kutub yg berlawanan dengan Positivistik)
• Dasar untuk menjelaskan kehidupan, peristiwa sosial, dan manusia adalah
common sense.(langkah awal penelitian bermula dari arti/makna yg
diberikan individu terhadap pengalaman dan kehidupannya sehari-hari)
• Induktif (berjalan dari yg spesifik menuju ke yg umum, dari yg konkret
menuju ke yg abstrak)
• Idiografis, bukan nomotetis (realitas terungkap dalam simbol2 melalui
bentuk2 deskriptif)
• Pengetahuan tidak hanya dapat diperoleh melalui indera, karena
pemahaman mengenai makna dan interpretasi adl jauh lebih penting
• Ilmu tidak bebas nilai.(Kondisi bebas nilai tidak mungkin dicapai)
Misal: jumlah korban sipil menurut GAM dan TNI berbeda
(Sarantakos, 1993)
29
PARADIGMA DAN ILMU
Paradigma KRITIKAL
(berkembang belakangan namun mampu mengembangkan pandangan2 baru yg sangat
penting dan tidak dapat diabaikan)
• Ilmu berada di antara positivisme dan interpretif, di antara determinisme dan humanisme
(kebebasan manusia)
• Manusia dihadapkan pada berbagai kondisi sosial-ekonomi yg memengaruhi kehidupan
• Kelompok yang satu dengan yang lain dalam masyarakat berada dalam posisi berbedabeda.
• Manusia mampu memberikan, menciptakan arti terhadap kehidupan yang dialami, dan
mengubah arti tersebut.
• Ilmu tidak dapat dipisahkan dari nilai yang hidup dalam masyarakat (seperti yang diyakini
peneliti interpretif)
30
PERSPEKTIF TEORITIS PARADIGMA POSITIVISTIK
KRITERIA
POSITIVISME
Realitas
•
Manusia
•
ILMU
•
Tujuan Penelitian
•
Objektif, di luar individu
•Dipersepsi melalui indera
•Dipersepsi seragam
•Diatur oleh hukum-hukum universal
•Terintegrasi dengan baik untuk kebaikan semua
Rasional
•Mengikuti hukum di luar diri
•Tidak memiliki kebebasan kehendak
Didasarkan pada hukum dan prosedur ketat
•Deduktif
•Nomotetis (mencari hukum-hukum umum)
•Didasarkan pada impresi indera
•Bebas nilai
Menjelaskan fakta, penyebab & efek
•Meramalkan
•Menekankan fakta objektif
•Menekankan peramalan
31
PERSPEKTIF TEORITIS PARADIGMA INTERPRETIF
KRITERIA
INTERPRETIF
Realitas

Manusia
•
Ilmu
•
Tujuan Penelitian
•
Subjektif
Diciptakan, bukan telah ada dng sendirinya
diinterpretasikan
Pencipta dunia
•Memberi arti pada dunia
•Tidak dibatasi hukum di luar diri
•Menciptakan rangkaian makna
Didasari pengetahuan sehari-hari
•Induktif
•Ideografis
•Didasarkan pada interpretasi
•Tidak bebas nilai
Menginterpretasi dunia
•Memahami kehidupan sosial
•Menekankan makna
•Menekankan upaya memahami
32
PERSPEKTIF TEORITIS PARADIGMA KRITIKAL
KRITERIA
KRITIKAL
Realitas
•
Manusia
•
Ilmu
•
Tujuan Penelitian
•
Antara subjektivitas dan objektivitas
•Sangat kompleks
•Diciptakan manusia, bukan dng sendirinya
•Berada dalam ketegangan, penuh kontradiksi
•Didasari opresi (penekanan) dan eksploitasi terhadap
pihak yang ‘lemah’
Dinamis, pencipta nasib
•Dicuci otak (brain-wash), diarahkan dng tdk tepat, dikondisikan
•Dihalangi dari realisasi potensi secara utuh
Antara positivistik & interpretif; kondisi2 sosial membentuk
kehidupan, tetapi dapat diubah
•Membebaskan, memampukan
•Menjelaskan dinamika sitem2 yang ada dan berkembang dlm
msy
•Tidak bebas nilai
Mengungkap yang ada ‘di balik’ yang kelihatan
•Mengungkap mitos2 dan ilusi
•Menekankan terbukanya keyakinan/ide-ide keliru
•Membebaskan, memampukan
33
DIKOTOMI
POSITIVISTIK
PASCA
POSITIVISTIK/
FENOMENOLOGIK
POSITIVISTIK
• BERAKAR DARI ILMU EKSAKTA
• DISEBUT JUGA STUDI STATISTIK
• Disyaratkan adanya variabel yang dikontrol.
• Pengacakkan sampel
• Pengujian validitas dan realibilitas instrumen
• Ditujukan untuk menggenarilasasi sampel dalam populasi
• Penelitian yang masuk kategori ini adalah:eksperimen,
korelasi,survey, dll
PASCA POSITIVISTIK/FENOMENOLOGIS
• BERAKAR pada tradisi dalam sosiologi dan antropologi
• bertujuan untuk memahami suatu gejala seperti apa
adanya
• tanpa harus mengontrol variabel dan tidak berusaha
menggeneralisasi gejala tersebut dalam gejala-gejala
yang lain
• CONTOH penelitian ini adalah etnografi, studi kasus,
studi naturalistic, sejarah, biografi, teori membumI
(grounded theory), dan studi deskriptif (Creswell, 1998;
Denzin dan Lincoln,2003; Merriam, 1998).
Eichelberger selanjutnya membedakan tiga paradigma filsafat
melandasi metodologi pengetahuan
positivistik
• keberadaan sesuatu merupakan besaran yang dapat diukur
• Peneliti adalah
• pengamat yang objectif atas peristiwa yang terjadi di dunia
• dapat diuji secara empirik
Fenomenologik
• Filsafat fenomenologik pertama kali dikembangkan oleh seorang
matematikawan Jerman Edmund Husserl (1850-1938)
• filsafat fenomenologik berupaya untuk memahami makna yang
sesungguhnya atas suatu pengalaman dan menekankan pada
kesadaran yang disengaja (intentionallity of consciousness) atas
pengalaman, karena pengalaman mengandung penampilan ke luar
dan kesadaran di dalam, yang berbasis pada ingatan, gambaran dan
makna
Hermeneutik
• Filsafat hermeneutik dikembangkan oleh filosof
Jerman Wilhelm Dilthey (Bleicher, 2003: 17)
• usaha mencari kebenaran dengan menafsirkan
makna atas gejala yang ada.
• Interprestasi atau penafsiran tersebut
berlangsung dalam suatu konteks tradisi.
Implikasinya adalah bahwa ilmuwan sosial atau
interpretator harus telah memiliki prapemahaman atas objek ketika ia mengkaji objek
tersebut, sehingga tidak mungkin untuk
memulai dengan sebuah pemikiran netral
FENOMENOLOGIK
HERMENEUTIK
Analitik
Holistik
Sintetik
Nomotetik
Ideografik
Interpretatik
Dedukatif
Induktif
Sinkretik
Laboratorik
Empirik
Empatik
Pembuktian dengan logika
Pengukuhan pengalaman
Penafsiran tak memihak
Kebenaran universal
Kebenaran bersifat unik
Kebenaran yang diterima
Bebas nilai
Tidak bebas nilai
Tidak bebas nilai
POSITIVISTIK
FENOMENOLOGIK
SUMBER: Jurnal Pendidikan Penabur - No.05/ Th.IV / Desember 2005
menganggap bahwa pengalaman bukanlah
merupakan suatu dunia eksternal
yang bersifat objektif.
Pengalaman bukan sekedar lama waktu
seseorang
berinteraksi dengan lingkungannya, melainkan
pelajaran yang diperoleh dalam
rentangan waktu tertentu.
Untuk memahami pengalaman itu digunakan
pemikiran, perasaan, tanggapan, dan berbagai
ungkapan psikologis atau
mental lain.
Gejala yang diamati dari
suatu pengalaman perlu
dibandingkan dengan
pengalaman lain agar halhal yang esensial dari
berbagai pengalaman itu
dapat dipahami.
Hal-hal yang esensial
tersebut selanjutnya perlu
digabungkan dengan hasil
pengalaman lain, sehingga
dapat
diidentifikasi
kesamaan yang bersifat
hakiki.
Paradigma fenomenologik ini justru
menggunakan akal sehat (common
sense) yang oleh penganut
positivistik dianggap tidak/kurang
ilmiah. Akal sehat ini mengandung
makna yang diberikan seseorang
dalam menghadapi pengalaman
dan kehidupannnya sehari-hari.
Jadi tidak semata-mata
didasarkan pada data
atau informasi yang
diperoleh melalui
penginderaan.
Dalam paradigma ini suatu kebenaran
ilmiah tidak dimulai dengan adanya
sejumlah teori yang mendasari, namun
secara induktif mengakumulasikan
pengalaman khusus menjadi umum, atau
yang konkrit menjadi abstrak, dan
bahkan kemudian bahkan mengukuhkan
pengalaman itu menjadi teori (teori
membumi = grounded theory) yang
bersifat holistik (meliputi segala sesuatu
yang berkaitan dengan pengalaman yang
bersangkutan)
• Kebenaran ilmiah
• menurut paradigma ini tidak bersifat
nomotetik melainkan bersifat ideografik,
• yaitu mengungkap secara naratif dengan
memberikan uraian rinci mengenai
• hakekat suatu objek atau konsep.
Kebenaran itu juga bersifat unik dan
hanya
• dapat ditransfer bila kondisi dan
situasinya sama atau tidak berbeda.
Kebenaran
• ini sarat dengan nilai (value loaded).
FILSAFAT HERMENEUTIK
Filsafat hermeneutik dikembangkan oleh
filosof Jerman Wilhelm Dilthey (Bleicher,
2003: 17; Eichelberger, 1998: 7), dalam
usaha
mencari
kebenaran
dengan
menafsirkan makna atas gejala yang ada.
Sejarawan akan menafsirkan legenda,
artefak atau berbagai naskah kuno
berdasarkan perspektif terkini.
Seorang ahli tafsir agama akan berusaha
menelaah ayat-ayat dari kitab suci dan
memberikan makna berdasarkan kondisi
yang berkembang sekarang.
Sedangkan seorang ahli hukum akan
menafsirkan pasal dan ayat dalam
kitab hukum dan jurisprudensi
dengan mempertimbangkan azas
keadilan dan/atau manfaat.
Interprestasi atau penafsiran
tersebut berlangsung dalam suatu
konteks tradisi.
Implikasinya adalah bahwa ilmuwan
sosial atau interpretator harus telah
memiliki pra-pemahaman atas
objek ketika ia mengkaji objek
tersebut, sehingga tidak mungkin
untuk memulai dengan sebuah
pemikiran netral (Bleicher, 2003: ix).
Pengkajian atas objek itu harus
dilakukan dengan sungguh-sungguh,
mendalam, teliti dan tepat agar dapat
diterima oleh orang lain yang
melakukan pengkajian yang sama,
dan kemudian dapat digabungkan
menjadi bangunan pengetahuan.
Pendekatan hermeneutik ini pada
awalnya banyak digunakan oleh para
agamawan, sejarawan dan ahli
hukum. Mereka ini menafsikan apa
yang ada dalam naskah (kitab suci,
artefak atau kitab undang-undang)
sesuai masalah yang dihadapinya
dengan membangun argumentasi
sendiri.
Paradigma hermeneutik, meskipun dapat
dikatakan satu kategori dengan paradigma
fenomenologik,
mempunyai
sejumlah
ketentuan yang berbeda.
Kebenaran ilmiah dalam paradigma ini tidak
analitik maupun holistik, melainkan sintetik
yaitu memadukan pendapat yang berlawanan
(tesis dan antitesis). Kebenaran dinyatakan
dalam bentuk interpretatik, yaitu penafsiran
yang didasarkan pada keyakinan tertentu.
Pendekatan yang dilakukan tidak
berupa deduktif atau induktif,
melainkan
sinkretik,
yaitu
menggunakan berbagai pandangan
dan praktek.
Seorang pengacara dalam membela
kliennya, tidak hanya menafsirkan
hukum dari aspek legal saja (secara
deduktif membangun kesimpulan
dari kasus), melainkan berusaha
memasukkan aspek moral, sosial dan
politik, sehingga diharapkan dapat
menjadi suatu keputusan
jurisprudensi tersendiri.
Data dan informasi yang dikumpulkan tidak dari latar laboratorik maupun
empirik, melainkan dengan cara empatik yaitu data yang diperoleh dengan
membangun kepedulian dengan adanya getaran yang bermakna. Kebenaran
diperoleh melalui penafsiran yang tidak memihak, meskipun dilandasi oleh
prasangka dan adanya pengetahuan awal.
Setiap pengacara akan bertolak
dari azas praduga tidak bersalah sebagai suatu kebenaran. Dia
berlindung dibalik azas ini tanpa “kelihatan” memihak kepada klien
yang dibelanya.
Kebenaran yang diusahakan
adalah kebenaran yang
dapat diterima oleh
mereka yang
berkepentingan. Kebenaran
ini tidak bersifat bebas nilai.
PENGELOMPOKKAN TEORI DAN PARADIGMA PENELITIAN ILMU KOMUNIKASI
TEORI / PENDEKATAN
Theories of Message
Theories of Disclosure
Theories Sign and Language
Interpersonal Communications
Symbolic interactionism
Social Judgement theory
Cognitive Dissonance theory
PARADIGMA
KLASIK
KONSTRUKTIVIS
KRITIS
√
√
√
√
√
√ (Iowa School)
√
√
√ (Chicago School)
√
Theories of experience and interpretation
Theories of Receptions and Processing
√
Group/Public/Organisational
Communication
Information system approach in
Organisation
Social Exchange theories
Theories of Communication Network
√
√
√
Mass Communication and Society
Structural-Functionalism theories of mass
media
Agenda Setting theory
Uses and Gratifications
√
√
√
Political-economy theories of mass media
Mass media and social construction of
reality
Media and cultural studies
Theories of message production
Theories of Mass Media and Persuasion,
effectiveness of ads and communication
program
√ (liberal poitical
economy
√
√
√
√ (culturalsm/constructivism
(Golding &Murdoch)
√ instrumentalism &
structuralism (Chomasky,
Schudson)
√
√
√
Apa itu teori??
Teori
merupakan
susunan
• Dibuat oleh manusia
• Ketika para akademisi menguji sesuatu yg ada
di dunia, mereka membuat pilihan,
• bagaimana mengelompokkan yg mereka amati.
• Bagaimana menyebut konsep yg mereka
fokuskan
• Seberapa luas dan sempitkan fokus mereka.
teori
Mnrt
Abraham
Kaplan
Stanley Deetz
• Merepresentasikan beragam cara para
pengamat melihat lingkungan sekitar
mereka lebih dari kenyataan g dapat mereka
tangkap.
• Teori : cara utuk melihat fakta, menyusun
dan menunjukkannya
• Teori: sebuah cara untuk melihat dan
memikirkan dunia
Teori merupakan
tafsiran, sehingga
mempertanyakan
kegunaan teori
lebih bijaksana
dari pada
mempertanyakan
kebenarannya.
• Teori menyusun
dan menyatukan
pengetahuan
yang sudah ada,
sehingga kita
tidak perlu
memulai semua
penelitian dari
awal.
Teori menawarkan satu cara
untuk menangkap “kebenaran”
dari sebuah fenomena, tetapi
bukanlah satu-satunya cara
untuk memandang fenoomena
tersebut.
Teori berisi seperangkat
pelajaran utnuk membaca dunia
dan bertindak di dalamnya.
Sebuah teori mengatur
bagaimana cara kita melakukan
pendekatan terhadap dunia kita
(JAMES ANDERSON)
DIMENSI-DIMENSI TEORI
ASUMSI
FILOSOFIS
PRINSIP
DIMENSIDIMENSI
TEORI
PENJELASAN
KONSEP
Asumsi filosofis
ONTOLOGI
(TENTANG
KEBERADAAN)
EPISTEMOLOGI
AKSIOLOGI
(TENTANG
NILAI)
(TENTANG
PENGETAHUAN)
ASUMSI
FILOSOFIS
TEORI NOMOTETIK
TEORI
NOMOTETIK
TUJUAN
• SESUATU YG MELIHAT HUKUM
UNIVERSAL ATAU UMUM
• PENDEKATAN INI BERPENGARUH DLM
IPA PERCOBAAN DAN CONTOH BAGI
BANYAK PENELITIAN SOSIAL
• UNTUK MENGGAMBARKAN DENGAN
TEPAT CARA KEHIDUPAN SOSIAL
BERJALAN
• TEORI NOMOTETIK TDK MEBUAT
PENILAIAN ATAU SOLUSI MENGENAI
MASALAH, PARA ILMUAN HANYA
MENGGAMBARKAN TENTANG SESUATU.
GAGASAN KLASIK SEBUAH ILMU
PENGETAHUAN
TEORI
Induksi
Teori
PENYIMPULAN
HIPOTESIS
Tindakan
Metode &
pengukuran
OBSERVASI
TEORI PRAKTIS
DIRANCANG
UNTUK
• MENGUMPULKAN BANYAK
PERPEDAAN ANTAR SITUASI DAN
UNTUK MEMBERIKAN SEBUAH
SUSUNAN PEMAHAMAN YANG
MEMUNGKINKAN PENELITI
MEMPERTIMBANGKAN
RANGKAIAN ALTERNATIF
• TINDAKAN UNTUK MENCAPAI
TUJUAN.
Download